Anda di halaman 1dari 43

Kuliah Modul Respirasi

CORONAVIRUS DISEASE-19
(COVID-19)
Erlina Burhan
Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi
FKUI–RSUP Persahabatan
Pendahuluan
• Dilaporkan kasus pneumonia di Wuhan pada tanggal 31 Desember
2019, yang diidentifikasi sebagai novel betacoronavirus, pertama kali
virus ini disebut dengan 2019-nCoV
• Pada tanggal 11 Februari 2020 WHO memberi nama penyakitnya
menjadi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19), dan nama virusnya
adalah SARS-CoV-2
• SARS-CoV-2 diklasifikasikan pada genus BetaCoronavirus
• Sekuens genom dari SARS-CoV-2 diketahui hampir mirip dengan
SARS-CoV-2 dan MERS-CoV
Epidemiologi COVID-19
Kasus Global 185 Negara Terjangkit Transmisi Lokal

Afrika Selatan, Albania, Algeria, Amerika


3.267.184 Serikat, Andorra, Anguilla, Antigua dan
Kasus Konfirmasi Barbuda, Arab Saudi, Argentina, Armenia,
Aruba, Australia, Austria, Azerbaijan,
Bahamas, Bahrain, Bangladesh, Barbados,
Belize, Benin, Bermuda, Belgia, Belanda,
229.971 Belarusia, Bhutan, Bolivia, Bosnia dan
Kasus Meninggal Herzegovania, Brazil, Brunei Darussalam,
Bulgaria, Burkina Faso, Burundi, Cabo Verde,
Chad, Chili, Cina, Denmark, Djibouti,
7,04 % Dominika, Ekuador, El Savador, Eritrea,
Estonia, Ethiopia, Fiji, Filipina, Finlandia,
Angka Kematian Gabon

WHO (Last updated: 2020/5/3, 7:00am CEST)


COVID-19 di Indonesia

Angka Kematian/
Case Fatality Rate = 7,55 %

236.369 11.192
ODP Kasus positif 1.876
Kasus sembuh
23.130 845
PDP Kasus meninggal

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, diperbarui 3 Mei 2020


Patogenesis

(A) Spike proteins (Protein S) pada permukaan virus mengikat reseptor ACE-
2 di permukaan sel target
(B) Transmembrane serine protease tipe 2 (TMPRSS2) menempel dan Rabi F, et al. SARS-CoV-2 and
Coronavirus Disease 2019: What
kemudian memotong reseptor ACE-2. Pada proses ini Protein S teraktivasi We Know So Far. Pathogens
2020, 9, 231;
(C) Reseptor ACE-2 yang terpotong dan Potein S yang aktif memfasilitasi doi:10.3390/pathogens9030231
virus masuk ekspresi TMPRSS2 meningkatkan pengambilan sel oleh
Coronavirus
Patogenesis Badai Sitokin

Shi, Y., Wang, Y., Shao, C. et al. COVID-19 infection: the perspectives on immune responses. Cell Death Differ (2020). https://doi.org/10.1038/s41418-020-0530-3
Transmisi

TIDAK LANGSUNG
▪ Droplet → tumpah ke permukaan
LANGSUNG benda
▪ Droplet → Percikan ▪ Kemudian kita menyentuh dengan
langsung tangan, tangan menyentuh wajah
▪ Jarak 1-2 meter dari orang (mata, hidung, mulut) tanpa cuci
yang batuk/bersin tanpa tangan.
ditutup
Diagnosis
▪ Anamnesis
• Gejala klinis
• Riwayat perjalanan
• Riwayat kontak dengan penderita COVID-19
• Riwayat bekerja/berkunjung di area/tempat ada kasus COVID-19
▪ Pemeriksaan Fisis
▪ Pemeriksaan Penunjang
• Hematologi : Darah perifer lengkap dengan diff count
• Radiologi (Foto toraks/CT scan toraks)
• Pemeriksaan RT-PCR
Gejala Klinis *Masa inkubasi 2-9 hari dengan rata-rata 5 hari
1. Demam
2. Nyeri Kepala
3. Nyeri otot
4. Anosmia (gangguan penciuman)
5. Hipogeusia (penurunan pengecapan)
6. Nyeri tenggorokan
7. Batuk
8. Gangguan pernapasan (kesulitan bernapas)
9. Gangguan gastrointestinal

