Anda di halaman 1dari 4

1.

Usaha Mikro Kecil dan Menengah 

Usaha mikro, kecil dan menengah atau biasa disingkat dengan UMKM. Definisi dan ketentuan suatu
usaha disebut UMKM didefinisikan secara khusus dalam UU No 20 Tahun 2008 tentang UMKM. Menurut
UU No 20 Tahun 2008, usaha mikro merupakan usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan
usaha perorangan. Suatu usaha dikatakan sebagai usaha mikro apabila kekayaan bersih yang dimiliki
tidak lebih dari Rp50.000.000 (lima puluh juta rupiah). Nikai ini tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha.  Kriteria lain untuk mengaktegorikan suatu usaha adalah usaha mikro apabila gasil
penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000 (tiga ratus juta rupiah).

Sedangkan Usaha Kecil menurut UU No 2008 adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar. Suatu usaha masuk ke dalam kriteria usaha kecil
apabila jumlah kekayaan bersih yang dimiliki lebih dari Rp50.000.000 (lima puluh juta rupiah) namun
tidak lebih dari Rp500.000.000 (lima ratus juta rupiah) dimana nilai ini tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha. Selain itu, hasil penjualan tahunan usaha kecil ada di angka lebih dari
Rp300.000.000 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000 (dua milyar lima
ratus juta rupiah)

Usaha Menengah, menurut UU No 2008 adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung
dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar. Jumlah kekayaan bersih usaha menengah lebih dari
Rp500.000.000 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000 (sepuluh milyar
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Hasil penjualan usaha menengah berada
dalam rentang lebih dari Rp2.500.000.000 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling
banyak Rp50.000.000.000 (lima puluh milyar rupiah).

Jumlah UMKM di Indonesia pada tahun 2018 tercatat sebanyak 64.194.057 unit usaha. Dari hampir 64,2
juta unit usaha, 98% merupakan usaha mikro, atau sebanyak 63.350.222 (Kementerian Usaha Kecil dan
Menengah Republik Indonesia, 2019).

2. Digitalisasi dan Teknologi

Teknologi adalah sebuah sarana yang diciptakan untuk mempermudah dan memberikan
kenyamanan dalam setiap proses yang berlangsung dalam kehidupan. Perkembangan teknologi saat ini
berkembang cukup pesat. Teknologi yang sedang berkembang pesat seperti cloud, smartphones, data
analityc dan apps memliki dampak besar jika dimanfaatkan untuk digitalisasi proses UMKM.

Pengertian Digitalisasi itu sendiri Menurut Soemantri (2012:2), bahwa : Alih media atau yang
sering disebut digitalisasi merupakan sebuah kegiatan yang merubah dokumen atau arsip dalam bentuk
teks menjadi arsip media baru yang dapat dibaca oleh komputer. Kegiatan perubahan arsip tekstual ini
menjadi pedoman baik unit pengolah maupun unit kearsipan di lingkungan perkantoran maupun
perusahaan, sehingga proses ini dapat menghemat ruangan, pengurangan tenaga dan efisiensi waktu
dalam penyimpanan arsip tersebut.

Sedangkan menurut Kusumah (2001:15), menyatakan bahwa : Digitalisasi merupakan bagian


dari pelestarian yang berfungsi untuk menyelamatkan dokumen terdahulu dengan memanfaatkan
teknologi digital seperti soft file, foto digital, microfon, serta mengupayakan dokumen yang terbaru atau
yang diduplikasikan dapat bertahan dalam jangka waktu yang relatif lama.

Sehingga dari definisi digitalisasi diatas dapat kita simpulkan bahwa digitalisasi adalah proses
dimana melakukan sebuah perubahan yang memanfaatkan perkembangan teknologi. Bagi konsumen
UMKM dapat menjadi sebuah sarana untuk untuk memfasilitasi adanya pertukaran informasi dengan
menggunakan digitalisasi seperti aplikasi social (social apps) sedangkan bagi pelaku bisnis UMKM itu
sendiri dapat memanfaatkan aplikasi tersebut untuk memperluas wilayah bisnis yang dulunya dari
pangsa tradisional bisa memasuki pasar internasional ataupun dapat untuk meningkatkan efisiensi
penjualan dan pemasaran dari produk bisnis itu sendiri.

