Anda di halaman 1dari 23

ANALISIS PEREKONOMIAN DAERAH

KOTA KUPANG PERIODE 2013-2017

Makalah

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Ujian Mata kuliah


Perekonomian Indonesia

Dosen Pengampu:

Fauziah,MM

Disusun Oleh :

Wafiq Fadhilah Anwar (17510189)

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Robbil ‘Alamin Segala puji bagi Allah SWT Tuhan Semesta Alam.
Atas segala karunia dan nikmatNya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan
sebaik-baiknya. Makalah yang berjudul “Pertumbuhan dan Perubahan struktur Ekonomi di
Kota Kupang” disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perekonomian
yang diampu oleh Ibu Fauziah,MM
Makalah ini berisi tentang pertumbuhan dan perkembangan mulai dari, pendapatan
per kapita, Sektor pertanian dll yang terdapat di kota Kupang , Konsep dan Teori dan lainnya.
kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang turut berkontribusi dalam
membantu penyusunan makalah ini.
Makalah ini tentunya jauh dari kata sempurna, untuk itu kami meminta saran dan
kritiknya demi makalah yang akan kami buat untuk selanjutnya agar menjadi lebih baik.
Kami telah berusaha untuk menjelaskan atau memaparkan mengenai pengertian budaya dan
pengertian organisai sesuai dengan pengetahuan yang saya peroleh, baik dari buku-buku
maupun sumber-sumber yang lain. Demikian makalah ini kami buat, semoga bermanfaat dan
mohon maaf bila terdapat kesalahan dalam kata-kata atau tulisan yang kami buat dalam
makalah ini.

Malang, 18 Maret 2019

Penyu
sun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

DAFTAR TABEL..............................................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK...............................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1

A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................1
C. Tujuan Perumusan...................................................................................................2
D. Manfaat Perumusan.................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3

A. Gambaran Umum Objek Penelitian.........................................................................3


B. Analisisis PDRB dan Pendapatan Per kapita..........................................................4
C. Analisis Perubahan Struktur Eknomi Daerah.........................................................9
D. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Daerah.................................................................. 10
E. Analisis Distribusi dan Kemiskinan .......................................................................12
F. Analisis Pembangunan Ekonomi Daerah.................................................................13
G. Analisis Perkembangan Sektor Pertanian ..............................................................13
H. Permasalahan Utama Kondisi Ekonomi Daerah dan Solusinya .............................14

BAB III PENUTUP...........................................................................................................15

A. Kesimpulan..............................................................................................................15
B. Saran........................................................................................................................16

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Luas Kecamatan dan Banyaknya Penduduk di Kota Kupang............................4


Tabel 2.2 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran kota Kupang,

Tahun 2013-2017................................................................................................................5

Tabel 2.3 PDRB atas Dasar Harga Konstan 2010 menurut pengeluaran Kota Kupang,

Tahun 2013-2017................................................................................................................7

Tabel 2.4 : PDRB Per Kapita Kota Kupang.........................................................................9

Tabel 2.5 . Pertumbuhan Ekonomi Kota Kupang menurut Sektor

atas dasar harga konstan Tahun 2013-2017......................................................................... 11

Tabel 2.6 . Pertumbuhan Ekonomi Kota Kupang menurut Sektor

atas dasar harga berlaku Tahun 2013-2017.........................................................................11

Tabel 2.7 . Garis Kemiskinan dan Penduduk Miskin

di Kota Kupang 2013-2017.................................................................................................12

iii
DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK

Gambar 2.1 Peta Administrasi Kota Kupang ....................................................................3


Grafik 2.1 Perbandingan PDRB atas dasar harga Berlaku Menurut Pengeluaran
dengan Jumlah Penduduk, Kota Kupang 2013 – 2017........................................................6

Grafik 2.2 Perbandingan PDRB atas dasar harga konstan 2010 menurut
pengeluaran dengan pertumbuhan Ekonomi Kota Kupang, tahun 2013-2017.................... 8

Grafik 2.3 Perbandingan PDRB ADH berlaku dan ADH Konstan 2010

menurut pengeluaran Kota Kupang, Tahun 2013-2017......................................................8

