Anda di halaman 1dari 3

Organizational Citizenship Behaviors (OCB) menurut Organ dalam Alkahtani (2015):

“Individual behavior that is discretionary, not directly or explicitly recognized by the formal
reward system and that in the aggregate promotes the effective functioning of the
organization. By discretionary, we mean that the behavior is not an enforceable requirement
of the role or the job description, that is, the clearly specifiable terms of the person‟s
employment contract with the organization; the behavior is rather a matter of personal
choice, such that its omission is not generally understood as punishable.”

Organ mendefiniskan OCB sebagai “Perilaku individu yang bebas, yang tidak diakui
secara langsung ataupun secara eksplisit dengan sistem reward yang formal dan secara
agregat mampu mendorong fungsi efektifitas organisasi. Bebas, artinya perilaku tersebut
bukan merupakan sebuah kewajiban yang dipaksakan oleh tugas atau deskripsi pekerjaan,
yang merupakan istilah spesifik dan jelas dari kontrak kerja seseorang dengan organisasi;
perilaku tersebut lebih condong pada persoalan pilihan pribadi, misalnya seperti kelalaian
yang umumnya tidak dipahami sebagai sesuatu yang patut dihukum.”

Menurut Bolino, dkk. dalam Khiabani (2014) OCB didefinisikan sebagai “...the willingness
of employees to exceed their formal job requirements in order to help each other, to
subordinate their individual interests for the good of the organization, and to take a genuine
interest in the organization’s activities and overall mission.”

OCB didefinisikan sebagai kemauan karyawan untuk melampaui persyaratan


pekerjaan formal mereka dalam upaya untuk membantu satu sama lain, mengebawahkan
kepentingan individu demi kebaikan organisasi, dan menanamkan ketertarikan yang sejati
pada aktivitas organisasi dan misi secara keseluruhan.

Organ (1991) dalam Alkahtani (2015) menyatakan bahwa ada lima dimensi OCB antara lain:

1. Altruism
“...Altruism involves helping colleagues and employees to perform their duties in
unusual circumstances, or in a manner that goes beyond expectations...” (Altruisme
menyangkut tentang membantu rekan kerja dan karyawan untuk melaksanakan tugas
mereka dalam situasi yang tidak biasa, atau dengan cara yang melampaui harapan.)
Orang-orang yang memiliki sifat altruisme memberikan pertolongan ketika
dibutuhkan oleh rekan kerja, misalnya di saat workload sedang tinggi atau pada saat
rekan kerja absen, atau untuk membantu karyawan baru beradaptasi dengan
lingkungan kerja barunya. Berdasar lagi pada Organ (1997), manfaat dari altruisme
adalah untuk perilaku individuals-directed; selain itu, altruisme mendorong efisiensi
karyawan (Yen & Niehoff, 2004), mendorong kerja sama antar karyawan, dan
meningkatkan kerja sama tim (Islam, dkk., 2012). Islam, dkk. (2012) menyatakan
bahwa OCB dan altruism membutuhkan hubungan yang dalam.
2. Conscientiousness
“...Conscientiousness, is a behavior that goes beyond the specific requirements of an
organization...” (Conscientiousness adalah perilaku yang melampaui syarat-syarat
tertentu dari sebuah organisasi)
Berdasarkan Konovsky dan Organ (1996), terdapat hubungan yang berarti antara
conscientiousness dengan seluruh komponen OCB. karyawan yang conscientious
cenderung lebih berpengetahuan dan memiliki informasi yang lebih baru tentang
produk dan jasa yang ditawarkan (Yen & Niehoff, 2004).
3.
4. Civic Virtue
5. Sportsmanship
6. Courtesy
Alkahtani, Ali. 2015. Organizational Citizenship Behavior (OCB) and Rewards. International
Business Research; Vol.8, No.4; 2015, 210-222. Diambil dari:
http://dx.doi.org/10.5539/ibr.v8n4p210

Khiabani, Mohsen Malekalketab. 2014. Identifying the Key Factors of Organizational


Citizenship Behavior in the Healthcare Industry: Iran Perspective. International Journal of
Research in Management Issue 4, Vol. 4 (June-July 2014), 97-108. Diambil dari:
http://www.rspublication.com/ijrm/ijrm_index.htm

Anda mungkin juga menyukai