Strategi untuk pengembangan teknologi digitalisasi yang akan digunakan UMKM untuk
menghadapi tantangan kompetitif perlu dioptimalkan. Strategi adopsi teknologi berbasis web dapat
berupa hal yang mengurangi biaya operasional, meningkatkan layanan kepada pelanggan, meningkatkan
kecepatan respons antara produsen dan pelanggan, produsen dan pemasok input, meningkatkan
kecerdasan pasar, dan meningkatkan hubungan dengan mitra dagang (Quayle and Christiansen 2004)

3. Sistem Informasi

Sistem terdiri dari kumpulan komponen-kompenen yang saling berinteraksi untuk


mendapatkan satu tujuan tertentu. Pendekatan dapat dipahami dengan mempelajari suatu sistem untuk
tujuan yang memliki analisis dan perancangannya. Untuk menganalisis dan membuat perencanaan
sebuah sistem, penganalis dan perancang sistem tersebut harus mengerti terlebih dahulu mengenai
komponen-komponen apa saja yang akan ada dalam sistem tersebut (Jogiyanto 2005:2). Sedangkan
pengertian informasi adalah beberapa data atau fakta yang diproses dan dikelola sehingga menjadi
suatu yang dapat dimengerti dan bermanfaat bagi penerimanya.

Menurut Sutabri (2005: 42) sistem informasi itu sendiri adalah sebuah sistem yang memiliki
organisasi dan memiliki fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan rincian kegiatan
strategi dari organisasi tersebut sehingga dapat menyediakan laporan tertentu kepada pihak yang
diperlukan. James B Bower, dkk (dikutip Wahyono, 2004:17) menyatakan sistem informasi adalah suatu
cara tertentu untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh organisasi untuk beroperasi dengan
cara yang sukses dan untuk organisasi bisnis dengan cara yang menguntungkan.

Dilihat pada gambar 2.1 sistem informasi dapat disimpulkan secara umum merupakan sebuah
proses yang saling berkaitan dan terdiri dari beberapa informasi yang dibutuhkan oleh organisasi untuk
menyediakan laporan yang diperlukan untuk meningkatkan tujuan dari sebuah organisasi tersebut.
Input Process Output

Adanya teknologi digitalisasi maka dapat dikembangkan sebuah sistem yang merupakan
penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian–bagian komponennya dengan
maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan–permasalahan kesempatan, hambatan
yang terjadi dan kebutuhan yang di harapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikan ke sistem
yang lebih baik. Penggambaran secara keseluruhan komponen yang terlibat dalam system informasi
dapat dapat dilihat dalam contoh sitem informasi pada PT Subak Abian berikut Gambar 2.2

Dalam pengembangan sistem tersebut diperlukan beberapa proses analisis yang kemudian
dilanjutkan dengan membuat desain untuk sistem. Karena kedua hal tersebut menjadi hal utama yang
penting dalam pengembangan sistem itu sendiri.

Oleh karena itu, agar digitalisasi UMKM dengan segala keterbatasannya saat ini dapat
berkembang diperlukan pemanfaatan system informasi yang baru dengan dukungan berupa pelatihan
maupun penyediaan fasilitas. Menjadi sebuah tanggungjawab terbesar untuk memberi pelatihan dan
penyediaan fasilitas ini baik dari pemerintah, ataupun pihak-pihak lain yang memilki kompeten.
Soemantri, Gumilar (2012). Prosedur Alih Media (Digitalisasi) Arsip.Pdf.
http://arsip.ui.ac.id/sites/default/files/uploadfile/FINAL%20DIGITALISASI% 20ARSIP-30072012.pdf
(diakses pada 16 April 2016)

Hartono, Jogiyanto. (2005). Analisis & Desain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktik
Aplikasi Bisnis. Yogyakarta: ANDI

Sutabri, Tata .2005. Sistem Informasi Manajemen.2005. Jakarta.

Wahyono, (2004), Pengertian Sistem, AnalisisdanDesainSistemInformasi, Andi: Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai