Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

COVID-19 DENGAN KEBUTUHAN DASAR OKSIGENASI: BERSIHAN JALAN


NAPAS TIDAK EFEKTIF DI RUANG DAHLIA RUMAH SAKIT UMUM
MITRA DELIMA

Disusun untuk memenuhi tugas Praktik Keperawatan Dasar Profesi

Oleh:
RIZA SONY INDRAWAN (1920105)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


PROGRAM SARJANA SEKOLAH TINGGI
ILMU KESEHATAN KEPANJEN MALANG
2021
LAPORAN PENDAHULUAN COVID-19

I. Konsep Teori
A. Definisi
Pengertian COVID-19 Corona virus merupakan keluarga besar virus yang
menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Pada manusia biasanya
menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit
yang serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom
Pernapasan Akut / Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Penyakit ini
terutama menyebar di antara orang- orang melalui tetesan pernapasan dari batuk dan
bersin. Virus ini dapat tetap bertahan hingga tiga hari dengan plastik dan stainless
steel SARS CoV-2 dapat bertahan hingga tiga hari,atau dalam aerosol selama tiga
jam4. Virus ini juga telah ditemukan di feses, tetapi hingga Maret 2020 tidak
diketahui apakah penularan melalui feses mungkin, dan risikonya diperkirakan rendah
(Doremalen et al, 2020).

B. Etiologi
Dalam diagnosis awal dari Rencana Perawatan Penyakit Virus Corona 2019
(yang disusun Pemerintah China), deskripsi etiologi COVID-19 didasarkan pada
pemahaman sifat fisikokimia dari penemuan virus corona sebelumnya. Dari penelitian
lanjutan, edisi kedua pedoman tersebut menambahkan “coronavirus tidak dapat
dinonaktifkan secara efektif oleh chlorhexidine”, juga kemudian definisi baru
ditambahkan dalam ed isi keempat, “nCov-19 adalah genus b, dengan envelope, bentuk
bulat dan sering berbentuk pleomorfik, dan berdiameter 60-140 nm. Namun, potensi
mamalia yang memperkuat, perantara antara kelelawar dan manusia, belum diketahui.
Karena mutasi pada strain asli bisa secara langsung memicu virulensi terhadap
manusia, maka tidak dipastikan bahwa perantara ini ada (Safrizal dkk, 2020).

C. Tanda dan Gejala


Menurut Safrizal dkk, (2020) berdasarkan penyelidikan epidemiologi saat ini,
masa inkubasi COVID-19 berkisar antara 1 hingga 14 hari, dan umumnya akan terjadi
dalam 3 hingga 7 hari. Demam, kelelahan dan batuk kering dianggap sebagai
manifestasi klinis utama. Gejala seperti hidung tersumbat, pilek, pharyngalgia, mialgia
dan diare relative jarang terjadi pada kasus yang parah, dispnea dan / atau hipoksemia
biasanya terjadi setelah satu minggu setelah onset penyakit, dan yang lebih buruk dapat
dengan cepat berkembang menjadi sindrom gangguan pernapasan akut, syok septik,
asidosis metabolik sulit untuk dikoreksi dan disfungsi perdarahan dan batuk serta
kegagalan banyak organ, dll.
Sedangkan kasus dengan gejala yang relatif ringan sering terjadi pada anak-anak.
Beberapa gejala yang mungkin terjadi, antara lain :
1. Penyakit Sederhana (ringan) Pasien-pasien ini biasanya hadir dengan gejala infeksi
virus saluran pernapasan bagian atas, termasuk demam ringan, batuk (kering), sakit
tenggorokan, hidung tersumbat, malaise, sakit kepala, nyeri otot, atau malaise.
Tanda dan gejala penyakit yang lebih serius, seperti dispnea, tidak ada.
Dibandingkan dengan infeksi HCoV sebelumnya, gejala non-pernapasan seperti
diare sulit ditemukan.
2. Pneumonia Sedang Gejala pernapasan seperti batuk dan sesak napas (atau takipnea
pada anak-anak) hadir tanpa tanda-tanda pneumonia .
3. Pneumonia Parah Demam berhubungan dengan dispnea , gangguan pernapasan,
takipnea (> 30 napas / menit), dan hipoksia (SpO2) pada udara kamar). Namun,
gejala demam harus ditafsirkan dengan hatihati karena bahkan dalam bentuk
penyakit yang parah, bisa sedang atau bahkan tidak ada. Sianosis dapat terjadi pada
anak-anak. Dalam definisi ini, diagnosis adalah klinis, dan pencitraan radiologis
digunakan untuk mengecualikan komplikasi.
4. Sindrom Gangguan Pernapasan Akut (ARDS) Diagnosis memerlukan kriteria klinis
dan ventilasi. Sindrom ini menunjukkan kegagalan pernapasan baru-awal yang
serius.

