Anda di halaman 1dari 39

PENUNTUN PRAKTIKUM

DISUSUN OLEH :

TIM DOSEN FARMAKOLOGI

LABORATORIUM FARMAKOLOGI-BIOFARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2021
Penuntun Praktikum
Farmakokinetik

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah dan karunia yang
dilimpahkan kepada kita semua sehingga penuntun Praktikum Farmakokinetik ini dapat
diselesaikan.
Penuntun ini kami susun sebagai pelengkap dalam kegiatan Praktikum Praktikum
Farmakokinetik pada Fakultas Farmasi Universitas Muslim Indonesia Makassar.
Dalam penuntun ini diberikan sedikit teori yang berhubungan dengan percobaan,
dengan maksud agar para mahasiswa dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. Teori
yang lengkap dapat dilihat kembali pada bahan yang sudah dikuliahkan serta buku-buku
acuan lainnya.
Percobaan-percobaan yang dilakukan secara sederhana dan disesuaikan dengan
kondisi dan fasilitas yang ada di Laboratorium Farmakologi, sehingga materi yang ada dalam
penuntun masih dirasa kurang. Kepada semua pihak yang membantu dalam penyusunan
penuntun ini kami haturkan banyak terima kasih.
Kami menyadari bahwa penuntun ini jauh dari kesempurnaan, olehnya itu kritik dan
saran tetap kami harapkan demi kelengkapan dan kesempurnaan penuntun berikutnya.
Akhirnya kami berharap semoga penuntun ini dapat digunakan dan bermanfaat khususnya
pada Fakultas Farmasi Universitas Muslim Indonesia Makassar demi pengembangan Ilmu
Pengetahuan.

Makassar, Januari 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR.............................................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii

VISI MISI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA..................iii

VISI MISI PROG STUDI SARJANA FARMASI UMI.......................................................iv

TATA TERTIB PRAKTIKUM..............................................................................................v

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)........................................................vii

DAFTAR ISTILAH.............................................................................................................viii

CAPAIAN PEMBELAJARAN............................................................................................vii

PRAKTIKUM I......................................................................................................................1

PRAKTIKUM II.....................................................................................................................4

PRAKTIKUM III..................................................................................................................11

PRAKTIKUM IV..................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................16

LAMPIRAN..........................................................................................................................17

KARTU KONTROL.............................................................................................................22
VISI MISI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

VISI

Terwujudnya Fakultas Farmasi yang unggul, professional dan berdaya saing nasional dalam
menghasilkan tenaga kefarmasian melalui pendidikan, penelitian pengabdian kepada
masyarakat berbasis nilai-nilai keislaman tahun 2021.

MISI

1. Menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dalam


menghasilkan sumber daya manusia yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan
khususnya bidang kefarmasian.
2. Mendidik tenaga kefarmasian yang memiliki integritas kepribadian yang islami,
menjunjung tinggi etika profesi, memilki keunggulan kompetensi pada profesinya,
berwawasan luas, memiliki kepekaan sosial, pengabdi yang mandiri dalam
mengembangkan pengetahuan, teknologi dan seni di bidang kefarmasian
3. Menghasilkan tenaga kefarmasian yang mempunyai peran esensial sebagai “The Seven-
Star Pharmacist”
4. Menghasilkan tenaga kefarmasian yang handal, mandiri, dan kompetitif dalam skala
nasional.
VISI MISI PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

VISI

Menjadi Prog Studi yang menghasilkan Sarjana Farmasi yang islami dan unggul
dibidang kefarmasian serta berdaya saing nasional pada tahun 2021.

MISI

1. Menyelenggarakan pendidikan dan pembelajaran yang berbasis capaian pembelajaran


(Learning outcome) sesuai KKNI, yang ditunjang dengan SDM dan sarana prasarana
yang lengkap.
2. Meningkatkan kualitas penelitian dan pengabdian kepada masyarakat serta publikasi
ilmiah yang bermutu dan memenuhi tuntutan masyarakat pengguna jasa kefarmasian.
3. Membangun dan mengembangkan kerjasama dengan berbagai pihak untuk penerapan dan
pengembangan ilmu Kefarmasian
4. Meningkatkan kecerdasan spiritual lulusan yang berakhlakul karimah melalui prog
pencerahan Qalbu dan mata kuliah ciri khusus UMI.
TATA TERTIB PRAKTIKUM

