Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN

PERAN BAKTERI METANOGEN DALAM PENGOLAHAN


AIR LIMBAH

Disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah mikrobiologi lingkungan

Disusun Oleh :

Dwi Putri Hikmah


331710118

STT PELITA BANGSA


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
2019
BAB I

PENDAHULUAN

Bakteri adalah suatu organisme yang jumlahnya paling banyak dan tersebar
luas dibandingkan dengan organisme lainnya di bumi. Bakteri umumnya
merupakan organisme uniseluler (bersel tunggal), prokariota/prokariot, tidak
mengandung klorofil, serta berukuran mikroskopik (sangat kecil).

Bakteri berasal dari kata bahasa latin yaitu bacterium. Bakteri memiliki
jumlah spesies mencapai ratusan ribu atau bahkan lebih. Mereka ada di mana-mana
mulai dari di tanah, di air, di organisme lain, dan lain-lain juga berada di lingkungan
yang ramah maupun yang ekstrim.

Dalam tumbuh kembang bakteri baik melalui peningkatan jumlah maupun


penambahan jumlah sel sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni seperti ph,
suhu temperatur, kandungan garam, sumber nutrisi, zat kimia dan zat sisa
metabolisme.

Metanogen adalah jenis mikroorganisme yang menghasilkan metana


sebagai produk sampingan dari metabolisme dalam kondisi oksigen yang sangat
rendah. Mereka sering hadir dalam rawa, rawa, dan lahan basah lainnya, di mana
metana yang mereka hasilkan dikenal sebagai “gas rawa.”

Metanogen adalah kelompok yang sangat beragam. Mereka menggunakan


sumber karbon, seperti karbon dioksida atau asetat, untuk mendorong metabolisme
mereka, yang disebut methanogenesis, bersama dengan hidrogen sebagai agen
pereduksi. Oleh karena itu, mereka memiliki manfaat ekologis membuang
kelebihan hidrogen dan karbon dari lingkungan anaerobik. Sebuah metanogen yang
memetabolisme karbon dioksida diklasifikasikan sebagai hydrogenotrophic,
sementara mereka yang memetabolisme asetat disebut acetotrophic atau aceticlastic.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Metanogen adalah jenis mikroorganisme yang menghasilkan metana


sebagai produk sampingan dari metabolisme dalam kondisi oksigen yang sangat
rendah. Mereka sering hadir dalam rawa, rawa, dan lahan basah lainnya, di mana
metana yang mereka hasilkan dikenal sebagai “gas rawa.”

Bakteri metanogen termasuk salah satu golongan Archaebacteria selain


halofilik, dan termofilik. sesuai dengan nama golongannya Archaebacteria
merupakan mikroorganisme yang tahan hidup di daerah ektrim seperti perairan
dengan kadar garam tinggi (halofil) contoh Halobacterium, serta daerah dengan
temperatur tinggi seperti hydrothermal vent (extreme thermofil) contoh Sulfolobus,
Pyrodictium. Bakteri metanogen bersifat anaerob obligat, terbagi menjadi tiga
group. Group I Methanobacterium dan Methanobrevibacter , Group II meliputi
Methanococcus, dan Group III termasuk genera Methanospirillum dan
Methanosarcina . Semuanya ada di lingkungan air tawar yang anaerob seperti
sedimen serta pada saluran pencernaan hewan.

Penguraian senyawa organik oleh bakteri anaerobik dilingkungan alam


melepas 500 – 800 juta ton metan ke atmosfir tiap tahun dan ini mewakili 0,5%
bahan organik yang dihasilkan oleh proses fotosintesis (Kirsop, 1984; Sahm, 1984).
Bakteri metanogen terjadi secara alami didalam sedimen yang dalam atau dalam
pencernaan herbivora. Kelompok ini dapat berupa kelompok bakteri gram positip
dan gram negatif dengan variasi yang banyak dalam bentuk. Mikroorganime
metanogen tumbuh secara lambat dalam air limbah dan waktu tumbuh berkisar 3
hari pada suhu 35oC sampai dengan 50 hari pada suhu 10oC.

