Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM

EKONOMI MAKRO

Disusun oleh:
Intan Ardyningrum H0817045
Muhammad Faizin H0817061
Panji Nugroho H0817076
Riana Ayu Kurniasih H0817084
Salsabila Khoirina N F S H0817091

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2019

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas Laporan Praktikum Ekonomi Makro ini. Laporan praktikum Ekonomi
Makro ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Makro. Penulis
menyadari bantuan dari berbagai pihak yang telah mendukung dan membimbing
dalam penyusunan laporan ini hingga selesai. Oleh karena itu, dalam kesempatan
ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Kepala Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
3. Dosen Ekonomi Makro yang telah membimbing dan mengarahkan kami
dalam perkuliahan.
4. Segenap Co-Assisten yang telah membimbing kami baik dalam praktikum
maupun dalam penyusunan laporan ini.
5. Orang tua yang telah mendukung terselesaikannya laporan ini.
6. Teman-teman semua yang turut membantu penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari dalam pembuatan laporan ini bahwa masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan. Semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, Maret 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... v
I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Perumusan Masalah .......................................................................... 1
C. Tujuan Praktikum Ekonomi Makro .................................................. 2
D. Manfaat Praktikum Ekonomi Makro ................................................ 2
II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 3
III. METODOLOGI ..................................................................................... 5
A. Metode Penentuan Lokasi................................................................. 5
B. Jenis dan Sumber Data...................................................................... 5
C. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 5
D. Metode Analisis Data ....................................................................... 5
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 6
V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 15
A. Kesimpulan ....................................................................................... 15
B. Saran ................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Final Consumption Expenditure negara Zimbabwe selama kurun


waktu 2005-2017 ........................................................................... 7
Tabel 4.2 Gross Domestic Product (GDP) per kapita negara Zimbabwe
selama kurun waktu 1980-2017 .................................................. 8
Tabel 4.3 Presentase inflasi per kapita negara Zimbabwe selama kurun
waktu 1980-2017 ........................................................................... 11

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Grafik Final Consumption Expenditure Negara Zimbabwe


selama kurun waktu 2005-2017................................................ 7
Gambar 4.2 Grafik Gross Domestic Product (GDP) per kapita Negara
Zimbabwe selama kurun waktu 1980-2017 ............................. 9
Gambar 4.3 Grafik Presentase inflasi per kapita Negara Zimbabwe selama
kurun waktu 1980-2017 ............................................................ 12

v
1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Zimbabwe merupakan sebuah negara di Afika yang berbatasan dengan
Afrika Selatan di bagian selatan, Botswana di bagian barat, Zambia di bagian
utara, dan Mozambik di bagian timur. Perekonomian negara Zimbabwe terus
mengalami kemerosotan selama beberapa kurun waktu ini. Inflasi negeri ini
terus meningkat hingga 2,2 juta persen, yang menjadi inflasi tertinggi di dunia.
Akibat perekonomian yang terus memburuk sekarang, bank sentral Zimbabwe
memutuskan untuk membolehkan rakyatnya menggunakan mata uang dolar
Amerika sebagai mata uang mereka untuk menstabilkan kembali ekonomi
Zimbabwe.
Zimbabwe menduduki peringkat terbawah yaitu 141 dari semua negara,
hal tersebut menandakan bahwa Zimbabwe menjadi negara dengan sistem
perekonomian paling tertutup. Statusnya sebagai negara yang menganut
perekonomian tertutup berarti menutup semua akses kegiatan ekonomi suatu
negara dengan negara lain. Misalnya dalam bentuk ekspor dan impor atau
investasi luar negeri. Seluruh produk barang dan jasa yang dihasilkan hanya
dijual di dalam negaranya sendiri.
Pembahasan mengenai sistem perekonomian tertutup yang diterapkan
oleh suatu negara, salah satunya negara Zimbabwe ini tentunya bermanfaat
bagi mahasiswa. Mahasiswa dapat mengerti seperti apa penerapan sistem
tertutup pada suatu negara, bagaimana ciri-ciri negara yang menerapkan
sistem perekonomian tertutup ini, dan apa saja kekurangan maupun kelebihan
dari penerapan perekonomian ini. Mahasiswa juga diharapkan mampu untuk
menganalisa kasus perekonomian tertutup pada negara Zimbabwe ini dan
memberi solusi bagaimana seharusnya negara tersebut menerapkan sistem
perekonomiannya.
B. Perumusan Masalah
Penerapan sistem perekonomian tertutup yang dilakukan suatu negara
tentunya tidak lain karena adanya permasalahan dari sistem perekonomiannya.
Kebijakan sepenuhnya diambil oleh setiap negara untuk menerapkan sistem

