Anda di halaman 1dari 10

BEGADANG RENDANG

MALAM TAK KEMBANG MENJADI BUMBU

Sinopsis oleh muhammad yulius


SINOPSIS
Syahril, seorang pemuda Kampung Kubang Gajah, adalah vokalis band kampung bernama Adenlove alias Ayam Den Loveh/Lapeh, sebuah
band dengan multigenre. Istilah terakhir ini tidak dimaksudkan untuk menunjukkan kehebatan, melainkan justru kegalauan, karena Syahril dan
bandnya harus menyesuaikan lagu-lagu yang mereka bawakan dengan selera si pemesan. Jika pemesan ingin lagu dangdut, mereka bawakan
dangdut. Melayu diminta, Melayu mereka berdendang. Pop katanya, poplah mereka. Kosidah kata pemesan, kosidah mereka lantunkan.
Metal? Belum, dan tampaknya tidak akan pernah ada pemesan genre musik itu di kampungnya. Bersama teman-teman satu bandnya,
Emrizal (gitar), Yampadi (bass), dan Risman (drum/gendang/jimbe), ia sering diundang untuk mengisi acara hajatan di kampung-kampung
sebelah atau di kampung di kabupaten lain. Eloknya, Adenlove punya manajer, namanya Adamsori (karena selalu bilang "sori, sori"), dan
seorang cadiak pandai bernama Rambun Jangguik yang berjenggot terurai. Ngetoplah si Syahril dan Adenlove-nya di kampung orang.
Toh kemasyhuran Syahril tak membuat keluarganya bangga. Pasalnya, ayah Syahril, Syaiful Sutan Bahri, seorang ulama kampung yang
disegani dan terkenal anti-musik. Saban hari pembicaraan dengannya pasti menyerempet-nyerempet ke perkara musik, padahal yang sedang
dibahas hal ihwal mengakikahkan bayi baru lahir. Panaslah kuping Syahril dibuatnya, karena saban bicara, ayahnya tak pernah mengecilkan
volume suaranya. Mengomel ya pasti suara tinggilah, masak iya mendesah-desah macam orang berpenyakit bengek.
Syahril masih bisa bersyukur karena meski bersikap sama seperti ayahnya, mandehnya masih bisa diajak berdialog. Mandeh banyak
memberikan nasihat, filosofi hidup, yang membuat Syahril masih mau pulang ke rumah.
Sebetulnya, bagi Syahril Adenlove bukanlah masa depan yang sedang ia pertaruhkan. Ia hanya ingin mengikuti dulu apa kata hatinya. Kata
orang, mengalir seperti lendir, eh, air. Apalagi berprofesi sebagai vokalis band kampung tak bisa dijadikan sebagai pengisi periuk nasi. Betapa
tidak, banyak dari sohibul hajat yang hanya memberi seratus-dua ratus ribu. Itu sudah top benar. Lebih sering mereka memberi honor berupa:
rendang! Ya rendang yang mereka sajikan di menu hajatan itu. Daging berbumbu pedas itu sudah dikemas dalam plastik kiloan dan dibagi
sejumlah kru band. Ditambah kue-kue kering dan basah.

Sinopsis "Begadang Rendang" oleh Muhammad Yulius 2


Belakangan Syahril dan Adenlove mendapat olok-olok dari seorang tamu tuan rumah yang berasal dari Jakarta.
Kata sang tamu, musik Adenlove kampungan karena tak membawakan musik keras, padahal kata sang tamu
banyak di antara tamu-tamu yang datang yang menyukai genre musik keras. Ejekan ini pun sontak
memuncakkan adrenalin para punggawa Adenlove. Mereka ingin membawakan musik metal biar tak dianggap
kampungan. Bagaimana caranya?