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Suatu Daerah pasti ingin memajukan perekonomian yang ada di daerah
tersebut, Pemerintah yang berperan sebagai fasilitator dalam mengurus perekonomian
Di daerahnya terus berupaya membuat kebijakan yang nantinya berimbas pada
kemakmuran daerahnya. Maju atau tidaknya suatu daerah dapat dilihat dari data
lapangan yang di kumpulkan oleh Badan statistik Pusat yang ada di daerah tersebut,
berbagai perhitungan dilakukana agar didapatkan hasil yang tepat mengenai kondisi
perekonomian daerah tersebut pada tahun berjalan. Hal ini dilakukan agar pemerintah
dapat melakukan evaluasi setiap tahunnya dari kesalahan dan hasil yang didapatkan
pada daerah tersebut, sektor apa yang di perkirakan akan menjadi potensial dan
menjadi trend dalam beberapa tahun kedepan.
Pengendalian perekonomian daerah indonesia ini di atur oleh sistem Ekonomi.
Sistem ekonomi sendiri memiliki pengertian Sistem yang senantiasa mengatur serta
menjalin hubungan ekonomi antar sesama manusia dengan seperangkat kelembagaan
dalam suatu tatanan kehidupan, selanjutnya dikatakannya pula bahwa sistem ekonomi
tidak bisa berdiri sendiri, tetapi berkaitan dengan falsafah, pandangan hidup dan pola
hidup masyarakat di daerah itu. Elemen-elemen dari sistem ekonom adalah unit-uit
ekonomi sistem, ekonomi seperti rumah tangga, Perusahaan, Serikat tenaga kerja,
instansi pemerintah dan lembaga-lembaga lain yang berkaitan dengan kegiatan
ekonomi. Setiap kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh elemen-elemen diatas selalu
dinilai yang kemudian di analisis oleh bagian Pusat Statistik wilayah tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Gambaran Umum Objek Penelitian Kota Kupang ?
2. Bagaimana Analisisis PDRB dan Pendapatan Per kapita ?
3. Bagaimana Analisis Perubahan Struktur Eknomi Daerah ?
4. Bagaimana Analisis Pertumbuhan Ekonomi Daerah ?
5. Bagaimana Analisis Distribusi dan Kemiskinan ?
6. Bagaimana Analisis Pembangunan Ekonomi Daerah ?
7. Bagaimana Analisis Perkembangan Sektor Pertanian ?
8. Bagaimana Permasalahan Utama Kondisi Ekonomi Daerah dan Solusinya ?

1
C. Tujuan Perumusan
Tujuan Perumusan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas tengah semester
dari mata Kuliah Perekonomian Indonesia, selain itu agar dapat meambah wawasan
terkait perekonomian daerah di Kota Kupang.
D. Manfaat Perumusan

Manfaat dari perumusan makalah ini adalah agar dapat mengetahui dan
membandingkan Perekonomian daerah di Kota Kupang lima tahun terakhir dari tahun
2013-2017.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Kupang merupakan Ibu Kota dari provinsi Nusa Tenggara Timur dan
merupakan sebuah kota madya . Kota Kupang merupakan Kota terbesar yang berada
di Provinsi Nusa tenggara Timur dan dipenuhi oleh berbagai suku bangsa. Suku yang
mendiami Kota Kupang adalah suku Timor,  Rote, Sabu, Tionghoa, Flores dan
sebagian kecil pendatang dari Bugis dan Jawa. Luas wilayah Kota Kupang adalah
180,26 km² dengan jumlah penduduk sekitar 450.360 jiwa Daerah ini terbagi menjadi
6 kecamatan dan 51 kelurahan.

 Kotamadya ini terletak di pesisir Teluk Kupang, bagian barat laut


pulau Timor dan terletak pada 10°36’14”-10°39’58” LS dan 123°32’23”–
123°37’01”BT; Luas wilayah 180,27 Km2, dengan peruntukan Kawasan Industri
735,57 Ha, permukiman 10.127,40 Ha, Jalur Hijau 5.090,05 Ha, perdagangan 219,70
Ha, pergudangan 112,50 Ha, pertambangan 480 Ha, pelabuhan laut/udara 670,1 Ha,
pendidikan 275,67 Ha, pemerintahan/perkantoran 209,47 Ha, lain-lain 106,54 Ha.
Suhu rata-rata di Kota Kupang berkisar antara 23,8 °C sampai dengan 31,6 °C.
Tempat-tempat yang letaknya dekat dengan pantai memiliki suhu udara yang rata-rata
relatif lebih tinggi. Kelembaban udara rata-rata berkisar antara 73 persen sampai
dengan 99 persen

Gambar 2.1 Peta Administrasi Kota Kupang

3
Sumber : BPS Provinsi NTT
Kupang memiliki 6 Kecamatan diantaranya;
Tabel 2.1 Luas Kecamatan dan Banyaknya Penduduk di Kota Kupang
NO Kecamatan di Kota Luas daerah Jumlah Penduduk
. Kupang
1. Alak 86,91 km² 63.389 Jiwa
2. Kelapa Lima 15,02 km² 80.260 Jiwa
3. Kota Raja 6,10 km² 54.794 Jiwa
4. Kota Lama 3,22 km² 34.535 Jiwa
5. Maulafa 54,80 km² 79.581 Jiwa
6. Oebobo 14,22 km² 100.149 Jiwa
Sumber : BPS Kota Kupang
Dilihat dari Tabel diatas, Dapat disimpulkan bahwa kecamatan terluas
berada di wilayah Alak, Namun Oebobo menjadi kecamatan dengan Jumlah
Penduduk terbanyak. Hal ini dikarenakan kecamatan Oebobo merupakan Jantung
dari Kota Kupang, beberapa Kantor, sekolah dan Pusat perbelanjaan di Kota
Kupang juga terdapat di Kecamatan Oebobo, hal ini yang menyebabkan
Kecamatan Oebobo menjadi Kecamatan dengan Jumlah Penduduk terbanyak di
Kota Kupang