1
2

perekonomian tersebut. Adapun permasalahan mengenai sistem perekonomian


tertutup yang menjadi bahasan pada laporan ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana keadaan ekonomi negara Zimbabwe yang menerapkan sistem
perekonomian tertutup ?
2. Bagaimana penerapan perekonomian terutup yang ada pada negara
Zimbabwe ?
3. Bagaimana kekurangan maupun kelebihan dari sistem perekonomian
tertutup yang diterapkan oleh negara Zimbabwe ?
C. Tujuan Praktikum Ekonomi Makro
Adapun tujuan dari pelaksanaan praktikum Ekonomi Makro ini adalah
sebagai berikut:
1. Mahasiswa mampu mengaplikasikan dan menerapkan dinamika
determinan utama dalam ekonomi makro (pertumbuhan, inflasi, Balance
of payment, dan pengangguran) untuk stabilisasi.
2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi, merumuskan masalah dan akar
masalah, menganalisis serta mengambil prakarsa untuk mencari solusi
berbasis ilmiah dalam sistem agribisnis yang berkelanjutan.
D. Manfaat Praktikum Ekonomi Makro
Adapun tujuan dari pelaksanaan praktikum Ekonomi Makro ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagi mahasiswa, untuk menambah wawasan tentang penerapan teori
ekonomi makro dan sebagai persyaratan dalam menempuh mata kuliah
Ekonomi Makro di Semester IV.
2. Bagi Fakultas Pertanian UNS, hasil praktikum ini dapat mendukung
kelengkapan dalam penerapan kurikulum pendidikan pertanian.
3. Bagi pemerintah, hasil praktikum ini diharapkan dapat menjadi sumbangan
pemikiran dari mahasiswa mengenai identifikasi, rumusan masalah dan
akar masalah, analisis dinamika determinan utama ekonomi makro dalam
perekonomian berkelanjutan.
3

II. TINJAUAN PUSTAKA

Perekonomian tertutup adalah suatu perekonomian yang tidak mengenal


hubungan dengan dunia luar dalam arti tidak ada perdagangan ekonomi dengan
pihak luar, misalnya dalam bentuk ekspor dan impor atau investasi luar negeri.
Perekonomian ini juga tidak mengenal adanya transaksi atau belanja pemerintah.
Perekonomian tertutup hanya terdapat konsumsi rumah tangga dan konsumsi
swasta saja. Investasi yang dilakukan dalam perekonomian tertutup bersifat
eksogen yaitu investasi yang keberadaannya didasarkan pada kebijakan
pemerintah semata tanpa memandang besar kecilnya tingkat pendapatan nasional
dan status investasinya (Putong, 2015).
Perekonomian tertutup mengakibatkan persaingan yang terjadi di suatu
negara hanya terjadi antar pelaku usaha yang berada di dalam negara tersebut.
Persaingan tersebut terjadi tanpa mengenal batas negara. Persaingan adalah inti
dari keberhasilan atau kegagalan suatu organisasi. Situasi persaingan semacam
itu, organisasinya tidak kompetitif akan berangsur-angsur mundur dari persaingan,
kehilangan konsumen, dan segera gulung tikar (Tobing dan Cut, 2017).
Zimbabwe adalah salah satu negara yang menerapkan sistem perekonomian
tertutup dan negara ini cukup agresif melakukan redenominasi mata uangnya.
Tercatat dalam 4 tahun terakhir, akibat hiperinflasi. Zimbabwe telah 3 kali
melakukan redenominasi mata uangnya. Kesalahan utama Zimbabwe adalah
melakukan redenominasi ketika inflasi sangat tinggis ehingga redenominasi
semakin memperkuat efek inflasi tersebut (Mada, 2017).
Zimbabwe, suatu negara di Afrika bagian selatan memiliki kekayaan alam
yang memungkinkan untuk produksi gula, buah-buahan, jagung, tembakau, serta
berbagai ternak. Kenyataannya negara Zimbabwe yang terletak antara sungai
Limpopo dan sungai Zambesi di bagian selatan Afrika hancur dan mengalami
perlambatan ekonomi akibat kekurangan pasokan, naiknya inflasi, dan
kekurangan devisa. Zimbabwe pun mengalami hiperinflasi pada tahun 2008.
Akibatnya banyak lembaga-lembaga internasional yang mencabut pinjaman luar
negerinya terhadap Zimbabwe seperti IMF (Romario, 2017).

