Anda di halaman 1dari 8

http://theurbanmama.com/forum/topic1972-gifted-disinkroni.

html

Mods, izin buka thread ini ya. Sepertinya belum ada.

Sebetulnya agak nervous ketika mau buka thread ini, mengingat aku bukan dokter spesialis anak
konsultan tumbuh kembang, bukan psikolog, dan bukan dokter spesialis syaraf anak. Terlebih
lagi ada bahasan yg menyinggung ttg IQ anak, aku takut ada yg salah persepsi menganggapku
mengekspose kelebihan anakku, pdhl bukan itu tujuannya.

Aku hanya ingin berbagi pengalaman. Sebagai orang tua yang mempunyai anak dengan pola
perkembangan yg seringkali "aneh", kita perlu hati-hati dan mawas diri, jangan cepat2
menganggap anak kita mengalami gangguan perkembangan spt halnya autisme dan ADHD.
Mintalah pertolongan pihak profesional yg benar2 qualifed di bidangnya. Jangan cepat menyerah
jika anak kita divonis autis/ADHD, jika mmg kita sebagai ibunya mempunyai feeling kalau anak
kita bukan termasuk yg seperti itu. Second opinion perlu.

Sepertinya istilah gifted disinkroni masih blm terlalu familiar di indonesia, terbukti kalau aku
mengantar anakku terapi behavior (untuk selanjutnya ke terapi wicara), banyak yg tidak tahu
ketika kujelaskan kalau anakku adalah anak gifted yg mengalami disinkronitas (ketidakselarasan)
dlm perkembangannya. Terlebih lagi, dan yang paling krusial, anak-anak gifted ini sering disalah
sangka sebagai anak autis ataupun ADHD, baik oleh orang awam maupun oleh kaum profesional
sendiri.

Aku sendiri pertama kali kenal istilah gifted disinkroni sekitar 2 tahun lalu, dari blognya bu Julia
van Tiel, http://gifted-disinkroni.blogspot.com/.. Definisi anak gited adalah anak yg IQnya
diatas 130, mempunyai kreativitas dan motivasi yg tinggi. Saat itu aku sedang mencari referensi
masalah speech delay-nya anakku. Tapi blog itu tdk terlalu kubaca mendalam karena "ah, masa
sih anakku seperti itu, lha wong IQku tidak sampai 130". Jujur saat itu aku malah lebih banyak
mencari referensi ttg autisme dan juga ADHD (Attention Defisit Hyperactivity Disorder)
sehubungan dg mslh speech delay dan sangat aktifnya anakku.

Waktu anakku umur 2,5 tahun, aku bawa anakku ke seorang dsa di Balikpapan. Menurut beliau
anakku mempunyai ciri2 anak ASD, maka dari itu harus diterapi perilaku dan wicara agar
tumbuh kembang ke depannya baik. Fyi saat itu anakku

 sdh bicara tapi kosakatanya masih 50an tapi masih suka berbahasa planet
 kontak mata ada ttp dianggap kurang lama/kurang intens
 lebih suka menyanyi (dia hafal 50an lagu anak) daripada belajar bicara
 tdk bisa mengucapkan kata2 permintaan (hanya menarik2 tangan kita ketika
menginginkan sesuatu)
 hand flapping kalau sdg exited atau ketika sdg sgt fokus pd sesuatu, dan sangat aktif.

Suamiku sgt syok saat itu. Aku sih tdk terlalu krn entah mengapa feelingku bilang anakku bukan
autis krn kemampuan reseptifnya bagus (paham nama2 benda meski dia blm bisa menyebut, tahu
perintah dan larangan), rasa ingin tahunya besar, problem solvingnya thd sesuatu hal bagus, dan
dia selalu datang ketika kupanggil namanya. Terlebih lagi, kudengar bbrp cerita dari tmn atau
kenalan yg waktu kecil anaknya divonis autis ternyata stlh masuk SD ciri2 autisnya menghilang.
Anak-anak mereka bisa berbicara lancar, bisa bersosialisasi dan berprestasi di sekolahnya.
Setahuku autis adalah bentuk disorder yg menetap seumur hidup, sebagaimana halnya kakak
iparku, yg diam2 aku suka membanding2kan perilakunya dg perilaku anakku.