1. Praktikum harus dilakukan dengan serius disertai dengan pengetahuan tentang teori
Praktikum Farmakokinetik. Sebelum memulai kerja perlu mempelajari serta memahami
petunjuk dan prosedur percobaan yang dilakukan.
2. Kegiatan Praktikum Pagi dimulai pukul 07.30 - 11:00 WITA
Kegiatan Praktikum Siang dimulai pukul 13:30 – 17:00 WITA
3. Praktikan wajib berdoa sebelum dan sesudah pelaksanaan praktikum.
4. Praktikan wajib menggunakan pakaian rapi dan menggunakan baju lab selama mengikuti
praktikum secara daring.
5. Praktikan harus hadir paling lambat 10 menit di media daring yang telah ditentukan oleh
pihak laboratorium sebelum praktikum dimulai (Telegram) dan boleh menggunakan
perangkap laptop atau handphone yang telah memiliki aplikasi telegram di di dalamnya.
6. Pada media telegram grup kelas, praktikan wajib mengisi daftar konfirmasi kehadiran
dengan mengklik polling kehadiran di grup telegram dan mengisi absensi lewat link soho
serta di status telegram terlihat “Online” sampai praktikum berakhir.
7. Jika selama persiapan praktikum/pelaksanaan praktikum ada kendala/masalah yang ingin
disampaikan kepada koordinator, PJ materi, asisten kelompok bisa melalui media
telegram grup. Maka menuliskan permasalahan/pertanyaan dengan format: Klp/ 3 angka
terakhir NIM/ Nama mahasiswa / pertanyaan TAG nama yang dituju Contoh : 3/
001/Nurlela/Saya tidak bisa membuka video tutorial yang di dishare KK @Angga.
8. Setiap praktikan harus sudah mempelajari teori praktikum, Tugas Pendahuluan (TP) dan
prosedur kerja dalam penuntun demi kelancaran praktikum.
9. Setiap praktikan wajib mengunduh dan menyimak video tutorial sampai selesai serta
terlibat aktif dalam mengkuti responsi, diskusi, pre dan post test yang dishare di grup
telegram/kalam.
10. Setiap praktikan wajib mengerjakan lembar kerja (LK) dan mengirimkannya di kalam
sesuai waktu yang ditentukan.
11. Jika ada masalah pada pengiriman LK di kalam segera disampaikan pada asisten
kelompoknya dengan format sama dengan point no 6 diatas.
12. Pengumpulan Tugas pendahuluan (TP) dikirim di kalam sesuai waktu yang ditentukan
yaitu H-1 praktikum.
13. Lembar kerja (LK) harus ACC paling lambat H-1 sebelum hari praktikum selanjutnya dan
teknis pelaksanaan diskusi LK diserahkan kemasing-masing asisten kelompok.
14. Bila praktikan berhalangan ikut praktikum, praktikan harus memberitahu ketidakhadiran
kepada penanggung jawab materi. Alasan ketidakhadiran harus disertai screen shoot/ foto
surat sakit, surat izin, atau kondisi perangkat jika rusak atau jika jaringan bermasalah
sebagai bukti ketidakhadiran.
15. Selama praktikum berlangsung, dilarang melakukan pekerjaan lain dan juga wajib
menggunakan pakaian yang rapi seperti praktikum offline.
16. Selama praktikum berlangsung, praktikan tidak boleh meninggalkan media praktikum
dengan sengaja tanpa ijin koordinator, PJ materi atau asisten kelompoknya /Tidak online
dalam waktu yang lama tanpa konfirmasi dari praktikan.
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) SAAT PRAKTIKUM

Kegiatan praktikum Anatomi dan Fisiologi Manusia TA Ganjil 2020/2021 dilaksanakan


secara daring, sehingga diperlukan penanganan pada keselamatan dan kesehatan kerja saat
praktikum. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
1. Sebelum beraktivitas, praktikan dan asisten dalam kondisi yang sehat. Makan, minum
dan istirahatlah yang cukup.
2. Gunakan ruangan yang memberi rasa nyaman dan tenang, sehingga kegiatan tidak
terganggu dengan kondisi sekitar.
3. Disarankan menggunakan meja dan kursi. Posisi dipastikan membuat praktikan dan
asisten nyaman agar tidak membuat otot tegang atau kelelahan, kursi diusahakan yang
mempunyai busa dan mampunyai sandaran yang nyaman.
4. Aturlah posisi tubuh yang nyaman saat melakukan kegiatan di depan perangkat
5. Gerakkan badan sekali-kali untuk mengurangi ketegangan otot dan pikiran, dan
olahragalah secara teratur
6. Sering-seringlah mengedipkan mata (minimal 5 detik setiap 10 menit), apabila mata
terasa lelah pijitlah mata secara perlahan dan alihkan pandangan anda ke tampat lain
7. Gunakan perangkat yang dalam kondisi yang baik
8. Pastikan perangkat sudah memiliki daya yang cukup untuk dipergunakan
9. Jika perangkat memerlukan pengisian daya secara terus – menerus, maka disarankan
memberikan ruang yang cukup memadai untuk peletakan charger, kabel dan stop
kontak yang tidak membahayakan pengguna.
10. Aturlah cahaya layar (contrast/brightness) perangkat agar tidak terlalu gelap dan terang
11. Jika menggunakan Keyboard dan mouse sebaiknya diletakkan di tempat yang mudah
dijangkau dan posisinya sebaiknya sejajar antar keduanya.
12. Saat melakukan kegiatan praktikum, pastikan semua perlengkapan sudah berada di
sekitar praktikan yang mudah dijangkau saat dibutuhkan. Jika perlu gunakan meja
untuk menata perlengkapan.
DAFTAR ISTILAH

Istilah Arti
k Konstanta kecepatan eliminasi
ka Konstanta kecepatan absorbs
ke Konstanta kecepatan ekskresi
t1/2 Waktu paruh
Vd Volume distribusi
tmaks Waktu pada saat CPmaks
Cpmaks Konsentrasi Plasma maksimum
Cp Konsentrasi plasma
D0 JumLah awal obat dalam tubuh pada saat t = 0 atau dosis obat iv bolus
Cl Klirens (bersihan)
AUC Area Under Curve atau bioavailabilitas
y Absis (variable dependent/bergantung)
x Odinat (variable independent/bebas)
Intercept (perpotongan antara garis grafik dengan sumbu y) atau nilai y
a
pada saat x = 0
b Slope / kemiringan
ε Fungsi epsilon
F Fraksi Obat terabsorpsi secara sistemik.
ln Logaritma natural
MEC Minimum Effective Concentration
MIC Minimum Inhibit Concentration
MTC Minimum Toxic Concentration
Mula Kerja Obat : Rentang waktu antara pemberian obat sampai
Onset
munculnya efek
Lama kerja obat : Rentang waktu antara timbulnya efek obat sampai saat
Durasi
efek hilang
CAPAIAN PEMBELAJARAN

1. Mahasiswa dapat menjelaskan definisi, ruang lingkup farmakokinetik dan dasar-dasar

ilmu yang diperlukan untuk memahami farmakokinetik.

2. Mahasiswa dapat membedakan model farmakokinetika obat sesuai dengan rute

pemberiannya.

3. Mahasiswa dapat menghitung parameter farmakokinetik pemberian iv bolus.

4. Mahasiswa dapat menghitung parameter farmakokinetik pada sediaan oral.

5. Mahasiswa dapat menghitung parameter farmakokinetik menggunakan data urin.


Penuntun Praktikum
Farmakokinetik

PRAKTIKUM I

PENETAPAN PARAMETER FARMAKOKINETIK OBAT


SETELAH PEMBERIAN IV BOLUS

A. TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa dapat menghitung dan mempelajari parameter farmakokinetik
pemberian iv bolus dan menentukan volume distribusinya.