Lewat petuah sakti Rambun Jangguik, ketemulah solusinya: Syahril cs membawakan musik cadas saat waktu
bertamu sudah usai. Warung hajatan sudah tutup, tapi para tetamu masih bertahan, terutama sanak famili sohibul
hajat. Nah, saat itulah, tepat lewat tengah malam, Adenlove beraksi dengan lagu-lagu metalnya. Entahlah yang
mendengar paham atau tidak, tapi begitulah yang terjadi. Semua begadang, dan setelah itu Adenlove pulang
membawa honor tambahan selain honor utamanya: rendang.

Kebiasaan baru ini membuat corong nasihat sang ayah semakin nyaring, karena Syahril jadi lebih sering bangun
menjelang waktu lohor karena ia menghabiskan pagi harinya untuk tidur. Puncaknya nasihat Syaiful Sutan Bahri
berubah menjadi doa kutukan karena ada laporan dari ninik mamak yang mendapat info tentang kebiasaan
Syahril dan Adenlove begadang untuk bermain musik keras.

Syaiful Sutan Bahri meminta Syahril untuk angkat kaki, bukan dalam rangka menyetrap. Ini maksudnya sang ayah
mengusir anaknya untuk pergi dari rumah. Syahril sakit hati dan menyimpan dendam kepada ayahnya. Mandeh
yang menangis berusaha menahan kepergian sang anak. Tapi nasi sudah menjadi bulgur. Syahril tak dapat
dicegah.
Sinopsis "Begadang Rendang" oleh Muhammad Yulius 3
Syahril menemui teman-teman Adenlovenya. Ia curhat habis-habisan. Setelah itu ia merenung bingung; hendak
ke mana dia pulang? Teman-temannya menyarankan Syahril pulang, tapi Syahril sudah jatuh ucapan. Pantang
baginya menjilat ludah di tanah karena itu jorok. Jadi setelah begadang bersama teman -temannya, ia pun
menumpang meneruskan tidur di rumah teman-temannya bandnya. Secara urutan absen, Syahril menumpang di
rumah mereka hingga suatu malam, sehabis mereka mengisi acara di sebuah kampung, hujan turun dengan
derasnya. Mereka terpaksa bertahan di rumah sohibul hajat. Satu per satu mereka bertumbangan di sembarang
tempat. Syahril mendapat tempat rebahan yang ideal di sebuah boks truk antarkota yang sedang terparkir tak
jauh dari rumah sohibul hajat.

Bisa ditebak, Syahril terbawa hingga ke tujuan berikutnya truk itu, dan ia sama sekali tak terbangun ketika
akhirnya truk itu memasuki ibu kota Jakarta. Syahril baru terbangun ketika pintu boks truk dibuka. Cahaya yang
masuk menyilaukannya. Syahril kaget bukan kepalang saat mengetahui ia terbawa truk sampai ke
Jakarta. Sementara itu teman-temannya kaget begitu mengetahui Syahril tak ada bersama mereka, entah pergi
ke mana.

Syahril merasa ia sudah siap hidup menggelandang karena sudah dimulai dengan menumpang di rumah teman -
temannya saat di kampung. Tapi di Jakarta ia mau menumpang di rumah siapa? Di rumah Allah saja (baca:
masjid/mushalla) dia diusir, dianggap calon maling ampli masjid. Dia pun tidur di tempat-tempat yang kira-kira
aman.

Sinopsis "Begadang Rendang" oleh Muhammad Yulius 4


Hari-hari selanjutnya, Syahril mulai memutar otak untuk menyelamatkan hidupnya. Jika tempat untuk sekadar
memejamkan mata sudah didapat, sekarang untuk sekadar mengganjal perutnya. Untuk satu dua hari ia puasa
mutih, alias tidak makan apa-apa kecuali air putih yang ia dapat dari masjid yang sehabis shalat menyediakan air
kemasan.