Menuruti nasehat dokter, anakku kuikutkan terapi wicara di Bandung. Ttp sblm mengikuti terapi
bicara anakku harus terapi behaviour dl krn dia masih sangat aktif. Aku ikutkan dia terapi
behaviour sekitar 6 bulan, kemudian ku-stop krn anakku bosan dg materi terapinya dan
kesibukanku merawat baby baru. Oya, suatu hari ketika sedang mengantar anakku terapi, aku
baca buku "Anakku Terlambat Bicara: Anak Berbakat dengan Disinkronitas Perkembangan,
Membedakannya dengan Autisme, ADHD, dan Permasalahan Gangguan Belajar" karangan bu
Julia van Tiel juga, buku itu milik salah satu terapis disana. Disitu bu Julia menceritakan masa
kecil anaknya. Aku merasa banyak menemukan kesamaan, perilaku dan problematika
pengasuhan anaknya mirip sekali dg anakku.

Saat anakku umur 3 tahun, makin kelihatan kalau anakku "berbeda" dg anak sebayanya. Baik
dari segi minat dan kemampuan bicara. Saat anak yg lain sdh bicara panjang lebar, anakku mlh
baru merangkai kalimat dari 2 kata. Dan yg paling kelihatan beda, saat anak lain seumurnya sdh
bisa menahan rasa ingin tahunya, anakku masih sll penasaran thd sesuatu. Jika dia ingin tahu,
akan dikejarnya barang/hal itu sampai dapat, sekedar untuk melihat2nya atau menyentuhnya.
Tanpa bisa diberi tahu itu tdk boleh, itu barang orang dsb. Untuk keaktifannya ini, gurunya di
TBpun sampai mengeluh padaku.

Hingga suatu hari, aku tahu dari fb kalau ada dokter anak konsultan tumbuh kembang yg bagus
di Bandung yg juga menangani ttg anak cerdas tapi mempunyai gangguan perilaku. Akhirnya
aku bawa anakku ke dr. Purboyo Solek di Santosa Hospital Bandung. Disana, bersama team
terapisnya, anakku diamati perilakunya sekitar 1 jam. Disitu aku dan suami diberi tahu kalau
anakku mengalami gangguan berbahasa ekspresif dan disinkronitas perkembangan yg biasa
terjadi pada anak dg IQ diatas rata2. Untuk selanjutnya disebut gifted disinkroni. Sebenarnya
anakku blm terlalu pas disebut gifted, krn baru bisa disebut gifted setelah anakku bisa tes IQ,
sedangkan tes IQ untuk anak2 seperti anakku baru bisa dipertanggungjawabkan hasilnya kalau
umurnya sudah diatas 5 thn, setelah kemampuan bicaranya catch-up.

Disitu dokter menjelaskan juga, kalau bukan oleh kaum profesional yg mengerti ttg anak gifted,
anak kita bisa diberi label anak autis, ASD, ataupun ADHD spt yg pernah dialami anakku krn
memang mereka mempunyai perilaku yg MIRIP, tetapi SANGAT BERBEDA. Sayangnya
hanya profesional yg betul2 tahu saja yg bisa membedakannya.
--> Contoh perilaku yg membedakan anak gifted dengan anak autis stlh dokter mengamati
perilaku anakku:

 Anakku ketika diambil mainannya akan berusaha merebut kembali mainannya. Sedang
pada anak autis ketika mainannya direbut dia tidak punya usaha untuk merebut barang
tadi.
 Ttg kontak mata yg dianggap kurang, anakku mmg tergolong yg dengan memandang
sebentar dia sdh merasa cukup tahu. Jd yg penting adalah kwalitasnya, bukan
kwantitasnya. Tapi untuk selanjutnya akan dilatih agar anakku bisa
memperlama/mempertahankan kontak mata dg lawan bicara.
 Anakku sdg suka menyusun uang. Beda dg anak autis, mereka menyusun saja, sedangkan
pd anakku dia mengklasifikasikan uang dari gambar dan warnanya.
 Hand flapping bisa terjadi pd siapa saja (orang dg IQ normal, gifted, ataupun autis).
Hanya yg membedakannya anakku hanya melakukan disaat dia sdg over excited atau
ketika sdg hiperfokus. Sedangkan gerakan repetitif pd penderita autis hampir setiap saat,
dan terutama terjadi pd saat situasi dimana mereka merasa tidak nyaman/akan marah.

--> Contoh perilaku yg membedakan anakku dg penderita ADHD. Anakku pada kegiatan yg
anakku sukai, dia akan bisa fokusbahkan hiperfokus, sedangkan anak dg ADHD tdk bisa fokus
pd hal apapun. Dan penderita ADHD TIDAK pernah mengalami speech delay. Tambahan lagi
dari beberapa referensi yg kubaca, ADHD juga baru bisa ditegakkan stlh anak berumur >6 tahun.

--> Yg membedakan gangguan berbicara & berbahasa ekspresif pd anak dg IQ tinggi dan anak
yg murni mengalami gangguan berbicara & berbahasa ekspresif adalah (anak dg IQ rata-rata):
pada anak yg murni mengalami gangguan berbicara & berbahasa ekspresif perilakunya tidak
sangat aktif dan serba ingin tahu seperti halnya anakku.

Pola perkembangan anak gifted (aku ambil dari bukunya bu Julia, "Pendidikan Anakku
Terlambat Bicara") :
1. Perkembangannya mempunyai skala yg besar
Anak gifted mempunyai perkembangan psikomotor yg besar, sll bergerak dan banyak energi,
cepat & banyak bicara, dan membutuhkan jam tidur yg lebih sedikit drpd anak normal.
Perkembangan psikomotor yg besar diikuti dg perkembangan rasa ingin tahu yg besar jg
menyebabkan anak-anak ini sangat tinggi aktivitasnya.
Perkembangan psikomotor yg besar ini sdh tampak sejak bayi.

 Tangan dan kaki selalu bergerak tiada hentinya. (Pada anakku kuamati dari newborn
ketika minum ASI, salah satu kakinya selalu ketuwal-ketuwil bergerak lurus dan ditekuk.
Kuamati pd anakku yg ke-2 dan beberapa bayi2 lainnya tidak)
 Perkembangan motoriknya capat. Menggapai, membalik badan, duduk, merangkak,
berdiri, berjalan, mempunyai jadwal yg lebih cepat dr anak seusianya. Kadang ada yg
masa merangkaknya sangat cepat kemudian tahu-tahu sdh jalan. (pd anakku mlh masa
merangkaknya terbalik. Jadi setelah duduk dia langsung berdiri. Merangkak dialaminya
stlh dia bisa jala dg dipegangi/jalan merambat sendiri di dinding. Dan masa
merangkaknya jg kurang lebih satu bulan. Usia 11an bulan dia sdh mulai berjalan)
 Usia eksplorasi dimulai dari usia 18 bln sd 3 thn. Dia mjd tukang "acak-acak" segala
tempat.
 Ia selalu berlari kesana-kemari, loncat sana-sini, memegang semua benda yg ditemuinya,
memutar/memencet tombol-tombol dsb.
 Di sekolah taman bermain dan TK, anak ini sering lebih dulu berputar-putar melihat-lihat
ke sekelilingnya drpd mengerjakan tugas. (Yang ini anakku banget, terutama pd saat
pelajaran olahraga atau ketika kuajak ke tempat yg baru dia kunjungi pertama kali). Dia
juga suka masuk kolong meja dan naik-naik.