3
4

Negara yang menerapkan kebijakan ekonomi tertutup (inward looking), pola


dan industrialisasinya berbeda dibanding negara-negara yang menerapkan
kebijakan ekonomi terbuka (outward looking). Hasilnya, sektor industri mereka
berkembang tidak efisien, sangat tergantung pada tingkat diversifikasi rendah,
khususnya lemah diindustri tengah, seperti industri barang modal input perantara,
dan komponen untuk industri hilir, pada umumnya menerapkan sistem produksi
assembling. Sedangkan negara-negara berpendapatan di Asia Tenggara dan
Timur, seperti Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Singapura, dan Hongkong-China
yang menerapkan kebijakan ekonomi terbuka atau kebijakan promosi ekspor
sangat berhasil dalam struktur ekonomi mereka dengan tingkat efisiensi dan
pertumbuhan ekonomi yang tinggi dalam periode yang relative tidak terlalu lama
(Sattar, 2018).
Daerah diasumsikan sebagai perekonomian tertutup yaitu tidak adanya
aliran faktor atau produk antar daerah dan keseimbangan steady-state yang
dihasilkan melalui mekanisme internal setiap daerah. Pertumbuhan output per
pekerja sebanding dengan pertumbuhan modal per pekerja, yaitu melalui
pembentukan modal. Tambahan hasil yang semakin berkurang dari modal, maka
proses pembentukan modal tidak dapat dilakukan secara terus menerus karena
terdapat batasan modal per pekerja (Kubendran, 2016).
Salah satu upaya pemerintah untuk memperbaiki kesejahteraan rakyat
adalah melalui pembangunan, harapannya ekonomi negara akan tumbuh dan
membuka peluang-peluang baru. Negara-negara berkembang seringkali
menggantungkan pembiayaan negaranya melalui penerimaan pajak. Negara
dengan sistem ekonomi tertutup dan hanya menggantungkan pembiayaan
negaranya melalui pajak serta private savings akan sedikit kesulitan untuk
menangani masalah ekonomi jika terjadi dead-weight loss yang disebabkan
karena distorsi tertentu. Tingginya tingkat penerimaan pajak sendiri belum tentu
menjadi indikator bahwa perekonomian negara tersebut memiliki tingkat
kesejahteraan yang tinggi. Beberapa kasus menunjukkan tingginya penerimaan
pajak negara malah berujung pada kehancuran ekonomi seperti yang terjadi pada
negara Zimbabwe (Canicio dan Zachary, 2014)
5

III. METODOLOGI

A. Metode Penentuan Lokasi


Penentuan lokasi untuk laporan ini ditentukan secara purposive
(sengaja), dimana penentuan lokasi dipilih berdasarkan pertimbangan-
pertimbangan tertentu dan pertimbangan yang diambil berdasarkan tujuan
penelitian. Memilih satu negara dari beberapa negara yang menerapkan sistem
perekonomian tertutup. Negara yang dipilih adalah negara Zimbabwe yang
merupakan salah satu negara yang menerapkan sistem perekonomian tertutup.
B. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan untuk laporan ini adalah data sekunder. Data
sekunder merupakan data pendukung yang sudah tersedia dan diperoleh dari
suatu instansi terkait (BPS, Bank Indonesia, World Bank, FA, Pemprov, dan
lain-lain).
C. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang
dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian adalah melakukan
pencatatan data yang diperoleh dari suatu instansi terkait dan melakukan studi
ilmiah terhadap data apa saja yang akan digunakan.
D. Metode Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penulisan laporan ini adalah dengan
metode analisis deskriptif. Metode deskriptif merupakan suatu metode yang
digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian.
Analisis deskriptif ini bertujuan untuk memberikan deskripsi mengenai subjek
penelitian berdasarkan dari data-data yang diperoleh, sehingga dalam
penyajiannya lebih informatif dan mudah untuk dipahami.

