Tugas TPP Bijih Timah
Tugas TPP Bijih Timah
NIM : 1031811021
Proses yang ada di Bidang Pengolahan Mineral (BPM) Unit Metalurgi Muntok PT
Timah Tbk melakukan pengolahan bijih timah low grade yang umumnya memiliki kadar Sn
30-40% sehingga didapatkan bijih timah high grade yang memiliki kadar Sn>70%.
Amang Plant
Gambar 4.5 Penerimaan Bijih Timah Basah (A) dan Penerimaan Bijih Timah Kering (B)
Sampling timah kering menggunakan Auger Manual (A) dan Alat Auger Manual (B)
Bijih timah yang telah didapatkan hasil analisis laboratoriumnya akan dilakukan
pengolahan berdasarkan keadaan feed itu sendiri. Pengolahan bijih timah untuk mendapatkan
konsentrat berupa cassiterite yang memiliki kadar Sn yang tinggi (>70%) terdiri dari dua
jenis berdasarkan cara pengolahannya yaitu Pengolahan Basah dan Pengolahan Kering.
a. Pengolahan basah
Pengolahan mineral yang diperuntukkan pada bijih timah basah low grade yang
umumnya berasal dari Kapal Keruk (KK) dan Kapal Isap Produksi (KIP)
b. Pengolahan kering
Pengolahan mineral yang diperuntukkan pada bijih timah kering low grade yang
umumnya berasal dari GBB atau mitra PT Timah Tbk
Pembagian jenis pengolahan ini bukan hanya sekedar berdasarkan basah atau
keringnya feed bijih timah yang diterima, melainkan berdasarkan kondisi feed dan
keekonomisan pengolahannya. Metode dan alat yang digunakan untuk pengolahan bijih
timah akan disesuaikan dengan beberapa faktor antara lain :
a. Jenis feed (basah atau kering)
Pengolahan basah merupakan proses pengolahan yang dilakukan pada feed basah
dengan menggunakan alat yaitu jig. Feed basah yang diterima di Bidang Pengolahan Mineral
Unit Metalurgi Muntok akan diolah di jig dan mengalami proses pencucian untuk
meningkatkan kadar feed sehingga dihasilkan konsentrat high grade, middling, dan tailing.
Pengolahan basah yang dilakukan di BPM UNMET akan menghasilkan konsentrat high
grade, konsentrat low grade dan tailing dimana tailing tersebut selanjutnya akan dialirkan
menuju settling pond. Tahapan pengolahan basah yang dilakukan di Bidang Pengolahan
Mineral Unit Metalurgi Muntok dapat dilihat pada Gambar 4.21 berikut ini :
Gambar 4.21. Flow Chart Pengolahan Basah
d. Exhaust Blower
Rotary dryer memanfaatkan solar sebagai bahan bakar untuk pengeringan bijih timah
atau feed yang bekerja seperti tungku pemanas atau kompor, dimana api akan keluar setelah
dilakukan setting alat. Suhu dari alat rotary dryer ini mampu mencapai 200-350°C yang dapat
diamati dengan thermocouple rotary dryer dengan lama waktu proses pengeringan ±1 jam.
d. Produk oversize dan undersize akan terpisah dan keluar melalui pipa pengeluaran
bahan masing-masing
Round screen
Kandungan Sn yang terdapat pada bijih timah yang akan diolah sangat mempengaruhi
bagaimana praktikal proses dari air table itu sendiri. Ketelitian dari operator air table sangat
berperan penting karena seorang operator air table harus dapat mengenali mineral cassiterite
secara visual, sehingga dapat mengatur setting dari alat air table itu sendiri. Faktor yang
mempengaruhi efisiensi dari air table ialah:
a. Kandungan Sn
b. Kemiringan bed
c. Kekasaran bed
d. Posisi riffle
f. Ketebalan feed