Akhirnya Syahril menemukan celah bagus untuk bertahan hidup. Celah itu hadir saat di suatu hari, ia shalat di
sebuah masjid yang bagus. Ia sudah terlambat untuk mendapat jamaah pertama. Bersama beberapa orang yang
juga terlambat, ia shalat. Terjadi saling tunjuk untuk menjadi imam. Dengan keyakinan penuh, Syahril maju
menjadi imam. Mengalunlah suara vokalis band kampung yang membaca surah Alfatihah dan surah pendek.
Jamaah satu masjid dibuat terpukau bukan cuma oleh kemerduan suara Syahril, tapi juga oleh penampilannya:
dandanan gothic dengan jaket hitam, rambut gondrong, celana jins ketat dan robek-robek (dibalut kain slayer).

Setelah sholat, keajaiban terjadi. Syahril "diwawancarai" oleh beberapa orang jamaah, termasuk pengurus masjid.
Mereka bilang suara Syahril sangat merdu dan bagus tajwid bacaan Qurannya. Saat ditanya soal penampilan,
Syahril menceritakan "tragedi" yang dialaminya. Pengurus masjid tersentuh, lalu Syahril direkrut menjadi marbot,
menemani james bon (jaga mesjid dan kebon) yang kadang-kadang absen di masjid karena harus menjaga kebon
kopi di Bogor. Alhasil malam itu Syahril merasa mendapat rezeki nomplok. Ia dapat tempat tinggal gratis dan ada
kemungkinan mendapat honor bulanan sebagai marbot. Ia pun berbincang dan banyak bertanya kepada
mentornya, ya si james bon itu.

Sinopsis "Begadang Rendang" oleh Muhammad Yulius 5


Saat obrolan semakin asyik, karena hari semakin malam, keheningan malam di masjid dipecahkan oleh suara
salam seorang gadis. Syahril kaget ketika tahu siapa gadis itu: dialah tamu dari Jakarta yang mengolok -oloknya
saat tampil di sebuah kampung. Sang gadis pun terkejut saat tahu Syahril ada di Jakarta. Usut punya usut, si gadis
ternyata anak Pak Rajo Mudo yang sudah tua. Ia asli Payakumbuh dan sudah setengah abad tinggal di Jakarta dan
menjadi salah satu donatur penting masjid tersebut.

Saat ditanya James tentang keperluannya malam-malam ke masjid, si gadis minta tolong dicarikan rendang,
karena sang ayah yang sedang sakit tiba-tiba kepengen makan rendang asli dari Payakumbuh. James dan Syahril
berpikir keras. Cling. Syahril teringat rendang khas kampungnya yang sejak ia pergi dari rumah menghuni tas
pinggangnya. Syahril segera menggeledah tasnya. Benar saja, rendang asli Payakumbuh yang terkenal awet itu
masih setia menghuni tas pinggangnya. Syahril segera memberikan rendang itu kepada sang gadis.

Sang gadis pulang dengan hati riang karena ia mendapat rendang. Dan hatinya bertambang senang karena sang
ayah, Pak Rajo Mudo yang sudah tua itu, seketika sembuh dari sakitnya setelah memakan rendang buatan
mandeh Syahril. Ia bertanya dari mana sang gadis mendapatkan rendang tersebut. Sang gadis bercerita tentang
Syahril. Sang ayah tertarik dan mengundang sang vokalis untuk datang ke rumahnya.

Singkat cerita, Syahril pun bertandang ke rumah sang gadis. Di rumahnya, Pak Rajo Mudo penasaran dengan
rendang Syahril yang sangat orisinil. Ia pun menantang Syahril untuk membuatnya. Dasar Syahril yang jaim. Ia
bilang dialah yang membuat rendang itu. Tetapi dibutuhkan proses yang tidak mudah untuk mendapatkan
kualitas rendang yang orisinil.
Sinopsis "Begadang Rendang" oleh Muhammad Yulius 6
Dimulai dengan memahami filosofi budaya rendang, yang terdiri dari empat unsur. Unsur pertama daging yang
mewakili filosofi ninik-mamak. Unsur kedua, kelapa yang mewakili filosofi cadiak pandai. Ulama adalah filosofi
untuk bumbu rendang yang pedas. Dan unsur terakhir adalah masyarakat urang awak sebagai pemasaknya.
Syahril menjelaskan hal ihwal filosofi rendang ini dengan gaya seorang pakar, padahal ia hanya mengcopy-paste
penjelasan mandehnya yang memang terkenal kampiun rendang di kampungnya. Ditambah gaya entertaintnya
yang ia pelajari dari Rambun Jangguik.