2. Sensual
Ditunjukkan dg

 Menghendaki label baju digunting/dibuang krn dirasa mengganggunya.


 Menyukai hal-hal yg merangsang sensoris spt tekstur,bau2an, dan rasa
 Bereaksi kuat thd input sensori yg negatif spt suara gaduh, bau tidak enak dsb,
 Mempunyai kesadaran yg kuat akan estetika, kecantikan, keindahan, atau menangis
ketika mendengar lagu sendu.
 Anak tidak tahan thdp pakaian basah, dan akan segera minta ganti, dsb

3. Imaginasi
Kadang imaginasi dan fantasinya bg anak2 yg masih kecil sering membuatnya ketakutan sendiri,
sebab anak2 masih blm bisa membedakan mana yg fantasi dan mana yg realita.

4. Intelektual
umumnya anak2 ini bisa membaca dan berhitung sendiri sblm anak2 lain bisa melakukannya. Ia
bisa membaca dan berhitung dari belajar2 sendiri dg cara memperhatikan huruf2, iklan, logo-
logo yg banyak tersebar di TV, surat kabar dsb.
Ada jg yg langsung loncat ke menggambar dlm bentuk 3 dimensi, seperti ia bisa menggambar
manusia utuh dr kepala sd kaki sedangkan anak lain mungkin baru bisa menggambar sd
kepalanya saja

5.Emosi.

 Sangat empati dan mudah merasa iba


 Sangat sensitif perasaannya
 Suka melontarkan humor ttp jika dibalas justru sering merasa sakit hati.

Anak gifted/cerdas istimewa berbeda dg anak cerdas/intelegensi tinggi/bright child meskipun


secara IQ mereka sama2 diatas rata-rata. Bedanya bisa dilihat disini (mulai capek ngetik soalnya
)
Dari salah seorang terapis, aku mendapat info kalau 70% anak gifted adalah anak underachiever.
Maka dari itu, anak gifted disinkroni dimasukkan dalam kategori anak berkebutuhan khusus krn
tumbuh kembangnya yg beda.
Bagi aku sendiri, tahu ttg keadaan anakku memberiku pemahaman tersendiri ttg tumbuh
kembangnya yg berbeda dg anak2 lain. Dl aku sering sedih dan stress ketika orang mencap
anakku ini itu, anakku tdk bisa diam dan sll mengacak2 barang dirumah, dan melihat anakku kok
beda dg teman2nya krn dia acapkali kelihatan sbg anak yg late bloomer.

Ttg gangguan bicara dan berbahasa ekspresif yg dialami anakku dan sering dialami anak gifted
lainnya ciri2nya sbb:
anak mulai bicara pd time frame yg normal (awal usia 1 tahun). anak pada awalnya sudah mulai
bicara beberapa kata, namun bersamaan dengan perkembangan motorik kasar dan eksplorasinya
(di sekitar usia 18 bulan) anak mengalami kemunduran prestasi bicara. Ia semakin menyendiri,
asik dengan mainannya, tidak merespon dan semakin sulit diajari. Motorik kasarnya semakin
berkembang luar biasa diikuti dengan tingkat aktivitas yang tinggi. Sekalipun anak-anak ini tidak
mampu berbicara namun ia masih bisa menangkap perintah-perintah yang diberikan
orangtuanya. Ia juga sangat mampu membangun relasi yang hangat dengan orangtuanya.
Kebingungan yang sering disampaikan orangtua adalah, si anak tidak merespon jika dipanggil
(jikapun merespon hanya merespon sekilas saja), terutama saat ia asik bermain sendiri. Ia akan
mulai bicara lagi di usianya yang ke tiga bahkan ada yang mulai lagi di usianya yang ke empat.
Kondisi tidak bisa berkomunikasi dengan baik akan berlangsung hingga anak masuk usia sekolah
dasar dan di usia itu anak sudah mulai bisa diajak bicara dua arah.

