Poltekkes Kemenkes Banjarmasin Oleh: Ketua Pengurus Provinsi HAKLI Kalimantan Selatan Banjarbaru, 31 Juli 2018 Pendahuluan • Etika profesi merupakan suatu dasar berkiprah bagi para profesional untuk dapat melakukan peran, tugas dan fungsinya. • Etika berasal dari bahasa Yunani kuno “Ethikos” yang berarti timbul dari kebiasaan, adalah cabang utama dari filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standard penilaian moral. • Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar-salah, baik-buruk dan tanggung jawab. Pendahuluan • Profesi adalah suatu pekerjaan yang melaksanakan tugasnya memerlukan atau menuntut keahlian (expertise), menggunakan teknik-teknik ilmiah, serta dedikasi yang tinggi. • Keahlian diperoleh dari lembaga pendidikan khusus dengan kurikulum yang dapat dipertanggung jawabkan. • Seseorang yang menekuni suatu profesi tertentu disebut sebagai profesional. Pendahuluan • Kode Etik Profesi Kesehatan Lingkungan adalah etika yang wajib dijadikan pedoman bagi Tenaga Kesehatan lingkungan dalam melakukan pelayanan Kesehatan Lingkungan. • Banyak faktor yang dapat menyebabkan terjadinya pelanggaran kode etik profesi, secara umum berkaitan dengan privasi, hak cipta dan hak paten serta akurasi data dan akses. Masalah Etika Profesi PRIVASI PRIVASI MASALAH MASALAH HAK HAKCIPTA CIPTA&& ETIKA ETIKA PATEN PATEN PROFESI PROFESI AKSES &DATA AKURASI AKURASI DATA & AKSES Masalah Etika Profesi • Masalah Privasi ; misalnya hak dalam melaksanakan pekerjaan secara professional. Apapun alasannya tidak boleh dicampuri orang lain. Masalah Etika Profesi • Masalah hak Cipta dan hak Paten ; Hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan (UU no.28 tahun 2014 tentang Hak Cipta - pasal 1). Hak cipta Kesehatan lingkungan bisa berupa buku, artikel, rancangan, ilustrasi, foto, film. Masalah Etika Profesi • Sedangkan hak paten merupakan bentuk perlindungan terhadap kekayaan intelektual yang hanya diberikan pada penemuan- penemuan inovatif dan sangat berguna seperti TTG (teknologi tepat guna). Masalah Etika Profesi • Masalah akurasi data dan akses ; - Data akurat merupakan factor penting yang harus dimiliki tenaga Kesehatan lingkungan. - Setiap Tenaga Kesehatan lingkungan berhak memperoleh akses untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dan mempublikasikan karyanya di media masa. Tujuan Etika Profesi Adapun yang menjadi tujuan pokok dari rumusan etika yang dituangkan dalam kode etik (Code of conduct) profesi adalah: 1.Standar-standar etika menjelaskan dan menetapkan tanggung jawab terhadap klien, institusi, dan masyarakat pada umumnya 2.Standar-standar etika membantu tenaga ahli profesi dalam menentukan apa yang harus mereka perbuat kalau mereka menghadapi dilema-dilema etika dalam pekerjaan Tujuan Etika Profesi 3. Standar-standar etika membiarkan profesi menjaga reputasi atau nama dan fungsi-fungsi profesi dalam masyarakat melawan kelakuan-kelakuan yang jahat dari anggota-anggota tertentu 4. Standar-standar etika mencerminkan/membayangkan pengharapan moral-moral dari komunitas, dengan demikian standar-standar etika menjamin bahwa para anggota profesi akan menaati kitab UU etika (kode etik) profesi dalam pelayanannya Tujuan Etika Profesi 5. Standar-standar etika merupakan dasar untuk menjaga kelakuan dan integritas atau kejujuran dari tenaga ahli profesi 6. Perlu diketahui bahwa kode etik profesi adalah tidak sama dengan hukum (atau undang-undang). Seorang ahli profesi yang melanggar kode etik profesi akan menerima sanksi atau denda dari induk organisasi profesinya. Kode Etik Profesi Sanitarian TRIKARSA TRIKARSA KODE ETIK PROFESI SANITARIAN SAPTA SAPTA DHARMA DHARMA Kode Etik Profesi Sanitarian TRI KARSA Tiga prinsip dasar yang wajib digunakan sebagai landasan dalam bersikap seorang kesehatan lingkungan : 1. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2. Bekerja secara sungguh-sungguh untuk kepentingan masyarakat, sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. 3. Meningkatkan kompetensi dan martabat dibidang keprofesian kesehatan lingkungan. Kode Etik Profesi Sanitarian SAPTA DARMA Tujuh butir sikap yang harus dimiliki oleh seorang tenaga kesehatan lingkungan/sanitarian dalam bekerja dan harus selalu nampak dalam pengamalannya tercermin dalam perilaku: 1.Mengutamakan kesehatan, keselamatan dan kesejahteraan masyarakat. 2.Bekerja sesuai dengan kompetensi yang dimiliki. 3.Hanya menyatakan pendapat yang dapat dipertanggungjawabkan. Kode Etik Profesi Sanitarian 4. Menghindari terjadinya pertentangan yang berorientasi pada kepentingan pribadi atau golongan. 5. Membangun reputasi profesi Kesehatan lingkungan berdasarkan kemampuan yang dimiliki. 6. Memegang teguh kehormatan, integritas dan martabat profesi Kesehatan lingkungan. 7. Menggunakan dan mengembangkan pengetahuan dan kemampuannya untuk menyehatkan lingkungan kehidupan manusia. Lingkup Pekerjaan Tenaga Sanitarian Pemeriksaan kualitas Perlindungan Pemberdayaan kesehatan masyarakat masyarakat Sumber: Permenkes No 32 Tahun 2013 Lingkup Pekerjaan Tenaga Sanitarian 1. Limbah cair; 7. Kebisingan yang melebihi 2. Limbah padat; ambang batas; 3. Limbah gas; 8. Radiasi sinar pengion dan 4. Sampah yang tidak diproses sesuai non pengion; dengan persyaratan; 9. Air yang tercemar; 5. Binatang pembawa penyakit; 10. Udara yang tercemar; dan 6. Zat kimia yang berbahaya; 11. Makanan yang terkontaminasi 12. Pelayanan Kesehatan Lingkungan Tertentu Sumber: Permenkes No 32 Tahun 2013 1. Pengelolaan Limbah Cair • Pemeriksaan kualitas fisik, kimia dan mikrobiologi limbah cair dan tinja; • Perlindungan kesehatan masyarakat dari pencemaran dan/atau pajanan kandungan unsur dari proses pengolahan limbah; dan • Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan limbah cair dan tinja Sumber: Permenkes No 32 Tahun 2013 2. Pengelolaan Limbah Padat • Pemeriksaan kualitas fisik, kimia dan mikrobiologi tanah dan limbah padat; • Perlindungan kesehatan masyarakat dari pencemaran dan/atau pajanan kandungan unsur dari proses pengolahan limbah; dan • Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan tanah dan limbah padat Sumber: Permenkes No 32 Tahun 2013 3. Pengelolaan Udara & Limbah Gas • Pemeriksaan kualitas fisik, kebisingan, getaran dan kelembaban, kimia dan mikrobiologi udara dan limbah gas; • Perlindungan kesehatan masyarakat dari pencemaran dan/atau pajanan kandungan unsur dari proses pengolahan limbah; • Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan udara dan limbah gas. Sumber: Permenkes No 32 Tahun 2013 4. Pengelolaan Sampah • Pemeriksaan jenis sampah, sumber timbulan, dan karakteristik • Perlindungan kesehatan masyarakat dari pencemaran dan/atau pajanan kandungan unsur dari proses pengolahan limbah; dan • Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah yang tidak