NINDYA SAPUTRI
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Nindya Saputri
NIM G34100075
ABSTRAK
NINDYA SAPUTRI. Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Metanotrof Endofit dan
Filosfer Tanaman Padi. Dibimbing oleh IMAN RUSMANA dan ALINA
AKHDIYA.
Lahan basah dan sawah menghasilkan emisi metan yang tinggi, yaitu
sebesar 43% dan melepaskannya ke atmosfer. Oksidasi CH4 oleh bakteri
metanotrof di lahan sawah dapat mencapai 80% dari total CH4 yang diproduksi
bakteri metanogen. Bakteri metanotrof dapat hidup baik di tanah sawah maupun
di dalam tanaman padi. Isolasi bakteri metanotrof endofit yang telah dilakukan
dari bagian filosfer, batang, dan akar padi menggunakan media agar Nitrat
Mineral Salt + 1% metanol menghasilkan 18 isolat bakteri metanotrof. Aktivitas
soluble metan monooksigenase (sMMO) 18 isolat bakteri metanotrof yang
diperoleh diuji dengan metode kolorimetrik meggunakan larutan o-dianisidin.
Berdasarkan hasil uji tersebut, empat isolat diantaranya (isolat MF 1.1, MF 1.4,
MEB 2.3 dan MEA 2.3) menunjukkan aktivitas enzim sMMO.
ABSTRACT
NINDYA SAPUTRI
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains pada
Departemen Biologi
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan April 2014 ini ialah Isolasi
dan Karakterisasi Bakteri Metanotrof Endofit dan Filosfer Tanaman Padi.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Iman Rusmana, MSi dan
Ibu Dr Alina Akhdiya, MSi selaku pembimbing karya ilmiah serta Ibu Dr Ir
Sulistijorini, Msi selaku penguji karya ilmiah. Penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada staf Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi IPB.
Terima kasih kepada mama dan ayah terkasih, Aab, keluarga besar penulis,
keluarga Wapemala, Biologi 47, OWA 13, dan keluarga Arundina.
Nindya Saputri
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan Penelitian 1
METODE 2
Waktu dan Tempat 2
Bahan dan Alat 2
Pengambilan Sampel 2
Isolasi, Pemurnian, dan Pengkulturan Bakteri Metanotrof 2
Metanotrof Filosfer 2
Metanotrof Endofit 2
Uji Aktivitas soluble Methane Monooxygenase (sMMO) 3
Karakterisasi Fenotipe 3
HASIL DAN PEMBAHASAN 3
SIMPULAN 6
SARAN 7
DAFTAR PUSTAKA 7
RIWAYAT HIDUP 8
DAFTAR TABEL
1 Jumlah koloni bakteri metanotrof endofit dan filosfer yang tumbuh
pada media isolasi 4
2 Populasi bakteri metanotrof pada bagian filosfer, internal akar, dan
batang 5
3 Hasil isolasi bakteri metanotrof filosfer dan endofit pada tanaman padi 5
4 Hasil uji kualitatif aktivitas enzim sMMO dari isolat hasil isolasi 6
PENDAHULUAN
Latar Belakang
METODE
Media isolasi yang digunakan adalah Nitrat Mineral Salts (NMS) dan agar.
NMS dengan komposisi MgSO4.7H2O 1.0 g/L, CaCl2.6H2O 0.2 g/L, KNO3 1.0
g/L, KH2PO4 0.272 g/L, Na2HPO4.12H2O 0.717 g/L, NH4Cl 4.0 mg/L, Na2EDTA
0.5 g/L, FeSO4.7H2O 0.2 g/L, H3BO3 0.03 g/L, CoCl2.6H2O 0.02 g/L,
ZnSO4.7H2O 0.01 g/L, MnCl2.4H2O 3.0 mg/L, Na2MoO4.2H2O 3.0 mg/L,
NiCl2.6H2O 2.0 mg/L, CaCl2.2H2O 1.0 mg/L, dan Bacto agar 20 g/L. Alat yang
digunakan adalah autoklaf, inkubator, mikroskop Olympus CX 21 Japan, gelas
objek, Laminar Air Flow Cabinet, kamera digital (Optilab Camera Microscope),
cawan petri, dan peralatan laboratorium lain yang umum digunakan.