5
6

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Perekonomian tertutup merupakan sistem suatu negara yang menutup semua


akses kegiatan ekonomi dengan negara lain dan produksi barang-jasa dalam
negeri. Seluruh produk barang dan jasa yang dihasilkan hanya dijual di dalam
negeri. Kegiatan warga negara baik individu atau perusahaan hanya untuk
memenuhi kebutuhannya sendiri. Mereka bertindak sebagai produsen sekaligus
konsumen, sehingga pertukaran produk barang dan jasa baru tidak akan terjadi,
karena itu kelangkaan atas barang atau jasa bisa saja terjadi. Hubungan lintas
negara tidak akan terjalin sehingga menyebabkan tidak adanya kegiatan ekspor-
impor maupun hubungan politik luar negeri dan tidak akan terjadi arus modal.
Negara akan tertinggal dari negara lain dalam hal perkembangan dan kemajuan.
Negara yang menerapkan sistem perekonomian tertutup ini salah satunya
adalah Negara Zimbabwe. Sejak negara Zimbabwe merdeka dengan presiden
pertama Robert Gabriel Mugabe pada tahun 1980, perekonomian negara ini selalu
mengalami naik turun dan tetap menjadi negara yang hasil perekonomiannya
paling rendah sampai saat ini. Tahun 2008 menjadi tahun dengan krisis terparah
dan menjadi salah satu permasalahan utama yang dihadapi negara ini. Hal tersebut
tidak hanya menjadi perhatian bagi masyarakat kawasan Afrika, tetapi juga
menarik perhatian negara-negara di dunia.
Jatuhnya perekonomian Zimbabwe, dipicu oleh pola manajemen yang tidak
efisien serta perilaku rezim pemerintahan yang korupsi. Negara Zimababwe
selama tahun 1998-2002 juga terlibat perang dengan Republik Kongo, hingga
menguras biaya ratusan juta dolar Amerika. Situasi semakin parah setelah Robert
Mugabe menerapkan program reformasi lahan (land reform) yang tidak tepat
sasaran. Setelah Robert Mugabe berhasil melakukan kebijakan Land Reform.
Banyak petani kulit putih yang berimigrasi dan keluar dari negara Zimbabwe
karena tidak adanya kekuatan politik. Akibat kebijakan Land Reform, Zimbabwe
mengalami beberapa dampak yang sangat buruk dalam bidang ekonomi karena
banyaknya lahan-lahan tanah yang tidak dikelola secara benar. Pertumbuhan
ekonomi saat ini bertumpu pada konsumsi karena peranan sektor investasi dan
ekspor mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara.

6
7

Tabel 4.1 Final Consumption Expenditure negara Zimbabwe selama kurun waktu
2005-2017.
Tahun Consumption Tahun Consumption
(Billion US$) (Billion US$)
2005 8.608 2012 17.298
2006 8.391 2013 16.312
2007 7.666 2014 16.392
2008 7.342 2015 19.435
2009 11.446 2016 18.126
2010 12.653 2017 18.837
2011 13.452

Sumber Data: World Bank


Gambar 4.1 Grafik Final Consumption Expenditure negara Zimbabwe selama
kurun waktu 2005-2017.

