Nurul Faidah
Nurul Faidah
PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Zainul Hasan Genggong
Kraksaan Probolinggo
Oleh:
Nurul Faidah
NIMKO: 2017.12.01.20.0071
1
membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi
ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.
Wassalamu „alaikum Warahmatullahi Wabarokaatuh.
Nurul Faidah
2
I. Judul Penelitian
Manajemen Pembelajaran Bahasa Inggris Dalam Mengembangkan
Kemampuan Berbahasa di Pondok Puteri Pesantren Zainul Hasan Genggong
3
santri-santri menerima pendidikan agama melalui sistem pengajian atau
madrasah yang sepenuhnya berada di bawah kedaulatan dan leadership
seorang atau beberapa orang kyai dengan cirri khas yang bersifat karismatik
dan independent dalam segala hal. Dengan adanya moderninasi, dunia
pesantren memberikan respon yang berbeda-beda sebagian pesantren ada
yang menolak campur tangan dari pemerintah, karna mereka menganggap
akan mengancam eksistensi pendidikan khas pesantren. Tetapi ada juga
pesantren yang memberikan respon adaptif dengan mengadopsi sistem
persekolahan yang ada pada pendidikan formal sehingga banyak bermunculan
pondok pesantren yang beragam dan menamakan diri sebagai pondok
pesantren modern.1
Dalam kasus yang penulis temukan di lapangan ada sebagian instansi
pendidikan yang lebih mengutamakan formalitas daripada kualitas
pembelajaran bahasa asing. Hal ini memiliki potensi yang sangat besar
terjadinya ketertinggalan materi, mengingat bahasa asing merupakan elemen
terpenting di era industri 4.0. Disisi lain salah satu penyebab ketertinggalan
pengetahuan bahasa inggris oleh para santri di suatu instansi yaitu adanya
sifat antipati didalam manajemen pembelajaran bahasa. Hal ini sangat jelas
menggambarkan bahwasannya perlu adanya perubahan manajemen
pembelajaran guna mengejar ketertinggalan buta bahasa.
Adapun keberhasilan managemen yang dilakukan oleh semua instansi,
utamanya instansi bahasa inggris yaitu adanya sinkronisasi antara bagian
manajemen dan tenaga pengajar.
“Komunikasi atau sinkronisasi yang dilakukan oleh bagian manajemen
dan tenaga pengajar sangat penting, hal ini sangat erat kaitannya dengan
fleksibelitas antara metode yang digunakan dengan materi yang akan
diajarkan. Jika hal ini tidak diterapkan maka dampak yang sangat terlihat
jelas yaitu sulitnya para santri dalam memahami dan mengaplikasikan
materi yang di dapat. Manajemen pembelajaran memiliki kunci utama
1
Ratih Purwasih,”Kebijakan Pimpinan Pesantren Modern dalam Meningkatkan Kemampuan
Berbahasa Asing Santri”Jurnal Manajemen Dakwah Vol.3,Nomer 1,2018,1-7
4
atau menjadi pioner utama dalam keberhasilan belajar. Hal ini sangat
mungkin terjadi karena manajemen pembelajaran merupakan kerangka
dalam sebuah belajar santri. “2
Oleh karena itu dalam penulisan karya tulis ini penulis mengangkat judul
“Manajemen Pembelajaran Bahasa Inggris Dalam Mengembangkan
Kemampuan Berbahasa Di Pondok Puteri Pesantren Zainul Hasan
Genggong”
V. Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini untuk
mengetahui:
1. Untuk mengetahui manajemen pembelajaran di pondok putri pesantren
zainul hasan genggong.
2. Untuk mengetahui faktor apa yang menghambat usaha mengembangkan
kemampuan berbahasa inggris di pondok putri pesantren zainul hasan
genggong.