B. TEORI RINGKAS
Volume distribusi (Vd)
Vd pada pemberian secara iv dihitung dengan membagi dosis bolus (Db 0) dengan
Konsentrasi obat dalam plasama pada saat t = 0 (Cp 0) kemudian dikalikan dengan fraksi
obat terabsorpsi (F)

𝑉𝑑 = 𝐷𝑏0
𝑥𝐹
𝐶𝑝0

Rumus-rumus yang digunakan :


1. 𝐷𝑏 = 𝐷𝑏𝑜𝑒−𝑘𝑡
2. 𝐶𝑝 = 𝐶𝑝𝑜𝑒−𝑘𝑡
3. 𝑘 = 𝑘𝑚 + 𝑘𝑒
4. 𝐷𝑏 = 𝑉𝑑 𝐶𝑝
5. 𝐷0 = 𝑘 𝑉𝑑 𝐴𝑈𝐶
𝐷0
6. 𝑉𝑑 =
𝑘 [𝐴𝑈𝐶]𝑜∞

0,693
7. 𝑡½ =
1
Penuntun Praktikum
Farmakokinetik
𝐾

2
C. Praktikum I
Bahan Dan Alat Yang Digunakan
1. Larutan obat yang disediakan dari Laboratorium
2. Larutan antikoagulan : Kalium Oksalat 2% dalam air, dengan dosis 20 mg/10 mL darah
3. Reagen pengendap dan pewarna :
1) HgCl2 8,0 g
2) Feri nitrat 8,0 g
3) HCl 1 N 24,0 mL
4) Aquades ad 200 mL
4. Kanula untuk tikus
5. Timbangan bahan dan hewan

Hewan Uji Yang Digunakan


Tikus jantan dewasa, sehat, bersih dan memiliki berat badan 100-200 g. Setiap tikus
yang akan dijadikan hewan coba terlebih dahulu diberi tanda menggunakan penanda yang
telah disediakan dari Laboratorium.
Cara Kerja
1. Suntik obat secara iv pada hewan uji yang telah dipuasakan. Sebelumnya ambil contoh
darah sebanyak 0,5 mL untuk blanko (t=0).
2. Tentukan kadar obat dalam darah pada 5, 10, 15, 20, 30, 45, 60, 120, 180 dan 240 menit
setelah pemberian.
3. Buat grafik kadar obat di dalam darah (Cp) vs waktu (t) pada kertas grafik.
4. Hitung Vd obat berdasarkan data tersebut.
5. Buat pada kertas grafik hubungan antara kadar obat di dalam darah (µg/mL) dengan
waktu. Tentukan AUC dengan 2 cara :
a. Metode penimbangan
b. Metode trapezoid
Data Yang Diperoleh
BB Dosis Absorban pada menit ke-
No
(kg) (mg) 5 10 15 20 30 45 60 120 180 240

Makassar ……………………..
Mengetahui
Asisten Pembimbing Praktikan
PRAKTIKUM II
PENETAPAN PARAMETER FARMAKOKINETIK OBAT
SETELAH PEMBERIAN ORAL DOSIS TUNGGAL

A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mahasiswa dapat menentukan tetapan laju eliminasi (k), waktu paruh (t1/2), dan
tetapan laju absorpsi (ka) dari suatu obat dengan menggunakan data contoh darah
setelah pemberian dosis tunggal.
2. Mahasiswa dapat menentukan Volume distribusi (Vd)
3. Mahasiswa dapat menentukan luas daerah di bawah kurva (Area Under Curve = AUC).

B. TEORI RINGKAS

C. Kadar Obat Di Dalam Darah


Kadar obat di dalam darah setelah pemberian dosis tunggal secara oral akan
menunjukkan kurva sebagai berikut:

Cp I II
Cpmax

Log
kadar


Cpo
0 t1 t2 t3 t5 t6 t7 t8 t (jam)
t4

Fase I = fase ascending (naik), dimana dDa/dt > dDe/dt


Fase II = fase descending (turun), dimana dDa/dt < dDe/dt

Dengan mengetahui log konsentrasi pada t5, t6, dan t7 (pada titik terjadi penurunan
konsentrasi pada kurva) dapat dibuat persamaan garis II, dimana pada titik potong garis
tersebut dengan sumbu tegak (sumbu Y ) (intersep=a), akan diketahui konsentrasi obat
dalam darah pada t =0, atau CPo, sedangkan slop atau kemiringan (tg ) dikali dengan
2,303 memberikan nilai k.

k = slop x 2,3 ; t1/2 = 0, 693/k

Sedangkan untuk mendapatkan nilai Ka dilakukan dengan melalui beberapa tahap


sebagai berikut :
1. Hitung nilai log konsentrasi obat pada t1, t2, dan t3 (mewakili t dimana terdapat
peningkatan konsentrasi dalam darah), untuk membuat persamaan garis I.
2. Dengan memasukkan nilai t1, t2, dan t3 yang ditentukan sendiri (dipilih titik pada fase
ascending) pada persamaan garis 1, akan diperoleh nilai C1-1, C2-1, dan C3-1,
sedangkan pada garis II akan diperoleh C1-II, C2-II, dan C3-II.
3. Pengurangan nilai C1-II dengan C1-I, C2-II dengan C3-II dengan C3-I, akan
menghasilkan nilai C1-diff, C2-diff, dan C3-diff.
4. Dengan menggunakan nilai log dari ketiga nilai C tersebut, dapat dibuat persamaan
yang menunjukkan nilai Ka

ka = slop X 2,3

Y= a + bxatau log y=log a + ⌈−𝒌⌉x


𝟐,𝟑

Keterangan: y = logaritma konsentrasi obat dalam plasma “log Cp”


x= waktu pengambilan cuplikan sampel pada waktu “t”
a = perpotongan grafik pada sumbu y atau nilai y pada saat x=o, atau
intersep
b = kemiringan garis (slope) memperlihatkan kecendrungan data menaik jika
b positif dan menurun jika b negatif. Nilai ini juga untuk memperoleh
nilai k yaitu −𝒌
⌈ 𝟐.𝟑⌉
Maka nilai k diperoleh dengan rumus:

b = ⌈−𝒌⌉ ; -k = b x 2,3 ; k = -b x 2,3


𝟐.𝟑

Menentukan orde reaksi.