1.Chen N, Zhou M, Dong X, et al. Epidemiological and clinical characteriscs of 99 cases of 2019 novel coronavirus pneumonia in Wuhan, China: A descrip ve study. Lancet.
2020;395(10223):507–513.
2.Huang C, Wang Y, Li X, et al. Clinical features of pa ents infected with 2019 novel coronavirus in Wuhan, China. Lancet. 2020;395(10223):497–506.
Pemeriksaan Penunjang
a) - Foto toraks : menunjukkan gambaran pneumonia.
- CT toraks : menunjukkan gambaran opasitas ground-glass (GGO)
b). RT-PCR (dari swab tenggorok ataupun aspirat saluran napas
bawah)
c). Darah perifer lengkap : dapat ditemukkan leukopenia/ normal,
limfopenia.
d) Kimia darah lainnya : fungsi hepar, fungsi ginjal, darah, prokalsitonin,
asam laktat, dan lain-lain yang diperlukan (sesuai indikasi)
Pemeriksaan RT-PCR
SARS-COV-2
Dari bahan :
- Swab tenggorok (nasofaringeal swab)
- Sputum
- BAL (bronchoalveolar lavage)
Perbandingan rerata positivitas
SARS-CoV-2 dari berbagai jenis spesimen klinis:
No Jenis Spesimen Positif (%)
1 Bilasan bronkoalveolar 93 %
2 Biopsi fibrobronkoskopi 46 %
3 Sputum 72 %
4 Swab nasal 63 %
5 Swab faring 32 %
6 Feses 29 %
7 Darah 1%
8 Urin 0%

Wang W, Xu Y, Gao R, et al. Detection of SARS-CoV-2 in Different Types of Clinical


Specimens. JAMA. Published online March 11, 2020. doi:10.1001/jama.2020.3786
CXR COVID-19
Thorax CT-Scan COVID-19
Pemeriksaan rutin saat pasien datang
a) Foto Toraks e) Analisis Gas Darah (Bila sesak)
b) Daraf Perifer Lengkap f) Asam laktat serum dan CRP
c) Kimia darah lainnya g) EKG (Pada pasien hipertensi dan
- Fungsi Hepar takikardi)
- Fungsi Ginjal h) Rapid Test Antibody/ swab
- Gula Darah Sewaktu nasofaringeal
- Elektrolit i) CT Scan Toraks bila memungkinkan
d) Prokalsitonin (bila dapat dilakukan bila terdapat
dicurigai bakterialis) keraguan pada Rontgen Toraks.
Definisi Kasus
Orang Tanpa Gejala (OTG)
1. Orang yang tidak bergejala dan memiliki risiko tertular dari orang positif
COVID- 19
2. Orang tanpa gejala merupakan kontak erat* dengan kasus positif
COVID-19
a. Petugas kesehatan di tempat perawatan kasus
*Kontak Erat : tanpa menggunakan APD sesuai standar.
Seseorang yang kontak fisik atau b. Orang yang berada dalam suatu ruangan yang
berada di 1 ruangan dalam jarak 1 sama dengan kasus positif dalam 14 hari terakhir
meter dengan kasus PDP/Positif c. Orang yang bepergian bersama (radius 1 meter)
COVID-19 dengan segala jenis alat angkut/kendaraan dalam 14
hari terakhir

Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19. Pedoman Penanganan Cepat Medis dan Kesehatan Masyarakat COVID-
19 di Indonesia. Maret 2020
Definisi Kasus
Orang Dalam Pemantauan (ODP)

