1802 4585 2 PB
1802 4585 2 PB
R. Edi Komarudin
A. Abstrak
Al-Qur’ân banyak menggunakan isti’arah (gaya bahasa metafora), walaupun
sering dibaca dan ditulis tetap saja kurang dipahami. Al-Qur’ân selalu menarik
untuk dikaji dan diteliti sehingga dari satu teks Al-Qur’ân menghasilkan sekian
banyak interpretasi dan ilmu pengetahuan. Isti’arah dalam surat al-Baqarah dan
Ali ‘Imrân diteliti untuk; (1)mengetahui jenis gaya bahasa metafora yang terdapat
dalam surat al-Baqarah dan Ali Imrân; dan (2) untuk mengetahui efek yang
ditimbulkan dari metafora (isti’ârah) dalam surat al-Baqarah dan Ali ‘Imrân.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analisis, yaitu
menguraikan, menganalisis, mengkategorisasikan, dan mengklasifikasikan ayat-
ayat yang mengandung metafora dalam surat al-Baqarah dan Ali ‘Imrân serta efek
yang ditimbulkannya, sehingga metode ini disebut pula dengan metode analisis isi
(content analisis). Sedangkan pendekatan penelitian ini adalah pendekatan ilmu
al-Balâghah (retorika), lebih tepatnya yaitu ilmu Bayân untuk mengungkap
rahasia metafora.
Hasil penelitian jenis metafora (isti’arah) dan efek yang ditimbulkannya
dalam surat al-Baqarah dan Ali ‘Imrân adalah sebagai berikut: Pertama, Jenis
metafora (isti’ârah) dari perspektif tharfayni-nya dalam surat al-Baqarah dan Ấli
Imrân mencakup isti’ârah makniyah dan tashrihiyah; dan dari perspektifi
musta’âr-nya mencakup isti’ârah taba’iyah dan ashliyah. Kedua, Efek (tujuan)
isti’ârah (metafora) dalam bahasa Al-Qur’ân adalah: (a) dalam surat al-Baqarah
untuk memberikan kesan sangat (mubâlaghah) dan menampakkan yang masih
samar; dan (b) dalam surat Ali Imrân untuk memberikan kesan sangat,
menampakkan yang masih samar; menjelaskan yang tampak tetapi belum begitu
jelas; dan menjadikan yang bukan person menjadi person/personifikasi).
Kata kunci : Isti’arah, Efek, Bahasa Al-Quran
214
Isti’arah dan Efek yang ditimbulkannya
dalam Bahasa al-Qur’ān Surah al-Baqarah dan Âli Imrân
Ấli ‘Imrān. Uslūb ayat-ayat dalam dan dijadikan sumber rujukkan oleh
surat tersebut dijadikan objek umat muslim terdahulu dengan
penelitian dan akan dikaji untuk penelitian i’jāz Al-Qur’ān yang ada
mengungkap kemukjizatannya. Salah dan dijadikan rujukkan oleh umat
satu bentuk kemukjizatan bahasa Al- muslim dewasa ini.
Qur’ān tersebut adalah ungkapan a) C.
yang mengandung metafora (majāz Kajian Teori
isti’ārah) dan efeknya dalam struktur Balāghah menurut Ali al-
bahasa yang digunakan oleh Al- Jarimi (1957) termasuk ilmu bahasa
Qur’ān. Pendekatan yang digunakan yang memperhatikan berbagai
dalam penelitian ini adalah ungkapan yang disesuaikan dengan
pendekatan ilmu balāghah, lebih
tuntutan keadaan (muqtadha al-hal).
tepatnaya adalah pendekatan ilmu Ilmu ini dibangun dengan logika dan
Bayān. alur pemikiran ilmiah dan berperan
Tujuan utama dari penelitian dalam ragam karya sastra termasuk
ini adalah untuk (2) mengetahui jenis dalam struktur uslūb bahasa Al-
metafora (isti’ārah) yang terdapat Qur’ān. Pendapat Syihabuddin
dalam surat al-Baqarah dan Ali Qoalyubi (1997), unsur yang paling
‘Imrān; dan (2) mengetahui efek dominan adalah retorika, yaitu
yang ditimbulkan dari metafora bagaimana agar ucapan dapat sesuai
(isti’ārah) dalam surat al-Baqarah dengan nalar lawar bicara.
