EKONOMI MAKRO
Disusun oleh:
Intan Ardyningrum H0817045
Muhammad Faizin H0817061
Panji Nugroho H0817076
Riana Ayu Kurniasih H0817084
Salsabila Khoirina N F S H0817091
FAKULTAS PERTANIAN
SURAKARTA
2019
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas Laporan Praktikum Ekonomi Makro ini. Laporan praktikum Ekonomi
Makro ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Makro. Penulis
menyadari bantuan dari berbagai pihak yang telah mendukung dan membimbing
dalam penyusunan laporan ini hingga selesai. Oleh karena itu, dalam kesempatan
ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Kepala Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
3. Dosen Ekonomi Makro yang telah membimbing dan mengarahkan kami
dalam perkuliahan.
4. Segenap Co-Assisten yang telah membimbing kami baik dalam praktikum
maupun dalam penyusunan laporan ini.
5. Orang tua yang telah mendukung terselesaikannya laporan ini.
6. Teman-teman semua yang turut membantu penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari dalam pembuatan laporan ini bahwa masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan. Semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Zimbabwe merupakan sebuah negara di Afika yang berbatasan dengan
Afrika Selatan di bagian selatan, Botswana di bagian barat, Zambia di bagian
utara, dan Mozambik di bagian timur. Perekonomian negara Zimbabwe terus
mengalami kemerosotan selama beberapa kurun waktu ini. Inflasi negeri ini
terus meningkat hingga 2,2 juta persen, yang menjadi inflasi tertinggi di dunia.
Akibat perekonomian yang terus memburuk sekarang, bank sentral Zimbabwe
memutuskan untuk membolehkan rakyatnya menggunakan mata uang dolar
Amerika sebagai mata uang mereka untuk menstabilkan kembali ekonomi
Zimbabwe.
Zimbabwe menduduki peringkat terbawah yaitu 141 dari semua negara,
hal tersebut menandakan bahwa Zimbabwe menjadi negara dengan sistem
perekonomian paling tertutup. Statusnya sebagai negara yang menganut
perekonomian tertutup berarti menutup semua akses kegiatan ekonomi suatu
negara dengan negara lain. Misalnya dalam bentuk ekspor dan impor atau
investasi luar negeri. Seluruh produk barang dan jasa yang dihasilkan hanya
dijual di dalam negaranya sendiri.
Pembahasan mengenai sistem perekonomian tertutup yang diterapkan
oleh suatu negara, salah satunya negara Zimbabwe ini tentunya bermanfaat
bagi mahasiswa. Mahasiswa dapat mengerti seperti apa penerapan sistem
tertutup pada suatu negara, bagaimana ciri-ciri negara yang menerapkan
sistem perekonomian tertutup ini, dan apa saja kekurangan maupun kelebihan
dari penerapan perekonomian ini. Mahasiswa juga diharapkan mampu untuk
menganalisa kasus perekonomian tertutup pada negara Zimbabwe ini dan
memberi solusi bagaimana seharusnya negara tersebut menerapkan sistem
perekonomiannya.
B. Perumusan Masalah
Penerapan sistem perekonomian tertutup yang dilakukan suatu negara
tentunya tidak lain karena adanya permasalahan dari sistem perekonomiannya.
Kebijakan sepenuhnya diambil oleh setiap negara untuk menerapkan sistem
1
2
3
4
III. METODOLOGI
5
6
6
7
Tabel 4.1 Final Consumption Expenditure negara Zimbabwe selama kurun waktu
2005-2017.
Tahun Consumption Tahun Consumption
(Billion US$) (Billion US$)
2005 8.608 2012 17.298
2006 8.391 2013 16.312
2007 7.666 2014 16.392
2008 7.342 2015 19.435
2009 11.446 2016 18.126
2010 12.653 2017 18.837
2011 13.452
2012 konsumsi semakin meningkat, kemudian setelah itu mengalami naik turun
secara stabil.
Tingkat pendapatan penduduk tentu sangat menentukan perekonomian suatu
negara. Produk Dosmetik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP)
merupakan suatu nilai perolehan yang dihasilkan dari berbagai unit produksi di
suatu negara dalam jangka waktu setahun. Berikut adalah tabel dan grafik Gross
Domestic Product (GDP) per kapita negara Zimbabwe selama kurun waktu 1980-
2017 :
Tabel 4.2 Gross Domestic Product (GDP) per kapita negara Zimbabwe selama
kurun waktu 1980-2017
Tahun GDP (Billion US$) Tahun GDP (Billion US$)
1980 6.679 1999 6.852
1981 8.011 2000 6.690
1982 8.540 2001 6.777
1983 7.764 2002 6.342
1984 6.352 2003 5.728
1985 5.637 2004 5.806
1986 6.218 2005 5.755
1987 6.741 2006 5.444
1988 7.815 2007 5.292
1989 8.286 2008 4.416
1990 8.784 2009 9.666
1991 8.641 2010 12.042
1992 6.751 2011 14.102
1993 6.564 2012 17.115
1994 6.891 2013 19.091
1995 7.111 2014 19.496
1996 8.553 2015 19.963
1997 8.530 2016 20.549
1998 6.402 2017 22.041
Gambar 4.2 Grafik Gross Domestic Product (GDP) per kapita negara Zimbabwe
selama kurun waktu 1980-2017
dalam kurun waktu semalam. Kondisi tersebut diikuti oleh panen yang buruk dan
musim kemarau yang terus berlanjut selama dua tahun. Hal ini menyebabkan
kelaparan terburuk di negara tersebut dalam 60 tahun terakhir. Kondisi kelaparan
ini membuktikan tingkat konsumsi masyarakat yang rendah.
