PENDAHULUAN
ada. Hal itu tampak dalam corak setiap suku bangsa di Indonesia yang
terbentang dari pulau Sumatera hingga Papua. Wilayah Indonesia terdiri dari
ribuan pulau, yaitu 13.600 pulau besar dan kecil. Sebagai Negara kepulauan,
setiap pulau memiliki iklim dan geografis tertentu. Keadaan iklim dan
Keanekagaman suku bangsa, agama, bahasa, ras, dan unsur etnis lain di
Budaya yang saat ini diwariskan adalah bagian yang tak terpisahkan dari
generasi yang terdahulu yang berjasa membentuk budaya itu sendiri. Generasi
yang dimaksud adalah generasi para leluhur kita. Hampir di setiap daerah
1
budaya modern dengan paham moderenisme yang melihat budaya sebagai
tradisi tua yang sama sekali tidak membawah keuntungan, aspek materialisme
memungkinkan satu citra budaya yang satu, diceritakan dalam versi yang
beraneka ragam dan berakibat pada kekaburan budaya itu sendiri. Tidak
hanya itu, budaya juga dipakai sebagian orang menjadi tameng (alat) dalam
bagain yaitu Mel (Tinngi) , Ren (Menengah), Iri ( Rendah) hal imi yang
menjadi patokan perkawinan di kei sampai saat ini. Perkawinan bedah kasta
memegang teguh adat istiadat nenek moyang mereka. Salah satu budaya yang
masih hidup hingga saat ini adalah budaya sistem strativikasi dalam
perkawinan yang diwarnai dengan adanya tiga kelompok yakni, Ren, Mel dan
Iri. Budaya tersebut masih dipertahankan hingga saat ini selain bentuk budaya
daerah Kei lainnya yang tertuang dalam seni rupa, seni musik, seni tari,
permainan rakyat, bahasa dan seni sastra dan cerita sejarah yang hidup hingga
2
Ibid.,
3
Budaya juga dipakai sebagian orang menjadi tameng (alat) dalam upaya memperkat dan
mempertahankan posisinya dalam bidang atau posisi tertentu.
2
saat ini. Semua bentuk budaya di atas dan kehidupan semua masyarakat Kei
dipersatukan dalam satu hukum adat yang sama yakni hukum Larvul Ngabal.
bertingkah laku setiap masyarakat Kei. Walaupun hukum yang mengatur tata
terhadap nilai adat itu sendiri yang dibuat olek kelompok tertentu dengan
pergeseran nilai dari nilai adat itu sendiri oleh kelompok masyarakat yang
Sistem persaudaraan adat seperti yang diuraikan di atas saat ini telah
kepada sistem kasta yang diadopsi dari budaya Bali. Akibatnya, kelompok
(penduduk asli) menjadi kelompok kelas kedua dan Iri menjadi masyarakat
kelas bawah yang banyak kali disebut budak. Kelompok Ren (penduduk asli)
(pembagi).
4
Disampaikan dalam pidato kebudayaan, 16-7-2009, dalam DR. Yong Ohoitimur, Op. Cit., hlm.
21
3
Namun dalam perkembangannya sistem kasta yang pada awalnya
atas Ren. Jika dirunut dari asal muasal pembagian kasta tersebut, kasta Ren
lebih berkuasa atas tanah di Kei dibanding kasta Mel yang hanya diberi
kelompok Ren dan kelompok Iri sama sekali tidak akan menduduki posisi
landaskan atas dasar cinta menajdi terhambat dan dilarang oleh orang tua atau
tua-tua adat karena tidak pada sistem kasta yang dipraktekan. Berdasarkan hal
tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan suatu kajian ilmiah dan
5
Elly kudubun “masyarakat kei” http://ellykudubun.wordpress.co,/tag/masyarakat-kei/diakses
pada tanggal 4 agustus 2015
4
B. PERUMUSAN MASALAH
perkawinan ?
C. TUJUAN PENELITIAN
masyarakat Kei
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat teoretis
5
masyarakat adat Kei dari paham kasta menuju paham persaudaraan
adat.