● Orang yang mengalami demam (≥38 0C) atau riwayat demam; atau
gejala gangguan sistem pernapasan (pilek/sakit tenggorokan/batuk)
● Dan pada foto toraks tidak ditemukan gambaran pneumonia

Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19. Pedoman Penanganan Cepat Medis dan Kesehatan Masyarakat COVID-
19 di Indonesia. Maret 2020
Definisi Kasus
Pasien Dalam Pengawasan (ODP)

• Orang demam (≥38°C) atau riwayat demam; disertai salah satu


gejala/tanda penyakit pernapasan (batuk/sesak nafas/sakit
tenggorokan/pilek/pneumonia ringan hingga berat)

• DAN pada foto toraks ditemukan adanya gambaran pneumonia


Definisi Kasus
Pasien Terkonfirmasi
• Pasien yang terinfeksi COVID-19 dengan hasil pemeriksaan tes positif
melalui pemeriksaan PCR.
Klasifikasi Derajat Keparahan Gejala
1. Tanpa Gejala

❖ Kondisi ini merupakan kondisi teringan


❖ Pasien tidak ditemukan gejala

2. Ringan (≥38°C)
❖ Gejala tidak spesifik seperti : demam, lemas, batuk, amoreksia, malaise, nyeri
otot, sakit tenggorokan, sesak ringan, kongesti hidung, nyeri kepala.
Meskipun jarang dapat dengan keluhan diare, mual atau muntah Sesak napas
❖ Tidak ada tanda pneumonia berat, tanpa komorbid

PDPI, PERKI, PAPDI, PERDATIN, IDAI. Protokol Tatalaksana COVID-19. Ed1. April 2020.
Klasifikasi Derajat Keparahan Gejala
3. Sedang

❖ Pasien remaja atau dewasa dengan pneumonia tetapi tidak ada tanda
pneumonia berat dan tidak membutuhkan suplementasi oksigen
❖ Atau anak-anak dengan pneumonia tetapi tidak berat dengan keluhan
batuk atau sulit bernapas disertai napas cepat
Klasifikasi Derajat Keparahan Gejala
4. Berat

• Pasien remaja atau dewasa • Atau pasien anak dengan batuk atau
dengan demam atau dalam kesulitasn bernapas, ditambah setidaknya satu
pengawasan infeksi saluran dari berikut :
napas/ pneumonia, ditambah -Sianosis sentral SpO2 < 90 %
satu dari : -Distres pernapasan berat (mendengkur,
tarikan dinding dada berat)
➢ RR > 30x/menit -Tanda pneumonia berat
-Tanda lain : tarikan dinding dada, takipnoe
➢ Distres napas berat
: < 2 bulan , ≥ 60 x/menit; 2-11 bulan, ≥ 50
➢ SpO2 <93% pada udara x/ menit; 1-5 tahun, ≥ 40 x/menit ; > 5
kamar atau rasio tahun, ≥ 30x /menit
PaO2/FiO2 < 300
Klasifikasi Derajat Keparahan Gejala
5. Kritis

Pasien dengan gagal napas, ARDS, syok sepsis dan atau multiple organ failure
COVID-19 early warning score: a multi-parameter screening tool to identify highly suspected patients
doi: https://doi.org/10.1101/2020.03.05.20031906
Classification of
COVID-19 Disease
States and
Potential
Therapeutic
Targets

Siddiqi, Hasan K. et al.