1. Buat 2 grafik (grafik diambil pada fase descending)
(1). Grafik hubungan antara waktu (x) dengan konsentrasi obat dalam plasma (y)
(2). Grafik hubungan antara waktu (x) dengan log konsentrasi obat dalam plasma (y)
2. Regresikan masing-masing garis atau grafik yang terbentuk
3. Tentukan variable intersep (a), slope (b) dan korelasi (r) masing-masing garis atau
grafik.
4. Jika nilai korelasi grafik (1) mendekati 1.00, maka data yang diperoleh mengikuti
orde reaksi 0.
5. Jika nilai korelasi grafik (2) mendekati 1.00, maka data yang diperoleh mengikuti
orde reaksi 1
Catatan :
1. Periode sampling paling sedikit 3-4 x waktu paruh obat
2. Pada fase absorpsi, daerah puncak juga, dan fase eliminasi masing – masing paling
sedikit 3 titik.
3. Untuk menentukan faktor F (fraksi obat terabsorbsi), harus dibandingkan dengan
pemberian i.v.
D. Volume Distribusi (Vd)
Volume distribusi adalah suatu parameter farmakokinetik yang menggambarkan
luas dan intensitas distribusi obat di dalam tubuh. Volume distribusi bukan merupakan
volume yang sesungguhnya dari ruang yang ditempati obat di dalam tubuh, tetapi
hanyalah volume semu. Besarnya volume distribusi dapat digunakan sebagai gambaran
tingkat distribusi obat didalam darah dan cairan tubuh lainnya.
Besarnya volume distribusi tergantung pada beberapa faktor, antara lain:
1. Kecepatan aliran darah di dalam jaringan
2. Kelarutan obat di dalam lipid
3. Koefisien partisi obat dan perbedaan jenis jaringan
4. pH lingkungan serta afinitas obat oleh material biologis.
Untuk menentukan volume distribusi (Vd) dengan cara intravascular dapat
dilakukan segera setelah obat mencapai kesetimbangan, dengan membagi dosis yang
diberikan secara intravascular (Db) dengan kadar obat di dalam plasma pada waktu t = 0
(Cpo).

Dbo F
Vd 
Cp

Volume distribusi dapat juga diperoleh dengan membagi jumLah obat yang
berada di dalam tubuh pada waktu t (Db) dengan kadar obat di dalam plasma (Cp). Db
dapat diperoleh dari pengurangan jumLah obat yang diberikan secara intravaskuler
dengan jumLah obat yang diekskresi pada waktu t, dengan syarat bahwa obat tersebut
hanya dieksdkresi melalui ginjal atau ekskresi yang melalui cara lain dapat diabaikan atau
cara penetapan kadarnya untuk kadar total.
𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝐷0
𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝐷𝐵0 atau Vd = =
Vd = 𝐶𝑝0
= 𝐶𝑝0 𝐶𝑝0 𝐾⌊𝐴𝑈𝐶⌋ ~
0

E. Daerah di Bawah Kurva (Area Under Curve = AUC)


Daerah di bawak kurva (AUC) adalah integral kadar obat di dalam darah dari
waktu t = 0 sampai t = ̴ , dimana besarnya AUC berbanding lurus dengan jumLah
obat yang terabsorpsi.
AUC merupakan salah satu parameter untuk menetapkan bioavailibilatas
(ketersediaanhayati). Cara yang paling sederhana untuk menghitung AUC adalah dengan
metode trapezold. Kurva kadar obat di dalam darah vs waktu dijadikan beberapa
traspesium, kemudian setiap luas trapezium itu dihitung dan dijumLahkan.
Cara lain adalah metode penimbangan, yaitu dengan membuat kurva kadar obat di
dalam darah vs waktu pada kertas grafik, kemudian daerah yang terbentuk dipotong dan
ditimbangn pada timbangan analitis. Berat potongan grafik ini berbanding lurus dengan
besarnya AUC
F. Waktu Paruh (t1/2)
Waktu obat untuk berkurang menjadi setengahnya (t1/2) dapat dicari dengan
menggunakan rumus
 Untuk reaksi orde 0
0.5𝑎
t1/2=
𝑘𝑜
Keterangan
t1/2 = waktu paruh eliminasi
a = intersep
Ko = Laju eliminasi reaksi orde 0

 Untuk reaksi orde 1


0.693
t1/2= 𝐾

Keterangan
t1/2 = waktu paruh eliminasi
K = Laju eliminasi reaksi orde 1
G. Praktikum I
Bahan Dan Alat Yang Digunakan
1. Larutan obat yang disediakan dari Laboratorium
2. Larutan antikoagulan : Kalium Oksalat 2% dalam aquadest, dengan dosis 20 mg/10 mL
darah

3. Reagen pengendap dan pewarna :


HgCl2 8,0 g
Feri nitrat 8,0 g
HCl 1 N 24,0 mL
Aquades add 200 mL
4. Kanula untuk tikus
5. Timbangan bahan dan hewan

Hewan Coba yang Digunakan


Tikus jantan dewasa, sehat, bersih dan memiliki berat badan 100-200 gr. Setiap tikus
yang akan dijadikan hewan coba terlebih dahulu diberi tanda menggunakan penanda yang
telah disediakan dari Laboratorium.