B. Analisis PDRB dan Pendapatan Per Kapita


Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menjadi salah satu indikator
penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu daerah dalam suatu periode
tertentu Metode untuk menetukan PDB dalam kurun waktu tertentu dibagi menjadi
dua metode yakni, menggunakan perhitungan harga Konstan dan harga berlaku di
daerah tersebut. PDRB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang
dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah tertentu, atau merupakan
jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi pada
suatu daerah. PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang
dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun berjalan, sedangkan PDRB
atas dasar harga konstan menunjukkan total dari nilai tambah barang dan jasa dari
daerah atau wilayah tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada
satu tahun tertentu sebagai tahun dasar.
PDRB menurut harga berlaku digunakan untuk mengetahui kemampuan
sumber daya ekonomi, pergeseran, dan struktur ekonomi suatu daerah. Sementara itu,
PDRB konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi secara riil dari

4
tahun ke tahun atau pertumbuhan ekonomi yang tidak dipengaruhi oleh faktor harga.
Indeks harga implisit merupakan rasio antara PDRB menurut harga berlaku dan
PDRB menurut harga konstan.

Tabel 2.2 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran kota Kupang,
Tahun 2013-2017

Komponen Pengeluaran 2013 2014 2015 2016 2017


(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Konsumsi Rumah 10 254 11 197 12 905 13 795 15 097
Tangga 888,99 945,63 180,16 515,01 500,06
2. Konsumsi LNPRT 524 356,35 655 045,41 703 868,77 753 131,75 846 712,89
3. Konsumsi Pemerintah 3 339 3 508 3 886 4 432 5 011
081,47 745,77 537,51 426,45 411,75
4. PMTB 5 720 8 230 9 841 11 668 13 244
696,50 251,64 880,14 573,05 152,12
5. Perubahan Inventori 125 217,84 114 187,30 98 976,86 50 615,06 57 076,12
6. Ekspor 1 832 2 040 3 917 3 259 3 433
287,97 475,12 069,10 684,91 912,88
7. Impor 8 737 10 931 14 565 15 095 16 754
943,55 225,60 080,20 870,08 013,38
Total PDRB 13 058 14 815 16 688 18 864 20 936
585,56 425,28 432,34 076,17 752,44
Sumber : BPS Kota Kupang

5
Grafik 2.1 :Perbandingan PDRB atas dasar harga Berlaku Menurut Pengeluaran
dengan Jumlah Penduduk, Kota Kupang 2013 – 2017
18000000

16000000

14000000

12000000

10000000

8000000

6000000

4000000

2000000
2013; 368199 2014; 380084 2015; 392877 2016; 402286 2017; 412708
0
2013 2014 2015 2016 2017

Konsumsi Rumah Tangga Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba Konsumsi pemerintah


Pembentukan Modal tetap Bruto Perubahan Inventori Ekspor
Impor Penduduk

Sumber : PDRB Kota Kupang

Dapat dilihat dari kedua data yang disajikan diatas, Bahwa total dari PDRB
Kota Kupang menurut Harga Berlaku jumlahnya dari tahun ke tahun selalu
mengalami peningkatan, pada awal tahun 2013, total PDRB yang dimiliki oleh
Pemerintah Daerah sebesar Rp.13.058.585 juta diikuti total PDRB pada Tahun 2014
sebesar Rp 14.815.425,28 dan Pada tahun 2015 sebesar Rp16.688.432,34 dan pada
tahun 2016 sebesar Rp18.864.076,17 dan pada tahun 2017 sebesar Rp20.936.752,44.
Dari perhitungan ke-5 Tahun tersebut presentase PDRB yang diperoleh kota Kupang
setiap tahunnya mengalami Fluktuasi, pada tahun 2013-2014 sebesar 13,45% dan
Pada tahun berikutnya terjadi penurunan sebesar 0,81%, turun menjadi 12,64% . dan
di tahun ketiga yakni, 2015-2016 terjadi peningkatan sebesar 0,4% menjadi 13,04%
dan di tahun 2016-2017 terjadi penurunan yang sebesar 2,05% menjadi 10,99%.
Perubahan ini dikarenakan faktor perubahan Harga yang terjadi setiap tahunnya,
Perubahan Volume dan Inflasi pada wilayah tersebut.