Pengambilan Sampel
Metanotrof Filosfer
Isolasi bakteri metanotrof dilakukan dengan metode isolasi langsung dengan
teknik cawan sebar pada agar NMS + 1% metanol (v/v). Bakteri filosfer diisolasi
dari daun yang telah dicuci dengan air steril selanjutnya direndam dalam larutan
garam fisiologis (NaCl 0,85%). Rendaman tersebut diaduk dengan vortex selama
5 menit lalu diinkubasi sambil dikocok di atas shaker. Setelah inkubasi selama 30
menit, sebanyak 1 ml cairan perendam diinokulasikan ke dalam 50 ml media
NMS. Sebagian cairan rendaman (100 μl) disebarkan pada media NMSA + 1%
metanol.
Metanotrof Endofit
Batang dan akar tanaman padi diambil dicuci bersih lalu disterilisasi
permukaannya secara bertahap dengan klorox 2.5% selama 1-2 menit, dibilas
akuades steril, direndam dalam etanol 70% selama 3-5 menit, dan terakhir
dibilas dua kali kembali dengan akuades steril. Sebanyak 2 potong batang dengan
panjang masing-masing 2 cm dipotong-potong kecil lalu digerus secara aseptis.
Isolasi dari bagian akar dilakukan dengan menggerus 2 potong akar (panjang
masing-masing 2 cm) yang telah disterilkan kemudian dipotong-potong kecil dan
3
digerus secara aseptis. Sebanyak 100 μl cairan hasil gerusan batang dan akar
masing-masing disebarkan pada media agar NMS + 1% metanol. Inkubasi
dilakukan selama 10-14 hari pada suhu ruang.
Bakteri yang tumbuh pada media isolasi dimurnikan menggunakan metode
gores kuadran pada media yang sama. Isolat murni yang diperoleh selanjutnya
diperbanyak agar miring NMS + 1% metanol dan disimpan dalam lemari
pendingin sebagai biakan kerja.
Karakterisasi Fenotipe
untuk menghasilkan energi dan sebagai sumber karbonnya. Selain kedua senyawa
tersebut, kelompok bakteri ini juga mampu menggunakan senyawa metil, format,
formaldehid, dan metilamin (Hanson dan Hanson 1996).
Bagian internal akar menghasilkan 58 koloni, bagian internal batang 236
koloni, dan bagian filosfer 160 koloni (Tabel 1). Hasil isolasi ini menunjukkan
bahwa selain di dalam tanah atau lumpur sawah, bakteri metanotrof juga
menghuni bagian internal tanaman dan filosfer padi. Keberadaan bakteri
metanotrof di dalam jaringan-jaringan tanaman padi tersebut didukung oleh
tersedianya gas metan sebagai sumber karbon dan energi untuk pertumbuhan
bakteri ini. Wiryaningtyas (2011) menyatakan bahwa pada pembuluh aerenkim
daun, batang, dan akar padi terjadi pertukaran gas dari dalam tanah ke udara.
Perbedaan gradien konsentrasi air di sekitar akar dengan ruang antar sel pada akar
menyebabkan CH4 terlarut terdifusi ke dalam jaringan-jaringan pembuluh. Proses
oksidasi metan pada bakteri metanotrof dikatalisis oleh enzim metan
monoksigenase (MMO). Enzim ini mampu memutus ikatan O-O. Satu atom
oksigennya akan berikatan dengan metan membentuk metanol, sedangkan atom
oksigen yang lain akan direduksi menjadi H2O. Terdapat dua jenis enzim metan
monoksigenase, yaitu enzim metan monoksigenase terlarut (sMMO) dan enzim
metan monoksigenase terikat membran (pMMO).
Morfologi koloni-koloni bakteri pada media isolasi bervariasi dan dapat
dikelompokkan menjadi 6 (A, B, C, D, E, dan F) berdasarkan warna dan
elevasinya (Tabel 1). Warna-warna koloni disebabkan oleh pigmen bakteri yang
hidup dalam koloni-koloni tersebut. Sebagian bakteri metanotrof tidak
menghasilkan pigmen, sedangkan sebagian lainnya mampu menghasilkan pigmen
antara lain pigmen kuning atau kecoklatan (Hanson dan Hanson 1996), pink
muda (Eller dan Frenzel 2001) serta oranye kemerahan (Holt et al. 2000).
Tabel 1 Jumlah koloni bakteri metanotrof endofit dan filosfer yang tumbuh pada
media NMS + 1% metanol
Sampel Morfologi Koloni Jumlah
A B C D E F Total
Filosfer 88 25 15 8 17 7 160
Batang 35 3 11 81 - 106 236
Akar 5 10 21 22 - - 58
Jumlah 128 38 47 111 17 113 454
Keterangan: A: Pink, bundar, tepian licin, elevasi cembung
B: Pink muda, bundar, tepian licin, elevasi cembung
C: Kuning, bundar, tepian licin, elevasi seperti tombol
D: Krem, bundar, tepian licin, elevasi cembung
E: Putih, bundar, tepian licin, elevasi cembung
F: Putih, tak beraturan menyebar,tepian tak beraturan, elevasi timbul
(Tabel 2).
Tabel 2 Populasi bakteri metanotrof pada bagian filosfer, internal akar, dan
batang
Densitas Bakteri Metanotrof (102 x CFU) Total
Tipe Koloni Jumlah
Total Pada Bagian A B C D E F Jenis
2
Filosfe 40.0/ cm 22.0 6.25 3.75 2.00 4.25 1.75 6
r
Batang 29.5 / cm 4.37 0.37 1.38 10.1 - 13.3 5
Akar 7.25/ cm 0.63 1.25 2.63 2.75 - - 4
Keterangan: A: Pink, bundar, tepian licin, elevasi cembung
B: Pink muda, bundar, tepian licin, elevasi cembung
C: Kuning, bundar, tepian licin, elevasi seperti tombol
D: Krem, bundar, tepian licin, elevasi cembung
E: Putih, bundar, tepian licin, elevasi cembung
F: Putih, tak beraturan menyebar,tepian tak beraturan, elevasi timbul
Tabel 3 Isolat bakteri metanotrof padi endofit dan filosfer yang diperoleh
Sampel Total Kode Isolat
Filosfer 7 MF 1.1, MF 1.5, MF 1.4, MF 2.2, MF 2.4, MF 1.2, MF 2.3
Batang 7 MEB 1.3, MEB 1.2, MEB 2.5, MEB 2.3,
MEB 2.4, MEB 1.4, MEB 2.2
Akar 4 MEA 1.3, MEA 2.3, MEA 1.1, MEA 2.1
Tabel 4 Hasil uji kualitatif aktivitas enzim sMMO isolat bakteri metanotrof
endofit dan filosfer padi
No. Kode Warna Morfologi Bentuk Reaksi Aktivitas
Isolat Koloni Koloni Sel Gram Enzim
sMMO
1 MF 1.1 Pink Bundar Batang Negatif +
2 MF 1.5 Kuning Bundar Bulat Negatif -
3 MF 1.4 Krem Bundar Bulat Negatif +
4 MF 2.2 Kuning Bundar Batang Negatif -
5 MF 2.4 Krem Bundar Bulat Negatif -
6 MF 1.2 Pink Bundar Batang Negatif -
7 MF 2.3 Kuning Bundar Batang Negatif -
8 MEB 1.3 Kuning Bundar Batang Negatif -
9 MEB 1.2 Krem Bundar Batang Negatif -
10 MEB 2.5 Pink Bundar Batang Negatif -
11 MEB 2.3 Kuning Bundar Batang Negatif +
12 MEB 2.4 Krem Bundar Batang Negatif -
13 MEB 1.4 Krem Bundar Batang Negatif -
14 MEB 2.2 Pink Bundar Bulat Negatif -
15 MEA 1.3 Pink Bundar Batang Negatif -
16 MEA 2.3 Kuning Bundar Batang Negatif +
17 MEA 1.1 Pink Bundar Batang Negatif -
18 MEA 2.1 Pink Bundar Batang Negatif -
SIMPULAN
Densitas bakteri metanotrof pada bagian filosfer, internal akar dan batang
padi, berturut-turut ialah 40.0x102 CFU/cm2 luas daun, 29.5x102 CFU/cm ruas
batang dan 7.25x102 CFU/cm ruas akar. Isolasi bakteri metanotrof dari bagian
internal akar dan batang serta filosfer menghasilkan 18 isolat yang menghasilkan
pigmen dan memiliki morfologi koloni yang berbeda. Berdasarkan warna dan
elevasi koloninya, isolat-isolat tersebut terdiri atas 6 kelompok yaitu: (A) pink,
bundar, tepian licin, elevasi cembung, (B) pink muda, bundar, tepian licin, elevasi
cembung, (C) kuning, bundar, tepian licin, elevasi seperti tombol, (D) krem,
bundar, tepian licin, elevasi cembung, (E) putih, bundar, tepian licin, elevasi
cembung, dan (F) putih, tak beraturan menyebar, tepian tak beraturan, elevasi
timbul. Berdasarkan hasil uji kualitatif menggunakan naftalen , empat isolat
diantaranya memiliki aktivitas sMMO karena mampu mendegradasi naftalen
menjadi naftol.