2
Berdasarkan Wawancara Awal Dengan NuruL Aini, Kepala LPBI Genggong Pajarakan Probolinggo
Pada Tanggal 28 Februari 2021 Di Kantor Putri Pondok Pusat Pada Pukul 18.00-19-30
5
VI. Manfaat penelitian
1. Untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang ilmu bahasa
inggris dan manajemennya.
2. Sebagai bahan masukan bagi kepala lembaga pengembangan bahasa
inggris dalam penerapan manajemen pembelajaran di pondok pesantren
putri zainul hasan genggong.
3. Untuk memberikan masukan dan upaya yang dilakukan untuk
meningkatkan berbahasa inggris.
3
Jamal Ma‟mur Asmani, Manajemen Pengelolaan dan Kepemimpinan Pendidikan Profesional
(Yogyakarta: DIVA Press, 2009), 70.
6
2. Pembelajaran
Kata pembelajaran adalah terjemahan dari instruction yang banyak
di pakai dalam dunia pendidikan di amerika Serikat. Istilah ini banyak
dipengaruhi oleh aliran psikologi holistic yang menempatkan peserta
didik sebagai sumber dari kegiatan. Selain itu, istilah pembelajaran juga
dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang di asumsikan dapat
mempermudah peserta didikn mempelajari segala sesuatu lewat berbagai
macam media seperti bahan-bahan cetak, program, gambar, audio, dan
sebagainya, sehingga semua itu mendorong terjadinya perubahan
peranan guru dalam menelola proses belajar-mengajar dari guru sebagai
sumber belajar.
Dari pengertian di atas, jelas tergambar bahwa pembelajaran
merupakan suatu proses komunikasi secara transaksional yang di
dalamnya ada sifat timbal balik antara peserta didik dengan guru, peserta
didik dengan peserta didik atau peserta didik dengan sumber belajar
lainnya pada suatu lingkungan belajar tertentu untuk mencapai tujuan
tertentu. Komunikasi transaksional merupakan bentu komunikasi yang
dapat diterima, dipahami, dan disepakati oleh pihak-pihak yang terkait
dengan kegiatan pembelajaran.4
3. Manajemen Pembelajaran
Pembelajaran merupakan kegiatan yang di dalam pelaksanaannya
melibatkan guru dan siswa. “Manajemen pembelajaran adalah
kemampuan guru (manajer) dalam menggunakan sumber daya yang ada,
melalui kegiatan menciptakan dan mengembangkan kerja sama, sehingga
di antara mereka tercipta pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan di kelas secara efektif dan efisien”
Dapat di simpulkan bahwa manajemen pembelajaran adalah
kegiatan yang dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan
4
Ajat Rukajat, Menejemen Pembelajaran, (Yogyakarta: Deepublish, 2018), 13
7
dan penilain pelaksanaan pembelajaran agar mencapai hasil belajar yang
efektif.5
4. Bahasa Inggris
Penguasaan bahasa Inggris yang sedang dominan dalam pergaulan
internasional, merupakan salah satu akses untuk meraih keberhasilan
dalam berbagai bidang.
Dalam konteks itu, pengajaran bahasa Inggris di Indonesia juga
mengalami berbagai perubahan. Selanjutnya belajar bahasa Inggris
hendaknya memenuhi dua tujuan. Pertama, pembelajaran perlu
menyiapkan diri agar bisa membaca buku teks dalam bahasa Inggris.
Kedua, kemampuan berbahasa Inggris selama bertahun-tahun di sekolah,
umumnya kompetensi dalam bahasa ini di kalangan lulusan sekolah
menengah secara umum masih tergolong sangat rendah.
5. Pengembangan Kemampuan Berbahasa
Kemampuan berbahasa merupakan kesanggupan, kecakapan,
kekayaan ucapan pikiran dan perasaan manusia melalui bunyi yang arbiter,
digunakan untuk bekerjasama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri
dalam percakapan yang baik. Bahasa pada hakikatnya adalah ucapan
pikiran dan perasaan manusia secara teratur, yang mempergunakan bunyi
sebagai alatnya.
