Laporan Resmi Praktikum GMB Febryanto
Laporan Resmi Praktikum GMB Febryanto
LAPORAN AKHIR
Disusun Oleh :
Nama : FEBRYANTO
NIM : 4100190022
YOGYAKARTA
2021
HALAMAN PENGESAHAN
NIM : 4100190022
( ) ( )
KATA NGANTAR
FEBRYANTO/4100190022
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I. PENDAHULUAN
4.1. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar LOG SP
Gambar Migas
DAFTAR TABEL
Agar minyak dan gas Bumi dapat terbentuk dan tersimpan dalam perut
Bumi untuk kemudian ditemukan oleh manusia, dibutuhkan syarat-syarat
tertentu. Syarat-syarat itu di antaranya:
1. Terdapatnya batuan induk atau source rock, yaitu batuan sedimen yang
2. Adanya migrasi, yaitu proses berpindahnya minyak dan gas Bumi yang
4. Adanya perangkap minyak dan gas Bumi atau yang biasa disebut oil trap,
dalamnya
yang menyebabkan minyak dan gas Bumi tidak bisa keluar lagi sampai
Ada beberapa pengertian dari batuan induk ataupun sorce rock yaitu sebagai
berikut
1. Batuan induk (Source rocks) adalah batuan sedimen berbutir halus yang
telah menghasilkan hidrokarbon (Tissot and Welte, 1984 vide Peter and
Cassa, 1994).
3. Source rock adalah batuan karbonat yang berasal dari zat-zat organic yang
Ada beberapa istilah mengenai batuan induk yang harus kita pahami, antara lain :
1. Batuan Induk efektif (effective source rocks) adalah batuan sedimen yang
Batuan induk (source rock) diklasifikasikan dari jenis kerogen bahwa mereka
dihasilkan :
mendalam
b. Tipe 2 sumber batuan terbentuk dari plankton laut dan bakteri tetap
menghasilkan baik minyak dan gas ketika termal retak selama penguburan
dalam.
c. Tipe 3 batuan sumber terbentuk dari bahan tanaman darat yang telah
diurai oleh bakteri dan jamur dalam kondisi oxic atau sub-oxic: mereka
ketika termal retak selama penguburan dalam. Kebanyakan serpih bara dan
yang terendapkan dalam batuan tersebut. Semakin tinggi nilai OC maka akan
yaitu:
tumbuhan yang telah mati pada masa lampau dengan proses pembentukan yang
sangat rumit. Sampai saat ini, beberapa bagian daripada proses pembentukan
hidrokarbon masih belum dapat dimengerti. Namun secara garis besar diketahui
bahwa material organik ini berasal dari tumbuhan dan alga yang terlindungi
dengan baik pada sedimen berbutir halus yang terendapkan pada daerah tanpa
oksigen (anoksik). Kandungan organik ini akan berubah oleh adanya reaksi kimia
dan biologi pada suhu yang rendah (diagenesis) yang terjadi selama proses
kandungan oksigen (O2) dari material organik dalam bentuk air (H2O) dan
porositas dan permeabilitas sedimen akan menurun, sementara suhu akan naik.
pada akhirnya proses diagenesis organik akan terhenti. Dengan naiknya suhu,
molekul yang lebih kecil dan mudah bergerak. Pada tahap perubahan akhir
(metagenesis), produk pokoknya akan terdiri dari molekul gas yang lebih kecil.
Kerogen yang terbentuk dari material organik yang berbeda, atau pada kondisi
diagenetik yang berbeda, akan memiliki perbedaan secara kimia satu sama lain.
Batuan induk, yang dicirikan oleh jumlah kandungan organik tipe tertentu
akan terendapkan pada konisi tertentu. Kondisi yang tepat untuk pembentukan
– Suplai detritus yang kaya material organik dalam jumlah yang banyak
akan membatasi aktivitas bakteri aerobik dan organisme biturbasi yang sangat
dimana kebutuhan oksigen lebih besar daripada suplai oksigen. Oksigen biasanya
dikonsumsi oleh proses pembusukan (degradasi) zat organik yang telah mati,
dimana kebutuhan oksigen amat besar pada area dimana produktivitas organik
yang tinggi. Pada lingkungan berair (aquatic), suplai oksigen dikontrol oleh
sirkulasi air yang mengandung oksigen dan berkurang pada kondisi pada dasar air
yang stagnan.