Bakteri metanogen dibagi menjadi dua katagori, yaitu :


 Bakteri metanogen hidrogenotropik (seperti : chemolitotrof yang
menggunakan hidrogen) merubah hidrogen dan karbon dioksida menjadi
metan.
CO2 + 4H2 —> CH4 + 2H2O (Metan)
Bakteri metanogen yang menggunakan hidrogen membantu memelihara
tekanan parsial yang sangat rendah yang dibutuhkan untuk proses konversi
asam volatil dan alkohol menjadi asetat (speece, 1983).

Gambar 1. Diagram neraca masa pada penguraian zat organik kompleks menjadi gas methan secara
anaerobik

 Bakteri metanogen Asetotropik, atau biasa disebut sebagai bakteri


asetoklastik atau bakteri penghilang asetat, merubah asam asetat menjadi
metan dan CO2.
CH3COOH —> CH4 + CO2
Bakteri asetoklastik tumbuh jauh lebih lambat (waktu generasi = beberapa
hari) dari pada bakteri pembentuk asam (waktu generasi = beberapa jam).
Kelompok ini terdiri dari dua kelompok, yaitu : Metanosarkina (Smith dan
Mah, 1978) dan Metanotrik (Huser et al., 1982). Selama penguraian
termofilik (58oC) dari limbah lignosellulosik, Metanosarkina adalah bakteri
asetotropik yang ditemukan dalam bioreaktor. Sesudah 4 minggu,
Metanosarkina (m mak = 0,3 tiap hari; Ks = 200 mg/l) digantikan oleh
Metanotrik (m mak = 0,1 tiap hari; Ks = 30 mg/l).

Kurang lebih sekitar 2/3 metan dihasilkan dari konversi asetat oleh metanogen
asetotropik. Sepertiga sisanya adalah hasil reduksi karbon dioksida oleh hidrogen
(Mackie dan Bryant, 1984).
BAB III
METODE IDENTIFIKASI

Identifikasi bakteri metanogen dapat dilakukan dengan mengkultivasi


bakteri metanogen dalam medium selektif dengan kondisi anaerob. Metanogen
tergolong archaebacteria dengan struktur dinding sel yang tidak memiliki
peptidoglikan sehingga resisten terhadap agen yang dapat menghambat
pembentukan peptidoglikan dan antibiotik cukup efektif digunakan untuk seleksi
antara bakteri methanogen dan bakteri non methanogen. Bakteri Metanogen adalah
Bakteri penghasil gas metana dan termasuk bakteri yang sangat sensitif biasanya
dikelompokkan ke dalam bakteri gram positif dan merupakan bakteri tidak motil.
Antibiotik yang dapat digunakan adalah vancomycin yang efektif untuk
menghambat pembentukan dinding sel serta kanamycin yang dapat menghambat
sintesis protein (Nakatsugawa,1992).

Analisis bakteri metanogen dilanjutkan dengan analisis produksi gas metan


dengan menggunakan Gas Kromatografi atau gas analizer. Identifikasi bakteri
metanogen secara mikroskopik telah dikaji sejak era tahun 70an. Hasil penelitian
yang dilakukan oleh Ronald W. Mink dan Patrick R.Dugan (1978) menunjukkan
bahwa bakteri metanogen dapat diidentifikasi secara mikroskopis dengan
menggunakan mikroskop fluoresens. Secara fisiologi bakteri metanogen memiliki
suatu substansi yang disebut F420, yaitu suatu koenzim yang dapat terabsorpsi
dengan kuat pada panjang gelombang 420 nm (Ronald,1978), dengan adanya
koenzim F420 dalam keadaan terreduksi menyebabkan bakteri ini dapat
memancarkan sinar fluoresens berwarna hijau kebiruan ketika disinari oleh sinar
ultraviolet pada panjang gelombang tertentu dan dapat membedakannya dengan
bakteri non metanogen. Fungsi dari koenzim F420 adalah sebagai pembawa
elektron pada proses metabolisme yaitu pada proses metanogenesis.
(Michael,1989).
BAB IV
PEMBAHASAN