Metode perhitungan PDRB yang kedua yakni dengan cara menggunakan


PDRB Harga Konstan. Yakni digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi

6
yang tidak dipengaruhi oleh faktor Harga, hal ini juga dapat dilakukan untuk
mengetahui pertumbuhan ekonomi secara riil di wilayah atau daerah tersebut.
Tabel 2.3 PDRB atas Dasar Harga Konstan 2010 menurut pengeluaran Kota
Kupang, Tahun 2013-2017

Komponen Pengeluaran 2013 2014 2015 2016 2017


(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Konsumsi Rumah 8 596 9 166 9 790 10 213 10 753
Tangga 483,34 410,62 993,28 306,56 164,18
2. Konsumsi LNPRT 468 067,33 539 532,93 553 366,80 569 130,39 609 512,87
3. Konsumsi Pemerintah 2 671 2 684 2 801 2 926 3 116
847,20 050,22 198,54 800,43 321,79
4. PMTB 4 713 6 338 7 480 8 227 9 030
895,78 692,99 844,88 812,53 247,52
5. Perubahan Inventori 93 961,10 75 008,80 64 700,88 32 995,82 35 603,88
6. Ekspor 1 481 1 530 2 656 2 090 2 061
539,00 613,53 573,31 594,16 602,17
7. Impor 6 652 8 186 10 394 10 234 10 835
388,72 328,08 309,04 599,01 811,60
Total PDRB 11 373 12 147 12 953 13 826 14 770
405,03 981,01 365,65 040,87 640,79

Sama seperti Metode Harga berlaku yang telah digunakan sebelumnya,


metode atas dasar harga konstan menurut pengeluaran Kota Kupang, tahun 2013-2017
mengalami fluktuasi setiap tahunnya pada total PDRB, Untuk tahun pertama yakni
tahun 2013,mendapat presentase sebesar 6,81% untuk tahun berjalan pada periode
selanjutnya yakni 2014-2015 terjadi penurunan sebesar 0,18% menjadi 6,63 di tahun
berikutnya terjadi peningkatan sebesar 0,11% menjadi 6,74% untuk tahun terakhir di
periode ini terjadi peningkatan 6,83%. Menurut data Badan Statistik Pusat Daerah
Kota Kupang faktor utama penyebab bangkitnya pertumbuhan Eknomi pada tahun
2016-2017 disumbang oleh pengeluaran untuk Pembentukan Modal Tetap Bruto
(PMTB), konsumsi pemerintah dan konsumsi rumah tangga yang semuanya
mengalami peningkatan hingga 4% selama dua tahun terakhir

Grafik 2.2 Perbandingan PDRB atas dasar harga konstan 2010 menurut pengeluaran
dengan pertumbuhan Ekonomi Kota Kupang, tahun 2013-2017

7
Chart Title
12000000

10000000

8000000

6000000

4000000

2000000

0
2013 2014 2015 2016 2017

Konsumsi Rumah Tangga Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba


Konsumsi Pemerintah Pembentukan Modal Tetap Btruto
perubahan Inventori+Sheet1!$F$2 Ekspor
Pertumbuhan Ekonomi

Sumber : Badan Statistik Pusat Kota Kupang

Grafik 2.3 Perbandingan PDRB ADH berlaku dan ADH Konstan 2010 menurut
pengeluaran Kota Kupang, Tahun 2013-2017
25000000
Chart Title
20000000

15000000

10000000

5000000

0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

ADHB ADKH 2010

Grafik diatas menunjukan perbandingan antara PDRB 2010-2017 menurut


pengeluaran pemerintah dapat dilihat Nilai PDRB atas dasar harga berlaku lebih
tinggi dibanding nilai PDRB atas dasar Harga Konstan, perbedaan tersebut sangat
dipengaruhi oleh perubahan harga (Inflasi) yang cenderung meningkat. Sedangkan
pada PDRB harga konstan tidak terjadi inflasi karena penggunaan Harga tetap dari

8
tahun dasar 2010. Hal ini juga terjadi pada BPS daerah lain, dimana PDRB Harga
berlaku cenderung mengalami peningkatan dalam Grafik.
Terbentuknya keseluruhan PDRB atau total PDRB merupakan kontribusi dari
semua komponen pengeluarannya, yang terdiri dari Konsumsi Khir Rumah tangga
(PK-RT), Konsumis Akhir LNPRT (PK-LNPRT), Konsumsi Akhir pemerintah (PK-
P), Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB), Ekspor Netto (E) atau Ekspor
dikurangi Impor
Untuk PDRB Per Kapita Kota Kupang dapat dihitung menggunakan rumus,
sebagai berikut :
PDRBt
PDRB PerKapita t=
Jumlah Penduduk t
Tabel 2.4 : PDRB Per Kapita Kota Kupang

