Anda di halaman 1dari 12

Modul Biothermik

Pada kesempatan kali ini kita akan mempelajari pengaturan suhu tubuh yang merupakan dasar
ketika kita mengetahui aktivitas seluler dan mengalami pentingnya suhu tubuh dalam
kehidupan. Sebagai tanda-tanda kehidupan salah satunya adalah suhu tubuh, di mana jika
kita dinyatakan hidup maka suhu tubuh akan berada pada kisaran 36oC – 37oC. Suhu yang
selalu dalam kondisi stabil ini sebagai dampak adanya aktivitas dari sel-sel tubuh. Kita juga
akan mempelajari bagaimana proses pembentukan energi sebagai dampak perubahan
energi dari kimiawi menjadi energi kinetik ataupun elektrik. Pada Topik ini Anda juga akan
mempelajari bagaimana pengaturan suhu tubuh sehingga suhu akan selalu stabil dalam
kondisi homeostasis.

Mahasiswa mampu menyebutkan macam-macam metode penghantaran panas dalam


tubuh dan menjelaskan proses pengaturan suhu tubuh.

 Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian protein.


 Mahasiswa mampu menjelaskan fungsi dan peranan protein.
 Mahasiswa mampu menjelaskan sifat-sifat protein.
 Mahasiswa mampu menyebutkan macam-macam jenis dan contoh protein.
 Mahasiswa mampu menjelaskan tahap-tahap pencernaan protein mulai dari mulut
sampai dengan usus besar.
 Mahasiswa mampu menjelaskan tahap-tahap metabolisme protein (deaminasi dan
transaminasi).

A. KONSEP DASAR BIOTHERMIK

Para peserta PJJ yang berbahagia pada materi kali ini Anda akan belajar bagaimana
mekanisme pengaturan suhu tubuh dan pentingnya suhu tubuh bagi kelangsungan hidup.
Pada dasarnya keseimbangan suhu tubuh sangat bermanfaat untuk memfasilitasi aktifitas
enzim dalam tubuh. Kerja enzim dalam tubuh berada pada rentang suhu tubuh 36,1°C –
37,8°C. Enzim bekerja baik di dalam maupun di luar sel, metabolism sel juga sangat
tergantung dari keberadaan dan fungsi dari enzim. Sehingga stabilitas suhu tubuh sangat
diperlukan untuk aktivitas sel, sehingga organ tubuh dapat bekerja secara efektif dan efisien.
Panas dalam tubuh kita sebenarnya tidak dihasilkan secara langsung oleh tubuh
namun tubuh akan melakukan metabolism makanan sehingga ada perubahan bentuk energi
(kimia menjadi mekanik atau yang lain), di mana perubahan energi tersebut akan
menghasilkan panas (Calor). Secara umum produksi panas tubuh manusia dihasilkan akibat
dari katabolisme atau pemecahan kandungan makanan menjadi substansi lain dan akibat
aktivitas otot yang efek sampingnya juga penglepasan energy panas. Para peserta PJJ saat
kita dalam kondisi istirahat atau tanpa pembebanan (saat bangun tidur sebelum bangkit daritempat
tidur) maka distribusi penghasil suhu tubuh kita sebagai berikut: 20% panas tubuh,
15% jantung dan 12% otot. Sehingga dalam kondisi benar-benar istirahat / rileks suhu tubuh
dalam rentang yang rendah meski dalam batas normal. Untuk memperjelas hukum dalam
proses pembentukan panas mari kita perhatikan dua gambar berikut ini:
Gambar 1
Energi Kimia Diubah Menjadi Energi Kinetik dan Panas Untuk Aktivitas

Gambar 2. Energi Panas Diubah Menjadi Energi Kinetik dan Panas xxx

Dua gambar di atas menjelaskan pada kita bahwa setiap ada proses perubahan energi
dari satu bentuk ke bentuk yang lainnya akan menghasilkan panas. Energi tidak dapat
diciptakan dan di musnahkan namun energi hanya dapat diubah menjadi bentuk yang lain
dan menghasilkan bentuk samping berupa panas.