D. Patofisiologi
COVID-19 paling utama ditransmisikan oleh tetesan aerosol penderita dan
melalui kontak langsung. Aerosol kemungkinan ditransmisikan ketika orang memiliki
kontak langsung dengan penderita dalam jangka waktu yang terlalu lama. Konsentrasi
aerosol di ruang yang relatif tertutup akan semakin tinggi sehingga penularan akan
semakin mudah (Safrizal dkk, 2020).
Jamur, virus, Saluran Kuman/ virus
bakteri, protozoa pernapasan atas berlebih di bronkus

Proses
peradangan

- Batuk Akumulasi sekret


berlebih di bronkus
- Sesak napas
- Wheezing/ Ronchi

Bersihan jalan napas


tidak efektif

E. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
- Pemeriksaan darah
- Analisa gas darah
- Sampel darah, sputum, urin
2. Pemeriksaan radiologi
- Rontgen thoraks

F. Penatalaksanaan
1. Terapi oksigen
2. Antibiotik
3. Pengaturan posisi
4. Batuk efektif

G. Pencegahan
Mengurangi kemungkinan terinfeksi atau menyebarkan COVID-19 dengan melakukan
beberapa tindakan pencegahan sederhana:
1. Secara teratur dan menyeluruh bersihkan tangan Anda dengan gosok berbasis
alkohol atau cuci dengan sabun dan air. Mengapa? Mencuci tangan dengan
sabun dan air atau menggunakan gosok tangan berbasis alkohol membunuh
virus yang mungkin ada di tangan Anda.
2. Pertahankan jarak setidaknya 1 meter antara diri Anda dan orang lain.
Mengapa? Ketika seseorang batuk, bersin, atau berbicara, mereka
menyemprotkan tetesan cairan kecil dari hidung atau mulut mereka yang
mungkin mengandung virus. Jika Anda terlalu dekat, Anda dapat menghirup
tetesan, termasuk virus COVID19 jika orang tersebut menderita penyakit
tersebut.
3. Hindari pergi ke tempat yang ramai. Mengapa? Di mana orang-orang
berkumpul bersama dalam kerumunan, Anda lebih mungkin untuk melakukan
kontak dekat dengan seseorang yang memiliki COIVD-19 dan lebih sulit
untuk menjaga jarak fisik 1 meter.
4. Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut. Mengapa? Tangan menyentuh
banyak permukaan dan dapat mengambil virus. Setelah terkontaminasi, tangan
dapat memindahkan virus ke mata, hidung, atau mulut Anda. Dari sana, virus
dapat masuk ke tubuh Anda dan menginfeksi Anda.
5. Pastikan Anda, dan orang-orang di sekitar Anda, mengikuti kebersihan
pernapasan yang baik. Ini berarti menutupi mulut dan hidung Anda dengan
siku atau jaringan yang tertekuk saat Page | 20 Anda batuk atau bersin.
Kemudian segera buang tisu bekas dan cuci tangan Anda. Mengapa? Tetesan
menyebarkan virus. Dengan mengikuti kebersihan pernapasan yang baik,
Anda melindungi orang-orang di sekitar Anda dari virus seperti flu, flu dan
COVID-19.
6. Tetap di rumah dan isolasi diri bahkan dengan gejala kecil seperti batuk, sakit
kepala, demam ringan, sampai Anda pulih. Minta seseorang membawakan
Anda persediaan. Jika Anda harus meninggalkan rumah, kenakan masker
untuk menghindari menulari orang lain. Mengapa? Menghindari kontak
dengan orang lain akan melindungi mereka dari kemungkinan COVID-19 dan
virus lainnya.
7. Jika Anda demam, batuk, dan sulit bernapas, cari bantuan medis, tetapi
teleponlah terlebih dahulu jika memungkinkan dan ikuti petunjuk dari otoritas
kesehatan setempat. Mengapa? Otoritas nasional dan lokal akan memiliki
informasi terbaru tentang situasi di daerah Anda. Menelepon terlebih dahulu
akan memungkinkan penyedia layanan kesehatan Anda dengan cepat
mengarahkan Anda ke fasilitas kesehatan yang tepat. Ini juga akan melindungi
Anda dan membantu mencegah penyebaran virus dan infeksi lainnya.
8. Tetap perbarui informasi terbaru dari sumber tepercaya, seperti WHO atau
otoritas kesehatan lokal dan nasional Anda. Mengapa? Otoritas lokal dan
nasional paling baik ditempatkan untuk memberi nasihat tentang apa yang
harus dilakukan orang di daerah Anda untuk melindungi diri mereka sendiri
(Mardiana, 2017).
II. Konsep Asuhan Keperawatan