Cara Kerja
1. Berikan beberapa dosis obat secara oral pada hewan uji yang telah dipuasakan.
Sebelumnya ambil contoh darah sebanyak 0,5 mL untuk blanko (t=0).
2. Tentukan kadar obat dalam darah pada 15, 30, 45, 60, 90, 120, 150, 180 dan 240 menit
setelah pemberian.
3. Buat grafik hubungan kadar obat di dalam darah (Cp) dengan waktu (t)
4. Tentukan Ke (tetapan laju eliminasi) dari kurva fase descending (menurun) dan Ka
(tetapan laju absorpsi) dari kurva fase ascending (menanjak) dan tentukan nilai Cdiff
5. Dengan menggunakan nilai Cdiff buatlah persamaan garis dan tentukan nilai Ka
6. Tentukan waktu paruh biologisnya (t1/2)
7. Hitung Vd Obat berdasarkan data tersebut.
8. Buat pada kertas grafik numerik hubungan antara kadar obat di dalam darah (µg/mL)
dengan waktu. Tentukan AUC dengan 2 cara :
a. Metode penimbangan
b. Metode trapezoid

Cara analisis kadar obat


1. Tentukan panjang gelombang maksimal dari obat yang digunakan
2. Buat kurva baku dengan menggunakan panjang gelombang maksimal yang dihasilkan
3. Hitung kadar obat dari supernatan yang dihasilkan.
Ke dalam tabung sentrifus yang berisi 5,0 mL reagens pengendap protein dan
pewarna, masukkan 0,5 mL darah yang telah diberi antikoagulan. Campur baik – baik dan
homogenkan campuran tersebut selama 5 menit. Ambil supernatan dan baca
absorbansinya pada panjang gelombang maksimal bandingkan dengan blanko.

Data Yang Diperoleh


BB Dosis Absorban pada menit ke-
No
(kg) (mg) 0 15 30 45 60 90 120 150 180 240

Makassar
………………………..
Mengetahui
Asisten Pembimbing Praktikan
PRAKTIKUM III
PENETAPAN PARAMETER FARMAKOKINETIK OBAT SETELAH
PEMBERIAN ORAL DOSIS TUNGGAL MENGGUNAKAN DATA EKSKRESI
OBAT LEWAT URIN

A. TUJUAN PRAKTIKUM:
Mahasiswa dapat menganalisis parameter farmakokinetika obat setelah pemberian
obat dosis tunggal menggunakan data ekskresi obat lewat urin

Klirens dapat dihitung sebagai berikut :


kecepatan eliminasi
𝐶𝑙 = konsentrasi plasma (Cp)
dDE/dt 𝜇𝑔/𝑚𝑖𝑛
𝐶𝑙 = 𝐶𝑝 = 𝜇𝑔/𝑚𝐿 = 𝑚𝐿/𝑚𝑖𝑛
Keterangan:
De = JumLah obat yang dieliminasi
𝑑𝐷𝑒
𝑑𝑡 = Kecepatan eliminasi
Pengaturan kedua persamaan tersebut menghasilkan persamaan:
dDE
𝐶𝑙 = = 𝐶𝑝𝐶𝑙𝑇
𝑑𝑡
𝑑𝐷𝐸
Kecepatan eliminasi orde pertama , setara dengan kDb atau kCpVD, sehingga
𝑑𝑡

menghasilkan persamaan
kCpVD
ClT = = 𝑘𝑉𝐷
𝑑𝑡𝐶𝑝

B. PRAKTIKUM III
Bahan Dan Alat Yang Digunakan
1. Larutan obat yang disediakan dari Laboratorium
2. Larutan pembanding Obat p.O dengan seri konsentrasi Urin
Hewan Uji Yang Digunakan
Tikus jantan dewasa, sehat, bersih dan memiliki berat badan 100-200 gr. Setiap tikus
yang akan dijadikan hewan coba terlebih dahulu diberi tanda menggunakan penanda yang
telah disediakan dari Laboratorium.
Cara Kerja
1. Berikan sejumLah obat secara oral pada hewan coba yang telah dipuasakan. Sebelumnya
ambil contoh urin sebanyak 5 mL untuk blanko (t=0).
2. Urin ditampung dan dicatat waktu urinasi sebagai t1, t2, t3, t4, t5, t6, t7, t8
3. Tentukan kadar obat dalam urin pada t1, t2, t3, t4, t5, t6, t7, t8
4. Buat grafik kadar obat di dalam urin vs waktu
5. Tentukan klirens

Data Yang Diperoleh


BB Dosis Absorban pada menit ke-
No
(kg) (mg) t1 t2 t3 t4 t5 t6 t7 t8

Makassar ……………………..
Mengetahui
Asisten Pembimbing Praktikan
PERCOBAAN IV

INTERAKSI FARMAKOKINETIK OBAT DENGAN MAKANAN

A. EFEK MAKANAN ATAU NUTRIEN PADA ABSORPSI OBAT


Adanya obat di dalam lambung dapat menurunkan kecepatan dan jumlah absorpsi
obat. Absorpsi obat antiosteoporosis Alendronate (fosamax) menurun 60% jika
diminum bersama kopi atau jus. Alendronate tidak diabsorpsi dengan baik jika
diberikan dengan makanan. Absorpsi optimal dapat terjadi jika diberikan 2 jam
sebelum makan. Diet tinggi serat mungkin dapat menurunkan absorpsi
antidepresan trisiklik contohnya amitriptilin (Elavil). Khelat terjadi antara
beberapa obat dengan kation divalent/trivalent misalnya Ca, Mg, Al, Fe, Zn, hal
ini menurunkan absorpsi obat
B. EFEK MAKANAN ATAU NUTRIEN PADA DISTRIBUSI OBAT
Penurunan serum albumen secara signifikan dapat meningkatkan fraksi bebas dari
obat-obat yang sangat terikat pada protein. Hipoalbuminemia (<3g/dL) membuat
obat-obat yang terikat tinggi pada protein menjadi lebih sedikit misalnya fenitoin
(Dilantin-terikat 90%) dan warfarin (Coumadin-99% terikat). Hal ini
mengakibatkan banyak fraksi obat bebas di dalam darah, sehingga meningkatkan
efek obat. Untuk warfarin dapat menginduksi perdarahan, sedangkan fenitoin
peningkatannya dapat menyebabkan toksisitas.
C. EFEK MAKANAN ATAU NUTRIEN PADA METABOLISME OBAT
Makanan dapat memperlambat metabolism hepatic beberapa obat. Pemberian
bersama propranolol dengan makanan menurunkan metabolism lintas pertama dari
propanolol. Akhirnya akan meningkatkan level serum propranolol. Grapefruit
menghambat metabolism dari antihiperlipidemik penghambat HMG coA
Reduktase misalnya atorvastatin (Lipitor), oleh isoenzim sitokrom P450 3A4 pada
dinding usus, hal ini meningkatkan plasma level obat
D. EFEK MAKANAN ATAU NUTRIEN PADA EKSKRESI OBAT
Makanan dan nuten dapat memperlambat ekskresi ginjal beberapa obat. Litium
(Eskalith) dan Natrium berkompetisi untuk reabsorpsi di tubular ginjal, asupan
tinggi natrium dapat menyebabkan litium lebih banyak diekskresikan. Rendah
Natrium dapat menyebabkan litium bertahan di ginjal sehingga meningkatkan
plasma level litium.
TUJUAN : Menganalisis Interaksi Farmakokinetik obat dengan Makanan dengan
parameter Farmakokinetik

1. Alat-alat yang Digunakan

Alat-alat yang digunakan adalah alat pemeras (juicer), tabung reaksi, tabung
sentrifus, gelas piala, gelas Erlemeyer, labu tentukur, pengaduk elektrik, pipet volume,
sentrifuse, spektrofotometer UV Vis, timbangan analitik, timbangan hewan dan vortex.
2. Bahan-bahan yang Digunakan

Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah parasetamol baku,


aquadest, amonium sulfat 0,5%, asam trikoloroasetat (TCA) 10%, buah jeruk manis
(Citrus sinensis Osb.), Na EDTA 0,1%, natrium CMC, natrium nitrit 0,1%, tablet
parasetamol, dan toluene 0,04%.
3. Prosedur Kerja

1. Pembuatan larutan baku dan kurva baku parasetamol


Ditimbang dengan seksama parasetamol baku sebanyak 50 mg kemudian
dilarutkan dengan urine blanko sebanyak 5 ml, lalu dicukupkan volumenya dengan
aquadest hingga 50 ml (1000 ppm).
Dibuat larutan baku parasetamol 5, 10, 25 dan 20 ppm
2. Penyiapan sampel urin dan pengukuran absorban
Dipipet 1,0 ml urin ditambahkan 10 ml TCA 10%, lalu diaduk hingga homogen
dengan menggunakan vortex. Larutan tersebut disentrifugasi pada 4000 rpm selama 10
menit. Dipindahkan supernatan ke dalam vial lalu ditambahkan 1 ml larutan NaNO2 0,1%,
dan didiamkan selama 3 menit. Ditambahakan 2 ml amonium sulfat 0,5%, diaduk hingga
homogen dan didiamkan selama 2 menit. Ditambahkan 2 ml larutan Na EDTA 0,1% dan
didiamkan selama 5 menit di tempat yang gelap. Diukur serapannya pada panjang
gelombang 475 nm. Dilakukan prosedur yang sama terhadap blanko urin.
Data Yang Diperoleh
BB Dosis Absorban pada menit ke-
No
(kg) (mg) 0 15 30 45 60 90 120 150 180 240

Makassar
………………………..
Mengetahui
Asisten Pembimbing Praktikan
DAFTAR PUSTAKA

Hakim, L. 2012. Farmakokinetika. Bursa Ilmu. Yogyakarta.

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/

Shargel, L.B.C.YU., Andrew. 2005. Biofarmasetika dan Farmakokinetika Terapan. Airlangga


Univeersity Press. Surabaya.
LAMPIRAN
AREA UNDER CURVE

A. Didapatkan dengan rumus integral:


1. Dicari total AUC dari awal data sampai akhir (n), menggunakan rumus:

𝑪𝑷𝒏−𝟏 + 𝑪𝑷𝒏
[𝑨𝑼𝑪]𝒕𝒏 = −𝒕 )
(𝒕
𝒕𝒏−𝟏 𝒏 𝒏−𝟏
𝟐

2. Setelah didapatkan, maka AUC dari t s/d tn . Misalnya AUC antara 1 dan 5
jam, adalah:

[𝑨𝑼𝑪]𝒕𝟓 = [𝑨𝑼𝑪]𝒕𝟐 + [𝑨𝑼𝑪]𝒕𝟑 + [𝑨𝑼𝑪]𝒕𝟒 + [𝑨𝑼𝑪]𝒕𝟓


𝒕𝟏 𝒕𝟏 𝒕𝟐 𝒕𝟑 𝒕𝟒

3. Untuk mendapatkan AUC total, maka perlu dicari dahulu AUC ekstrapolasi dengan
rumus:
𝑪𝑷𝒏
[𝑨𝑼𝑪]𝒕~ =
𝒕𝒏
𝑲

Keterangan : CPn = Konsentrasi dalam plasma terakhir pada data


K = Slope dari fase eliminasi (tetapan laju Eliminasi).
4. Kemudian akan didapatkan AUC total dengan menjumLahkan semua data AUC.
Catatan : Syarat AUC ekstrapolasi dapat digunakan adalah apabila nilai %AUC
ekstrapolasi lebih kurang dari 20%.
Persen AUC ektrapolasi didapatkan dengan rumus :
[𝑨𝑼𝑪]𝒕~
𝒕𝒏
%𝑨𝑼𝑪 𝒆𝒌𝒕𝒓𝒂𝒑𝒐𝒍𝒂𝒔𝒊 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
[𝑨𝑼𝑪]𝒕𝒏
𝒕 𝟎

B. Dengan menggunakan Rumus:


𝑭.𝑫
[𝑨𝑼𝑪]𝒕~ =
𝒕𝟎 𝑲 . 𝑽𝒅
Keterangan: F = Fraksi Obat terabsorpsi secara sistemik.
D = Dosis Obat yang diberikan
K = tetapan laju eliminasi
Vd = Volume distribusi
UNTUK DATA IV (kompartemen 1)

A. Orde Reaksi
1. Cara I; Menggambar pada Kertas Grafik
1) Gambarkan grafik antara Waktu “t” (x), dan Konsentrasi Plasma “CP” (y)
menggunakan kertas grafik rectangular dan kertas grafik semilog.
2) Apabila pada grafik yang didapatkan membentuk garis lurus pada kertas grafik
rectangular, maka lajunya mengikuti Laju reaksi Orde 0.
3) Apabila pada grafik yang didapatkan membentuk garis lurus pada kertas grafik
semilog, maka lajunya mengikuti Laju reaksi Orde 1.
2. Cara II; Menggunakan Rumus Persamaan Regresi (least-squares)
1) Dibuat 2 data
2) Data pertama adalah data antara Waktu “t” (x) dan Konsentrasi Plasma “CP”.
Dan
3) Data kedua antara Waktu “t” (x) dan Log konsentrasi Plasma “Log CP” (y).
4) Dicari masing-masing koefisien korelasi “r” antara kedua data tersebut.
5) Bila nilai koefisien korelasi t v.s CP lebih mendekati 1 atau -1 (jika slope ‘b”
menurun) daripada koefisien korelasi antara t v.s Log CP, maka Laju orde reaksi
mengikuti Reaksi Orde 0.
6) Jika Sebaliknya, Maka mengikuti Reaksi Orde 1
B. Tetapan Laju Eliminasi
1. Untuk Laju reaksi Orde 0 (K0)
1. Dibuat persamaan regresi antara t (x) dan CP (y), menghasilkan rumus:
𝒚 = 𝐚 + (𝐛𝐱)
Ket: y = konsentrasi Obat dalam plasma “CP”
x = waktu pengambilan cuplikan (sampel) “t”
a = Perpotongan grafik pada sumbu y atau nilai y pada saat x = 0 (intercept).
b = Kemiringan (slope), memperlihatkan kecenderungan data menaik (b =
positive)atau menurun (b = negative). Nilai ini juga merupakan nilai K0.
2. Maka, nilai K0 didapatkan dengan rumus :
𝐲−𝒂
𝑲𝟎 =
𝐱

2. Untuk Laju Reaksi Orde 1 (K)


1) Dibuat Persamaan Regresi antara t (x) dan Log CP (y), Menghasilkan Rumus:

−𝑲
𝒚 = 𝐚 + (𝐛 . 𝐱) atau 𝐥𝐨𝐠 𝐲 = 𝐥𝐨𝐠 𝒂 + 𝟐.𝟑
() 𝒙

Ket: y = Logaritma konsentrasi Obat dalam plasma “Log CP”


x = waktu pengambilan cuplikan (sampel) “t”
a = Perpotongan grafik pada sumbu y atau nilai y pada saat x = 0
(intercept)= Log a.
b = Kemiringan (slope), memperlihatkan kecenderungan data menaik (b =
positive)atau menurun (b = negative). Nilai ini juga merupakan nilai K.
yaitu (-K/2,3).
2) Maka, nilai k didapatkan dengan rumus:
−𝐾
𝑏=
2,3
−𝐾 = 𝑏 . (2,3)
𝑲 = −{𝒃 . (𝟐, 𝟑)}
C. Waktu Paruh (t1/2)
Waktu yang dibutuhkan obat untuk meluruh (berkurang) menjadi setengahnya (t1/2)
dapat dicari menggunakan rumus:
1. Untuk Reaksi Orde 0
𝟎, 𝟓 . 𝒂
𝒕𝟏/𝟐 = 𝑲
𝟎

Keterangan : t1/2 = Waktu Paruh eliminasi


a = Intersep, perpotongan grafik dengan sumbu y (CP0)
K0 = Laju Eliminasi Reaksi Orde 0.

2. Untuk Reaksi Orde 1


𝟎, 𝟔𝟗𝟑
𝒕𝟏/𝟐 =
𝑲
Keterangan : t1/2 = Waktu Paruh eliminasi
K = Laju Eliminasi Reaksi Orde 1.

3. Volume Distribusi (apparent volume distribution) (Vd)


Dapat dihitung menggunakan 2 cara, yaitu :
1. Menggunakan rumus 𝑫𝟎
𝑽𝒅 = 𝑪𝑷𝟎
2. Atau dapat juga menggunakan pengaruh dari Dosis, K, dan AUC 0 s/d ~,
menggunakan rumus
𝑫𝟎
𝑽𝒅 =
𝑲[𝑨𝑼𝑪]𝟎~
Keterangan: Vd = Volume Distribusi
D0 = Dosis Obat yang diberikan
CP0 = Intercept (a), bukan nilai logaritma.
K = Tetapan Laju Eliminasi pada Reaksi Orde 1
AUC = Area Under Curve
Catatan : Untuk mencari CP0 untuk Reaksi Orde 1, dapat menggunakan grafik
Semilog ataupun dengan hitungan menggunakan rumus persamaan regresi.
Setelah nilai a didapatkan, harus di kembalikan dari Log CP menjadi CP
dengan menggunakan antilog. Contoh, bila hasil Log a = 0,564 maka a =
3,6644.
UNTUK SEDIAAN ORAL

A. Tetapan Laju Eliminasi (K)


1. Untuk reaksi Orde 0 (cara penentuan orde reaksi sama dengan IV tetapi
menggunakan data pada saat eliminasi obat, minimal 3 data terakhir).
1) Mencari kemiringan (slope) dari minimal 3 data terakhir antara waktu “t” (x) dan
CP (y).
2) Nilai slope (b) dari data tersebut adalah nilai K, Rumus:
𝒚 = 𝒂+𝒃.𝒙
Keterangan : y = Konsentrasi Plasma “CP”
x =Waktu Pengambilan Cuplikan “t”
a =Intersep, konsentrasi plasma pada saat t=0
b = Tetapan Laju Eliminasi Orde 0, K
2. Untuk reaksi Orde 1 (cara penentuan orde reaksi sama dengan IV tetapi
menggunakan data pada saat eliminasi obat “Elimination phase”, minimal 3 data
terakhir).
1) Mencari kemiringan (slope) dari minimal 3 data terakhir antara waktu “t” (x) dan
Log CP (y).
2) Didapatkan rumus,
𝒚 = 𝐚 + (𝐛 . 𝐱) atau
−𝑲
𝐥𝐨𝐠 𝐲 = 𝐥𝐨𝐠 𝒂 + (𝟐. ) 𝒙
𝟑