Perkembangan bahasa sebagai salah satu dari kemampuan dasar
yang harus dimiliki oleh seseorang, sesuai dengan tahapan usia dan
karakteristik perkembangannya. Bahasa adalah suatu sistem symbol untuk
berkomunikasi yang meluputi fonologi (unit suara), morfologi (unit arti),
simpaktis (kata bahasa), sematik (variasi arti) dan pragmatik (penggunaan)
bahasa. Dengan bahasa seseorang dapat mengkomunikasikan maksud,
tujuan, pemikiran, maupun perasaan dengan orang lain. Bahasa sebagai
sarana kegiatan berkomunikasi memegang peranan yang sangat penting
dalam kehidupan manusia sebagai ungkapan hasil pemikiran seseorang
kepada orang lain agar dapat dipahami.
5
Ajat Rukajat, Menejemen Pembelajaran, (Yogyakarta: Deepublish, 2018),10
8
VIII. Metodologi Penelitian
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah menggunakan penelitian kualitatif.
Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian
naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah
(natural setting), disebut juga dengan metode etnographi karena pada
awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang
antropologi budaya, disebut sebagai metose kualitatif, karena data
yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.
Metode penelitian kualitatif ialah metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti
pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah
eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci,
pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan
snowbaal, teknik pengumpulan data dengan trianggulasi (gabungan),
analisis data bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil penelitian
kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.6
B. Kehadiran Peneliti
Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai instrumen utama, yaitu
sebagai pelaksana, pengamat sekaligus sebagai pengumpul data.
Sebagai pelaksana, peneliti melaksanakan penelitian ini di pondok
pesantren putri Zainul Hasan Genggong untuk mengetahui manajemen
pembelajaran dalam mengembangkan kemampuan berbahasa Inggris,
peneliti berperan sebagai pengamat untuk mengamati bagaimana
proses manajemen pembelajaran bahasa Inggris di pondok putri
pesantren Zainul Hasan Genggong.
C. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan oleh peneliti di pondok pesantren putri
Zainul Hasan Genggong.
6
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2016), 14-15.
9
D. Sumber Data
Sumber data penelitian ini merupakan subyek dari mana data dapat
diperoleh. Apabila penelitian menggunakan kuesioner atau wawancara
dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden,
yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan – pertanyaan
penelitian, baik pertanyaan tertulis maupun lisan. Sumber datapun
dapat menjadi dua, yaitu:
1. Sumber data primer
Data primer diperoleh dari sumber pertama melalui
prosedur dan teknik pengambilan data yang didapat berupa
interview, observasi maupun penggunaan instrumen pengukuran
yang khusus di rancang sesuai dengan tujuannya. Data ini meliputi
manajemen pembelajaran dan data penunjang lainnya yang
diperoleh melalui observasi, wawancara di pondok pesantren putri
Zainu Hasan Genggong.
2. Sumber data sekunder
Data sekunder yaitu data yang sudah tersusun dalam bentuk
dokumen – dokumen.
Dalam penelitian ini sumber data merupakan hal yang sangat
penting dalam menentukan tugas penelitian dan meminimalisir
penipuan data dari segala bentuk rekayasa peneliti. Sumber data di
dapat peneliti dari subyek yang diteliti sebagai informan yang
memberikan informasi adalah:
a. Kepala pondok di pondok pesantren puteri zainul hasan genggong.
b. Kepala pengembangan bahasa Inggris di pondok puteri pesantren
zainul hasan genggong.
c. santri puteri yang mengikuti kegiatan pengembangan bahasa
Inggris di pondok pesantren zainul hasan genggong.
10
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data yang valid dan objektif dalam
penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan
observasi, interview (wawancara), dan metode dokumentasi.
1. Metode observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai
ciri yang spesifik bila di bandingkan dengan teknik yang lain, yaitu
wawancara dan kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner selalu
berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada
orang, tetapi juga obyek – obyek alam yang lain.7
2. Metode interview
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data
apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk
menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila
peneliti ingin mengetahui hal – hal dari responden yang lebih
mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau kecil. Teknik
pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri
sendiri atau self – report, atau setidak – tidaknya pada pengetahuan
dan atau keyakinan pribadi.8
3. Metode dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu cara mencari data mengenai hal
– hal yang bersifat dokumen terhadap alokasi penelitian antara lain
seperti proses peminjaman dan pengembalian buku.
Metode dokumentasi merupakan metode pengumpulan data
yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, foto dan
sebagainya. Metode dokumentasi merupakan sumber non manusia,
sumber data ini adalah sumber yang cukup bermanfaat sebab telah
tersedia sehingga relatif murah pengeluaran biaya untuk
memperolehnya.
7
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2016), 203.
8
Ibid., 194.
11
F. Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis, data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan,
dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam
kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa,
menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan
dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh
diri sendiri maupun orang lain.
G. Pengecekan Keabsahan Temuan
Agar hasil penelitian dapat dipertanggung jawabkan maka
dikembangkan tata cara untuk mempertanggung jawabkan keabsahan
hasil penelitian, karena tidak mungkin melakukan pengecekan
terhadap instrument penelitian yang diperankan oleh peneliti itu
sendiri, maka yang akan diperiksa adalah keabsahan datanya.
Untuk menetapkan keabsahan (trustworthiness) data memerlukan
teknik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas
sejumlah kriteria tertentu. Ada empat kriteria yang di gunakan, yaitu
derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability),
keberuntungan (depenbality), dan kepastian (corfirmability).9
Pada penelitian ini, uji kredibilitas data hasil penelitian dilakukan
dengan triangulasi teknik, yaitu menggunakan teknik pengumpulan
data observasi, dokumentasi dan wawancara kepada subyek penelitian.
H. Tahapan – tahapan Penelitian
Tahap-tahap penelitian laporan adalah sebagai berikut:
1. Tahap Pra Lapangan
Menyusun rancangan penelitian, memilih lapangan
penelitian, mengurus perizinan, menilai keadaan lapangan, memilih
dan memanfaatkan informan, menyiapkan perlengkapan penelitian,
dan yang menyangkut persoalan etika penelitian.
9
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2011), 268
12
2. Tahap Penelitian
Memahami latar penelitian dan persiapan diri, memasuki
lapangan dan berperan serta sambil mengumpulkan data. Pada tahap
ini peneliti memanfaatkan untuk fokus penelitian yang biasa disebut
dengan pekerjaan lapangan. Adapun yang harus dikerjakan pada
tahap ini memahami fenomena secara mendalam, memasuki
lapangan dan menggali data secara akurat.
3. Tahap Analisis Data
Analisis data selama pengumpulan data dan setelah
pengumpulan data. Tahap ketiga merupakan analisis data, pada tahap
ini peneliti lakukan dengan mengecek dan memeriksa keabsahan data
dengan fenomena atau subyek studi maupun dokumentasi untuk
membuktikan keabsahan data yang peneliti kumpulkan. Dengan
terkumpulnya data secara valid maka selanjutnya diadakan analisis
untuk menemukan hasil penelitian. Dan untuk terakhir kalinya disusul
laporan hasil penelitian.
13
BAB IV: HASIL PENELITIAN
Terdiri atas hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti.
BAB V: PENUTUP
Terdiri atas kesimpulan dan saran.
14
XII. Daftar Rujukan Sementara
Rukajat, Aja.t Manajemen Pembelajaran. Jogjakarta: Deepublish, 2018. Ed.1
,Cet.1
Asmani, Jamal Ma‟mur. Manajemen Pengelolaan dan Kepemimpinan
Pendidikan Profesional. Yogyakarta: DIVA Press, 2009.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta, 2011.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfab
15