HTH ya mom. Kalau ingin tahu lebih detail bisa ke dsa(K) yg juga mendalami anak gifted, baca2
blognya bu Julia, dan membeli bukunya. Search di internet juga banyak info ttg anak gifted ini

Ttg giftedness pd seorang anak, menurut dokter Purboyo Solek dan bu Julia, mmg ada unsur
keturunan juga. Masih mnrt dokter Purboyo, 30% dari IQ anak itu adl diturunkan dari orang
tuanya, sisanya adl pengaruh unsur gizi dan lingkungan. Kalau dari ceritanya bu Julia di bukunya
(Pendidikan Anakku Terlambat Bicara), sewaktu ke psikolog (atau ortopedagog ya, aku lupa),
beliau diberi tahu kalau IQ anak itu plus-minus 10 dari IQ orang tuanya.
Dan juga meskipun IQ sama-sama tinggi, anak gifted (cerdas istimewa) berbeda dg anak cerdas
(bright child) krn anak cerdas tdk bermasalah dalam tumbuh kembangnya, dia adalah tipe anak
"yang disukai guru-guru di sekolah"

iyu..aku baru tahu kalau ilyasa gifted disinkroni ketika dia umur 3 thn 5 bln, setelah konsul dg
dokter Purboyo Solek. Dimulai sejak aku baca-baca bukunya bu Julia (waktu itu Ilyasa 3 thn),
aku jd merasa banyak menemukan kesamaan antara cerita perilaku&perkembangan ilyasa dg
anaknya bu Julia (namanya Johan). Tapi waktu itu aku hanya berani cerita ke suami, ibuku, dan
bapak mertua. Takut kalau2 aku terlalu high expectation thdp anakku.

Setelah masuk usia >3 tahun, kulihat bbrp potensi anakku mulai keluar, spt dia tahu2 bisa
mengenal&membedakan warna dan gambar secara otodidak dari bermain uang. Tadinya waktu
umur 2,5 sd 3 thn kuajari warna, persamaan gambar dia sll spt tidak mengerti & tidak tertarik.
Selain itu yg kuamati dia juga mulai tahu membedakan saluran2 televisi. Misal dia mau nonton
SCTV pas kupindah ke RCTI kok dia bisa tahu, pdhl masih sama-sama iklan. Agak lama aku
bertanya2 dari mana dia bisa membedakan antara SCTV dan RCTI, ternyata dia
membedakannya dari lambang SCTV dan RCTI.

Ada juga kejadian dia melafal dan menunjuk angka 1-10 di kalender padahal aku belum
mengajarinya bentuk2 angka, ternyata dia belajar sendiri dari "laptop" miliknya.

Kalau dari pengalaman anakku, masa 2 thn-3 thn dia masih usia explore sana-sini (walau
skrgpun masih), masih terlalu ke arah perkembangan motorik kasar, jd perkembangan
"intelektualnya" tidak terlalu terlihat.

iyu..mmg salah satu ciri anak gifted disinkroni adalah mengalami keterlambatan bicara. Ia
mempunyai perkembangan dengan tahapannya sendiri, yaitu adanya lompatan perkembangan
kognitif dan motorik, tetapi mengalami keterlambatan bicara. Menurut Linda Silverman,
psikolog ahli anak gifted dari USA, anak2 gifted yg sewaktu kecilnya mengalami disinkronitas
ini adalah gifted visual spatial learner.

lompatan perkembangan kognitif dan motorik itu, misal, melompati masa merangkak, masa
merangkak yg pendek krn tahu-tahu sdh belajar berjalan, masa berjalan yg pendek karena tahu-
tahu sudah mulai belajar lari dsb)

Tidak semua anak gifted mengalami keterlambatan bicara dan disinkronitas dlm tumbuh
kembangnya, sepenangkapku (CMIIW ya), hanya gifted spatial-visual learner saja.