Nilai PDRB dalam Juta Miliar Rupiah


2013 2014 2015 2016 2017
- ADHB 13058585,56 14815425,28 16688432,34 18864076,17 20936752,44
- ADHK 11373405,03 12147981,01 12953365,65 13836040,87 14770640,79
PDRB Per Kapita
- ADHB 35,47 38,97 42,69 46,89 52,04
- ADHK 30,89 31,96 33,14 34,37 36,72
Jumlah Penduduk 368199 380136 390877 402286 412708
Pertumbuhan 2,74% 3,24% 2,83% 2,92% 2,59%
Jumlah Penduduk

C. Analisis Perubahan Struktur Eknomi Daerah


Berbagai sektor yag terdapat di Kota Kupang sangat mempengauhi perubahan
struktur yang terjadi di wilayah tersebut. Struktur ekonomi yang terbentuk dari nilai
tambah yang diciptakan oleh setiap lapangan usaha menggambarkan seberapa besar
ketergantungan suatu daerah terhadap kemampuan berproduksi dari setiap sektor yang
terdapat di daerah tersebut.

No Sektor Tahun Rata-


. Rata
2013 2014 2015 2016 2017
1. Sektor Pertanian 2,37 2,35 2,36 2,25 2,15 2,30
2. Sektor 0,12 0,12 0,11 0,11 0,10 0,12
Pertambangan

9
3. Sektor Industri 1,61 1,55 1,52 1,47 1,49 1,53
4. Sektor Listrik 0,07 0,10 0,11 0,13 0,13 0,11
5. Sektor Bangunan 15,97 16,07 16,35 16,79 16,80 16,40
6. Sektor 15,14 14,89 14,74 14,73 14,74 14,85
Perdagangan
7. Sektor 7,86 8,01 8,38 8,91 9,25 8,48
Transportasi dan
Pergudangan
8. Sektor Keuangan 6,60 6,95 7,18 7,41 7,37 7,10
9. Sektor Jasa-Jasa 4,74 5,78 5,73 5,64 5,71 5,52
Lainnya
Sumber : BPS Kupang
Kupang dengan 9 sektor yang ada memiliki 4 sektor yang paling mendominasi
selama 5 tahun terakhir, yakni :
Sektor Perdagangan, sektor Pembangunan, Sektor Jasa, Sektor transportasi
dan pergudangan. Hal ini dapat dilihat dari peranan masing-masing sektor terhadap
pembentukan PDRB Kota Kupang. Sektor yang menduduki peringkat pertama yakni,
Sektor Pembangunan, dimana terjadi peningkatan sebesar 0,3% menjadi 6,2% (di
tahun 2013 Presentasenya adalah 5,9 %). Untuk sektor yang menempati posisi kedua
adalah Sektor Perdagangan dengan pencapaian sebesar 5,4 % di tahun 2013 dan
mengalami peningkatan sebesar 0,9% di tahun setelahnya menjadi 6,3. Sektor paling
potensial yang ketiga adalah sektor Transportasi dan pergudangan dimana
mendapatkan presentase sebesar 7,4% di tahun 2013 dan terjadi peningkatan juga di
tahun berikutnya menjadi 7,2%. Dan sektor Terakhir adalah sektor Jasa. Walaupun di
lihat peningkatan di tabel yang lebih besar pencapaiannya untuk PRDB namun, Sektor
jasa merupakan sektor yang cukup potensial di Kota Kupang. Emerintah daerah
sendirijuga tengah berusaha meningkatkan sektor Jasa di Kota Kupang. Untuk
presentase di tahun 2013 sebesar 19,4 Sektor ini menempati presentase tertinggi
dibanding sektor-sektor lainnya yang ada di Kota Kupang untuk tahun berjalan
berikutnya sebesar 5,68% Terjadi penurunan yang sangat signifikan di antara kedua
tahun tersebut.
D. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Daerah
Pertumbuhan Ekonomi merupakan proses kenaikan output per kapita dalam
jangka panjang. Pertumbuhan sebagai proses, berarti bahwa pertumbuhan ekonomi
bukan gambaran perekonomian pada suatu saat pertumbuhan ekonomi berkaitan
dengan output per kapita. Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dalam dua cara, yakni

10
pertumbuhan ekonomi dari sisi konsumsi dan pertumbuhan ekonomi dari sisi sektoral.
Dari sisi Sektoral, tren melambatnya pertumbuhan terutama bersumber dari sektor-
sektor penghasil barang. Perkembangan ini tidak terlepas dari pengaruh pertumbuhan
ekspor yang masih terbatas sehingga mengakibatkan menurunnya pertumbuhan sektor
penghasil barang, seperti sektor pertanian, Sektor pertambangan dan sektor
lainnya.namun, sektor jasa, sektor keuangan dan lainnya mengalami peningkatan.
(Latumaerissa, 2015:31)
Hal ini juga terjadi pada pertumbuhan ekonomi dari sisi sektoral di Kota
Kupang, seperti yang ada di dalam tabel.