A. Pengkajian
1. Riwayat Keperawatan
Meliputi pengkajian tentang masalah pernapasan dulu dan sekarang , gaya
hidup, adanya batuk, sputum, nyeri, dan adanya faktor resiko untuk gangguan status
oksigenasi.
a. Masalah pada pernapasan (dahulu dan sekarang)
b. Riwayat penyakit
1) Nyeri
2) Paparan lingungan
3) Batuk
4) Bunyi nafas
5) Faktor resiko penyakit paru
6) Frekuensi infeksi pernapasan
7) Masalah penyakit paru masa lalu
8) Penggunaan obat
c. Adanya batuk dan penanganan
d. Kebiasaan merokok
e. Masalah pada fungsi kardiovaskuler
f. Faltor resiko yang memperberat masalah oksigenasi
g. Riwayat penggunaan medikasi’
h. Stressor yang dialami
i. Status atau kondisi kesehatan
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Mengamati tingkat kesadaran pasien, keadaan umum, postur tubuh,
kondisi kulit, dan membran mukosa, dada (kontur rongga interkosta, diameter
anteroposterior, struktur toraks, pergerakan dinding dada), pola napas (frekuensi
dan kedalaman pernapasann, durasi inspirasi dan ekspirasi)
b. Palpasi
Dilakukan dengaan menggunakan tumit tangan pemeriksa mendatar
diatas dada pasien. Saat palpasi perawat menilai adanya fremitus taktil pada
dada dan punggung pasien dengan memintanya menyebutkan “tujuh-tujuh”
secara ulang. Normalnya, fremitus taktil akan terasa pada individu yang sehat
dan meningkat pada kondisi konsolidasi.