Sumber: World Bank


Berdasarkan tabel dan gambar grafik 4.1 dapat diketahui bahwa negara
Zimbabwe mengalami fluktuasi konsumsi selama tahun 2005 hingga 2017.
Konsumsi terendah terjadi pada tahun 2008 yaitu sebesar 7.342 Billion US$
dimana pada tahun itu bertepatan dengan terjadinya krisis ekonomi. Tahun 2009-
8

2012 konsumsi semakin meningkat, kemudian setelah itu mengalami naik turun
secara stabil.
Tingkat pendapatan penduduk tentu sangat menentukan perekonomian suatu
negara. Produk Dosmetik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP)
merupakan suatu nilai perolehan yang dihasilkan dari berbagai unit produksi di
suatu negara dalam jangka waktu setahun. Berikut adalah tabel dan grafik Gross
Domestic Product (GDP) per kapita negara Zimbabwe selama kurun waktu 1980-
2017 :
Tabel 4.2 Gross Domestic Product (GDP) per kapita negara Zimbabwe selama
kurun waktu 1980-2017
Tahun GDP (Billion US$) Tahun GDP (Billion US$)
1980 6.679 1999 6.852
1981 8.011 2000 6.690
1982 8.540 2001 6.777
1983 7.764 2002 6.342
1984 6.352 2003 5.728
1985 5.637 2004 5.806
1986 6.218 2005 5.755
1987 6.741 2006 5.444
1988 7.815 2007 5.292
1989 8.286 2008 4.416
1990 8.784 2009 9.666
1991 8.641 2010 12.042
1992 6.751 2011 14.102
1993 6.564 2012 17.115
1994 6.891 2013 19.091
1995 7.111 2014 19.496
1996 8.553 2015 19.963
1997 8.530 2016 20.549
1998 6.402 2017 22.041

Sumber Data: World Bank


9

Gambar 4.2 Grafik Gross Domestic Product (GDP) per kapita negara Zimbabwe
selama kurun waktu 1980-2017

Sumber: World Bank


Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa negara Zimbabwe mengalami
fluktuasi pendapatan nasional dalam kurun waktu tahun 1980 hingga 2017.
Fluktuasi pendapatan ini disebabkan karena perekonomian negara Zimbabwe
yang tidak stabil. Pada tahun 2008 negara Zimbabwe mengalami krisis ekonomi
terparah semenjak kemerdekaannya pada tahun 1980. Pendapatan nasional negara
Zimbabwe pada tahun 2008 yaitu hanya sebesar 4.416 billion US$. Hal tersebut
menjadi krisis ekonomi terparah yang dialami negara Zimbabwe dan
menyebabkan kelaparan dimana-mana.
Penurunan GDP yang terjadi tak lepas imbas dari kebijakan land reform
yang tidak tepat. Pada tahun 1992, Presiden Mugabe mengeluarkan Undang-
Undang Pembebasan Lahan tahun 1992 yang memungkinkan Mugabe untuk
memaksa pemilik tanah menyerahkan propertinya dan mendistribusikannya
kembali. Baru kemudian pada tahun 2000, kampanye Presiden Mugabe berhasil
mengumpulkan kekuatan. Dia memaksa 4.000 petani kulit putih untuk
menyerahkan tanah mereka. Hasil pertanian negara Zimbabwe langsung anjlok
10