Sektor Tahun Rata-Rata


2013 2014 2015 2016 2017
1. Sektor Pertanian 264655,0 279088,6 297386,3 308255,2 320899,7 294057
2. Sektor 12857,3 13263,7 13704,7 14475,7 15033,2 13867
Pertambangan
3. Sektor Industri 182654,3 191126,8 200885,6 213263,8 229569,4 203500
4. Sektor Listrik 11589,4 14790,7 17102,5 19680,0 19721,5 16577
5. Sektor Bangunan 1834624,0 1943105,1 2063869,1 2223612,9 2381295,6 2089301
6. Sektor Perdagangan 1763327,2 1858859,5 1976027,6 2115941,9 2252605,2 1993352
7. Sektor Transportasi 846483,9 908702,8 974319,0 1062849,2 1200168,1 998505
dan Penggudangan
8. Sektor Keuangan 707063,9 796146,4 860915,2 963907,6 1018891,2 869385
9. Sektor Jasa-jasa 582400,06 695571,45 735092,45 766991,37 797809,03 715573
Tabel 2.5 . Pertumbuhan Ekonomi Kota Kupang menurut Sektor atas dasar harga
konstan Tahun 2013-2017
Sumber ; data Olahan 2019

E. Analisis Distribusi dan Kemiskinan


Distribusi pendapatan dapat berwujud pemerataan maupun ketimpangan, yang
menggambarkan tingkat pembagian pendapatan yang dihasilkan oleh berbagai
kegiatan ekonomi. Distribusi dari suatu proses produksi terjadi setelah diperoleh
pendapatan dari kegiatan usaha ( Latumaerissa, 2015 : 89) Distribusi yang tidak
merata dapt menyebabkan masalah kemiskinan di suatu daerah, karena pendapatan
distribusi satu daerah akan menentukan bagaimana penciptaan perubahan dan
memperbaiki kesulitan lain di wilayah atau daerah tersebut, hal ini dapat mengurangi
kemiskinan, pengangguran dan lain sebagainya.

11
Garis kemiskinan di Kota Kupang telah dicatat oleh badan Pusat statistik
daerah tersebut. Hal ini agar dapat memudahkan pemerintah daerha dalam
mengurangi kemiskinan di daerah tersebut.

Tabel 2.7 . Garis Kemiskinan dan Penduduk Miskin di Kota Kupang 2013-2017

Tahun (1) Garis kemiskinan (Rupiah) Penduduk Miskin


Jumlah (3) Presentase (4)
(2)
2013 443 022 33,80 9,12
2014 413 905 33,30 8,70
2015 455 924 39,73 10,21
2016 482 857 39,59 9,97
2017 504 179 40,22 9,81
Sumber : Survei Sosial Ekonomi Nasional

Masalah kemiskinan hampir selalu menjadi momok bagi para pemerintah daerah
maupun Nasional. Kupang yang notabene merupakan Ibu Kota provinsi Nusa Tenggara
Timur juga mengalami hal yang serupa, lokasi yang jauh dari pemerintah pusat
memperlambat akses pemenuhan supplai barang dari luar, selain itu pembangunan daerah
timur yang masih jarang juga menghambat pertumbuhan dan laju perekonomian di
Indonesia Timur.

F. Analisis Pembangunan Ekonomi Daerah

Pertumbuhan ekonomi Provinsi NTT pada tahun dari tahun 2013-2017 terus
meningkat. Pada tahun 2015 Pertumbuhan ekonomi berada pada kisaran 5,4%-5,8% (yoy).
Dari sisi penggunaan, kenaikan Upah Minimum Provinsi sebesar 8,7% diharapkan dapat
mendorong peningkatan konsumsi rumah tangga. Di sisi lain, investasi diperkirakan akan
meningkat seiring rencana pembangunan beberapa proyek tahun 2015, diantaranya
pembangunan Waduk Rotiklot di Belu, perbaikan infrastruktur jalan, dan pengembangan
Pelabuhan Tenau. Dari sisi sektoral, sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
diperkirakan akan meningkat seiring adanya kerja sama dengan berbagai daerah,
diantaranya 1) kerjasama sapi dengan Provinsi DKI Jakarta, 2) kerjasama perikanan
dengan Provinsi Jawa Tengah. Selain itu rencana pengembangan 5 juta hektar termasuk di
provinsi NTT oleh Kementerian Pertanian diharapkan dapat mendorong produksi
komoditas pertanian di NTT. Selain itu, perhatian Pemerintah Provinsi NTT dalam
beberapa tahun terkahir berfokus pada sektor pembangunan dan Jasa di wilayah NTT

12
Khususnya Kota Kupang karena, wilayah tersebut masih dalam masa peralihan sedikit
demi sedikit ke Sektor Industri setiap tahunnya.