c. Perkusi
Perkusi dilakukan untuk menentukan ukuran dan bentuk organ dalam
sertamengkaji adanya abnormalitas , cairan /udara dalam paru. Normalnya, dada
menghasilkan bunyi resonan / gaung perkusi.
d. Auskultasi
Dapat dilakukan langsung / dengan menggunakan stetoskop. bunyi yang
terdengar digambarkan berdasarkan nada, intensitas, durasi dan kualitasnya.
Untuk mendapatkan hasil terbaik , valid dan akurat, sebaiknya auskultasi
dilakukan lebih dari satu kali.
3. Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik dilakukan untuk mengkaji status, fungsi dan
oksigenasi pernapasan pasien. Beberapa jenis pemeriksaan diagnostik antara
lain :
a. Penilaian ventilasi dan oksigenasi : uji fungsi paru, pemeriksaan gas darah
arteri, oksimetri, pemeriksaan darah lengkap.
b. Tes struktur sistem pernapasan : sinar- x dadabronkoskopi, scan paru.
c. Deteksi abnormalitas sel dan infeksi saluran pernapasan : kultur kerongkongan,
sputum, uji kulit toraketensis.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan utama untuk klien dengan masalah oksigenasi adalah :
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan gangguan batuk.
2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan obstruksi jalan napas.
C. Intervensi Keperawatan
Kriteria Hasil
1. Batuk efektif meningkat
2. Produksi sputum menurun
3. Wheezing menurun
4. Dispnea menurun
5. Gelisah menurun
6. Frekuensi napas membaik
7. Pola napas membaik
Latihan batuk efektif (I.01006)

Observasi

- Identifikasi kemampuan batuk


- Monitor adanya retensi sputum
- Monitor tanda dan gejala infeksi saluran napas
- Monitor jumlah input dan output cairan (mis. Jumlah dan karakteristik)

Terapeutik

- Atur posisi semi-fowler atau fowler


- Pasang periak dan bengkok di pangkuan pasien
- Buang sekret pada tempat sputum

Edukasi

- Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif


- Anjurkan tarik napas dalam melalui hidung selama 4 detik, ditahan selama 2
detik, kemudian keluarkan dari mulut dengan bibir mecucu (dibulatkan) selama
8 detik
- Anjurkan mengulangi tarik napas dalam hingga 3 kali
- Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah tarik napas dalam yang ke-3

Kolaborasi

- Kolaborasi pemberian mukolitik atau ekspektoran, jika perlu

Manajemen Jalan Napas (I.01011)

Observasi

- Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)


- Monitor bunyi napas tambahan (mis. Gurgling, mengi, wheezing, rochi kering)
- Monitor putum (jumlah, warna, aroma)

Terapeutik

- Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt dan chin-lift


- Posisikan semi fowler atau fowler
- Berikan minum hangat
- Lakukan fisio terapi dada, jika perlu
- Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
- Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan endotrakeal
- Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsep McGill
- Berikan oksigen, jika perlu

Edukasi

- Anjurkan asupan cairan 2000ml/hari, jika tidak ada kontraindikasi


- Ajarkan teknik batuk efektif

Kolaborasi

- Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika perlu


D. Implemetasi
Untuk tercapainya implementasi keperawatan sesuai dengan rencana keperawatan,
perawat harus mempunyai imtelektual dalam melakukan tindakan, dan hubungan
interpersonal. Implementasi merupakan realisasi dari intervensi atau rencana
keperawatan yang sudah dibuat. Implementasi dilakukan untuk meningkatkan dan
mempertahankan keamanan pasien.
E. Evaluasi

Evaluasi dibagi menjadi 2 macam yaitu :


- Evaluasi formatif, merupakan evaluasi yang berfokus pada aktifitas proses
keperawatan dan hasil tindakan keperawatan. Evaluasi formatif ini dilakukan
segera setelah perawat mengimplementasikan rencana keperawatan guna
menilai keefektifan tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan. Perumusan
evaluasi formatif ini meliputi empat komponene dan dikenal dengan istilah
SOAP, yakni meliputi subjektif ( data berupa keluhan pasien ), objektif ( data
hasil pemeriksaan ), analisis data ( perbandingan data dengan teori ), dan
perencanaan.
- Evaluasi sumatif, merupakan evaluasi yang dilakukan setelah semua aktifitas
proses keperawatan selesai dilakukan. Evaluasi sumatif ini bertujuan untuk
menilai dan memonitor kualitas asuhan keperawatan yang telah diberikan.
Evaluasi sumatif merupakan perubahan perilaku atau status kesehatan pasien
pada akhir asuhan keperawatan. Tipe evaluasi ini dilaksanakan pada akhir
asuhan keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Huang C, Wang Y, Li X, Ren L, Zhao J, Hu Y, et al. (2019). Clinical features of patients infected
with 2019 novel coronavirus in Wuhan, China. Lancet. 2020;395(10223):497-506.
Kemenkes RI. (2020). Situasi Terkini Perkembangan Novel Coronavirus (COVID19).Jakarta :
Drektoral pencegahan dan pengendalian penyakit.