COVID-19 Illness in Native and Immunosuppressed States: A Clinical-Therapeutic Staging Proposal
The Journal of Heart and Lung Transplantation. DOI10.1016/j.healun.2020.03.012
Tatalaksana:
Pasien terkonfirmasi (positif) COVID-19
Tatalaksana:
Pasien terkonfirmasi (positif) COVID-19

1. Tanpa Gejala
▪Isolasi mandiri di rumah selama 14 hari
▪Diberi edukasi apa yang harus dilakukan
(diberikan leaflet untuk dibawa ke rumah)
▪Vitamin C 3x1 tab (untuk 14 hari)*
▪Pasien mengukur suhu tubuh 2 kali sehari, pagi dan malam hari
▪Pasien dipantau melalui telepon oleh petugas FKTP
▪Kontrol di FKTP setelah 14 hari untuk pemantauan klinis
Tatalaksana:
Pasien terkonfirmasi (positif) COVID-19
2. Gejala Ringan
▪ Isolasi mandiri di rumah selama 14 hari
▪ Diberi edukasi apa yang harus dilakukan (leaflet untuk dibawa ke rumah)
▪ Vitamin C, 3 x 1 tablet (untuk 14 hari)*
▪ Klorokuin fosfat, 2x 500 mg (untuk 5 hari) ATAU Hidroksiklorokuin,1x 400 mg
(untuk 5 hari)
▪ Azitromisin, 1 x 500 mg (untuk 5 hari) dengan alternatif Levofloxacin 1x 750
mg (untuk 5 hari)
▪ Simtomatis (Parasetamol dan lain-lain).
▪ Bila diperlukan dapat diberikan Antivirus : Oseltamivir, 2 x 75 mg ATAU
Favipiravir (Avigan), 2 x 600mg (untuk 5 hari)
▪ Kontrol di FKTP setelah 14 hari untuk pemantauan klinis
Tatalaksana:
Pasien terkonfirmasi (positif) COVID-19
3. Gejala Sedang
▪ Rujuk ke Rumah Sakit/ Rumah Sakit Darurat, seperti Wisma Atlet
▪ Isolasi di Rumah Sakit/ Rumah Sakit Darurat, seperti Wisma Atlet selama 14
hari
▪ Vitamin C diberikan 200-400 mg/ 8 jam dalam 100 cc NaCl 0.9 % habis dalam 1
jam secara Intravena (IV) selama perawatan
▪ Klorokuin fosfat, 2 x 500 mg (untuk 5 hari) ATAU Hidroksiklorokuin dosis 1x 400
mg (untuk 5 hari)
▪ Azitromisin, 1 x 500 mg (untuk 5-7 hari) dengan alternatif Levofloxacin 750 mg/
24 jam per IV atau oral (untuk 5-7 hari)
▪ Antivirus : Oseltamivir, 2 x 75 mg ATAU Favipiravir (Avigan) loading dose 2x
1600 mg hari ke-1 dan selanjutnya 2 x 600mg (hari ke 2-5)
▪ Simtomatis (Parasetamol dan lain-lain)
Tatalaksana:
Pasien terkonfirmasi (positif) COVID-19
3. Gejala Berat
▪ Isolasi di ruang isolasi Rumah Sakit Rujukan
▪ Diberikan obat-obatan rejimen COVID-19 :
✓ Klorokuin fosfat, 2 x 500 mg perhari (hari ke 1-3) dilanjutkan 2 x 250
mg (hari ke 4-10) ATAU Hidroksiklorokuin dosis 1x 400 mg (untuk 5
hari)
✓ Azitromisin, 1 x 500 mg (untuk 3 hari)
✓ Antivirus : Oseltamivir, 2 x 75 mg ATAU Favipiravir (Avigan) loading
dose 2x 1600 mg hari ke-1 dan selanjutnya 2 x 600mg (hari ke 2-5)
✓ Vitamin C diberikan secara Intravena (IV) selama perawatan
▪ Diberikan obat suportif lainnya
▪ Pengobatan komorbid yang ada
▪ Monitor yang ketat agar tidak jatuh ke gagal napas yang memerlukan
ventilator mekanik
Tatalaksana:
Pasien belum terkonfirmasi atau tidak terkonfirmasi
COVID-19

Termasuk pasien dengan :