dalam kurun waktu semalam. Kondisi tersebut diikuti oleh panen yang buruk dan
musim kemarau yang terus berlanjut selama dua tahun. Hal ini menyebabkan
kelaparan terburuk di negara tersebut dalam 60 tahun terakhir. Kondisi kelaparan
ini membuktikan tingkat konsumsi masyarakat yang rendah.
Berdasarkan gambar grafik 4.1 menunjukkan bahwa mulai tahun 2009
negara Zimbabwe mengalami peningkatan perekonomian yang cukup drastis
setelah mengalami krisis ekonomi terparah di tahun 2008. Peningkatan ekonomi
terus berlanjut ke tahun-tahun berikutnya. Peningkatan tersebut disebabkan karena
adanya kegiatan ekspor dan impor yang dilakukan oleh negara Zimbabwe mulai
tahun 2013. Hal tersebut menunjukkan bahwa negara Zimbabwe sudah terlepas
dari perekonomian tertutup, walaupun masih menduduki negara dengan peringkat
terakhir perekonomian dunia. Sedangkan pada tahun-tahun sebelum 2009,
perekonomian negara Zimbabwe masih rendah dan masih naik turun belum stabil.
Hal tersebut dikarenakan negara Zimbabwe termasuk negara yang tertutup dalam
mengelola perekonomiannya dan tidak ada koneksi dengan negara-negara lain di
dunia, sehingga fluktuasi masih terus terjadi sampai bertahun-tahun.
Krisis ekonomi yang dialami negara Zimbabwe juga disebabkan oleh
kebijakan pemerintahan Presiden Mugabe yang tidak memperhatikan rendahnya
pendapatan nasionalnya. Kebijakan pemerintahan Presiden Mugabe ini tidak
hanya mengganggu stabilitas ekonomi negara saja, tetapi juga mengganggu
kegiatan politik dan sosial kehidupan masyarakatnya. Hal tersebut sesuai dengan
salah satu ciri sistem perekonomian tertutup dimana pemerintah mengeluarkan
kebijakan tanpa melihat pendapatan nasional negaranya. Inflasi juga menjadi
faktor yang mempengaruhi krisis ekonomi negara Zimbabwe. Inflasi adalah
kenaikan harga barang dan jasa yang dibeli secara terus menerus dalam suatu
periode tertentu. Secara khusus, tingkat inflasi tahunan mengukur perubahan
harga (lebih tinggi atau lebih rendah) pada suatu bulan tertentu dibandingkan
dengan bulan yang sama pada tahun sebelumnya. Inflasi yang terjadi di negara
Zimbabwe tak kunjung dapat teratasi sampai beberapa tahun. Meningkatnya
inflasi ini semakin memperparah keadaan perekonomian negaranya. Berikut
11

adalah tabel dan grafik presentase inflasi per kapita negara Zimbabwe selama
kurun waktu 1980-2017 :
Tabel 4.3 Presentase inflasi per kapita negara Zimbabwe selama kurun waktu
1980-2017
Tahun Inflasi (%) Tahun Inflasi (%)
1980 12.741 1999 8.007
1981 6.599 2000 0.628
1982 3.859 2001 -0.131
1983 -10.502 2002 2.713
1984 -16.595 2003 8.801
1985 -17.017 2004 7.612
1986 8.026 2005 5.137
1987 7.189 2006 -2.018
1988 7.785 2007 0.895
1989 0.793 2008 1.349
1990 -0.92 2009 95.409
1991 -6.777 2010 4.098
1992 -14.13 2011 2.553
1993 -3.791 2012 4.029
1994 -3.896 2013 9.371
1995 3.039 2014 -0.252
1996 8.984 2015 0.608
1997 -2.879 2016 2.161
1998 -27.049 2017 2.443

Sumber Data: World Bank


12

Gambar 4.3 Grafik Presentase inflasi per kapita negara Zimbabwe selama
kurun waktu 1980-2017

Sumber: World Bank


Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa tahun 2009 tingkat inflasi
negara Zimbabwe mengalami kenaikan yang sangat tinggi setelah inflasi yang
hampir stabil. Presentase inflasi di tahun 2009 adalah sebesar 95.409%. Hal ini
artinya harga-harga barang dan jasa yang kita beli pada bulan Januari tahun 2009
lebih mahal 95.409% dibandingkan dengan bulan Januari tahun sebelumnya.
Dengan kata lain, kita mesti mengeluarkan biaya 95.409% lebih tinggi untuk
menebus barang dan jasa yang sama. Jika tingkat inflasi tahunan terus menerus
tinggi hingga tak terkendali, maka juga akan berdampak buruk. Inflasi tahunan
yang terlalu tinggi akan mengurangi nilai pendapatan riil bagi kelompok
masyarakat berpenghasilan tetap, serta mengurangi efisiensi produksi (terjadi
perubahan alokasi produksi) akibat permintaan terhadap barang tertentu naik
tajam. Apabila terjadi kasus tingkat inflasi yang sangat tinggi (hiperinflasi), maka
nilai mata uang akan turun tajam. Dibutuhkan berlembar-lembar uang untuk
membeli barang sedikit saja. Ketidaknyamanan ini akan membuat makin banyak
13