3. Analisis kerogen
menentukan kadar dan tingkat kematangan termal batuan ini. Pengukuran potensi
Carbon (TOC) dan pyrolysis yield. Batuan dengan pyrolysis yield lebih besar dari
5 kg/ ton disebut batuan induk efektif. Untuk peralatan geokimia yang lebih
modern lagi, seperti gas chromatography dan studi isotop dapat digunakan untuk
menentukan produk hidrokarbon dan juga untuk aplikasi lain, seperti korelasi
yang berguna untuk mengetahui potensi dan tipe hidrokarbon. Dari pengamatan
diklasifikasikan kepada grup exinite, vitrinite, and inertinite. Grup exinite terdiri
dari maseral dengan potensi minyak yang signifikan, sementara grup vitrinit
adalah penghasil gas (gasprone). Grup intertinit tidak mempunyai potensi untuk
untuk mengukur partikel-partikel vitrinite yang ada dalam sampel amat bervariasi.
secara berulang pada sampel yang sama. Bila distribusi dari vitrinite reflectance
adalah bimodal, maka ada kemungkinan telah terjadi reworking. Skala vitrnite
– 0.55 < Ro < 0.8 telah menghasilkan minyak dan gas bumi
– 0.8 < Ro < 1.0 minyak berubah menjadi gas bumi (zona kondensat gas)
pada Ro antara 0.7 dan 0.8. Salah satu penggunaan vitrinite reflectance yang juga
penting dalam analisis cekungan (basin analysis) adalah kalibrasi sejarah termal
(thermal history) dan sejarah pengendapan (burial history) dengan tingkat
maka sisa kerogen akan berubah menjadi residu karbon. Suhu dan waktu adalah
faktor terpenting dari pecahnya kerogen. Keluarnya hidrokarbon dari batuan induk
Batuan induk yang miskin tidak akan menciptakan cukup minyak untuk
maka minyak akan akan berubah menjadi gas yang lebih mudah untuk lepas dari
batuan induk. Untuk batuan induk yang kaya, efisiensi dari pengeluaran minyak
cukup tinggi (60 – 90 %). Lepasnya hidrokarbon dari batuan induk ke lapisan
diakibatkan oleh adanya perbedaan densitas antara minyak (atau gas) dan air pada
pressure). Tekanan kapiler akan semakin naik dengan semakin kecilnya pori pori
mengalir melalui jaringan pori pori batuan yang saling berhubungan pada lapisan
keseluruhan. Perpindahan akan terhenti pada saat hidrokarbon melalui pori batuan
yang lebih kecil dimana tekanan kapiler (capillary pressure) akan lebih besar dari
gaya buoyancy dari kolom minyak. Sistem pori ini disebut juga sebagai lapisan
penutup (seal) dengan tinggi maksimum kolom minyak yang dapat ditahan oleh
searah dengan kemiringan (true dip) pada bagian atas dari lapisan penghantar
(carrier bed). Oleh karena itu peta struktur kontur dapat digunakan untk mebuat
model arah migrasi. Selama migrasi yang panjang (sebagai contoh pada foreland
basin), hidrokarbon akan mengalir terpusat pada tinggian regional (regional high).
reservoar yang yang disemuti oleh lapisan penghambat (seal). Hidrokarbon ini
akan berubah secara fisik dan kimia oleh proses biodegradasi, water washing,
dinyatakan sebagai Karbon Organik Total (TOC). Analisis ini cukup murah,
sederhana dan cepat. Biasanya memerlukan satu gram batuan, tetapi jika sample
banyak material organik, jumlah yang lebih kecil dari satu gram cukup.