mamanyaZayyan..IMHO, kalau ttg deteksi anak ini kenapa, jangan bertanya ke terapis mba,
tanyakan ke dokter tumbuh kembang/psikolog. Seperti halnya yang pernah aku baca di buku
"Einstein Syndrome, Bright Children Who Talk Late", (versi amerika dari anak-anak gifted
disinkroni), jangan menanyakan anak kita "kenapa" ke terapisnya. Karena dari segi keilmuwan
beda, profesi mereka adalah men-terapi bukan "deteksi" spt dokter ahli tumbuh
kembang/psikolog. Nanti yg didapat malah "label" yg salah.
Seperti pengalamanku waktu menanyakan "anak Saya kenapa?" ke beberapa terapis di tempat
terapinya dl, jawabannya berbeda-beda. Ada yg menyebut autis ringan, ada yg menyebut ADHD,
ada yg hanya sedikit hyperaktif dan bukan ADHD, padahal ternyata jawaban itu salah semua .

IMHO, dari pengalamanku, "ketepatan diagnosa" itu penting ya, karena untuk mengahindari
kesalahan penanganan. Jgn sampai anak yg potensi kedepannya bagus, malah tersia-siakan krn
dianggap anak dg gangguan lainnya. Terlebih lagi ketika anak kita sdh masuk bangku sekolah,
pasti guru akan menanyakan kenapa anak kita perkembangannya berbeda dg anak lain. Kalau
kita tahu anak kita kenapa, kita bisa menjelaskannya ke guru untuk selanjutnya bersama-sama
mencari cara belajar+penanganan yg pas untu anak.

Kalau bisa cari profesional yg benar2 ahli di bidangnya ya mbak, demi masa depan anak.
BTW, Maaf ya jika byk yg belum bisa kubagi, aku juga baru di bidang ini. Msh byk yg harus
dipelajari. Nice to meet and share jika ada mama lain yg punya pengalaman ttg gifted disinkroni
ini.

thalia..boleh juga tuh di-share masa kecil adiknya. Memang sebenarnya anak2 yg kayak gini sdh
ada dr jaman dulu. Cuma jaman dulu "labelling" belum seperti sekarang, dimana anak yg
perkembangannya "berbeda" dari anak normal langsung diberi label anak ini-itu.

Oya, ciri yg lain dari anak gifted disinkroni (asyncronous gifted) selain terlambat bicara adalah
late bloomer. Biasanya di awal masa SD, prestasinya blm akan tampak krn di awal masa SD
banyak pelajaran hafalan dan system belajarnya masih byk menuntut konsentrasi telinga (krn
guru masih byk menjelaskan ini-itu), sedangkan mereka susah pd pelajaran yg byk hafalan dan
menuntut konsentrasi telinga krn mereka adalah anak-anak visual learner dan kekurangan
mereka di bidang yg byk memerlukan hafalan seperti bahasa dsb. Tapi kalau sdh mulai tingkat
lanjut dimana pelajaran2 yg membutuhkan analisa dan pelajaran2 yg mengharuskan mereka
mencari referensi dr membaca-baca berbagai buku sendiri semakin banyak, pada akhirnya
mereka akan bisa catch-up.

Ngomong ttg late bloomer ini jd ingat teman sekelasku di SMA. Kebetulan SMAku adalah SMA
terbaik di kota. Biasanya murid yang masuk kesitu dari SMP-SMP yang sudah terkenal, tapi dia
masuk dari SMP yang istilahnya "tidak terkenal", tapi waktu sdh masuk kelas IPA (kelas 3) bisa
juara 1 di kelas. Kita sama-sama kuliah di Teknik. Cuma beda jurusan. Waktu wisuda sarjana,
kaget juga karena IPnya paling tinggi untuk satu fakultas teknik.
Kemarin aku iseng-iseng tanya sama dia, waktu kecilnya telat bicara apa tidak. Dia bilang iya,
waktu masuk SD logatnya juga masih cadel. Masa SDnya sulit. Dia bilang mungkin kalau guru-
guru SDnya tahu keadaan dia sekarang pasti byk yg tidak percaya.

