Lp+Askep KDP (Riza Sony)
Lp+Askep KDP (Riza Sony)
Oleh:
RIZA SONY INDRAWAN (1920105)
I. Konsep Teori
A. Definisi
Pengertian COVID-19 Corona virus merupakan keluarga besar virus yang
menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Pada manusia biasanya
menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit
yang serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom
Pernapasan Akut / Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Penyakit ini
terutama menyebar di antara orang- orang melalui tetesan pernapasan dari batuk dan
bersin. Virus ini dapat tetap bertahan hingga tiga hari dengan plastik dan stainless
steel SARS CoV-2 dapat bertahan hingga tiga hari,atau dalam aerosol selama tiga
jam4. Virus ini juga telah ditemukan di feses, tetapi hingga Maret 2020 tidak
diketahui apakah penularan melalui feses mungkin, dan risikonya diperkirakan rendah
(Doremalen et al, 2020).
B. Etiologi
Dalam diagnosis awal dari Rencana Perawatan Penyakit Virus Corona 2019
(yang disusun Pemerintah China), deskripsi etiologi COVID-19 didasarkan pada
pemahaman sifat fisikokimia dari penemuan virus corona sebelumnya. Dari penelitian
lanjutan, edisi kedua pedoman tersebut menambahkan “coronavirus tidak dapat
dinonaktifkan secara efektif oleh chlorhexidine”, juga kemudian definisi baru
ditambahkan dalam ed isi keempat, “nCov-19 adalah genus b, dengan envelope, bentuk
bulat dan sering berbentuk pleomorfik, dan berdiameter 60-140 nm. Namun, potensi
mamalia yang memperkuat, perantara antara kelelawar dan manusia, belum diketahui.
Karena mutasi pada strain asli bisa secara langsung memicu virulensi terhadap
manusia, maka tidak dipastikan bahwa perantara ini ada (Safrizal dkk, 2020).
D. Patofisiologi
COVID-19 paling utama ditransmisikan oleh tetesan aerosol penderita dan
melalui kontak langsung. Aerosol kemungkinan ditransmisikan ketika orang memiliki
kontak langsung dengan penderita dalam jangka waktu yang terlalu lama. Konsentrasi
aerosol di ruang yang relatif tertutup akan semakin tinggi sehingga penularan akan
semakin mudah (Safrizal dkk, 2020).
Jamur, virus, Saluran Kuman/ virus
bakteri, protozoa pernapasan atas berlebih di bronkus
Proses
peradangan
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
- Pemeriksaan darah
- Analisa gas darah
- Sampel darah, sputum, urin
2. Pemeriksaan radiologi
- Rontgen thoraks
F. Penatalaksanaan
1. Terapi oksigen
2. Antibiotik
3. Pengaturan posisi
4. Batuk efektif
G. Pencegahan
Mengurangi kemungkinan terinfeksi atau menyebarkan COVID-19 dengan melakukan
beberapa tindakan pencegahan sederhana:
1. Secara teratur dan menyeluruh bersihkan tangan Anda dengan gosok berbasis
alkohol atau cuci dengan sabun dan air. Mengapa? Mencuci tangan dengan
sabun dan air atau menggunakan gosok tangan berbasis alkohol membunuh
virus yang mungkin ada di tangan Anda.
2. Pertahankan jarak setidaknya 1 meter antara diri Anda dan orang lain.
Mengapa? Ketika seseorang batuk, bersin, atau berbicara, mereka
menyemprotkan tetesan cairan kecil dari hidung atau mulut mereka yang
mungkin mengandung virus. Jika Anda terlalu dekat, Anda dapat menghirup
tetesan, termasuk virus COVID19 jika orang tersebut menderita penyakit
tersebut.
3. Hindari pergi ke tempat yang ramai. Mengapa? Di mana orang-orang
berkumpul bersama dalam kerumunan, Anda lebih mungkin untuk melakukan
kontak dekat dengan seseorang yang memiliki COIVD-19 dan lebih sulit
untuk menjaga jarak fisik 1 meter.
4. Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut. Mengapa? Tangan menyentuh
banyak permukaan dan dapat mengambil virus. Setelah terkontaminasi, tangan
dapat memindahkan virus ke mata, hidung, atau mulut Anda. Dari sana, virus
dapat masuk ke tubuh Anda dan menginfeksi Anda.
5. Pastikan Anda, dan orang-orang di sekitar Anda, mengikuti kebersihan
pernapasan yang baik. Ini berarti menutupi mulut dan hidung Anda dengan
siku atau jaringan yang tertekuk saat Page | 20 Anda batuk atau bersin.
Kemudian segera buang tisu bekas dan cuci tangan Anda. Mengapa? Tetesan
menyebarkan virus. Dengan mengikuti kebersihan pernapasan yang baik,
Anda melindungi orang-orang di sekitar Anda dari virus seperti flu, flu dan
COVID-19.
6. Tetap di rumah dan isolasi diri bahkan dengan gejala kecil seperti batuk, sakit
kepala, demam ringan, sampai Anda pulih. Minta seseorang membawakan
Anda persediaan. Jika Anda harus meninggalkan rumah, kenakan masker
untuk menghindari menulari orang lain. Mengapa? Menghindari kontak
dengan orang lain akan melindungi mereka dari kemungkinan COVID-19 dan
virus lainnya.
7. Jika Anda demam, batuk, dan sulit bernapas, cari bantuan medis, tetapi
teleponlah terlebih dahulu jika memungkinkan dan ikuti petunjuk dari otoritas
kesehatan setempat. Mengapa? Otoritas nasional dan lokal akan memiliki
informasi terbaru tentang situasi di daerah Anda. Menelepon terlebih dahulu
akan memungkinkan penyedia layanan kesehatan Anda dengan cepat
mengarahkan Anda ke fasilitas kesehatan yang tepat. Ini juga akan melindungi
Anda dan membantu mencegah penyebaran virus dan infeksi lainnya.
8. Tetap perbarui informasi terbaru dari sumber tepercaya, seperti WHO atau
otoritas kesehatan lokal dan nasional Anda. Mengapa? Otoritas lokal dan
nasional paling baik ditempatkan untuk memberi nasihat tentang apa yang
harus dilakukan orang di daerah Anda untuk melindungi diri mereka sendiri
(Mardiana, 2017).
II. Konsep Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
1. Riwayat Keperawatan
Meliputi pengkajian tentang masalah pernapasan dulu dan sekarang , gaya
hidup, adanya batuk, sputum, nyeri, dan adanya faktor resiko untuk gangguan status
oksigenasi.
a. Masalah pada pernapasan (dahulu dan sekarang)
b. Riwayat penyakit
1) Nyeri
2) Paparan lingungan
3) Batuk
4) Bunyi nafas
5) Faktor resiko penyakit paru
6) Frekuensi infeksi pernapasan
7) Masalah penyakit paru masa lalu
8) Penggunaan obat
c. Adanya batuk dan penanganan
d. Kebiasaan merokok
e. Masalah pada fungsi kardiovaskuler
f. Faltor resiko yang memperberat masalah oksigenasi
g. Riwayat penggunaan medikasi’
h. Stressor yang dialami
i. Status atau kondisi kesehatan
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Mengamati tingkat kesadaran pasien, keadaan umum, postur tubuh,
kondisi kulit, dan membran mukosa, dada (kontur rongga interkosta, diameter
anteroposterior, struktur toraks, pergerakan dinding dada), pola napas (frekuensi
dan kedalaman pernapasann, durasi inspirasi dan ekspirasi)
b. Palpasi
Dilakukan dengaan menggunakan tumit tangan pemeriksa mendatar
diatas dada pasien. Saat palpasi perawat menilai adanya fremitus taktil pada
dada dan punggung pasien dengan memintanya menyebutkan “tujuh-tujuh”
secara ulang. Normalnya, fremitus taktil akan terasa pada individu yang sehat
dan meningkat pada kondisi konsolidasi.
c. Perkusi
Perkusi dilakukan untuk menentukan ukuran dan bentuk organ dalam
sertamengkaji adanya abnormalitas , cairan /udara dalam paru. Normalnya, dada
menghasilkan bunyi resonan / gaung perkusi.
d. Auskultasi
Dapat dilakukan langsung / dengan menggunakan stetoskop. bunyi yang
terdengar digambarkan berdasarkan nada, intensitas, durasi dan kualitasnya.