Berdasarkan gambar grafik 4.1 menunjukkan bahwa mulai tahun 2009
negara Zimbabwe mengalami peningkatan perekonomian yang cukup drastis
setelah mengalami krisis ekonomi terparah di tahun 2008. Peningkatan ekonomi
terus berlanjut ke tahun-tahun berikutnya. Peningkatan tersebut disebabkan karena
adanya kegiatan ekspor dan impor yang dilakukan oleh negara Zimbabwe mulai
tahun 2013. Hal tersebut menunjukkan bahwa negara Zimbabwe sudah terlepas
dari perekonomian tertutup, walaupun masih menduduki negara dengan peringkat
terakhir perekonomian dunia. Sedangkan pada tahun-tahun sebelum 2009,
perekonomian negara Zimbabwe masih rendah dan masih naik turun belum stabil.
Hal tersebut dikarenakan negara Zimbabwe termasuk negara yang tertutup dalam
mengelola perekonomiannya dan tidak ada koneksi dengan negara-negara lain di
dunia, sehingga fluktuasi masih terus terjadi sampai bertahun-tahun.
Krisis ekonomi yang dialami negara Zimbabwe juga disebabkan oleh
kebijakan pemerintahan Presiden Mugabe yang tidak memperhatikan rendahnya
pendapatan nasionalnya. Kebijakan pemerintahan Presiden Mugabe ini tidak
hanya mengganggu stabilitas ekonomi negara saja, tetapi juga mengganggu
kegiatan politik dan sosial kehidupan masyarakatnya. Hal tersebut sesuai dengan
salah satu ciri sistem perekonomian tertutup dimana pemerintah mengeluarkan
kebijakan tanpa melihat pendapatan nasional negaranya. Inflasi juga menjadi
faktor yang mempengaruhi krisis ekonomi negara Zimbabwe. Inflasi adalah
kenaikan harga barang dan jasa yang dibeli secara terus menerus dalam suatu
periode tertentu. Secara khusus, tingkat inflasi tahunan mengukur perubahan
harga (lebih tinggi atau lebih rendah) pada suatu bulan tertentu dibandingkan
dengan bulan yang sama pada tahun sebelumnya. Inflasi yang terjadi di negara
Zimbabwe tak kunjung dapat teratasi sampai beberapa tahun. Meningkatnya
inflasi ini semakin memperparah keadaan perekonomian negaranya. Berikut
11
adalah tabel dan grafik presentase inflasi per kapita negara Zimbabwe selama
kurun waktu 1980-2017 :
Tabel 4.3 Presentase inflasi per kapita negara Zimbabwe selama kurun waktu
1980-2017
Tahun Inflasi (%) Tahun Inflasi (%)
1980 12.741 1999 8.007
1981 6.599 2000 0.628
1982 3.859 2001 -0.131
1983 -10.502 2002 2.713
1984 -16.595 2003 8.801
1985 -17.017 2004 7.612
1986 8.026 2005 5.137
1987 7.189 2006 -2.018
1988 7.785 2007 0.895
1989 0.793 2008 1.349
1990 -0.92 2009 95.409
1991 -6.777 2010 4.098
1992 -14.13 2011 2.553
1993 -3.791 2012 4.029
1994 -3.896 2013 9.371
1995 3.039 2014 -0.252
1996 8.984 2015 0.608
1997 -2.879 2016 2.161
1998 -27.049 2017 2.443
Gambar 4.3 Grafik Presentase inflasi per kapita negara Zimbabwe selama
kurun waktu 1980-2017
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan mengenai perekonomian tertutup yang telah
dipaparkan diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Perekonomian tertutup merupakan sistem suatu negara yang menutup
semua akses kegiatan ekonomi dengan negara lain.
2. Negara Zimbabwe mulai menutup diri dari luar atau menerapkan sistem
perekonomian tertutup sejak tahun 1980 hingga 2012 dengan cara tidak
menjalin hubungan diplomatis dan ekonomi dengan negara lain.
3. Negara Zimbabwe mengalami krisis ekonomi terparah pada tahun 2008
yang diakibatkan oleh kebijakan otoriter pemerintahan Presiden Mugabe.
4. Kekurangan perekonomian tertutup yaitu negara tersebut tidak mengenal
dunia luar karena menutup diri dari lingkungan luar.
5. Kelebihan dari sistem ekonomi tertutup yang dijalankan tersebut yaitu
perekonomian negara tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi global,
tahan terhadap krisis moneter karena tidak tergantung pada sistem pasar
bebas, dan menjadi negara dengan sistem perekonomian yang mandiri.
B. SARAN
Berdasarkan pembahasan mengenai sistem perekonomian tertutup pada
negara Zimbabwe, saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
1. Pemerintah sebaiknya mengkaji ulang kebijakan yang akan diterapkan
agar dapat membawa kesejahteraan untuk masyarakat.
2. Pemerintah sebaiknya mengoptimalkan seluruh sumber daya baik SDA
maupun SDM yang terdapat di negaranya jika memang ingin menerapkan
perekonomian tertutup untuk mencapai kesejahteraan masyarakat.
3. Pergantian pemerintahan atau reshuffle pemerintahan sebaiknya dilakukan
agar negara tersebut dapat mengalami kemajuan.
15
16
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
18
BUKTI BUKU
21
BUKTI BUKU