G. Analisis Perkembangan Sektor Pertanian, Pariwisata, Kelautan, Industri,


Perbankan dan UMKM
Tabel 2.6 . Pertumbuhan Ekonomi Kota Kupang menurut Sektor atas dasar harga
berlaku Tahun 2013-2017

Sektor Tahun Rata-


2 2 2 2 Rata
013 014 015 016 2017
1.      Sektor 308. 348. 393. 425. 385.073
Pertanian 955 082 598 027 449.701
2.      Sektor kelautan 15. 17. 18. 21. 18.876
dan Perikanan 246 092 975 314 21.753

3.      Sektor Industri 210. 229. 253. 277. 256.544


dan UMKM 254 624 054 206 312.580
4. Sektor Pariwisata 1.026. 1.187. 1.397. 1.680. 1.445.813
dan transportasi 894 108 939 591 1.936.53
4
5.     Sektor 861. 1.030. 1.198. 1.397. 1.206.290
Keuangan 756 123 367 453 1.543.74
9

1. Sektor Pertanian

Subyek 2013 2014 2015 2016 2017


Luas Panen 631 Ha 795 Ha 1093 Ha 1120 Ha 1165 Ha
Padi dan
palawija
(Ha)
Produktivitas 98,6 100,6 183,83 196,8 201,5
Padi dan
Palawija

13
Perkembangan sektor pertanian di Kota Kupang mencakup segala
pengusahaan yang didapatkan dari alam yang kemudian digunakan untuk
memenuhi kebutuhan hidup sendiri atau untuk dijual kepada orang lain. Pertanian
di Kota Kupang sendiri mencakup beberapa jenis Aspek yakni, Pertanian
Tanaman Pangan, Tanaman Perkebunan dan tanaman Hortikulutura. Data
produksi dari ketiga jenis Pertanian tersebut didapatkan dari Subdit Statistik
Tanamana Pangan BPS. Dapat dilihat dari Tabel Pertumbuhan Ekonomi Lapangan
Usaha untuk sektor Pertanian terus mengalami peningkatan setiap tahunnya pada
tahun 2017, Pertanian memberikan sumbangsi terhadap total perekonomian
sebesar 2,15% pada PDRB Kota Kupang atas dasar harga berlaku. Jika digunakan
Methode Harga Konstan dengan tahun dasar 2010, Sektor pertanian juga
mengalami kenaikan pertumbuhan yang positif setiap tahun, Dapat dikatakan
produksi riil tiap tahun masih terus berjalan dan mengalami peningkatan namun,
tidak diikuti dengan peningkatan harga yang cukup untuk menyaingi peran di
sektor Lain. Hal ini juga diakibatkan oleh masa peralihan di Kota Kupang.
Dengan sektor Pembangunan yang cukup menguasai sektor lain di kota Kupang.
Masa perubahan dari Sektor Pertanian menuju sektor Industri dikatakan dapat
dikatakan berjalan agak lambat, karena masih banyak penduduk yang mencari
nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup dari bercocok tanam.
2. Pariwisata
Sektor Pariwisata di Kota Kupang, mengalami kenaikan dan telah menjadi
harapan baru bagi pemerintah Kota Kupang Indikator Wisatawan Asing yang
masuk ke NTT pada tahun 2015 sebanyak 80.000 orang, sedangkan domestik
lokal sebanyak 369.000 orang, pada tahun berikutnya terjadi peningkatan sebesar
20%.

Subjek 2013 2014 2015 2016 2017


Jumlah - 2 - 2 -
Wisatawan
Asing
Wisatawan - 1703 1782 1846 366
Domestik
Tingkat 52,07 51,80 49,57 52,56 55,17
penghunian
Hotel

14
berbintang
Tingkat 32,40 27,93 27,65 38,33 33,33
Penghunian
Hotel Non-
Berbintang

3. Kelautan

Subyek 2013 2014 2015 2016 2017


Banyaknya 806 995 865 700 1459
Kapal/perahu
Nelayan
Banyaknya 5121 6078 4536 4275 5220
Nelayan
Total produksi 20736,24 21467,43 22781,60 23984,59 25262,27
Perikanan Laut