Untuk mendapatkan hasil terbaik , valid dan akurat, sebaiknya auskultasi
dilakukan lebih dari satu kali.
3. Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik dilakukan untuk mengkaji status, fungsi dan
oksigenasi pernapasan pasien. Beberapa jenis pemeriksaan diagnostik antara
lain :
a. Penilaian ventilasi dan oksigenasi : uji fungsi paru, pemeriksaan gas darah
arteri, oksimetri, pemeriksaan darah lengkap.
b. Tes struktur sistem pernapasan : sinar- x dadabronkoskopi, scan paru.
c. Deteksi abnormalitas sel dan infeksi saluran pernapasan : kultur kerongkongan,
sputum, uji kulit toraketensis.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan utama untuk klien dengan masalah oksigenasi adalah :
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan gangguan batuk.
2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan obstruksi jalan napas.
C. Intervensi Keperawatan
Kriteria Hasil
1. Batuk efektif meningkat
2. Produksi sputum menurun
3. Wheezing menurun
4. Dispnea menurun
5. Gelisah menurun
6. Frekuensi napas membaik
7. Pola napas membaik
Latihan batuk efektif (I.01006)
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
Sukmana dan Yuniarti. (2020). The Pathogenesis Characteristics and Symptom of Covid-19
in the Context of Establishing a Nursing Diagnosis. Artikel Review. Jurnal Kesehatan
Pasak Bumi Kalimantan, Vol 3 No 1, 1 Juni 2020.
Tim PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesai. Dewan Pwngurus Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia: Jakarta Selatan.
Tim PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Dewan Pwngurus Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia: Jakarta Selatan.
Tim PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Dewan Pwngurus Pusat Persatuan
Perawat Nasional Indonesia: Jakarta Selatan.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. I
DENGAN COVID-19 DI RUANG DAHLIA RSU MITRA DELIMA BULULAWANG
2. Pola Eliminasi
Sebelum sakit : Tn. I BAB 1kali/hari dengan konsistensi lembek bau khas feses,
konstipasi (-), tidak ada keluhan BAB. Untuk BAK 4-5 kali/hari bau khas, tidakada keluhan
BAK.
Selama sakit : Tn. I belum BAB hari ini, BAK 2 kali hari ini
3. Pola Istirahat
Sebelum sakit : Tn. I tidur nyenyak 6-7 jam/hari
Selama sakit : Tn. 1 sulit tidur karena sesak dan batuk, tidur sekitar 3-4jam/hari
4. Pola Personal Higiene
Sebelum sakit : Tn. I melakukan semuanya secara mandiri
Selama sakit : Tn. I di RS dibantu perawat
5. Pola Aktivitas
Sebelum sakit : Tn. I melakukan aktivitas secara mandiri
Selama sakit : Tn. I aktivitas dibantu oleh keluarganya dan di RS terlihat dibantu
perawat, terlihat Tn. I hanya tidur di tempat tidur, Tn. I mengatakan sesak,lemas, dan lemah
2. Pemeriksaan
A. Pemeriksaan Umum
Kesadaran: Composmesntis, GCS: 4-5-6
TD : 151/83 mmHg
Suhu : 38,2C
Nadi : 96x/mnt
RR : 28x/mnt
SPO2 : 94% tanpa alat bantu nafas
BB : 72KG
TB : 169CM