transaksi mengarah ke barter, serta biasanya diikuti dengan turunnya produksi


barang. Hiperinflasi sudah terjadi di negara Zimbabwe.
Berdasarkan grafik 4.2 inflasi yang terjadi sebelum tahun 2009 sangat
fluktuatif. Hal tersebut dikarenakan negara Zimbabwe yang masih menutup
perekonomiannya dan kebijakan-kebijakan yang dibuat tidak sesuai dengan
kehidupan masyarakatnya. Oleh karena itu, tingkat inflasi pada sebagian tahun
bernilai negatif. Jika tingkat inflasi tahunan negatif, misalnya tahun 2006 sebesar
-2.018% ini artinya harga-harga barang dan jasa yang kita beli lebih murah
2.018% dibandingkan bulan yang sama setahun lalu. Tingkat inflasi tahunan yang
menurun hingga ke angka negatif memang akan membuat biaya hidup lebih
ringan. Namun, jika ini berlangsung terus menerus dalam jangka panjang, maka
kita akan segera merasakan dampak negatifnya akibat lesunya aktivitas ekonomi
secara keseluruhan. Penurunan tingkat inflasi yang terus menerus dinamakan
deflasi. Setelah tahun 2013, tepatnya ketika negara Zimbabwe mulai melakukan
kegiatan ekspor-impor, tingkat inflasi yang terjadi sudah mulai stabil sampai
tahun 2017. Hal ini menandakan bahwa perekonomian di negara Zimbabwe sudah
mulai bangkit menjadi lebih maju.
Inflasi merupakan permasalahan yang paling utama dari segi ekonomi
Zimbabwe. Tahun 1980, nilai Z$ 1 setara dengan 1 Poundsterling. Inflasi tahun
2009 merupakan inflasi yang terbesar di dunia hingga saat ini. Kurs mata uang
pun menurun drastis, nilai 1$ mencapai Z$ 70. Dampak dari inflasi yang tinggi
tersebut, Bank Sentral Zimbabwe telah mengeluarkan empat versi mata uang.
Terakhir bank sentral Zimbabwe mengeluarkan pecahan uang dengan nilai $
100.000.000.000.000 (100 triliun dolar) yang menjadi uang dengan nominal
terbesar di dunia. Mata uang tersebut kemudian digantikan dengan versi dolar
dimana setiap $ 100.000.000.000.000 (100 triliun dolar) uang lama digantikan
menjadi $1 uang baru. Melihat kondisi ekonomi yang terus memburuk, bank
sentral Zimbabwe memutuskan untuk membolehkan rakyatnya menggunakan
mata uang dolar Amerika sebagai mata uang mereka untuk menstabilkan kembali
perekonomian Zimbabwe. Tingkat inflasi yang tinggi biasanya dikaitkan dengan
kondisi ekonomi yang terlalu panas (overheated). Artinya, kondisi ekonomi
14

mengalami permintaan atas produk yang melebihi kapasitas penawaran


produknya, sehingga harga‐harga cenderung mengalami kenaikan. Inflasi yang
terlalu tinggi juga akan menyebabkan penurunan daya beli uang (purchasing
power of money).
Sistem perekonomian tertutup yang diterapkan negara Zimbabwe tentunya
memiliki kekurangan dan kelebihan. Kekurangan dari penerapan sistem
perekonomian tertutup yaitu negara tersebut tidak mengenal dunia luar negeri
karena kegiatan ekonomi yang serba menutup diri. Hubungan lintas negara pun
tidak akan terjalin sehingga menyebabkan tidak adanya kegiatan ekspor, impor
maupun hubungan politik luar negeri, sehingga tidak terjadi arus modal. Negara
tersebut juga mudah tertinggal oleh negara lain dalam hal perkembangan dan
kemajuan.
Kelebihan dari sistem ekonomi tertutup yang dijalankan tersebut yaitu
perekonomian negara tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi global, tahan
terhadap krisis moneter karena tidak tergantung pada sistem pasar bebas, dan
menjadi negara dengan sistem perekonomian yang mandiri. Negara yang
menganut sistem ekonomi tertutup harus mampu membuat kebijakan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya tanpa dunia luar (negara lain), karena
bagaimanapun faktor geografis dan alam bisa jadi alasan mengapa suatu negara
melakukan ekspor. Guna memenuhi kebutuhan warga negaranya yang tidak
tercukupi oleh produsen dalam negeri, maka pemerintah dituntut untuk mampu
menjadikan negaranya kokoh dan mandiri sebagai negara penganut sistem
ekonomi tertutup.
15