dan Ali ‘Imrān. Balāghah (retorika)
Adapun nilai guna yang dipandang sebagai suatu cara
diharapkan dari penelitian ini adalah penggunaan bahasa untuk
sebagai berikut: (1) Ikut memperoleh efek estetis. Ia diperoleh
berpartisipasi dalam mengatasi melalui kreativitas pengungkapan
kekurangan leteratur yang membahas bahasa, yaitu bagaimana penutur
i’jāz Al-Qur’ān dari aspek uslūb menyiasati bahasa sebagai media
isti’ārah, mengingat pesan untuk mengungkapkan gagasannya.
maknanya sebagai petunjuk bagi Ungkapan sebuah bahasa
umat muslim; (2) sebagai sumbangan mrncerminkan sikap dan perasaan
pemikiran pada masyarakat, penutur, sekaligus juga dimaksudkan
khususnya masyarakat akademik, untuk mempengaruhi sikap dan
yang memiliki minat memperdalam perasaan pembaca yang tercermin
tentang i’jāz Al-Qur’ān dari dalam nada. Dengan demikian,
kebalāghahan uslūb, khususnya pengungkapan bahasa harus efektif.
kebalāghahan uslūb isti’ārah dan Yang dimaksud efektif menurut
permasalahannya dalam Al-Qur’an, Syihabuddin Qalyubi (1997) adalah
setidaknya memperkaya informasi mampu mendukung gagasan secara
pelengkap dari hasil kegiatan tepat sekaligus mengandung estetis
penelitian tentang i’jāz Al-Qur’ān sebagai sebuah karya seni.
yang pernah ada; dan (3) sebagai Balāghah terbagi tiga kajian,
data banding bagi penelitian bahasa yaitu; ma’āni, bayān, dan badī’.
Al-Qur’ān yang ada dalam lintasan Bayān merupakan seni
sejarah tentang i’jāz Al-Qur’ān, pengungkapan makna dengan
khususnya yang membicarakan berbagai gaya ekspresi yang indah.
tentang kebalāghahan uslūb isti’ārah
Ma’ani adalah ilmu yang membahas
215
Jurnal al-Tsaqafa Volume 14, No. 01, Januari 2017
216
Isti’arah dan Efek yang ditimbulkannya
dalam Bahasa al-Qur’ān Surah al-Baqarah dan Âli Imrân
218
Isti’arah dan Efek yang ditimbulkannya
dalam Bahasa al-Qur’ān Surah al-Baqarah dan Âli Imrân
220
Isti’arah dan Efek yang ditimbulkannya
dalam Bahasa al-Qur’ān Surah al-Baqarah dan Âli Imrân
222
Isti’arah dan Efek yang ditimbulkannya
dalam Bahasa al-Qur’ān Surah al-Baqarah dan Âli Imrân
224
Isti’arah dan Efek yang ditimbulkannya
dalam Bahasa al-Qur’ān Surah al-Baqarah dan Âli Imrân
yukhādi'ūna berarti menipu sultan/ aktivitas jual beli. Dalam ayat ini
penguasa. Orang-orang munāfiq kata “tasytarū’ tersebut merupakan
yang menipu Allah digambarkan isti’ārah dari 'menukarkan' ayat-ayat
seolah-olah mereka menipu Allah dengan harga yang sedikit.
penguasa, yakni secara sembunyi- Karena perbuatan tersebut dianggap
sembunyi dan perlahan. biasa oleh mereka, maka mereka
seolah-olah melakukan aktivitas jual
Efek yang ditimbulkan oleh beli.