→ Hasil swab negatif
→ Orang Dalam Pemantauan
→ Pasien Dalam Pengawasan
Tatalaksana:
Pasien belum terkonfirmasi atau tidak terkonfirmasi
COVID-19

1. Tanpa Gejala
▪ Isolasi mandiri di rumah selama 14 hari
▪ Diberi edukasi apa yang harus dilakukan (diberikan leaflet untuk
dibawa ke rumah)
▪ Vitamin C, 3 x 1 tablet*
Tatalaksana:
Pasien belum terkonfirmasi atau tidak terkonfirmasi
COVID-19
2. Gejala Ringan
▪ Isolasi mandiri di rumah selama 14 hari
▪ Diberi edukasi apa yang harus dilakukan (diberikan leaflet
untuk dibawa ke rumah)
▪ Obat-obat simtomatis
▪ Vitamin C, 3 x 1 tablet
▪ Azitromisin 1x 500 mg (untuk 3 hari)
▪ Pemeriksaan swab nasofaring (PCR) hari 1 dan 2
▪ Pemeriksaan Hematologi lengkap di FKTP, Pemeriksaan yang
disarankan terdiri dari hematologi rutin, hitung jenis leukosit,
dan Laju endap darah
Tatalaksana:
Pasien belum terkonfirmasi atau tidak terkonfirmasi
COVID-19

3. Gejala Sedang-Berat
▪Rujuk ke Rumah Sakit
▪Rawat di Rumah sakit/ Rumah Sakit Rujukan
▪Pemeriksaan Hematologi lengkap di FKTP, Pemeriksaan foto toraks
▪Pemeriksaan swab nasofaring (PCR) hari 1 dan 2
▪Pikirkan kemungkinan diagnosis lain

Ket : Kasus PDP yang dicurigai sebagai COVID-19 dan memenuhi kriteria sedang/
berat ditatalaksana seperti pasien terkonfirmasi sampai terbukti bukan
Keterangan:
▪ Untuk anak dosis harap disesuaikan
▪ Vitamin C diberikan dengan dosis tertinggi sesuai dengan ketersediaan di
Faskes
▪ Pemberian Azitromisin dan Klorokuin fosfat pada beberapa kasus dapat
menyebabkan QT interval yang memanjang
▪ Untuk gejala ringan, bila terdapat komorbid terutama yang terkait jantung
sebaiknya pasien dirawat
▪ Bila terdapat penyakit penyerta / komorbid, dianjurkan untuk tetap
melanjutkan pengobatan yang rutin dikonsumsi dan bila perlu dapat
berkonsultasi ke Dokter Spesialis Penyakit Dalam ATAU Dokter Spesialis
Jantung
Keterangan:
*Pilihan Vitamin C :

• Tablet Vitamin C non acidic 500 mg/6-8 jam oral (untuk 14 hari)
• Tablet isap Vitamin C 500 mg/12 jam oral (selama 30 hari)
• Multivitamin yang mengandung Vitamin C 1-2 tablet /24 jam (selama 30 hari)
• Dianjurkan multivitamin yang mengandung vitamin C,B, E, Zink
Pasien dinyatakan sembuh bila :
1. Klinis perbaikan
2. Swab tenggorok (PCR) 2 kali berturut-turut negatif dalam selang waktu
2 hari

Keterangan :
• Bila ada komorbid yang belum stabil selama perawatan, maka pasien
dinyatakan sembuh, dapat dikeluarkan dari ruang isolasi dipindahkan ke
ruang non-isolasi
Pasien dipulangkan bila :
1. Sudah dinyatakan sembuh
2. Komorbid teratasi dan stabil

• Pasien diberikan edukasi untuk isolasi diri di rumah selama 14 hari ke depan dan
diberikan leaflet yang berisi informasi tentang apa yang harus dilakukan selama di rumah.