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan mengenai perekonomian tertutup yang telah
dipaparkan diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Perekonomian tertutup merupakan sistem suatu negara yang menutup
semua akses kegiatan ekonomi dengan negara lain.
2. Negara Zimbabwe mulai menutup diri dari luar atau menerapkan sistem
perekonomian tertutup sejak tahun 1980 hingga 2012 dengan cara tidak
menjalin hubungan diplomatis dan ekonomi dengan negara lain.
3. Negara Zimbabwe mengalami krisis ekonomi terparah pada tahun 2008
yang diakibatkan oleh kebijakan otoriter pemerintahan Presiden Mugabe.
4. Kekurangan perekonomian tertutup yaitu negara tersebut tidak mengenal
dunia luar karena menutup diri dari lingkungan luar.
5. Kelebihan dari sistem ekonomi tertutup yang dijalankan tersebut yaitu
perekonomian negara tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi global,
tahan terhadap krisis moneter karena tidak tergantung pada sistem pasar
bebas, dan menjadi negara dengan sistem perekonomian yang mandiri.
B. SARAN
Berdasarkan pembahasan mengenai sistem perekonomian tertutup pada
negara Zimbabwe, saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
1. Pemerintah sebaiknya mengkaji ulang kebijakan yang akan diterapkan
agar dapat membawa kesejahteraan untuk masyarakat.
2. Pemerintah sebaiknya mengoptimalkan seluruh sumber daya baik SDA
maupun SDM yang terdapat di negaranya jika memang ingin menerapkan
perekonomian tertutup untuk mencapai kesejahteraan masyarakat.
3. Pergantian pemerintahan atau reshuffle pemerintahan sebaiknya dilakukan
agar negara tersebut dapat mengalami kemajuan.

15
16

DAFTAR PUSTAKA

Canicio, D dan Zachary, T. 2014. Causal Relationship between Government Tax


Revenue Growth and Economic Growth: A Case of Zimbabwe (1980-
2012). Journal of Economics and Sustainable Development. Vol 5 (17):
10-21.
Kubendran, N. 2016. Effectiveness of macroeconomic policies in the context of
closed and open economies. Journal of Economics and Management. Vol
25 (3): 30-47.
Mada, Andreas. 2017. Mendorong implementasi redenominasi rupiah untuk
peningkatan efisiensi dan daya saing ekonomi Indonesia di era masyarakat
ekonomi Asean. Journal of Management and Business. Vol 1 (2).
Putong I. 2015. Pengantar Ekonomi Makro. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Romario, Boris. 2017. Pengaruh Tiongkok terhadap kebijakan ekonomi politik
Zimbabwe dalam menerapkan yuan sebagai mata uang resmi. JOM FISIP.
Vol 4 (1).
Sattar. 2018. Buku Ajar Perekonomian Indonesia. Yogyakarta: Deepublish
Tobing H dan Cut Mutia. 2017. Kontribusi persepsi iklim organisasi dan
dukungan organisasi terhadap organizational citizenship behavior (OCB)
pada karyawan PT. Alpin Boga Pangan Medan. Journal Analitika. Vol 1
(1).
World Bank. 2019. GDP (current US$). World Bank national accounts data, and
OECD National Accounts data files..
https://data.worldbank.org/indicator/NY.GDP.MKTP.CD?end=2017&loca
tions=ZW&start=1980&view=chart&year_high_desc=false. Diakses 25
Maret 2019.
World Bank. 2019. Inflation, GDP deflator (annual %). World Bank national
accounts data, and OECD National Accounts data files.
https://data.worldbank.org/indicator/NY.GDP.DEFL.KD.ZG?end=2017&l
ocations=ZW&start=1980. Diakses 25 Maret 2019.
17

LAMPIRAN
18

BUKTI JURNAL INTERNASIONAL


19

BUKTI JURNAL NASIONAL


20

BUKTI BUKU
21

BUKTI BUKU

Anda mungkin juga menyukai