B. Pemeriksaan Fisik:
Kepala : Inspeksi, bentuk kepala bulat normal, rambut tebal, tidak ada lesi,
wajah simetris. Palpasi, tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat
benjolan
Mata : Inspeksi, mata simetris, sklera tidak ikterik, konjungtiva pucat, pupil
isokor, reflek cahaya (+), pandangan sedikit berkurang
Hidung : Inspeksi, hidung simetris, polip (-), nafas menggunakan nasal canul
3lpm pola nafas 24x/mnt
Mulut : mukosa bibir kering, karies gigi (+), gusi tidak berdarah
Telinga : telinga simetris, pendengaran berfungsi dengan baik, telinga sedikit
kotor
Leher : tidak terdapat benjolan atau lesi, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Thorax :
Paru
Perkusi: sonor dari batas atas- batas bawah ics 5 paru dextra clavicula batas atas-
ics 3 batas bawah paru-paru sinistra
Auskultasi : ronchi + +
Jantung :
Perkusi: pekak
Abdomen :
Inspeksi : simetris, tidak ada benjolan / massa
Perkusi : tymphani
Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Satuan Normal
HEMATOLOGI
Hematologi Lengkap
Eritrosit 5.5 10 6/uL 3.5-5.5
Hemoglobin 14.8 g/Dl 11.4-15.1
Hematokrit 44.0 % 38-42
MCV 72.0 Fl 82-92
MCH 25.3 Pg 27.0-31.0
MCHC 34.0 % 32.0-37.0
RDW-CV 16.7 % 11.0-17.0
Trombosit 400.000 103/µL 150000-450000
Lekosit 7.410 sel/uL 4.700-11.300
Hitung Jenis
Neutrofil 77.5 % 40.0-73.0
Limfosit 19.0 % 15.0-45.0
Monosit 8.3 % 4.0-12.0
Eosinofil 0.1 % 0.5-7.0
Basofil 0.1 % 0.0-2.0
LIC 1.0 % 0.0-1.0
KIMIA KLINIK
AST (SGOT) 34 U/L 10-35
ALT (SGPT) 33 U/L 10-50
Ureum 44 mg/dL 10-50
Kreatinin 0.5 mg/dL 0.5-1.1
Glukosa Darah Sewaktu 180 mg/dL <200
IMUNOSEROLOGI
SARS-CoV 2 Antigen Positif Negatif
Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Satuan Normal
Ph 7.45 Mmol 7.35-7.45
PCO2 40.5 Mmol 35-45
PO2 49.2 Mmol 80-100
HCO3 29.7 Mmol 21-28
BE -5.2 Mmol (-3) – (+3)
Saturasi 79.0 % 79.5
HB 12.2
Suhu 38.2 C
D. Therapi
- IUFD RL 20tpm
- Dexamethason IV 1x6mg
- Heparin IV 2x5000iu
- NAC P.O 3x500mg
ANALISA DATA
RUMUSAN DIAGNOSA
TANGGAL TANGGAL
NO RUMUSAN DIAGNOSA TTD
DITEMUKAN TERATASI
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif 14-7-2021
(D.0001) berhubungan dengan akumulasi
sekret ditandai dengan batuk berdahak,
batuk tidak efektif
INTERVENSI
NAMA : Tn. I RUANG : Dahlia
UMUR : 45 th NO.REG : 2241xxx
KODE
TGL/JAM Dx. Kep TUJUAN INTERVENSI RASIONAL TTD
14-7-2021 (D.0001) Tujuan : Setelah dilakukan tindakan 1x24 jam klien Observasi: 1. Untuk menegtahui
11.00 penyebab sumbatan
membersihkan obstruksi jalan napas untuk 1. Monitor adanya produksi
sputum jalan nafas
mempertahankan jalan nafas tetap paten. 2. Mengetahui apakah
2. Monitor kemampuan
pasien mampu
KH : batuk efektif
melakukan atau tidak
Bersihan Jalan Napas 3. Monitor bunyi napas 3. Mengetahui jenis dan
tambahan seperti penanganan yang
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
gurgling, mengi, tepat
Menurun Meningkat
wheezing, dan ronkhi 4. Melancarkan airway