Ket: y = Logaritma konsentrasi Obat dalam plasma “Log CP”


x = waktu pengambilan cuplikan (sampel) “t”
a = Perpotongan grafik pada sumbu y atau nilai y pada saat x = 0
(intercept)= Log a.
b = Kemiringan (slope), memperlihatkan kecenderungan data menaik (b =
positive)atau menurun (b = negative). Nilai ini juga merupakan nilai K.
yaitu (-K/2,3).
3. Maka, nilai k didapatkan dengan rumus:
−𝐾
𝑏=
2,3
−𝐾 = 𝑏 . (2,3)
𝑲 = −{𝒃 . (𝟐, 𝟑)}
B. Tetapan Laju Absorpsi (Ka)

Karena Laju absorpsi dipengaruhi oleh laju Eliminasi, maka cara penentuan Ka dapat
ditentukan menggunakan cara berikut:
1. Dapatkan nilai a dan b menggunakan rumus linear square pada fase Eliminasi
(Elimination phase) Kita anggap/namakan persamaan 1
2. Mencari nilai y baru menggunakan persamaan 1. Dengan mengganti nilai “t” (x)
pada fase absorbsi (minimal 3 data)
3. Setelah itu, diperkurangkan antara nilai CP yang didapatkan dari subsitusi
persamaan 1 ke nilai CP pada fase Absorpsi sesuai dengan t yang digunakan pada
subsitusi. (jika menggunakan data Log CP (reaksi orde 1) sebelum diperkurangkan
harus di antilog kan terlebih dahulu).
4. Setelah itu, didapatkan Nilai CP baru (tethering).
5. Kemudian data baru tersebut diregresikan kembali. (untuk reaksi orde 1, harus di
Log kan kembali).
6. Mencari Ka mengggunakan rumus yang sama dengan mencari K di atas.
7. Catatan: Cuma nilai CP (y) yang mengalami perubahan. Nilai t (x) tetap.
C. Waktu Paruh (t1/2)
Menggunakan rumus yang sama pada farmakokinetika pemberian Intra vena di atas.
D. Konsentrasi Obat maksimum dalam Plasma (CPmaks)
Waktu pada saat konsentrasi Plasma (CP) mencapai maksimum dalam darah (tmaks.)
Dapat dicari menggunakan rumus:
𝐥𝐧 (𝑲𝒂⁄𝑲)
𝒕𝒎𝒂𝒌𝒔 =
𝑲𝒂 − 𝑲
Atau
𝟐, 𝟑 . 𝐥𝐨𝐠 (𝑲𝒂⁄𝑲)
𝒕𝒎𝒂𝒌𝒔 =
𝑲𝒂 − 𝑲
Ket: tmaks. = Waktu pada saat CPmaks.
Ka = Tetapan Laju Absorpsi
K = Tetapan laju Eliminasi
ln = Logaritma natural

E. Volume Distribusi (Vd) reaksi orde 1


Mencari persamaan regresi dari data t (x) dan Log Cp (y) yang berada pada fase
Eliminasi, maka didapatkan
𝑦= + (𝑏 .
𝑎 𝑥)
atau 𝑲
𝑭 . 𝑫𝟎 . 𝑲𝒂
𝐋𝐨𝐠 𝑪𝑷 = 𝑳𝒐𝒈 𝑽𝒅 (𝑲𝒂 − 𝑲)+ (− . 𝒕)
𝟐,
𝟑

Ket : y = log CP
𝐹 . 𝐷0 . 𝐾 𝑎
a = 𝐿𝑜𝑔 𝑉𝑑 (𝐾𝑎− 𝐾)

maka,

𝐹 . 𝐷 0 . 𝐾𝑎
𝑎𝑛𝑡𝑖𝑙𝑜𝑔 𝑎 =
𝑉𝑑 (𝐾𝑎 − 𝐾)
𝑭 . 𝑫𝟎 . 𝑲𝒂
𝑽𝒅 =
(𝒂𝒏𝒕𝒊𝒍𝒐𝒈 𝒂) (𝑲 𝒂
− 𝑲)
F. Konsentrasi Plasma maksimum (CPmaks.)
Didapatkan dengan menggunakan rumus :
𝑭 . 𝑫𝟎 . 𝑲𝒂
𝑪𝑷𝒎𝒂𝒌𝒔 = (𝒆𝑲 .𝒕𝒎𝒂𝒌𝒔 − 𝒆−𝑲𝒂 . 𝒕𝒎𝒂𝒌𝒔
)
𝑽𝒅 (𝑲𝒂 − 𝑲)
Ket : F = Fraksi Obat terabsorpsi secara sistemik.
e = fungsi
eksponansial (bias didapatkan melalui kalkulator)
Dapat juga dengan menggunakan rumus:
𝑪𝑷𝒎𝒂𝒌𝒔 = [(𝑨 . 𝒆(−𝑲 .𝒕𝒎𝒂𝒌𝒔))] − [𝑩 . (𝒆(−𝑲𝒂 . 𝒕𝒎𝒂𝒌𝒔))]
Ket : A = antilog Intercept dari fase eliminasi. (time v.s log CP)
B = antilog Intercept dari fase absorpsi setelah feathering. (time v.s
Log CP)
Penuntun Praktikum Farmakokinetik

KARTU KONTROL
PRAKTIKUM FARMAKOKINETIK

Praktikum: Tanggal:
Kriteria Nomor presensi mahasiswa
No
Nilai praktikum (75%) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Sikap dan akhlak (5)
2 Tugas pendahuluan (10)
3 Nilai Pre-Test (Respon) (20)
Kerja sama dan keaktifan dalam
4
praktikum (10)
5 Laporan Praktikum (15)
Diskusi laporan dan perhitungan (30)
6 1) Respon laporan
2) Perhitungan
7 Nilai post test (10)
8 Total
9 Ujian (25%)
10 Nilai akhir

Kelompok: …………………………………..
1. 5. 9.
2. 6. 10.
3. 7. 11.
4. 8.

25
Penuntun Praktikum
Farmakokinetik

26

Anda mungkin juga menyukai