Sukmana dan Yuniarti. (2020). The Pathogenesis Characteristics and Symptom of Covid-19
in the Context of Establishing a Nursing Diagnosis. Artikel Review. Jurnal Kesehatan
Pasak Bumi Kalimantan, Vol 3 No 1, 1 Juni 2020.
Tim PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesai. Dewan Pwngurus Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia: Jakarta Selatan.

Tim PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Dewan Pwngurus Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia: Jakarta Selatan.

Tim PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Dewan Pwngurus Pusat Persatuan
Perawat Nasional Indonesia: Jakarta Selatan.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. I
DENGAN COVID-19 DI RUANG DAHLIA RSU MITRA DELIMA BULULAWANG

I. Pengkajian (tgl 14 April 2021, pukul: 08.00 WIB)


A. Identitas Klien
Nama : Tn. I
Umur : 45 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku/ Bangsa : Jawa/ Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Penghasilan : Rp. 2.000.00- Rp. 2.500.000
Alamat : Gondaglegi
MRS tgl/ jam : 14 April 2021/ 07.00 WIB
Ruangan : Dahlia
No. Reg : 2241xxx
Dx. Medis : Covid-19
Identitas penanggung jawab
Nama : Ny. S
Umur : 38 th
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku/ Bangsa : Jawa/ Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Penghasilan :-
Alamat : Gondanglegi
Hub. Dengan klien : Istri
B. Keluhan Utama:
Tn. I mengatakan sesak nafas dan batuk kering berdahak

C. Riwayat Penyakit Sekarang:


Keluarga klien mengatakan sudah 3 hari Tn. I dirinya merasa batuk kering berdahak,
badan teklok-teklok, pusing, dan sakit tenggorokan. Pagi tadi Tn. I mengatakan sesak
nafas dan akhirnya dibawa ke IGD RSU Mitra Delima dan dinyatakan positiv Covid-19
dan dirawat inap di ruang dahlia. Saat pengkajian perawat dahlia mengatakan bahwa Tn. I
mengeluh sesak nafas dan batuk berdahak tapi dahak susah keluar, badannya juga terasa
lemas dan masih pusing.

D. Riwayat Penyakit Dahulu :


HT (+ tidak terkontrol) DM (-)
E. Riwayat Penyakit Keluarga :
Keluarga Tn. I mengatakan tidak ada yang memiliki penyakit seperti ini di keluarganya
F. Riwayat Psiko, Sosio, Spiritual:
Riwayat Psiko : ingin cepat sembuh dan tidak memikirkan hal-hal lain
Riwayat Sosial : hanya bersoasialisasi melalui telepon
Riwayat Spiritual : saat sakit tidak bisa untuk melakukan sholat, tapi tetap berdoa
untuk kesembuhannya
G. ADL (Activity Daily of Life):
1. Pola Nutrisi
Sebelum sakit : Tn. I makan 3x/hari dengan porsi sedang, nafsu makan baikdengan lauk
pauk dan sayur. Minum kurang lebih 2L/hari.
Selama sakit : Tn. I nafsu makan menurun. Minum kurang lebih 1,5L/hari

2. Pola Eliminasi
Sebelum sakit : Tn. I BAB 1kali/hari dengan konsistensi lembek bau khas feses,
konstipasi (-), tidak ada keluhan BAB. Untuk BAK 4-5 kali/hari bau khas, tidakada keluhan
BAK.
Selama sakit : Tn. I belum BAB hari ini, BAK 2 kali hari ini