gaya bahasa isti’ārah pada ayat 16
surat al-Baqarah adalah untuk Efek yang ditimbulkan oleh
menampakkan yang masih samar gaya bahasa isti’ārah pada ayat 49
(Izhhār al-khafy), yaitu keadaan surat al-Baqarah adalah untuk
aktivitas jual beli dengan menampakan yang masih samar
'menukarkan' petunjuk dengan (Izhhār al-khafy), yaitu penampkkan
kesesatan. Karena perbuatan tersebut apa yang dilakukan oarang kafir
dianggap biasa oleh orang-orang (Fir’aun dan pengikutnya) dengan
munāfik, maka seolah-olah mereka aktivitas dalam jual beli. Tapi dalam
melakukan aktivitas jual beli. ayat ini maksudnya adalah
Menurut M Quraish Syihab (2007) menimpakan, karena selanjutnya ada
ayat ini bermaksud menggambarkan frasa “siksaan yang berat” (sū`a al-
kaum manāfikīn yang bergaul 'adzāb).
dengan orang-orang muslim dengan
menampakan keimanan dan Efek yang ditimbulkan oleh
mengenakan pakaian hidayah, tetapi gaya bahasa isti’ārah pada ayat 74
jika mereka dengan teman-temannya surat al-Baqarah adalah untuk
yang durhaka mereka menukar memberikan kesan sangat
pakaiannya dengan pakaian yang (mubālaghah), yaitu kekerasan hati,
lain, yaitu pakaian kesesatan. sifat kekerasan seharusnya dikenakan
pada batu. Dalam hal ini dikenakan
Efek yang ditimbulkan oleh kepada hati orang kafir, karena hati
gaya bahasa isti’ārah pada ayat 27 mereka tidak menerima peringatan
surat al-Baqarah adalah untuk dari Allah swt. sehingga hati seolah-
menjadikan sesuatu yang abstrak olah mengeras seperti batu.
menjadi sesuatu yang tampak (Ja’lu
ma laisa bi mar’iyyin mar’iyyan), Efek yang ditimbulkan oleh
yaitu perjanjian disamakan dengan gaya bahasa isti’ārah pada ayat 81
tali/ ikatan. Tapi kata 'tali' dibuang surat al-Baqarah adalah untuk
dan digantikan dengan sesuatu yang menjelaskan yang tampak tetapi
lazim baginya, yaitu kata belum begitu jelas (Idhāh al-zhāhir
'yanqudhūna' (memutuskan). Karena laisa bi jaly), yaitu penggambaran
kata 'yanqudhūna' lazimnya kesalahan manusia. Simbol dari
mengarah pada tali. penggambaran tersebut ditandai
dengan kata 'ahāthat'. Kata ini
Efek yang ditimbulkan oleh biasanya dikenakan pada sebuah
gaya bahasa isti’ārah pada ayat 41 pasukan yang mengepung sasaran
surat al-Baqarah adalah untuk dari berbagai penjuru. Tetapi dalam
menampakan yang masih samar ayat ini, kata 'ahāthat' digunakan
(Izhhār al-khafy), yaitu pada kesalahan yang mengepung
penampakkan orang kafir dalam kebaikan sehingga mampu
225
Jurnal al-Tsaqafa Volume 14, No. 01, Januari 2017
226
Isti’arah dan Efek yang ditimbulkannya
dalam Bahasa al-Qur’ān Surah al-Baqarah dan Âli Imrân
hitam. Cahaya putih yang dimaksud yang ini adalah sama-sama kuat dan
adalah cahaya fajar, dan warna hitam kokohnya.
yang dimaksud adalah gelapnya
malam. Hubungan di antara Efek yang ditimbulkan oleh
keduanya sama-sama memanjang gaya bahasa isti’ārah pada ayat 257
seperti garis dan sama dalam hal surat al-Baqarah adalah untuk
warna. Jadi garis dalam isti’ārah menampakan yang masih samar
tersebut dapat dipahami sebagai (Izhhār al-khafy), yaitu dengan cara
aturan atau hukum bagi manusia. meminjam kata 'azh-zhulumāt' yang
dimaksudkan untuk kekufuran,
Efek yang ditimbulkan oleh sementara 'an-nūr' untuk keimanan.
gaya bahasa isti’ārah pada ayat 250 Kaitan dalam isti’ārah yang ini
surat al-Baqarah adalah untuk adalah karena kekufuran
menampakkan yang masih samar menggelapkan kehidupan seseorang
(Izhhār al-khafy), yaitu dengan sehingga ia tersesat, sementara
meminjam kata 'afrigh' yang makna keimanan menerangi kehidupan
asalnya adalah mencucurkan air. seseorang sehingga ia terpimpin.
Dalam hal ini kesabaran disamakan
dengan air yang disalurkan ke Efek yang ditimbulkan oleh
seluruh badan sehingga meratai luar- gaya bahasa isti’ārah pada ayat 259
dalam. Dampaknya, seperti air yang surat al-Baqarah adalah untuk
menyegarkan dan menenteramkan. menampakkan yang masih samar
Maksud dari kata 'afrigh' adalah (Izhhār al-khafy), yaitu dengan
tuangkanlah secara penuh ke dalam menggunkan kata 'naksuhā' pada
jiwa kami, kesabaran dan ketabahan asalnya berarti memakai pakaian.
menghadapi segala macam cobaan Dalam ayat ini difungsikan sebagai
dalam pertempuran, dan kuatkanlah isti’ārah untuk daging yang
kaki kami, sehingga kami tidak lari digunakan sebagai pembungkus
menghadapi musuh, dan tulang, sebagaimana halnya pakaian
kokohkanlah jiwa kami sehingga membungkus jasad atau badan.
tidak dapat merubah pendirian kami,
Efek yang ditimbulkan oleh
dan menangkanlah kami, karena
gaya bahasa isti’ārah pada ayat 266
kemenangan hanya bersumber dari-
surat al-Baqarah adalah untuk
Mu, apalagi kami menghadapi orang-
memberikan kesan sangat
orang kafir, yaitu orang yang
(mubālaghah), yaitu perumpamaan
menutupi kebenaran. Inilah utaian
pekerjaan yang sia-sia. Ayat ini
doa yang dipanjatkan oleh Thālut
masuk kategori isti’ārah
dan tentaranya. tamtsīliyyah, yang mana musyabbah
Efek yang ditimbulkan oleh dan musyabbah bih-nya terdiri dari
gaya bahasa isti’ārah pada ayat 256 simpulan imajinasi. Orang tua yang
surat al-Baqarah adalah untuk tidak mendapatkan faidah sedikit pun
menampakan yang masih samar dari hasil usahanya di waktu genting,
(Izhhār al-khafy), yaitu sesutau yang yakni di waktu keturunannya
dijadikan pegangan. Kata 'al- membutuhkannya, merupakan
'urwatul-wutsq’ (tali) di atas gambaran dari orang yang berinfaq
disamakan dengan agama. Kaitan dengan riya dan penuh pamrih.
antara agama dan tali dalam isti'ārah
227
Jurnal al-Tsaqafa Volume 14, No. 01, Januari 2017
228
Isti’arah dan Efek yang ditimbulkannya
dalam Bahasa al-Qur’ān Surah al-Baqarah dan Âli Imrân
230
Isti’arah dan Efek yang ditimbulkannya
dalam Bahasa al-Qur’ān Surah al-Baqarah dan Âli Imrân
2. Rekomendasi
1. Diharapkan ada peneliti lain yang
melakukan penelitian lanjutan
tentang Al-Qur’ân terutama surat
al-Baqarah dan Ali Imrân dengan
pendekatan yang berbeda dari
pendekatan yang digunakan
penelitian ini. Karena penelitian
ini hanya membahas surat al-
Baqarah dan Ali Imrân dari segi
gaya bahasa isti’ârah dan efek
yang ditimbulkannya saja.
2. Diharapkan peneliti lain
melakukan penelitian bandingan
antara isti’ârah dan tujuannya
pada surat-surat Al-Qur’ân yang
lain untuk melengkapi
kekurangan sumber rujukan
231
DAFTAR PUSTAKA
233
Jurnal al-Tsaqafa Volume 14, No. 01, Januari 2017
234