Farkin Rhodamin B PDF Free
Farkin Rhodamin B PDF Free
Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
NIM : 13670024
Kelas/Kelompok : A/3
JURUSAN FARMASI
MALANG
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
• klirens (Cl)
Vd – D/Cp
Cl – Vd.Ke
T1/2 – 0,693/K
Dari persamaan tersebut dapat diketahui bahwa semakin cepat atau banyak
obat yang diabsorbsi masuk ke dalam sistem sirkulasi atau semakin besar dosis,
maka semakin cepat dan tinggi kadar obat di dalam darah. Demikian sebaliknya,
semakin banyak obat yang terdistribusi ke dalam jaringan, semakin rendah kadar
obat di dalam darah
BAB III
METODOLOGI
3.1.2 Bahan
Adapun bahan- bahan yang digunakan yaitu:
Rhodamin B
Aquades
Rhodamin B 25 mg
Hasil
Pembuatan Larutan Baku Kerja 0,5 ppm, 100 ml
Hasil
Pembuatan Larutan Baku Kerja 1 ppm, 100 ml
Hasil
Hasil
Pembuatan Larutan Baku Kerja 3 ppm, 100 ml
Hasil
Hasil
3.2.2 Rute Intravaskuler
BAB IV
25 ml
K=
1000 ml
K=0,025
0,693
waktu paruh t 1 =
( )
2
K
0,639
¿
0,025
¿ 27,72menit
∞ C0 dosis 5
[ AUC ] 0 = C0 =
K Vd = 1 =5
5
¿
0,025
¿ 200
B. Persamaan Regresi :
Waktu Sampling Persamaan Regresi Log kadar vs waktu :
Log Kadar y = 0,0102 x + 0,7393
(menit)
K = b x 2,303
1 = 0,0102 x 2,303
0,71 = 0,0234 0,025
2
0,72
0,693 0,693
3 t1/2= = =
0,71 K 0,025
4
0,70 27,72
5
0,70
C0 5,16
6 AUC = =
0,69 K 0,025
7
0,67 = 206,4
8
0,66
9 4.1.3 Rute ekstravaskular (kompartemen
0,65
10 satu terbuka)
0,64
T (MENIT) KADAR LOG KADAR
11
0 0,625,15 0,71
12 10 5,75 0,72
20 0,605,2 0,71
13 30 0,605,05 0,70
14 40 4,99 0,70
50 0,604,90 0,69
15 60 4,913 0,69
70 0,594,897
0,69
80 4,820 0,68
90 4,734 0,67
100 4,573 0,66
110 4,492 0,65
120 4,408 0,64
130 4,359 0,63
140 4,075 0,61
0,693 0,693
t1/2 = Ke = 0,001 = 693 menit
D0 5 mg
Vd= = = 0,969
C p0 5,16
C p 0 +C p 10 C p 10+ C p 20
AUC = x (t 10−t 0) + x (t 20−t 10 ) +
2 2
… … .. dst
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pembuatan larutan baku
Praktikum kali ini yaitu percobaan simulasi model in vitro
farmakokinetik obat secara intravena. Percobaan ini bertujuan untuk dapat
menjelaskan proses farmakokinetik obat dalam tubuh setelah pemberian
injeksi bolus secara intravena dan mengetahui profil farmakokinetk obat.
Percobaan ini menggunakan model farmakokinetik secara in vitro Dalam
metode ini, suatu wadah digambarkan sebagai kompertemen tubuh dimana
obat mengalami profil farmakokinetik dari distribusinya hingga eliminasi
obat. Sampel untuk percobaan ini yaitu rhodamin B yang akan di uji
aktifitas farmakokineriknya dengan menggunakan metode model in vitro
secara intravaskuler dan ekstravaskular.
Langkah pertama yaitu membuatan larutan standar atau baku
Rhodamin B dengan konsentrasi bertingkat 0,25; 0,5; 1; 2; 3; 5 ppm
dengan pelarut akuades. Larutan standar tersebut kemudian di uji
spektroskopi untuk menentukan data absorbansinya dan didapatkan
persamaan linier. Selanjutnya yaitu sampel Rhodamin B dimasukkan dalam
beaker gelas 100 ml. Rhodamin B dianggap sebagai zat obat dengan
pemberian secara injeksi bolus intravena. Proses pembuatan dilakukan
dengan cara penimbangan serbuk Rhodamin B sebanyak 25 mg yang
dilarutkan dengan aquades pada suatu wadah beaker glass. Larutan dalam
beaker glass diilustrasikan sebagai volume distribusi obat dalam tubuh.