4. Industri dan UMKM

Subyek 2013 2014 2015 2016 2017


Industri 467 490 513 531 550
Makanan
Industri 789 807 876 899 910
Manufaktur
Industri 123 136 145 151 200
kimia
Industri 148 150 161 166 201
Pengolahan

5. Perbankan

Subyek 2013 2014 2015 2016 2017


Perkembanga 472.731 379.623 427.099 440.809 478.051
n Penabung
Perkembanga 2.543.673 2.593.673 2.991445 3.037.387 2.965.584
n Tabungan
(Rp)

H. Permasalahan Utama Kondisi Ekonomi Daerah dan Solusinya

15
Ada Lima isu penting yang dihadapi Kota Kupang, yang pertama mengenai
masalah sampah, Menurut Pemda Kota Kupang sampah yang dihasilkan masyarakat
setiap harinya dapat mencapai 300-400 Ton, hal ini dapat membuat Pemerintah
daerah Kota Kupang hanya mengurusi masalah sampah setiap harinya, sehingga
diharapkan Sampah yang dapat masih dapat digunakan sebaiknya di daur ulang
sehingga tidak menimbulkan penumpukan. Masalah kedua, yakni masalah air bersih.
Telah diketahui sebelumnya bahwa, indonesia Timur masih memiliki beberapa
problematika yang masih dirasakan hingga saat ini, akses yang lambat dari
pemerintah pusat dikarenakan kondisi geografis mempengaruhi masyarakat sekitar
salah satunya ketersediaan Air bersih di kota Kupang. Oemda juga mengatakan bahwa
PDAM sebaiknya menyediakan Air minum bersih untuk tempat yang kekurangan
dengan melihat daerah atau tempat tersebut. Jangan memberikan air bersih kepada
tempat yang baru-baru, Masalah ketiga, yakni Perizinan. Masalah Keempat
SISKAMLING. Data dari Badan Statistik pusat, mengatakan bahwa setiap tahun,
kejadian kriminalitas seperti pencurian selalu terjadi di kampung yang ada di Kota
Kupang, hal ini bahkan mengalam peningkatan setiap tahunnya, untuk itu di imbau
kepada Warga agar senantiasa menjaga lingkungannya dengan baik. Dan terakhir
adalah masalah HIV/AIDS , MIRAS dan Narkoba.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kota Kupang merupakan salah satu kota dengan tingkat pertumbuhan
ekonomi yang cukup pesat di Nusa Tenggaar Timur, hal ini di dorong dengan 9 sektor
Perekonomiannya dan 4 diantaranya merupakan sektor paling potensial yang terus
mengalami kemajuan setiap tahunnya sehingga mendorong perekonomian Kota
Kupang agar terus maju, namun, ada beberaap masalah yang dihadapi Kota ini, antara
Lain adalah Maasih kurangnya sumber air bersih di beberapa wilayah di Kota
Kupang, selain itu ada masalah sampah yang masih harus ditanggulangi pemerintah
dan memikikan cara lain seperti mengolah atau mendaur ulang sampah palstik.Kota
ini masih berada dalam masa Transisi yakni, dari Sektor Pertanian ke Sektor Industri
pembangunan, sehingga perhatian pemerintah cenderung fokus terhadap
perkembangan sektor industri pembangunan diikuti dengan beberapa sektor lain,
seperti sektor Jasa
B. Saran
Diharapkan kepada pihak-pihak terkait untuk membantu mendorong kemajuan
perekonomian di daerahnya masing-masing agar mencapai garis penghidupan yang
layak yang nantinya dapat meningkatkan kesejahteraan di daerah tersebut.

17
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kota Kupang. 2018. Produk Domestik Regional Bruto Kota Kupang
Menurut Lapangan Usaha 2013-2017. Badan Pusat Statistik Kota Kupang : Kupang.

Badan Pusat Statistik Kota Kupang. 2018. Produk Domestik Regional Bruto Kota Kupang
Menurut Pengeluaran 2013-2017. Badan Pusat Statistik Kota Kupang : Kupang.

Badan Pusat Statistik Kota Kupang. 2017. Kota Kupang dalam Angka 2017. Badan Pusat
Statistik Kota Kupang : Kupang.

Badan Pusat Statistik Kota Kupang. 2018. Kota Kupang Dalam Angka 2018 . Badan Pusat
Statistik Kota Kupang : Kupang.

Latumaerissa,Julius R. 2015. Perekonomian Indonesia Dinamika Ekonomi Global. Mitra


Wacana Media : Surabaya.

Rachmawati, yeni. 2017. Lima Isu Aktual yang berkembang di Kota Kupang.
http://kupang.tribunnews.com/2017/12/18inilah-lima-isu-aktual-yang-berkembang-di-kota-
kupang. Pos-kupang.com .Di akses (Kamis 21 Maret 2019) Pukul 21:30

18

Anda mungkin juga menyukai