Pak Rajo Mudo terpikat. Dan tanpa pikir panjang, ia menyediakan semua kebutuhan Syahril untuk membuat
rendang. Matilah Syahril. Tapi bukan Syahril namanya kalau tidak nekat. Maka ia pun menerima tantangan itu. Di
hari yang telah ditentukan ia pun membuat ramuan rendang yang lebih banyak filosofinya daripada teknik
membuatnya. Syahril berusaha mati-matian mengingat semua cara memasak rendang yang selalu diperagakan
sekaligus diungkapkan filosofinya oleh Mandeh. Tapi gara-gara sibuk bermusik bersama Adenlove, Syahril tak
begitu fokus memperhatikan penjelasan Mandeh. Jadilah acara memasak rendang di rumah Pak Rajo Mudo ibarat
eksperimen tak bertanggung jawab. Berkali-kali Syahril melakukan kesalahan dan ada saja cara Syahril ngeles atas
kesalahan itu. Pak Rajo Mudo dan anak gadisnya hanya mengiyakan sambil terus menonton acara memasak itu.
Puncaknya, Syahril melakukan kesalahan fatal yang berakibat percikan api di kompor yang merembet dan terjadi
kebakaran di dapur itu. Syahril yang panik malah menyiramkan air ke api yang menyebabkan api malah
bertambah besar. Meski kebakaran tak membesar dan api dapat segera dilokalisir oleh tim kecil pemadam
kebakaran, ada orang yang marah besar atas kejadian itu. Dialah Renaldi, anak sulung Pak Rajo Mudo. Ia
mengomel panjang pendek, besar kecil, dan menuding-nuding Syahril sebagai penipu, pengacau, dan teroris (?).
Sinopsis "Begadang Rendang" oleh Muhammad Yulius 7
Syahril diusir untuk yang kedua kalinya dalam hidupnya. Ia pulang ke ruang marbot di masjid. Tapi ia tak lama di
situ. Pengurus masjid memintanya untuk keluar dari masjid dan ia dipecat tanpa SK sebagai marbot. Artinya tiga
kali sudah Syahril diusir dalam hidupnya.

Syahir luntang-lantung lagi. Pudar sudah harapan yang pelan-pelan ia susun seperti menyusun puzzel. Ia tak
tahu harus ke mana. Dan malam itu ia hanya duduk termenung di kursi sebuah taman di pusat kota Jakarta. Ia
mengutuk seluruh kebodohannya, mulai dari keras kepala karena tak pernah mau mendengar nasihat ayahnya,
hingga ketakjujurannya dalam masalah membuat rendang.

Saat sedang larut dalam kekalutannya, sososok bayangan memanggilnya. Dialah anak gadis Pak Rajo Mudo, yang
terus mencari-cari Syahril sejak ia diusir dari rumah dan masjid. Sang gadis mengatakan bahwa ayahnya
memaafkan kesalahan Syahril dan masih menaruh kepercayaan bahwa Syahril dapat membuat rendang lezat
pemberiannya yang pernah disantapnya. Syahril tak begitu antusias menanggapi ucapan sang gadis, karena kalau
harus membuat rendang di rumah itu lagi, Syahril trauma atas dua hal: kebakaran dan sikap Renaldi. Maklum,
Syahril orang kampung yang memasaknya biasa menggunakan tungku dan kayu bakar.