berbentuk bubuk, bebas mineral karbonat pada temperatur tinggi dengan batuan
oksigen. Semua karbon organik dirubah menjadi karbon dioksida, yang kemudian
diperangkap dalam alat tersebut dan dilepaskan dalam suatu detector ketika
pembakaran sudah usai jumlah karbon organik di dalam batuan karbonat harus
dioksida. Sample dengan kandungan TOC rendah biasanya dianggap tidak mampu
membentuk hidrokarbon yang komersial dan karena itu sample seperti biasanya
tidak dianalisis lebih lanjut. Titik batas didiskualifikasikan biasanya tidak merata,
tetapi pada umumnya antara 0,5 dan 1 % TOC. Sample yang terpilih, dianalisis
jatuhan. Jika terdapat lebih dari satu litologi dalam suatu sample, maka kita harus
material kaya yang seringkali jumlahnya relatif sedikit dengan material yang tidak
akhirnya memberikan data yang membuat kita menjadi pesimis. Karena kedua
cara tersebut berbeda, maka jika tidak seseorang akan melakukan interpretasi
haruslah mengetahui metode mana yang telah ditempuh agar dapat menghasilkan
Para ahli berpendapat bahwa proses kematangan dikontrol oleh suhu dan
waktu. Pengaruh suhu yang tinggi dalam waktu yang singkat atau suhu yang
rendah dalam waktu yang lama akan menyebabkan terubahnya kerogen minyak
bumi. Mengenai jenis Minyak bumi yang terbentuk tergantung pada tingkat
kematangan panas batuan induk, semakin tinggi tingkat kematangan panas batuan
induk maka akan terbentuk Minyak bumi jenis berat, Minyak bumi ringan,
Dari pengaruh suhu dan kedalaman sumur, umur batuan juga berperan
dalam proses pembentukan minyak bumi. Umur suatu batuan erat hubungannya
dengan lamanya proses pemanasan bedangsung serta jumlah panas yang diterima
batuan induk, sehingga suatu batuan induk yang terletak pada kedalaman yang
dangkal, pada kondisi temperatur yang rendah dapat mencapai suhu pembentukan
1. Zona I : dimana gas dapat terbentuk sebagai akibat aktivitas bakteri tidak ada
minyak yang dapat dideteksi kecuali minyak bumi tersebut merupakan zat
terbentuk pada zona ini adalah gas kering basah dan sedikit kondensat. Adanya
3. Zona III : merupakan zona puncak pembentukan dan pelepasan minyak bumi
dari batuan induk. Bentuk utama yang dihasilkan berupa gas dan minyak bumi.
akan terbentuk.
sehingga zat organik akan terurai menjadi gas kering (metana) sebagai akibat
lamanya pemanasan pada kerogen atau batubara dapat bersifat kimia dan fisika,
eksposnensial.
b. Warna kerogen akan berubah menjadi lebih gelap.
berkurang.
d. Sifat kimia dari kerogen akan berubah, kandungan oksigen dan hidrokarbon
akan berkurang sehingga perbandingan dari atom oksigen / karbon dan hydrogen /
karbon akan menurun dan akhirnya hanya akan membentuk karbon mumi (grafit).
ZONE I
BIOHEMICAL METANE GENERATION
DRY GAS
ZONE II
INITIAL THERMOCHEMICAL GENERATION
NO EFFECTIVE OIL RELEASE
DRY GAS - WET GAS - CONDENSATE - (OIL ?)
ZONE III
MAIN PHASE OF MATURE OIL GENERATION AND RELEASE OIL AND
GAS
ZONE IV
THERMAL DEGRADATION OF HEAVY
HIDROCARBON (OIL PHASE - OUT)
CONDENSATE WET GAS - DRY GAS
ZONE V
INTENSE ORGANIC METAMORFISM: METANA FORMATION DRY
GAS
Zonasi pembentukan minyak bumi (Sissada, 1986)
2.2 TOC (TOTAL ORGANIC CARBON)
Total organik karbon (TOC) adalah jumlah karbon yang terikat dalam
suatu senyawa organik dan sering digunakan sebagai indikator tidak spesifik dari
kualitas air atau kebersihan peralatan pabrik farmasi. Analisis khas untuk
mengukur TOC total karbon sekarang serta karbon anorganik (IC). Mengurangkan
anorganik karbon dari hasil karbon total TOC. Varian umum lainnya meliputi
analisis TOC mengeluarkan bagian IC terlebih dahulu dan kemudian mengukur
sisa karbon. Metode ini melibatkan membersihkan sebuah diasamkan sampel
dengan udara bebas karbon atau nitrogen sebelum pengukuran, dan lebih tepat
disebut purgeable non-organik karbon (NPOC).
Sejak awal 1970-an, TOC telah diakui sebagai teknik analitis untuk
mengukur kualitas air minum selama pemurnian air proses. TOC dalam sumber
air berasal dari pembusukan bahan organik alami (NOM : natural organic matter)
dan dari sintetis sumber. Humik asam, fulvic asam, amina, dan urea merupakan
jenis NOM. Deterjen, pestisida, pupuk, herbisida, kimia industri, dan diklorinasi
organik adalah contoh sumber sintetis. [2] Sebelum air sumber diperlakukan
untuk desinfeksi, TOC memberikan peran penting dalam mengukur jumlah NOM
dalam sumber air. Ketika air baku mengandung kaporit, klor aktif senyawa (Cl 2,
HOCl, Clo -) bereaksi dengan diklorinasi NOM untuk menghasilkan produk
samping desinfeksi (DBPs). Banyak peneliti telah menentukan bahwa tingkat
yang lebih tinggi dari sumber NOM dalam air selama proses desinfeksi akan
meningkatkan jumlah karsinogenik (suatu bahan yang dapat
mendorong/menyebabkan kanker) dalam air minum yang diproses.
Dari Amerika Serikat Environmental Protection Agency (EPA), analisis TOC
muncul sebagai alternatif cepat dan akurat dibandingkan analisis kebutuhan
oksigen biologis (BOD) dan analisis kebutuhan oksigen kimia (COD) yang secara
tradisional disediakan untuk menilai potensi polusi air limbah. Hari ini, lembaga
lingkungan hidup mengatur batas-batas jejak DBPs dalam air minum. Metode
analisis yang diterbitkan baru-baru ini, seperti Amerika Serikat Environmental
Protection Agency (EPA) 415,3 metode, D / DBP aturan, mengatur jumlah NOM
untuk mencegah pembentukan selesai DBPs di perairan.
Farmasi
Pengenalan bahan organik ke dalam sistem air terjadi tidak hanya dari
organisme hidup dan dari materi yang membusuk di sumber air, tetapi juga dari
pemurnian dan sistem distribusi bahan. Suatu hubungan dapat ada antara
endotoksin, mikroba pertumbuhan, dan perkembangan biofilm di pipa dinding dan
pertumbuhan biofilm dalam sistem distribusi farmasi. Sebuah korelasi diyakini
ada antara TOC konsentrasi dan tingkat endotoksin dan mikroba.
Mempertahankan tingkat TOC rendah membantu untuk mengontrol tingkat
endotoksin dan mikroba dan dengan demikian pengembangan pertumbuhan
biofilm.
The United States Pharmacopoeia (USP), Farmakope Eropa (EP) dan Farmakope
Jepang (JP) mengakui TOC sebagai tes yang diperlukan untuk air murni dan air
untuk injeksi (WFI). Untuk alasan ini, TOC telah menemukan penerimaan sebagai
atribut pengendalian proses dalam bioteknologi industri untuk memantau kinerja
operasi unit yang terdiri dari pembersihan dan sistem distribusi. Karena banyak
operasi bioteknologi ini mencakup persiapan obat-obatan, yang US Food and
Drug Administration (FDA) enacts berbagai peraturan untuk melindungi
kesehatan masyarakat dan memastikan kualitas produk tetap dipertahankan.
Untuk memastikan tidak ada kontaminasi silang antara menjalankan produk obat
yang berbeda, berbagai prosedur pembersihan dilakukan. Tingkat konsentrasi
TOC digunakan untuk melacak keberhasilan prosedur validasi pembersihan ini
terutama bersih-di-tempat (CIP).
Pengukuran
Untuk memahami proses analisis yang lebih baik, beberapa terminologi dasar
kunci harus dipahami dan hubungan mereka satu sama lain (Gambar 1).
Total Carbon (TC) – semua karbon dalam sampel, termasuk karbon
anorganik dan organik
Total Inorganic Carbon (TIC) – sering disebut sebagai karbon anorganik
(IC), karbonat, bikarbonat, dan terlarut karbon dioksida (CO 2); suatu material
yang berasal dari sumber non-hidup.
Total Organic Carbon (TOC) – material berasal dari vegetasi yang
membusuk, pertumbuhan bakteri, dan metabolik kegiatan hidup organisme atau
bahan kimia.
Non-Purgeable Organic Carbon (NPOC) – biasa disebut sebagai TOC;
sisa karbon organik dalam sampel diasamkan setelah membersihkan sampel
dengan gas.
Purgeable (volatile) Organic Carbon (POC) – karbon organik yang
telah dihapus dari netral, atau sampel diasamkan dengan membersihkan dengan
gas inert. Ini adalah senyawa yang sama disebut sebagai Volatile Organic
Compounds (VOC) dan biasanya ditentukan oleh Trap Purge Gas Kromatografi.
Dissolved Organic Carbon (DOC) – sisa karbon organik dalam sampel
setelah penyaringan sampel, biasanya menggunakan 0,45 mikrometer penyaring.
Suspended Organik Karbon – juga disebut partikulat karbon organik
(PtOC); partikel karbon dalam bentuk yang terlalu besar untuk melewati
penyaring.
Karena semua hanya analisis TOC benar-benar mengukur total karbon, analisis
TOC selalu memerlukan beberapa akuntansi untuk karbon anorganik yang selalu
hadir. Salah satu teknik analisis melibatkan proses dua tahap yang biasanya
disebut sebagai TC-IC. Ini mengukur jumlah karbon anorganik (IC) berevolusi
dari diasamkan alikuot dari sampel dan juga jumlah total karbon (TC) hadir dalam
sampel. TOC dihitung dengan pengurangan dari nilai IC dari TC sampel. Varian
lain menggunakan peningkatan keasaman dari sampel untuk berevolusi karbon
dioksida dan mengukur sebagai karbon anorganik (IC), kemudian mengoksidasi
dan mengukur sisanya purgeable non-organik karbon (NPOC). Metode yang lebih
umum secara langsung langkah-langkah TOC dalam sampel oleh lagi acidifying
sampel ke sebuah pH nilai dari dua atau kurang untuk melepaskan gas IC tetapi
dalam hal ini tidak udara untuk pengukuran. Tersisa purgeable non-CO 2 gas
(NPOC) yang terkandung dalam cairan alikuot ini kemudian teroksidasi
melepaskan gas. Gas-gas ini kemudian dikirim ke detektor untuk pengukuran.
2.3 ANALISIS CUTTING DAN CORING
CUTTING
Analisa serbuk bor (cutting) adalah merupakan sumber informasi dalam
menentukan tanda adanya minyak dan gas, dan untuk deskripsi lithologi batuan.
Dalam analisa cutting ini, dibuat korelasi antara deskripsi sampel dengan
kedalaman.
Penentuan daerah yang mengandung hidrokarbon memerlukan suatu data-
data geologi bawah permukaan secara tepat dan akurat. Salah satu metode untuk
mendapatkan data bawah permukaan tersebut melalui analisa cutting dan analisa
logging Pekerjaan analisa cutting dilakukan dalam kerangka pekerjaan mud
logging yang terutama untuk mengidentifikasi saturasi hidrokarbon
dan mengestimasi karakteristik batuan reservoir.
Analisa cutting merupakan interpretasi serpihan batuan yang tersirkulasi ke
permukaan bersamaan dengan lumpur bor. Serpihan tersebut berasal dari gerusan
batuan reservoir pada saatoperasi pemboran berlangsung. Pada analisa cutting,
kandungan hidrokarbon dapat dideteksi dengan melihat perbahan warna yang
terjadi pada saat cutting tersebut dianalisa. Analisa dilakukan melalui penyinaran
sinar ultraviolet untuk mengetahui lithologi batuannya meliputi jenis batuan,
kandungan mineral,struktur batuan dan kandungan fosil untuk menentukan ada
tidaknya akumulasi hidrokarbon.
Analisa terhadap cutting dapat dilakukan dengan menggunakan pengamatan
fluoroscopic berupa penggunaan sinar ultraviolet untuk mendeteksi adanya
kandungan hidrokarbon pada sample (core) baruan. Analisa ini juga
untuk membedakan antara jenis minyak berat (heavy oil), minyak ringan (light
oil) maupun minyak medium (intermediate oil). Pada analisa fluoroscopic,
kualitas penampakan fluorisensi ditentukan dari distribusi fluorisensi dalam
sample (core) batuan yang diamati.
CORING
Peralatan Coring
Peralatan coring terdiri dari :
1. Core bit : adalah pahat yang khusus untuk coring berbeda dengan pahat
pemboran biasa. Pahat biasa menghancurkan batuan menjadi cutting/ssrpih akan
tetapi core bit akan memotong batuan berbentuk silinder. Pemilihan jebis core bit
tergantung pada batuan formasi yang akan diambil contohnya. Dibawah ini salah
satu contoh core bit dan rangkaian alat coring
3. Core Catcher : berfungsi untuk menahan core/contoh batuan agar tidak jatuh
dari
inner barrel.
Yang harus diperhatikan adalah sebelum core diawetkan core tidak boleh
dicuci hanya boleh dibersihkan dengan lap yang sebelumnya dibasahi dengan
lumpur pemboran yang dipakai .
Analisa core ( inti batuan) pada prinsipnya adalah menentukan sifat sifat
petrofisika dari batuan reservoir yang sangat diperlukan dalam pengelolaan
suatu lapangan Migas karena sifat-sifat ini dibutuhkan oleh bagian geologi,
pemboran, reservoir maupun produksi.
Sifat petrofisika tersebut antara lain adalah :
1. Porositas
2. Permeabilitas
3. Saturasi
4. Tekanan kapiler
5. Sifat kelistrikan
6. Wettabilitas
7. Kompresibilitas
8. Permeabilitas relative
9. Water flooding
10. EOR
11. dan lain-lain
Hubungan dari analisa rutin dan analisa khusus adalah bahwa hasil analisa rutin
akan dipilih untuk digunakan dalam analisa khusus dengan jalan plot antara
permeabilitas dengan porositas atau ( √ k/ø ). Sampel dipilih dengan range harga
permeabilitas dan porositas serta litologi batuan tertentu.
2.4 Log GR, SP , Log Resistivitas & Porositas
untuk :
- Identifikasi litolog
2. Log Resistivitas
- Menentukan porositas
1. Shale / clay
2. Kekompakan batuan
3. Kandungan air asin / tawar
4. Kandungan minyak Kandungan gas
Hal ini tentang defleksi kurva log neutron, semakin ke kanan defleksi kurva maka
semakin banyak hidrokarbon yang terkandung. Penggabungan neutron porosity
dan density porosity log sangat bermanfaat untuk mendeteksi zona gas dalam
reservoir. Zona gas ditunjukkan dengan ‘cross-over’ antara neutron dan density
sepertidibawahini:
Coba perhatikan gambar yang saya beri kotak di atas. Perhatikan bagian yang
berwarna kuning, bagian itulah yang dinamakan dengan cross-over (klik 2x untuk
memperbesar gambar). Dimana log neutron (TNPH) pembacaannya lebih rendah
dibandingkan dengan log densitas (DPHI/RHOB). Sayangnya log tersebut tidak
terlalu jelas menampilkan cross-overnya dikarenakan zona tersebut memang
bukanzonaberpotensi.
Log sonik merupakan log porositas yang mengukur lamanya waktu (interval
transit time / Δt) yang diperlukan gelombang suara kompresional untuk
menempuh jarak satu kaki dalam suatu formasi (Schlumberger, 1989). Log sonic
digunakan untuk mendapatkan harga porositas batuan sebagaimana pada log
density dan log neutron. Log sonic menggambarkan waktu kecepatan suara yang
dikirimkan / dipancarkan ke dalam formasi hingga ditangkap kembali oleh
receiver. Makin tinggi harga Dt pada log sonic makin besar harga porositas
batuan.
Log merupakan suatu grafik kedalaman/waktu dari suatu set data yang
kondisi bawah permukaan dan mencari reservoar pada kedalaman berapa, hal ini
dilakukan pada saat pemboran suatu sumur. Hasil dari wireline logging ini adalah
log Resistivity (Log Induksi dan Log Lateral), dan log Porosity (Log Density,
Neutron, dan Sonic) dan Caliper. Kurva-kurva ini digunakan untuk mengetahui
Log wireline dapat dibagi menjadi beberapa kategori berdasarkan sifat fisik
yang diukur.
- Identifikasi litolog
3. Log Resistivitas
- Menentukan porositas
berguna untuk:
- Menentukan porositas
- Identifikasi litologi
5. Log Netron
- Menentukan porositas
- Identifikasi litologi
satu feet formasi. Dalam evaluasi formasi log sonic berguna untuk :
- Menentukan porositas
- Identifikasi litologi
Gambar Log Sonik
2.7 Peta Bawah Permukaan
salah satu metoda yg penting dalam eksplorasi dan eksploitasi migas atau endapan
dengan pemetaan pada permukaan, hanya terdapat beberapa perbedaan yang agak
tersebut. Bidang permukaan ini biasanya adalah bidang perlapisan atau lapisan,
bidang patahan.
Suatu hal yang khas dan peta-peta bawah permukaan adalah sifat kuantitatif
dan peta-peta tersebut. Sifat kuantitatif itu dinyatakan dengan apa yang
dinamakan garis iso atau secara popular disebut garis kontur (countour
mempunyai nilai yang sama, terutama nilai kuantitatif dan suatu gejala atau sifat
(isolath)
(isolith)
Menghitung Cadangan
yaitu :
1. Metode Volumetrik
pay area dan alat planimeter, dimana alat planimeter akan dapat mengukur
luas masing-masing kontur ketebalan yang ada pada peta net pay
trapezoidal.
a. Cara Pyramidal
Metode ini digunakan bila harga perbandingan antara kontur yang berurutan
b. Cara Trapezoidal
Metode ini digunakan bila harga perbandingan antara kontur yang
Dimana :
An = Luas daerah yang dibatasi oleh garis net pay terendah (m²)
An+1 = Luas daerah yang dibatasi oleh garis net pay diatasnya
(m²)
Boi
Atau
STOIIP = Vb x Ф x Sh (STMt)
BOI
Dimana :
Ф : Porositas batuan
Sh : Hidrokarbon saturasi
Boi : Faktor volume formasi minyak mula-mula (a) BBL/STB atau (b)
m³/STM³.
RR = STOIIP x RF
Dimana
4. Reservoir Rock
Adalah batuan porous dan permeable sebagai tempat terakumulasinya
hidrokarbon dan air di bawah permukaan tanah yang memiliki satu sistem
tekanan tertentu. Reservoir yang terisi hidrokarbon umumnya terbagi menjadi
banyak layer (lapisan). Jenis reservoir yang terdiri dari banyak lapisan disebut
juga multi-layer reservoir. Umumnya batuan reservoir terbentuk dari batuan pasir
dan batuan karbonat
5. Cap rock
Lapisan di atas reservoir rock yang memiliki porositas dan permeabilitas yang
buruk (impermeable) seperti chalks, shale atau batuan evaporit sehingga
mencegah hidrokarbon bermigrasi ke permukaan. Biasanya berbentuk konkaf
terbalik.
6. Trap (Perangkap)
Keberadaan suatu reservoir yang mengandung hidrokarbon mengindikasikan
adanya Trap (perangkap) yang mampu menahan hidrokarbon
bermigrasi. Trap adalah suatu kondisi alam yang menjebak migas, sehingga migas
tidak dapat bergerak dan terakumulasi di dalam reservoir rock. Klasifikasi trap
yakni:
a. Perangkap Struktur : terjadi karena perubahan bentuk (deformasi) dari batuan
seperti antiklin atau patahan. Trap yang berbentuk bulat dinamakan dome.
b. Perangkap Stratigrafi : terbentuk akibat dari variasi facies, batuan
menjadi impermeabel secara lateral. Contohnya pinch-out dan carbonate reef.
c. Perangkap Kombinasi : contohnya antiklin yang tererosi, perangkap
yang berasosiasi dengan kubah garam (saltdome).
Cadangan adalah kuantitas (jumlah volume) minyak dan gas yang dapat
diperoleh atau diproduksikan secara komersial. Beberapa metode perhitungan
cadangan diperoleh berdasarkan ketersediaan data, waktu dan dana. Metode
perhitungan cadangan migas adalah sebagai berikut :
1. Metode analogi
2. Metode volumetric
5. Metode simulasi
reservoir ME T ODE AN
ALO GI
Ø : porositas batuan ( % )
METOD E V O L U M E T R I K
ø : Porositas batuan ( % )
Perhitungan cadangan secara volumetrik yang lebih lengkap, bisa dilihat di sini.
ME T ODE DE C LI NE CU RVE
Metode decline curve memplot data laju produksi terhadap waktu dalam
skala semi-log untuk kemudian digunakan dalam meramalkan penurunan
produksi terhadap waktu dan untuk penentuan cadangan migas.
ME T ODE M AT E RI AL B AL AN CE
Material balance dari reservoir didasarkan pada prinsip kekekalan massa yang
menyatakan bahwa
Metode ini terdiri dari membuat atau memilih model, mengumpulkan dan
memasukkan data ke model, history matching dan peramalan. Untuk
melakukannya dibutuhkan pengetahuan teknik reservoir dan teknik computer.
Sistem/bentuk/luas pattern
Persiapan data
Inisialisasi
Penyelarasan
Peramalan
Keekonomian
PE RB ANDI N G AN ME T ODE PE RHI T U NG AN C AD AN G AN
No Metode Data yang Kelebihan Kekurangan
Dibutuhkan
– RF dan
– Sifat fluida
– Fluida dan
– batuan
– Data geologi
BAB III. PEMBAHASAN
Kesimpulan Dan Saran
Kesimpulan
Geologi Minyak Bumi adalah ilmu geologi yang mempelajari minyak
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS
TEKNOLOGI MINERAL INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
YOGYAKARTA
TUGAS
PRAKTIKUM GEOLOGI MINYAK BUMI
Disusun Oleh :
NAMA LENGKAP : FEBRYANTO
NOMOR MAHASISWA : 4100190022
KELAS : 01
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Praktikum Geologi Minyak Bumi
Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknologi Mineral,
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
YOGYAKARTA
2020
.
KESIMPULAN
bumi, mulai dari rekonaise, pemetaan, dan analisis keberadaan minyak
bumi. Operasi Pemboran merupakan proses kelanjutan dari eksplorasi untuk
mengetahui lebih lanjut atas keterdapatan minyak atau gas bumi di bawah
permukaan. Dalam pelaksanaanya banyak hal yang perlu di persiapkan dan
direncanakan. Persiapan yang perlu dilakukan antara lain mengenai tempat
pemboran, logistic, dan perangkat pemboran (drilling rig) yang akan digunakan.
Persiapan dan perencanaan secara detail akan memudahkan dan melancarkan
proses pemboran serta mengurangi kendala secara teknis yang mungkin timbul
saat proses pemboran berlangsung.
Jumlah hidrokarbon yang ada di reservoir dapat di hitung antara lain dengan
metode volumetric. Data yang diperlukan disini antara lain porsitas , saturasi dan
data geologi. Sedang untuk memperkirakan jumlah HK yang dapat di
produksikan diperlukan informasi yang tepat tentang permeabilitas. Kesemua
informasi tersebut dapat diperoleh dari beberapa macam test dan analisa antara
lain adalah :
1. Logging
2. Analisa batuan
3. Analisa tekanan
Log merupakan suatu grafik kedalaman/waktu dari suatu set data yang
menunjukkan parameter diukur secara berkesinambungan di dalam sebuah
sumur pemboran (Harsono, 1997).
Menurut North American Stratigraphy Code (1983) ada tiga macam prinsip dari
korelasi, yaitu :
Litokorelasi, yang menghubungkan unit yang sama pada litologi dan posisi
stratigrafinya.
Biokorelasi, yang secara cepat menyamakan fosil dan posisi
biostratigrafinya.
Kronokorelasi, yang secara cepat menyesuaikan umur dan posisi
kronostratigrafi.
Pemetaan Geologi Bawah Permukaan adalah metoda atau teknik pemetaan
struktur, ketebalan lapisan dan karakteristik unit batuan dengan menggunakan
data bawah permukaan. Metoda Pemetaan Geologi Bawah Permukaan merupakan
salah satu metoda yg penting dalam eksplorasi dan eksploitasi migas atau endapan
mineral ekonomi lainnya. Pada prinsipnya pemetaan bawah permukaan sama
dengan pemetaan pada permukaan, hanya terdapat beberapa perbedaan yang agak
mencolok. Pada pemetaan permukaan kita berhadapan dengan satu bidang
permukaan dan yang dipetakan adalah sifat-sifat/keadaan geologi/topografi yang
dituangkan dalam bentuk gambar pada bidang permukaan tersebut.
Saran
Menurut penulis kegiatan praktikum vibes nya dapet cara ngajarnya juga
mudah di tangkap, tidak terlalu tegang. mungkin hanya sedikit saran mengenai
pelaksanaan praktikum sebagian dilakukan offline sehingga praktikan bisa
menerapkan secara langsung dan didampingi asisten dosen, karena tidak semua
praktikan bisa mencerna secara online.
Daftar Pustaka