diproses sesuai persyaratan pemerintah Sumber: Permenkes No 32 Tahun 2013 5. Pengendalian Binatang Pembawa Penyakit • Pemeriksaan tempat perindukan, perilaku binatang pembawa penyakit, perilaku masyarakat; • Perlindungan kesehatan masyarakat dari tempat perindukan, perilaku binatang pembawa penyakit, perilaku masyarakat; dan • Pemberdayaan masyarakat dalam pengendalian binatang pembawa penyakit Sumber: Permenkes No 32 Tahun 2013 6. Pengelolaan Zat Kimia dan Limbah B3 • Pemeriksaan jumlah, konsentrasi dan jenis zat kimia, limbah b3, hygiene industry, kesehatan kerja; • Pemeriksaan peralatan dan lingkungan yang terpajan, dan manusia yang terpajan; dan • Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan zat kimia dan limbah B3 Sumber: Permenkes No 32 Tahun 2013 7. Pengelolaan Kebisingan • Pemeriksaan intensitas dan tingkat kebisingan yang melebihi ambang batas, sumber dan sifat, kondisi lingkungan; • Perlindungan kesehatan masyarakat dari intensitas dan tingkat kebisingan yang melebihi ambang batas, sumber dan sifat, kondisi lingkungan; dan • Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan yang terpajan kebisingan yang melebihi ambang batas Sumber: Permenkes No 32 Tahun 2013 8. Pengelolaan Radiasi Sinar Pengion dan Non Pengion • Pemeriksaan intensitas dan tingkat radiasi, sumber dan sifat radiasi, kondisi lingkungan radiasi; • Perlindungan kesehatan masyarakat dari intensitas dan tingkat radiasi, sumber dan sifat radiasi, kondisi lingkungan radiasi; dan • Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan yang terkena radiasi sinar pengion dan non pengion Sumber: Permenkes No 32 Tahun 2013 9. Pengelolaan Air • Pemeriksaan kualitas fisik, kimia dan mikrobiologi air • Penentuan sumber air, dan perlindungan kesehatan masyarakat dari pencemaran dan/atau pajanan kandungan unsur dari proses pengolahan air; dan • Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan air yang tercemar Sumber: Permenkes No 32 Tahun 2013 10. Pengelolaan Udara • Pemeriksaan kualitas fisik udara/kebisingan/getaran/ kelembaban udara baik in door maupun outdoor, kecepatan angin dan radiasi, pemeriksaan kimia, mikrobiologi; • Perlindungan kesehatan masyarakat dari pencemaran dan/atau pajanan kandungan unsur dari proses pengolahan udara; dan • Penggerakan masyarakat dalam pengelolaan udara yang tercemar Sumber: Permenkes No 32 Tahun 2013 11. Pengelolaan Makanan • Pemeriksaan kualitas fisik, kimia, mikrobiologi dan parasitologi; • Perlindungan kesehatan masyarakat dari pencemaran dan/atau pajanan kandungan unsur dari proses pengelolaan makanan; dan • Penggerakan masyarakat dalam pengelolaan makanan dan minuman yang terkontaminasi Sumber: Permenkes No 32 Tahun 2013 12. Pelayanan Kesehatan Lingkungan Tertentu • Melakukan pemantauan dan manajemen risiko pelaksanaan arkl • Melakukan pemantauan pelaksanaan ADKL • Melakukan pemantauan pelaksanaan RKL dan RPL • Melakukan pemantauan pelaksanaan UKL dan UPL • Melakukan pemeriksaan dan tindakan sanitasi kapal dan pesawat sesuai dengan peraturan kesehatan internasional (IHR); dan • Melakukan pemantauan pelaksanaan klinik sanitasi dan sanitasi total berbasis masyarakat (STBM). Sumber: Permenkes No 32 Tahun 2013 SEKRETARIAT HAKLI KALIMANTAN SELATAN Jalan H. Mistar Cokrokusumo No. 1A Banjarbaru 70714 Telp. 0511-4781131 Fax. 0511-4772288 Website: www.haklikalsel.or.id │ E-mail: sekretariat@haklikalsel.or.id