3) Hasil penelitian ini dapat menjadi dasar atau pembanding bagi pihak
lain yang ingin menerapkan kembali konsep ini terhadap objek yang
sama tetapi subjek yang lain atau lebih luas, menuju kearah penelitian
2. Manfaat praktis
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Stratifikasi Sosial
masyarakat itu sendiri. Tetapi ada juga yang sengaja disusun untuk mengejar
kerabat seorang kepala masyarakat, dan mungkin juga harta dalam batas-batas
tertentu.
Secara teoretis manusia dapat dianggap sama dan sederajat. Namun, sesuai
Sifat sistem lapisan sosial dalam suatu masyarakat dapat bersifat tertutup
dari satu lapisan ke lapisan yang lain, baik berdasarkan gerak keatas ataupun ke
7
sistim terbuka, setiap anggota masyarakat mempunyai kesempatan untuk
berusaha dengan kecakapan sendiri untuk naik lapisan, atau bagi mereka yang
sistem terbuka memberi perangsang yang lebih besar kepada setiap anggota
ekonomis dengan dasar kedudukan sosial, tetapi tetap menggunakan kelas bagi
Secara etimologi stratifikasi sosial berasal dari dua kata yaitu stratifikasi
dan sosial. Kata stratifikasi berasal dari bahasa latin yaitu stratum (jamaknya:
strata) yang berarti lapisan atau tingkat masyarakat. Senada dengan pengertian
dari kata social yang artinya concerning the organization of and relations
8
Kingsley Davis, Human Society, (New York: The Macmillan Company, 1960), hlm. 378-379.
9
Max Weber, “Stratification and Class structure “, yang dikutip didalam setangkai bunga
sosiologi.hlm, 303 dan seterusnya.
10
Joseph Schumpeter, “The Problem Of Clases” yang dikutip didalam setangkai Bungan sosiologi.
Hlm, 293 dan seterusnya.
8
between people and communities11.Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
11
Oxford University Press. Oxford Advanced Learner’s. New York, 2008. Hlm. 456
12
Ibid., Hlm. 51
13
Max Weber. Op Cit. Hlm. 78
14
Joseph Schumpeter. Op Cit. Hal. 134
9
lapisannya. Sebaliknya bagi mereka yang hanya mempunyai sedikit atau
bahkan tidak memiliki sama sekali, maka mereka mempunyai kedudukan dan
sebagai berikut.
1) Ukuran kekayaan
2) Ukuran kekuasaan
3) Ukuran kehormatan
10
Orang yang paling disegani dan dihormati biasanya mendapatkan
tempat paling tinggi. Ukuran ini banyak dijumpai pada pada masyarakat
pernah berjasa.
masyarakat.
11
Menurut Soerjono Soekanto, dilihat dari sifatnya, pelapisan sosial
Contoh :
statusnya.
Contoh:
15
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar. (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.1982).
Hal. 61
12
Seorang miskin karena usahanya bisa menjadi kaya, atau
sebaliknya.
di Jakarta.
13
tersebut disebut dengan garis kemiskinan. Di Jawa Timur misalnya,
dua kelas penduduk yaitu kelas yang menguasai dan kelas yang
14
ada anggota keltarganya yang menikah dengan orang biasa.Di Inggris
Stratifikasi sosial terdiri dari dua unsur, yaitu kedudukan (status) dan
1) Kedudukan (Status)
Orang yang memiliki status sosial yang tinggi akan ditempatkan lebih
a) Ascribed Status
15
akan memperolah kedudukan yang sama. Contoh lainnya yaitu
suatu keluarga.
b) Achieved Status
tinggi statusnya dari pada orang yang hanya lulus sekolah dasar.
dilakukannya.
c) Assigned Status
16
2) Peranan (Role)
Ibrahim Malang.
yaitu:
17
b) Peranan yang disesuaikan (actual roles), yaitu cara
karena peran dapat berfungsi sebagai, pertama, memberi arah pada proses
f. Mobilitas Sosial
kedudukan yang lain19. Mobilitas vertikal mengacu pada mobilitas ke atas atau
ialah perubahan status seseorang dari seorang tukang menjadi seorang dokter.
19
Koenjaraningrat. Pengantar Antropologi. (Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
1972).Hal. 52
20
Pitirim A. Sorokin. Bunga Rampai Sosiologi. (Jakarta: Lembaa Ilmu Pengetahuan Indonesia. 1986)
Hal. 40
18
Dalam keadaan perang di mana setiap negara menghendaki kemenangan
maka jasa seorang prajurit akan dihargai dalam masyarakat. Bisa jadi status
yang memiliki kedalaman agama dinilai lebih tinggi statusnya daripada yang
21
Kingsley Davis. Human Society.(New York: The Macmillan Company, 1960).Hal. 29
19
pekerjaan sulit atau pekerjaan-pekerjaan yang membutuhkan proses yang lama
dan mahal.
bahwa adanya pelapisan sosial bukan sebagai hasil dari konsensus (semua
penindasan suatu kelas tinggi kepada kelas yang lebih rendah 23.Menurutnya, di
melakukan tekanan dan pemaksaan kontrol kepada kelas buruh yang posisinya
lebih rendah.
ini disebabkan kebudayaan hasil dari adanya masyarakat, sehingga tidak akan
20
akibat adanya dinamika anggota masyarakat dan yang telah didukung oleh
sosial dan budaya adalah membuat rekapitulasi dari semua perubahan yang
(regressive).
21
- Bersifat positif dan tidak negatif.
secara cepat.
pertumbuhan masyarakat.
tanpa rencana.
besar.
Bdk. Selo Soerjono Soekanto. Pengantar Sosiologi. (Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan
24
Indonesia. 1972).Hal. 50
22
a) Perubahan yang dikehendaki adalah bila seseorang mendapat
Seperti telah dijelaskan pada bagian latar belakang masalah diatas bahwa
pada dasarnya seluruh masyarakat yang mendiami pulau Kei adalah sebagai
hasil dari perpindahan penduduk dari berbagai tempat. Terlepas dari asal usul
penduduk Kei yang beraneka ragam diatas, leluhur Kei yang sejak awal
mendiami tanah Kei telah membentuk adat istiadat dan nilai-nilai yang
dihidupi masyarakat adat Kei hingga saat ini, termasuk didalamnya tingkatan
memiliki akar, lapisan cambium batang yang kurang kuat serta lapisan
cambium yang paling kuat. Setiap unsur pohon beringin diatas tak dapat
Adat istiadat dan nilai-nilai hidup adat adalah harga mati yang harus
dipertahankan dan dihidupi secara konsekwen oleh setiap masyarakat adat Kei
25
Pohon beringin adalah sebuah pohon yang besar dengan akar dan batang yang kuat, menjulang
keatas.Dari pohon beringin, banyak sisi kehidupan terjaga karena pohon beringin adalah salah satu
penyedia makanan bagi banyak spesis hewan yang singgah dan bernaung dalam kerimbunannya.Akar,
batang, dan daun pohon beringin memiliki fungsinya tanpa terpisahkan satu dan yang lainnya, yang
menunjang kehidupan pohon beringin tersebut.
23
tanpa terkecuali, termasuk didalamnya tingkat masyarakat yang kebanyakan
dalam pola pikir mastarakat adat Kei disebut dengan “Kasta”.Sistim kelas
(kasta) dalam dalam masyarakat adat Kei ini telah ada sejak berabad-abad
yang lalu. Istilah untuk kasta dalam bahasa Kei sama sekali tidak ditemukan
(tidak ada), namun walaupun demikian sebagian masyarakat adat Kei tetap
bertahan pada pola pikir mereka bahwa kelas-kelas masyarakat yang ada di
kepulauan Kei disebut sebagai Kasta sekalipun dengan dasar data yang sama
Dalam masyarakat Kei, dijumpai tiga tingkatan kelas atau kasta dalam
pola pikir masyarakat yang tersusun dari atas Kei bawah. Masing-masing
adalah kasta Mel-mel, Ren, dan Iri27.Kasta Mel adalah lapisan masyarakat
masyarakat yang dipandang sebagai lapisan yang kedua dan Iri adalah kasta
kompleks dan hingga kini masih dipertahankan dengan sangat kuat, walaupun
26
Munawar Indra, 2008. “Pengertian dan Defenisi Kasta” http://buku.infoque.com/hasil-belajar-
pengertian-dan-definisi-diakses pada tanggal 12 Oktober 2011.
27
Boelaars, J. Manusia Irian, Dahulu, Sekarang, Masa, Depan. (Jakarta: PT Gramedia, 1994),.Hal.
23
28
J. P. Renyaan. Corak Hidup Masyarakat Adat Kei. Diskusi Budaya Masyarakat Adat Kei.
Kamis, 12 januari 2009.
24
diberikan nama dan julukan yang menyatakan keadaan tingkat itu yang
induk
Hidup digunung
bertumbuh
hidup ditanjung
kurang jelas kepada generasi muda. Dapat diduga bahwa maksud julukan itu:
yang kulitnya bernoda emas dan tempatnya ditanjung yang mengajur jauh
kelaut.
Ren Kerbau Vu’ar maksudnya Ren-ren diagungkan karena besar dan kuat
25
Iri tu;ar tom/Madaan Tel : sebagai tunggul kayu yang bersejarah, pengalaman
Bahwa pada dasarnya tingkatan yang ada dalam masyarakat Evav saat
ini tidak pasti sebab musababnya karena adanya berbagai versi yang menjadi
cerita, namun satu hal yang perlu menjadi pegangan dan perlu digali
keberadaannya oleh generasi mudadalam menggali apa yang telah ada dan
Sumbawa.
Maubes
Maluku Tengah
26
2. MEL KABA AINAR : Berkebesaran, kecantikan dan
bagus
dikawal
emas
belakang
Keadaan juga yang membedakan tingkat Ren-ren atas tujuh corak (Ren sor
fit) :
27
3. REN KERBAU BALUUR LEAN : Ren yang turun dari tingkat
Melmel
pulau Kuur
tanduknya
Mel mel
rumah
leluhur
basah
29
Boelaars, J. Manusia Irian, Dahulu, Sekarang, Masa, Depan. (Jakarta: PT Gramedia,
1994).Hal. 34
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
suatu keadaan pada tempat tertentu secara rinci dan mendalam dalam bentuk
narasi.
29
B. Lokasi Penelitian
Jenis data yang diungkapkan dalam penelitian ini adalah bersifat skematik,
narasi, dan uraian juga penjelasan data dari informan baik lisan maupun data
dokumen yang tertulis, perilaku subjek yang diamati dilapangan juga menjadi
sebagai berikut :
1. Catatan Lapangan
dilapangan penelitian, dan hal ini berkisar pada isi catatan lapangan,
lapangan.
2. Dokumentasi
3. Wawancara
30
1. Unsur manusia sebagai instrument kunci yaitu peneliti yang terlibat
Perolehan data penelitian yang luas serta mendalam, maka upaya yang
dilakukan melalui :
dipelajarinya.
Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif naratif. Teknik ini
1. Reduksi data
2. Penyajian data
dokumentasi serta penelitian lapangan, oleh sebab itu, uraian karya tulis ini
30
Moleong Leksi,. Metode penelitian kualitatif. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007). Hal 56
31
bersifat kualitatif artinya data akan disajikan dalam bentuk kalimat-kalimat
data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu.
tahap tertentu, diperoleh data yang dianggap kredibel. Miles dan Hubermen
tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data
………………………………….
Reduksi Data
Selama Setelah
Antisipasi
31
Hilman Hadikusuma, metode pembuatan kertas kerja atau skripsi ilmu sosial, Cet. 1, Mandar
Maju, bandung. 1995,hlm. 67
32
Sugiyono,. Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif dan R&D. (Bandung: ALFABETA,cv.
2011). Hal 246
32
Display Data
ANALISIS
Selama Setelah
Kesimpulan/Verifikasi
Selama Setelah
G. Keabsahan Data
33
dipercaya. Teknik ini menurut cara penelitiannya dilakukan seteliti
BAB IV
A. Hasil Penelitian
34
Ohoi (Desa) Bombay adalah salah satu desa di kepulauan Kei Besar.
Desa Bombai sebagai pusat Ratschap Ub Ohoifak yang terdiri dari kurang
lebih 15 desa. Desa Bombay dikenal dengan woma (Pusat Desa) Jorhelat hal
pertemuan bersama kepala desa guna membahas tentang adat istiadat yang
berlaku di Desa.