Di luar dugaan Syahril, sang gadis menawarkan Syahril sebuah tempat yang dijamin dapat membuat Syahril
berhasil memasak rendangnya. Syahril mulai tertarik dan mereka pun pergi ke tempat yang dimaksud sang gadis.
Tempat itu sebuah yayasan anak yatim, berlokasi di pinggir kota. Yayasan itu milik Pak Rajo Mudo, dikelola oleh
anak gadisnya, dibantu oleh para relawan.
Sinopsis "Begadang Rendang" oleh Muhammad Yulius 8
Syahril langsung jatuh cinta dengan tempat itu. Apalagi dapur yang ditunjukkan sang gadis mengingatkannya
kepada dapur di rumahnya di Payakumbuh. Dan projek eksperimen rendang pun dilanjutkan kembali. Kali ini lebih
bertanggung jawab, karena setiap Syahril mencoba menyelesaikan rendangnya, ada mulut-mulut yang berperan
sebagai juru cicip, yaitu mulut-mulut anak yatim yang jujur dan (pedas) karena berkomentar apa adanya.
Keasinan, pahit, aneh, kebanyakan minyak, gosong, terlalu manis....sampai akhirnya rendang ala Syahril
menemukan bentuk terbaiknya. Anak-anak suka.

Setelah itu versi sampling disebar ke beberapa relawan. Berhasil, 90 persen mereka bilang enak. Syahril menjadi
bersemangat. Kini ia punya amunisi untuk meninggalkan Adenlove dan fokus di rendang yang berhasil dibuatnya.
Sang gadis membantu pemasaran digital di sosmed. Beberapa waktu kemudian Syahril berhasil memenuhi order
yang berdatangan untuk memesan rendang merek "Begadang Rendang". Begadang? Ya, karena rendang itu
dikerjakan dengan sepenuh jiwa raga dan waktu Syahril dengan cara begadang. Tapi bagi Syahril itu bukan hal
berat karena ia telah melakukannya di kampung bersama para personel Adenlove.

Kini Syahril sudah memiliki kios mungil di bilangan Selatan ibu kota. Nilai ordernya sudah puluhan juta. Ia dan
sang gadis bahkan sudah berani merekrut satu-dua orang karyawan. Hingga suatu hari, di tengah kesibukannya,
seorang ibu tua melintas di depan kios "Begadang Rendang". Syahril terkesiap melihat ibu itu. Mandeh! Syahril
kontan mengejarnya. Ia berteriak memanggil nama Mandeh. Setelah mendekat, ternyata ibu tua itu bukan
Mandeh. Syahril berdebar. Tiba-tiba ia merindukan Mandeh dan seluruh hal di kampung halamannya.

Sinopsis "Begadang Rendang" oleh Muhammad Yulius 9


Syahril memberanikan diri untuk pulang kampung. Sang gadis yang menolongnya pun punya alasan untuk ikut
serta, karena kampung halaman ortunya tak jauh dari kampung Syahril. Di kampung, Syahril menangis sejadi-
jadinya karena penyesalan yang tak berujung. Ayahnya, Syaiful Sutan Bahri, wafat setahun yang lalu. Rumah
Mandeh digadaikan untuk menutup kebutuhan sehari-hari. Adik-adik Syahril terancam putus sekolah. Sementara
itu Adenlove bubar karena tak menemukan lagi vokalis senekat Syahril.

Syahril bersumpah akan menempuh jalan samurai untuk mengubah situasi yang ada. Pertama -tama dia menebus
rumah Mandeh, kemudian rumah itu dikontrakkannya. Syahril membawa Mandeh dan adik -adiknya ke Jakarta
untuk mengembangkan "Begadang Rendang". Sementara untuk Adenlove, Syahril berjanji akan memberi mereka
ruang di Jakarta bila situasi memungkinkan. Tapi, sebelum Syahril menjalankan itu semua, skenario berubah
drastis. Pak Rajo Mudo yang diam-diam berangkat serta ke Payakumbuh bersama Renaldi, datang ke rumah
Mandeh untuk meminta Syahril meminang anak gadisnya. Gayung pun bersambut. Mandeh setuju. Dan akhir
bahagia hidup Syahril ditutup dengan penampilannya bersama Adenlove untuk yang terakhir kalinya.

Sinopsis "Begadang Rendang" oleh Muhammad Yulius 10

Anda mungkin juga menyukai