Bakteri adalah suatu organisme yang jumlahnya paling banyak dan tersebar
luas dibandingkan dengan organisme lainnya di bumi. Bakteri umumnya
merupakan organisme uniseluler (bersel tunggal), prokariota/prokariot, tidak
mengandung klorofil, serta berukuran mikroskopik (sangat kecil).

Bakteri metanogen termasuk salah satu golongan Archaebacteria selain


halofilik, dan termofilik. sesuai dengan nama golongannya Archaebacteria
merupakan mikroorganisme yang tahan hidup di daerah ektrim seperti perairan
dengan kadar garam tinggi (halofil) contoh Halobacterium, serta daerah dengan
temperatur tinggi seperti hydrothermal vent (extreme thermofil) contoh Sulfolobus,
Pyrodictium.

Bakteri metanogen dibagi menjadi dua katagori, yaitu :


 Bakteri metanogen hidrogenotropik (seperti : chemolitotrof yang
menggunakan hidrogen) merubah hidrogen dan karbon dioksida menjadi
metan.
 Bakteri metanogen Asetotropik, atau biasa disebut sebagai bakteri
asetoklastik atau bakteri penghilang asetat, merubah asam asetat menjadi
metan dan CO2.

Analisis bakteri metanogen dilakukan dengan analisis produksi gas metan


dengan menggunakan Gas Kromatografi atau gas analizer. Identifikasi bakteri
metanogen secara mikroskopik telah dikaji sejak era tahun 70an. Hasil penelitian
yang dilakukan oleh Ronald W. Mink dan Patrick R.Dugan (1978) menunjukkan
bahwa bakteri metanogen dapat diidentifikasi secara mikroskopis dengan
menggunakan mikroskop fluoresens.
BAB V
SIMPULAN

Bakteri metanogen merupakan bakteri golongan bakteri golongan


Archaebacteria. Bakteri metanogen merupakan bakteri yang secara alami tumbuh secara
lambat dalam air limbah dan memiliki hasil samping berupa gas metana yang dapat menjadi
sumber energi alternatif. Penguraian senyawa organik oleh bakteri anaerobik dilingkungan
alam melepas 500 – 800 juta ton metan ke atmosfir tiap tahun dan ini mewakili 0,5% bahan
organik yang dihasilkan oleh proses fotosintesis.
DAFTAR PUSTAKA

Andre. 2012. Peran Mikroba Dalam Pengolahan Limbah.


https://andre4088.blogspot.com/2012/12/peran-mikroba-dalam-
pengolahan-limbah_19.html. Diakses pada 02/01/19.

Budo. 2018. Pengartian Metanogen. https://www.sridianti.com/pengertian-


metanogen.html . Diakses pada 02/01/19.

Godam64. 2017. Pengertian Bakteri, Ciri-ciri dan Peran Bakteri Bagi Kehidupan
Manusia. http://www.organisasi.org/1970/01/definisi-pengertian-bakteri-
ciri-ciri-dan-peranan-bakteri-bagi-kehidupan-
manusia.html#.XC3cPPZuK00. Diakses pada 02/01/19.

Noname. 2011. Proses Biologi Didalam Penguraian Limbah Secara Anaerob.


https://lordbroken.wordpress.com/2011/09/30/proses-mikrobiologi-di-
dalam-penguraian-limbah-secara-anaerob/. Diakses pada 02/01/19.

Suhai dan DO. 2012. Bakteri Metanogen.


https://ofalnaufal.wordpress.com/2012/03/31/bakteri-metanogen/ .
Diakses pada 02/01/19.

Anda mungkin juga menyukai