Anak "Gifted" Tak Sekadar Cerdas

http://edukasi.kompas.com/read/2010/08/17/17564653/Anak.Gifted.Tak.Sekadar.Cerdas

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang anak cerdas istimewa dan berbakat istimewa (CI+BI)
atau gifted berbeda dengan anak cerdas. Slamet Rahardjo, budayawan sekaligus pemerhati anak
gifted menyampaikan bahwa anak gifted memiliki kemampuan abstraksi, analisis, dan kreativitas
yang jauh luar biasa dibanding anak cerdas.

Dalam dialog kebudayaannya di acara Malam Peduli Anak Duafa Berbakat, Senin (16/8/2010)
malam, di Jakarta, Slamet mencontohkan perbedaan anak gifted dengan anak cerdas. "Secara
karakteristik mereka (gifted) sangat waspada. Positifnya, cepat mengetahui ada masalah.
Negatifnya, senang mengoreksi. Mereka juga memiliki selera humor yang tinggi. Positifnya,
mampu menertawakan diri sendiri. Negatifnya, membuat lelucon dengan mengorbankan orang
lain," kata Slamet.
Selain itu, seorang anak cerdas, lanjut Slamet akan menjawab pertanyaan dengan benar.
Sementara anak gifted akan mempersoalkan suatu pertanyaan. "Anak cerdas berminat dengan
sesuatu, namun anak gifted penasaran akan sesuatu," katanya.

Kemudian, anak cerdas memiliki gagasan yang bagus dan populer sementara anak gifted
memiliki gagasan yang konyol, aneh, dan di luar keumuman. "Maka anak gifted seringkali
menjadi inisiator," ujar Amril Muhammad, pengajar Cugenang Gifted School, sekolah yang
dirancang untuk mengkomodasi kebutuhan anak gifted.

Seorang anak gifted bukanlah anak yang rajin belajar, berbeda dengan anak cerdas. Namun hasil
ujian mereka selalu bagus. "Ketika ujian, anak cerdas menjawab soal sesuai yang ditanyakan tapi
gifted memperluas konteks jawaban," kata Slamet.

Perbedaan lainnya, anak cerdas menyukai linearitas sementara anak gifted menyukai
kompleksitas. Anak cerdas adalah pemerhati yang baik sedangkan anak gifted adalah pengamat
yang kritis.

Untuk menguasai materi, anak cerdas membutuhkan 6-8 kali pengulangan sementara gifted
hanya butuh 1-2 kali pengulangan. Anak cerdas dapat memahami gagasan orang lain dengan
baik sementara gifted membentuk gagasannya sendiri.

Saat anak cerdas menyelesaikan tugas yang diberikan, gifted lebih senang memulai proyeknya
sendiri. "Mereka bagus menciptakan sesuatu yang baru," kata Amril.

Kemudian seorang anak gifted, kata Amril, lebih senang bergaul dengan orang dewasa dibanding
anak sebaya. Adapun kemampuan anak gifted menurut Amril mencapai 4 kali anak biasa.Mereka
memiliki kecerdasan intelektual very superior atau skor IQ di atas 130.

Tingkat kreativitas dan komitmen kerja anak gifted pun luar biasa. Dengan perkembangan
motorik yang melebihi anak biasa, gifted memiliki daya serap yang tinggi juga daya lontar yang
tinggi.

"Maka mereka cenderung terlihat nakal dan penasaran tinggi, tidak bisa diam," imbuh Amril.

Oleh karena itulah, metode pendidikan bagi anak gifted tidak dapat disamakan dengan anak biasa
atau anak cerdas. "Kita memberikan informasi-informasi saja yang dapat mereka akses sendiri,"
tutur Amril.

http://gifted-disinkroni.blogspot.co.id/

Anda mungkin juga menyukai