Volume distribusi (Vd) menunjukkan volume penyebaran obat dalam tubuh
dengan kadar plasma atau serum (Setiawati, 2005).
Volume distribusi yang diperoleh mencerminkan suatu
keseimbangan antara ikatan pada jaringan, yang mengurangi konsentrasi
plasma dan membuat nilai distribusi lebih besar, dengan ikatan pada
protein plasma, yang meningkatkan konsentrasi plasma dan membuat
volume distribusi menjadi lebih kecil. Perubahan-perubahan dalam ikatan
dengan jaringan ataupun dengan plasma dapat mengubah volume distribusi
yang ditentukan dari pengukuran-pengukuran konsentrasi plasma (Holford,
1998). Setelah zat Rhodamin B terlarut dalam larutan, dilakukan
pengadukan secara terus menerus yang menggambarkan seperti aliran
darah yang mengalir dalam tubuh dengan kecepatan konstan.
4.2.2 Intravaskuler
Rute intravaskuler ini dilakukan dengan cara melarutkan larutan
baku ke dalam beaker gelas, kemudian di ad kan dalam labu ukur 1000 ml.
Selanjutnya cairan dalam labu ukur diambil sebanyak 25 ml setiap 10
menit (yang dianggap sebagai proses ekskresi renal). Proses ini
disimulasikan sebagai klirens (Cl). Klirens suatu obat adalah suatu ukuran
eliminasi obat dari tubuh tanpa mempermasalahkan mekanisme prosesnya.
Umumnya jaringan tubuh atau organ dianggap sebagai suatu kompartemen
cairan dengan volume terbatas (volume distribusi) dimana obat terlarut
didalamnya (Shargel, 2005).
Setiap pengambilan cuplikan pada wadah ditambahkan kembali
aquades sebanyak 25 ml untuk menggambarkan proses ekskresi obat dari
dalam tubuh. Tahap selanjutnya yaitu pengukuran konsentrasi setiap
cuplikan dengan menggunakan spektrofotometer UV-VIS untuk
menentukan kadar rhodamin B yang diekskresikan per satuan waktu
.Cuplikan diukur panjang gelombangnya untuk didapatkan absorbansinya
sehingga dapat diketahui konsentrasinya dengan menggunakan data
kalibrasi Rhodamin B standar yang telah diketahui sebelumnya.
4.2.3 Ekstravakular
Rute ekstravaskuler ini hampir sama dengan rute intravaskuler.
Pertama yang dilakukan yaitu beaker gelas diisi dengan air suling secara
kuantitatif secara Vd. Larutan dalam beaker glass diilustrasikan sebagai
volume distribusi obat dalam tubuh. Kemudian rhodamin B ditambahkan
1/5 – ¼ dosis ke beaker gelas sesuai dengan dosis yang telah ditentukan,
lalu dihomogenkan.Sampel rhodamin diambil sebanyak 25 ml kemudian
diletakkan di tabung reaksi. Sampel yang telah diambil, kemudian
ditambah dengan aquadessebanyak 25 ml juga. Dilakukan terus sampai 15
kali. Selanjutnya yaitu pengukuran konsentrasi setiap cuplikan dengan
menggunakan spektrofotometer UV-VIS untuk menentukan kadar
rhodamin B yang diekskresikan per satuan waktu .Cuplikan diukur panjang
gelombangnya untuk didapatkan absorbansinya sehingga dapat diketahui
konsentrasinya dengan menggunakan data kalibrasi Rhodamin B standar
yang telah diketahui sebelumnya.
Dari parameter primer didapatkan parameter sekunder berupa
t1/2 sebesar 693 menit dan harga K total sebesar 11,1883 dan nilai Vd
sebesar 0,969 kemudian pameter turunan salah satunya AUC dari sample
rhodamin B didapatkan nilai sebesar 676,81 mcg.ml/menit.
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
5.2 Saran
Sebelum praktikum sebaiknya memahami materi terlebih dahulu agar
dalam pengerjaan selama percobaan dapat maksimal.
DAFTAR PUSTAKA