C. Hasil
desa yang ada maka hasil yang ditemukan adalah sistem kasta dalam
Hal ini dapat mengakibatkan perkawinan bedah kasta sangat tidak di setujui
oleh pihak kelurga karena kasta sendiri memlik tingkatan- tingkatan tersendiri.
Dari hasil wawancara dilarang keras bahwa kasta yang adalah sebagai
pemimpin tertinggi tidak bisa menikah dengan kasta rendah, hal ini sangat
masih ada sebagai masyarakat yang measih mengunlkana kasta sebagai sistem
perkawinan.
E. Pembahasan
35
dapat disimpulkan bahwa sistem kasta dalam perkawinan di Desa Bombai,
Tenggara sitem perkawinan kasta sebagian besar masih berlaku. Masalah kasta
mekakukan perkawinan bedah kasta yang berujung problem dalam perkawinan ini.
Kasta pada dasarnya memiliki 3 tingkatan atau urutan yaitu Ren (Penduduk
Asli), Mel (Masyarakat Pendatang), Iri (Masyarakat kelas bawah) hal ini membuat
junjung tinggi dalam hal perkawinan, kalua dilihat secara kasat mata kasta dalam
pendatang hanya sebagai sodara karena yang paling berkuasa adalah masyarakat
asli sehingga masyakat asli atau penduduk asli tidak mau masyarakat pendatang
Masyakata kei masih berpegang teguh akan perkawinan kasta dan hal ini bukan
hal baru untuk masyarakat namun ini sudah mendarah daging dari nenek moyang
mereka. Perkawinan kasta ini sudah disahkan oleh Hukum Adat Larvul Ngabal
sejak dulu kala smapai sekarang. Hokum tersebut juga terlah mengatur penuh
tentang perkawinan kasta sehingga bukan lagi hal baru di Kei samapai saat ini..
36
BAB V
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah di uraikan, maka dapat ditarik
kesimpulan adalah: dapat diketahui Sistem kasta dalam perkawinan di desa Bombai,
37
5.2 SARAN
1.Institusi Pendidikan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan atau materi pembelajaran
2. Tempat Penelitian
3.Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya, diharapakan adanya penelitian lebih lanjut tentang sistem
perkawinan kasta
Daftar Pustaka
Amin Darori, 2002, Islam dan Kebudayaan Jawa. Yogyakarta, Gema Media.
Ignasius Refo, 2014, Manusia Kei (Dari Perkawinan sampai Kematian),Yogyakarta,
Yayasan Pustaka Nusantara
Koenjaraningrat, 1970, Keseragaman dan Aneka Warna Masyarakat Timur. Jakarta:
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Leirissa, 1997 “Strukturisme Dalam Ilmu Sejarah (Pengantar)”, Depok, PS Ilmu
Sejarah, PPs Fakultas Sastra UI.
Lloyd, Cristopher, 1993, “The Strctures of History”, London: Basil Blackwell.
38
Ohoitimur Yong, 1983, Beberapa Sikap Hidup Orang Kei: Antara Ketahanan Diri
dan Proses Perubahan,” tesis, Sarjana Lengkap Sekolah Tinggi Seminari
Pineleng
Pals Daniel L, 2011, Seven Theories Of Religion: Tuju Teori Agama paling
Komprehensif. Yogyakarta, IRCiSoD
Renyaan J. P, 2009, Corak Hidup Masyarakat Adat Kei, Diskusi Budaya Masyarakat
Adat Kei; Jakarta, Yayasan Sejati
Rahail J. P, 193, Larvul Ngabal; Jakarta, Yayasan Sejati
Tijono Lambang Suharko, 1998 “sosiologi II”. Jakarta, PT. Jimika Ekakarya.
Lambang Tijono, Suhartko, 1998. “Sosologi II”, Jakarta; Pt ZJimika Ekakarya
Soerjono Soekanto, 1982. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta; PT. RajaGrafindo
Persada
Robin Wiliams, Jr. 1960, American Society. New York; A Fred A Knopf.
Kingsley Davis, 1960. Human Society, New York: The Macmillan Company,
I Gusti Made Bfurah, 2006, Buku Pendidikan Agama Hindu untuk Perguruan Tinggi,
Jakarta; Paramita.
39