Anda di halaman 1dari 2

Penjualan Minimum

Penjualan minimum merupakan salah satu fungsi dari BEP atau break even point yakni jumlah
penjualan minimal yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian.
Melalui break even point kita dapat mengetahui berapa banyak unit yang harus diproduksi agar
keuntungan yang didapatkan bisa menutup biaya yang dikeluarkan. Berdasarkan unit yang sudah
diketahui maka secara otomatis kita juga dapat mengetahui tingkat penjualan produk minimal
yang harus dijual pada periode tersebut.

Contoh kasus :

Samsan Tech merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri elektronik. Samsan
Tech memiliki data-data biaya dan rencana produksi sebagai berikut :

1. Biaya tetap sebulan Samsan Tech sebesar Rp 180.000.000 yang terdiri dari :
Biaya Gaji Pegawai dan Pemilik : Rp 83.000.000
Biaya Penyusutan Mobil : Rp 9.500.000
Biaya Asuransi Kesehatan : Rp 23.000.000
Biaya Sewa Gedung Kantor : Rp 26.500.000
Biaya Sewa Pabrik : Rp 38.000.000
2. Biaya Variabel per Unit sebesar Rp 135.000 yang terdiri dari :
Biaya Bahan Baku : Rp 55.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung : Rp 45.000
Biaya Lain : Rp 35.000
3. Harga Jual Per Unit Sebesar Rp 160.000

Tentukan berapa tingkat BEP usaha tersebut dalam unit dan dalam rupiah

Penyelesaian :

FC
BEP Unit =
P - VC/Unit

Rp 180.000.000
BEP Unit =
(Rp 160.000 – Rp 135.000)
Jadi, BEP per unit dari produk Samsan Tech adalah
Rp 180.000.000
BEP Unit = 7.200 unit
Rp 25.000
FC
BEP Unit = 7.200 unit BEP =
VC
1-
S
Rp 180.000.000
BEP Rupiah =
Rp 135.000
1-
Rp 160.000
Rp 180.000.000
BEP Rupiah =
1 – 0,84375
Rp 180.000.000
BEP Rupiah =
0,15625
BEP Rupiah = 1.152.000.000

Jadi, BEP Rupiah dari produk Samsan Tech adalah Rp 1.152.000.000

Dari perhitungan BEP di atas dapat diosimpulkan bahwauntuk memperoleh titik impas dengan
harga penjualan Rp 160.000, maka perusahaan harus dapat menjual sebanyak 7200 unit. Jika
jumlah penjualan tidak mencapai 7200 unit, maka tidak akan menutup biaya produksi yang telah
dikeluarkan.

Anda mungkin juga menyukai