3. Pola Istirahat
Sebelum sakit : Tn. I tidur nyenyak 6-7 jam/hari
Selama sakit : Tn. 1 sulit tidur karena sesak dan batuk, tidur sekitar 3-4jam/hari
4. Pola Personal Higiene
Sebelum sakit : Tn. I melakukan semuanya secara mandiri
Selama sakit : Tn. I di RS dibantu perawat

5. Pola Aktivitas
Sebelum sakit : Tn. I melakukan aktivitas secara mandiri
Selama sakit : Tn. I aktivitas dibantu oleh keluarganya dan di RS terlihat dibantu
perawat, terlihat Tn. I hanya tidur di tempat tidur, Tn. I mengatakan sesak,lemas, dan lemah

2. Pemeriksaan
A. Pemeriksaan Umum
Kesadaran: Composmesntis, GCS: 4-5-6
TD : 151/83 mmHg
Suhu : 38,2C
Nadi : 96x/mnt
RR : 28x/mnt
SPO2 : 94% tanpa alat bantu nafas
BB : 72KG
TB : 169CM

B. Pemeriksaan Fisik:
Kepala : Inspeksi, bentuk kepala bulat normal, rambut tebal, tidak ada lesi,
wajah simetris. Palpasi, tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat
benjolan
Mata : Inspeksi, mata simetris, sklera tidak ikterik, konjungtiva pucat, pupil
isokor, reflek cahaya (+), pandangan sedikit berkurang
Hidung : Inspeksi, hidung simetris, polip (-), nafas menggunakan nasal canul
3lpm pola nafas 24x/mnt
Mulut : mukosa bibir kering, karies gigi (+), gusi tidak berdarah
Telinga : telinga simetris, pendengaran berfungsi dengan baik, telinga sedikit
kotor
Leher : tidak terdapat benjolan atau lesi, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Thorax :
Paru

Inspeksi : pernapasan cepat 24x/mnt, penggunaan alat bantu pernapasan nasal


canul 3lpm, dipsnea, pergerakan dinding dada (+), frekuensi: cepat, irama: tidak
teratur, kedalaman: dangkal, dan upaya nafas: menggunakan cuping hidung

Palpasi : taktil fremitus (getaran) kanan dan kiri sama

Perkusi: sonor dari batas atas- batas bawah ics 5 paru dextra clavicula batas atas-
ics 3 batas bawah paru-paru sinistra

Auskultasi : ronchi + +

Jantung :

Inspeksi : ictus cordis tidak nampak

Palpasi : ictus cordis di ics 5

Perkusi: pekak

Auskultasi : bunyi 1 (Lup), bunyi 2 (dup)

Abdomen :
Inspeksi : simetris, tidak ada benjolan / massa

Auskultasi : bising usus 12x/ mnt

Palpasi : tidak ada nyeri tekan

Perkusi : tymphani

Genetalia : tidak terkaji


Ekstremitas : pergerakan lemah, tidak ada lesi, bengkak (-), fraktur(-), odem (-)
pada ekstremitas atasa dan bawah

C. Pemeriksaan Penunjang: (tanggal: 14 Juli 2021)


Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Satuan Normal
HEMATOLOGI
Feritin 175.1 ng/mL 20-250
HEMOSTASIS
PT Pasien 17.7 detik 11-18
INR 1.20 detik 0.8-1.2
APTT Pasien 39.9 detik 27-42
D-Dimer 0.44 ng/mL 0.0-0.5
KIMIA KLINIK
Albumin 2.9 g/dL 3,5-5.0
IMUNOSEROLOGI
Procalcitonin (PCT) 0.30 ng/mL <0.05

Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Satuan Normal
HEMATOLOGI
Hematologi Lengkap
Eritrosit 5.5 10 6/uL 3.5-5.5
Hemoglobin 14.8 g/Dl 11.4-15.1
Hematokrit 44.0 % 38-42
MCV 72.0 Fl 82-92
MCH 25.3 Pg 27.0-31.0
MCHC 34.0 % 32.0-37.0
RDW-CV 16.7 % 11.0-17.0
Trombosit 400.000 103/µL 150000-450000
Lekosit 7.410 sel/uL 4.700-11.300
Hitung Jenis
Neutrofil 77.5 % 40.0-73.0
Limfosit 19.0 % 15.0-45.0
Monosit 8.3 % 4.0-12.0
Eosinofil 0.1 % 0.5-7.0
Basofil 0.1 % 0.0-2.0
LIC 1.0 % 0.0-1.0
KIMIA KLINIK
AST (SGOT) 34 U/L 10-35
ALT (SGPT) 33 U/L 10-50
Ureum 44 mg/dL 10-50
Kreatinin 0.5 mg/dL 0.5-1.1
Glukosa Darah Sewaktu 180 mg/dL <200
IMUNOSEROLOGI
SARS-CoV 2 Antigen Positif Negatif

Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Satuan Normal
Ph 7.45 Mmol 7.35-7.45
PCO2 40.5 Mmol 35-45
PO2 49.2 Mmol 80-100
HCO3 29.7 Mmol 21-28
BE -5.2 Mmol (-3) – (+3)
Saturasi 79.0 % 79.5
HB 12.2
Suhu 38.2 C

D. Therapi
- IUFD RL 20tpm
- Dexamethason IV 1x6mg
- Heparin IV 2x5000iu
- NAC P.O 3x500mg
ANALISA DATA

NAMA : Tn. I RUANG : Dahlia


UMUR : 4 5 th NO.REG : 2241xxx

NO ANALISA DATA PROBLEM ETIOLOGI

1. DS: Tn. I mengeluh sesak nafas dan Bersihan Akumulasi Sekret


batuk berdahak tapi dahak susah keluar, jalan nafas
badannya juga terasa lemas dan masih tidak efektif Obstruksi jalan nafas
pusing.
(D.0001) Gangguan ventilasi
DO:
- pergerakan dinding dada (+) Bersihan jalan nafas
- frekuensi: cepat, irama: tidak teratur,
kedalaman: dangkal, dan upaya tidak efektif
nafas: menggunakan cuping hidung
- TTV:
TD : 151/83 mmHg
Suhu : 38,2C
Nadi : 92x/mnt
RR : 26x/mnt
SPO2 : 94% tanpa alat bantu
nafas
- Terpasang O2 nasal canul 3lpm
- Ronchii +|+
- SARS-CoV 2 Antigen: Positif

RUMUSAN DIAGNOSA

NAMA : Tn. I RUANG : Dahlia


UMUR : 45 th NO.REG : 2241xxx

TANGGAL TANGGAL
NO RUMUSAN DIAGNOSA TTD
DITEMUKAN TERATASI
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif 14-7-2021
(D.0001) berhubungan dengan akumulasi
sekret ditandai dengan batuk berdahak,
batuk tidak efektif
INTERVENSI
NAMA : Tn. I RUANG : Dahlia
UMUR : 45 th NO.REG : 2241xxx

KODE
TGL/JAM Dx. Kep TUJUAN INTERVENSI RASIONAL TTD
14-7-2021 (D.0001) Tujuan : Setelah dilakukan tindakan 1x24 jam klien Observasi: 1. Untuk menegtahui
11.00 penyebab sumbatan
membersihkan obstruksi jalan napas untuk 1. Monitor adanya produksi
sputum jalan nafas
mempertahankan jalan nafas tetap paten. 2. Mengetahui apakah
2. Monitor kemampuan
pasien mampu
KH : batuk efektif
melakukan atau tidak
Bersihan Jalan Napas 3. Monitor bunyi napas 3. Mengetahui jenis dan
tambahan seperti penanganan yang
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
gurgling, mengi, tepat
Menurun Meningkat
wheezing, dan ronkhi 4. Melancarkan airway
Batuk 1 2 3 4 5 kering. 5. Mengencerkan dahak
efektif 6. Lebih memahami
Terapeutik
mengenai batk efektif
Produksi 5 4 3 2 1
4. Pertahankan kepatenan 7. Agar batuk efektif
spuntum jalan nafas terlaksana dengan
5. Berikan minum hangat benar dan
Ronchi 5 4 3 2 1 Edukasi memaksimalkan
6. Jelaskan tujuan dan teknik
- Batuk menurun 8. Mengeluarkan
prosedur batuk efektif
- Spuntum menurun sputum untuk
7. Ajarkan teknik batuk
melegakan jalan nafas
- ronchi berkurang efektif 9. Menunjang
8. Latihan batuk efektif penyembuhan
Kolaborasi