Keterangan :
▪ Bila hasil swab pertama lebih dari 5 hari, pasien yang sudah stabil kondisi klinis dan
laboratorium membaik, dapat dipulangkan sambil menunggu hasil swab pertama dan
kedu, namun dianjurkan bila mungkin menunggu hasil swab follow-up pertama negatif.
▪ Pastikan pasien yang dipulangkan dengan kondisi ini berada dibawah pengawasan ketat
dari Rumah Sakit yang merawat (tidak diserahkan ke Faskes lain) dan isolasi dilanjutkan
dirumah selama minimal 14 hari.
Karantina/Isolasi diri
• Mereka yang dinyatakan positif
COVID-10
• Mereka yang memiliki gejala
infeksi saluran napas
• Mereka yang sehat namun
merasa ada kontak dengan
orang positif COVID-19
• Pasien sembuh dari COVID-19
yang sudah dipulangkan dari
Rumah Sakit
#
TERIMA KASIH
1.
Daftar Pustaka:
Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (COVID-19). Jakarta. Direktorat Jenderal Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit. Maret 2020.
2. Rabi F, et al. SARS-CoV-2 and Coronavirus Disease 2019: What We Know So Far. Pathogens 2020, 9, 231; doi:10.3390/pathogens9030231
3. Shi, Y., Wang, Y., Shao, C. et al. COVID-19 infection: the perspectives on immune responses. Cell Death Differ (2020). https://doi.org/10.1038/s41418-
020-0530-3
4. Cascella M, Rajnik M, Cuomo A, et al. Features, Evaluation and Treatment Coronavirus (COVID-19) [Updated 2020 Apr 6]. In: StatPearls [Internet].
Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020 Jan
5. Chen N, Zhou M, Dong X, et al. Epidemiological and clinical characteriscs of 99 cases of 2019 novel coronavirus pneumonia in Wuhan, China: A descrip ve study. Lancet.
2020;395(10223):507–513.
6. Huang C, Wang Y, Li X, et al. Clinical features of pa ents infected with 2019 novel coronavirus in Wuhan, China. Lancet. 2020;395(10223):497–506.

7. Wang W, Xu Y, Gao R, et al. Detection of SARS-CoV-2 in Different Types of Clinical Specimens. JAMA. Published online March 11, 2020.
doi:10.1001/jama.2020.3786
8. Cong et al. COVID-19 early warning score: a multi-parameter screening tool to identify highly suspected patients. doi: https://doi.org/10.1101/2020.03.05.20031906

9. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Protokol Tatalaksana Pasien COVID-19. Jakarta 3 April 2020
10. PDPI, PERKI, PAPDI, PERDATIN, IDAI. Protokol Tatalaksana COVID-19. Ed1. April 2020.
11. Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19. Pedoman Penanganan Cepat Medis dan Kesehatan Masyarakat COVID-19 di Indonesia. Maret 2020
12. WHO. Clinical Management of severe acute respiratory infection (SARI) when COVID-19 disease is suspected. Interim Guidance. 13 March 2020
13. WHO. Advice on the use of masks the community, during home care and in health care settings in the context of the novel coronavirus (2019-nCoV)
outbreak.Interim guidance 29 January 2020. Available from https://www.who.int/docs/default-source/documents/advice-on-the-use-of-masks-2019-
ncov.pdf.
14. Ikatan Dokter Indonesia dan Persatuan Dokter Gigi Indonesia. Petunjuk Pencegahan Penularan COVID-19 untuk Petugas Kesehatan. Maret 2020
15. Wang W, Xu Y, Gao R, et al. Detection of SARS-CoV-2 in Different Types of Clinical Specimens. JAMA. Published online March 11, 2020.
doi:10.1001/jama.2020.3786
16. Siddiqi, Hasan K. et al. COVID-19 Illness in Native and Immunosuppressed States: A Clinical-Therapeutic Staging Proposal. The Journal of Heart and

Anda mungkin juga menyukai