7
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Bouwman AF, Sombroek WG. 1990. Inputs to climate change by soil and
agriculture related activities. Soil on A Warmer Earth 20: 15-30.
Conrad R, Rothfus F. 1991. Methane oxidation in the soil surface layer of flooded
rice fields and the effect of ammonium. Biol Fertil Soil 12: 28-32.
Corpe WA, Rheem S. 1989. Ecology of the methylotrophic bacteria on living leaf
surfaces. FEMS Microbiol Ecol 62:243-249.
Eller G. Frenzel P. 2001. Changes in activity and community structure of
methane-oxidizing bacteria over the growth period of rice. Appl Environ
Microbiol 67 (6): 2395-2403.
Graham DW, Korich DG, Leblanc RP, Sinclair NA, Arnold RG. 1992.
Applications of a colorimetric plate assay for soluble methane
monooxygenase activity. Appl Environ Microbiol 58(7): 2231-2236.
Hanson RS. 1998. Ecology of methylotrophic bacteria. Di dalam: Burlage RS,
Atlas R, Stahl D, Geesey G, Sayler G, editor. Techniques in Microbial
Ecology. Oxford (GB): Oxford University Press. Hlm 137-162.
Hanson RS, Hanson TE. 1996. Methanotrophic bacteria. J Microbiol Reviews
60(2): 439-471.
Hapsary W. 2008. Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Metanotrof Asal Sawah di
Bogor dan Sukabumi [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Holt JG, Krieg NR, Sneath PHA, Staley JT, Williams ST. 1994. Bergey’s Manual
of Determinative Bacteriology. Edisi ke-9. Baltimore (US): William &
Wilkins.
[IPCC] Intergovernmental Panel on Climate Change. 1992. The Suplementary
Report to The IPCC Scientific in Hougton JT, Callendar BA, Varney SK,
editor. Cambridge (GB): Cambridge University Press.
Mano H, Tanaka F, Nakamura C, Kaga H, Morisaki H. 2007. Culturable
endophytic bacterial flora on the maturing leaves and roots of rice plants
(Oryza sativa) cultivated in a paddy field. Microbes and Environments 22:
175-185.
Mano H, Morisaki H. 2008. Minireview: Endophytic bacteria in the rice plant.
Microbes and Environments 23: 109-117.
Pearce P. 2003. Essential Science Pemanasan Global Panduan Bagi Pemula
Tentang Perubahan Iklim Bumi. Jakarta (ID): Erlangga.
White D. 1995. The Physiology and Biochemistry of Prokaryotes. New York
(US): Oxford University Press.
Wild A. 1995. Soils and The Environment: An Introduction. Cambridge (GB):
Cambridge University Press.
Wiryaningtyas S. 2011. Pertumbuhan dan oksidasi metan bakteri metanotrof pada
beberapa media [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
8
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Sumedang Jawa Barat pada tanggal 12 Januari 1992
dari ayahanda Andang Suparman dan ibunda Ening Yuningsih. Penulis
merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Tahun 2010 penulis lulus dari
SMA Negeri Situraja Sumedang dan berhasil masuk Departemen Biologi FMIPA
IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI).
Selama masa perkuliahan, penulis aktif sebagai anggota divisi Observasi
Wahana Alam Himpunan Mahasiswa Biologi (OWA Himabio) selama dua
periode pada tahun 2011-2013. Selain itu penulis juga aktif pada kegiatan UKM
Bulutangkis IPB pada tahun 2010-2013. Penulis menjadi asisten praktikum mata
kuliah Biologi Dasar Tingkat Persiapan Bersama IPB tahun ajaran 2013/2014 dan
2014/2015. Asisten mata kuliah Fisiologi Tumbuhan pada tahun ajaran
2013/2014. Tahun 2012 penulis melaksanakan studi lapang di Taman Nasional
Gunung Gede Pangrango dengan judul Bakteri Filosfer Penghasil Senyawa
Bioaktif Anti Xanthomonas oryzae pv. oryzae Penyebab Penyakit Hawar Daun
Bakteri pada Padi. Penulis melakukan praktik kerja lapang di RSUD Sumedang
dari bulan Juli sampai Agustus 2013 dengan judul Pemeriksaan Hematologi dan
Klinik Rutin di Laboratorium Klinik RSUD Sumedang.