9. Kolaborasi pemberian
obat
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
NAMA : Tn. I RUANG : Dahlia
UMUR : 45 th NO.REG : 2241xxx

KODE
TGL/JAM IMPLEMENTASI TTD EVALUASI TTD
Dx. Kep
14-7-2021 (D.0001) Observasi: S: Tn. I masih sesak
12.00 1. Memonitor adanya dan batuk berdahak
produksi sputum (+)
2. Memonitor O:
kemampuan batuk
- pergerakan dinding
dada (+)
efektif
- frekuensi: cepat,
3. Memonitor bunyi irama: tidak teratur,
napas tambahan kedalaman:
Ronchi + | + dangkal, dan upaya
Terapeutik nafas:
4. Mempertahankan menggunakan
kepatenan jalan nafas cuping hidung
5. Memberikan minum
- TTV:
TD : 140/80 mmHg
hangat
Suhu: 38,0C
Edukasi Nadi: 80x/mnt
6. Menjelaskan tujuan dan RR : 24x/mnt
prosedur batuk efektif SPO2: 94% tanpa
7. Mengajarkan teknik alat bantu nafas
batuk efektif - Terpasang O2 nasal
8. Melatih batuk efektif canul 3lpm
- Ronchii +|+
Kolaborasi
A: masalah belum
9. Memberikan obat NAC
teratasi
P.O 500mg
P: Lanjutkan intervensi
1,2,3,4,5,6,7,8,9
15-7-2021 (D.0001) Observasi: S: Tn. I mengatakan
10.00 1. Memonitor adanya sesak dan batuk
produksi sputum (+) berdahak berkurang,
2. Memonitor tapi masih lemas
kemampuan batuk
O:
efektif
- frekuensi: cepat,
3. Memonitor bunyi irama: tidak teratur,
napas tambahan kedalaman: dangkal
Ronchi + | + - TTV:
Terapeutik TD : 135/83 mmHg
4. Mempertahankan Suhu: 37,8C
kepatenan jalan nafas Nadi: 85x/mnt
5. Memberikan minum RR : 24x/mnt
hangat SPO2: 95% tanpa
Edukasi alat bantu nafas
6. Menjelaskan tujuan dan - Terpasang O2 nasal
canul 3lpm
prosedur batuk efektif
- Ronchii +|+
7. Mengajarkan teknik
batuk efektif A: masalah teratasi
8. Melatih batuk efektif sebagian
Kolaborasi
P: Lanjutkan intervensi
9. Memberikan obat NAC 1,2,3,4,8,9
P.O 500mg
16-7-2021 (D.0001) Observasi: S: Tn. I mengatakan
1. Memonitor adanya sesak dan batuk
produksi sputum (+) berdahak berkurang,
2. Memonitor tapi masih lemas
kemampuan batuk
O:
efektif
- frekuensi: cepat,
3. Memonitor bunyi irama: teratur,
napas tambahan kedalaman: dangkal
Ronchi + | + - TTV:
Terapeutik TD : 130/78 mmHg
4. Mempertahankan Suhu: 37,5C
kepatenan jalan nafas Nadi: 85x/mnt
Edukasi RR : 22x/mnt
8. Melatih batuk efektif
SPO2: 95% tanpa
alat bantu nafas
Kolaborasi
- Terpasang O2 nasal
9. Memberikan obat NAC canul 2 lpm
P.O 500mg - Ronchii +|+

A: masalah teratasi
Sebagian

P: Lanjutkan intervensi
1,2,3,4,8,9

Anda mungkin juga menyukai