Batuk 1 2 3 4 5 kering. 5. Mengencerkan dahak
efektif 6. Lebih memahami
Terapeutik
mengenai batk efektif
Produksi 5 4 3 2 1
4. Pertahankan kepatenan 7. Agar batuk efektif
spuntum jalan nafas terlaksana dengan
5. Berikan minum hangat benar dan
Ronchi 5 4 3 2 1 Edukasi memaksimalkan
6. Jelaskan tujuan dan teknik
- Batuk menurun 8. Mengeluarkan
prosedur batuk efektif
- Spuntum menurun sputum untuk
7. Ajarkan teknik batuk
melegakan jalan nafas
- ronchi berkurang efektif 9. Menunjang
8. Latihan batuk efektif penyembuhan
Kolaborasi
9. Kolaborasi pemberian
obat
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
NAMA : Tn. I RUANG : Dahlia
UMUR : 45 th NO.REG : 2241xxx
KODE
TGL/JAM IMPLEMENTASI TTD EVALUASI TTD
Dx. Kep
14-7-2021 (D.0001) Observasi: S: Tn. I masih sesak
12.00 1. Memonitor adanya dan batuk berdahak
produksi sputum (+)
2. Memonitor O:
kemampuan batuk
- pergerakan dinding
dada (+)
efektif
- frekuensi: cepat,
3. Memonitor bunyi irama: tidak teratur,
napas tambahan kedalaman:
Ronchi + | + dangkal, dan upaya
Terapeutik nafas:
4. Mempertahankan menggunakan
kepatenan jalan nafas cuping hidung
5. Memberikan minum
- TTV:
TD : 140/80 mmHg
hangat
Suhu: 38,0C
Edukasi Nadi: 80x/mnt
6. Menjelaskan tujuan dan RR : 24x/mnt
prosedur batuk efektif SPO2: 94% tanpa
7. Mengajarkan teknik alat bantu nafas
batuk efektif - Terpasang O2 nasal
8. Melatih batuk efektif canul 3lpm
- Ronchii +|+
Kolaborasi
A: masalah belum
9. Memberikan obat NAC
teratasi
P.O 500mg
P: Lanjutkan intervensi
1,2,3,4,5,6,7,8,9
15-7-2021 (D.0001) Observasi: S: Tn. I mengatakan
10.00 1. Memonitor adanya sesak dan batuk
produksi sputum (+) berdahak berkurang,
2. Memonitor tapi masih lemas
kemampuan batuk
O:
efektif
- frekuensi: cepat,
3. Memonitor bunyi irama: tidak teratur,
napas tambahan kedalaman: dangkal
Ronchi + | + - TTV:
Terapeutik TD : 135/83 mmHg
4. Mempertahankan Suhu: 37,8C
kepatenan jalan nafas Nadi: 85x/mnt
5. Memberikan minum RR : 24x/mnt
hangat SPO2: 95% tanpa
Edukasi alat bantu nafas
6. Menjelaskan tujuan dan - Terpasang O2 nasal
canul 3lpm
prosedur batuk efektif
- Ronchii +|+
7. Mengajarkan teknik
batuk efektif A: masalah teratasi
8. Melatih batuk efektif sebagian
Kolaborasi
P: Lanjutkan intervensi
9. Memberikan obat NAC 1,2,3,4,8,9
P.O 500mg
16-7-2021 (D.0001) Observasi: S: Tn. I mengatakan
1. Memonitor adanya sesak dan batuk
produksi sputum (+) berdahak berkurang,
2. Memonitor tapi masih lemas
kemampuan batuk
O:
efektif
- frekuensi: cepat,
3. Memonitor bunyi irama: teratur,
napas tambahan kedalaman: dangkal
Ronchi + | + - TTV:
Terapeutik TD : 130/78 mmHg
4. Mempertahankan Suhu: 37,5C
kepatenan jalan nafas Nadi: 85x/mnt
Edukasi RR : 22x/mnt
8. Melatih batuk efektif
SPO2: 95% tanpa
alat bantu nafas
Kolaborasi
- Terpasang O2 nasal
9. Memberikan obat NAC canul 2 lpm
P.O 500mg - Ronchii +|+
A: masalah teratasi
Sebagian
P: Lanjutkan intervensi
1,2,3,4,8,9