Jika Anda berolah raga maka sel-sel akan bermetabolisme lebih besar dan
menghasilkan energi melalui pemecahan karbohidrat atau glikogen. Akibat aktivitas selluler
tersebut maka terjadilah kontraksi otot untuk aktivitas tubuh kita secara umum. Selanjutnya
Anda akan mempelajari bagaimana pemindahan panas/kalor dalam kehidupan kita seharaihari.
Pemindahan panas ini sangat penting kita pelajari mengingat banyaknya implementasi
keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan dasar kita menggunakan beberapa teknik
pemindahan panas tersebut. Pada dasarnya pemindahan panas dapat kita bedakan menjadi
empat yaitu: radiasi, konduksi, konveksi dan evaporasi.

B. Mekanisme Pemindahan Panas


1. Radiasi

Pemindahan panas melalui radiasi, setiap hari dapat Anda ketahui dan Anda alami
sendiri. Ketika di pagi hari atau di siang hari kita berapa di terik matahari maka tubuh kita
terasa hangat ataupun panas. Paparan sinar matahari mengakibatkan tubuh kita menjadi
lebih kuat oleh karena adanya pembentukan tulang yang optimal, di mana radiasi
sinarmatahari akan mengaktifkan pro Vitamin D menjadi vitamin D yang aktif. Vitamin D
berfungsi meningkatkan absorbsi Ca dalam pencernaan dan ginjal untuk di simpan di dalam
tulang. Sebenarnya dapat kita ketahui sebenarnya radiasi itu sendiri tidak bias kita lihat
secara nyata namun dampaknya akan dapat kita rasakan. Radiasi sinar matahari yang
dimaksud bukan cahayanya namun panjang gelombang ultra violet yang mengenai tubuh
itulah yang di maksud dengan radiasi tersebut. Akibat radiasi sinar matahari secara
langsung dengan intensitas yang tinggi juga mengakibatkan terjadinya kanker kulit. Sebagai
contoh kegunaan radiasi dalam proses perawatan adalah dengan penggunaan sinar UV
untuk foto terapi pada anak ikterus, radiasi infra merah untuk thermo therapy dll. Dengan
memperhatikan mekanisme tersebut maka untuk radiasi harus kita perhatikan sumber
radiasi tersebut supaya dosis yang kita berikan bias menjadi tepat.

Gambar 3. Proses penghantaran secara radias


Anda dengan memperhatikan gambar di atas maka jelaslah bahwa proses
penghantaran secara radiasi dari bara api ke tangan tanpa melalui perantara molekul udara
namun suhu panas langsung merambat mengenai tangan. Saudara-Saudara yang
berbahagia, mekanisme radiasi sebagai penghantar panas sering kita gunakan untuk
mengatasi nyeri melalui diathermis infra merah ataupun proses polimerisasi bilirubin indirek
oleh ultra violet pada kasus kern icterus

2. Konduksi
Penghantaran panas berikutnya adalah melalui proses konduksi. Saudara-Saudara PJJ
proses pemindahan panas melalui konduksi terjadi jika panas di hantarkan melalui media
padat. Suhu panas akan merambat melalui molekul-molekul penghantar padat yang
selanjutnya akan mencapai ujung benda padat tersebut. Proses konduksi yang baik
sebagian besar terjadi pada logam, di mana logam mempunyai molekul yang padat dan
saling berikatan sehingga mempunyai penghantaran yang lebih baik jika di bandingkan kayu
atau plastik.

Gambar 4. Proses penghantaran secara konduksi

Pada gambar di atas Anda dapat memperhatikan bahwa panas yang dihasilkan oleh
bara api akan mengenai logam dan dihantarkan ke tangan. Saudara-Saudara yang
berbahagia, metode konduksi tersebut sering kita gunakan dalam menerapkan asuhan
keperawatan yaitu tindakan kompres panas ataupun dingin untuk mengurangi rasa nyeri.

3. Konveksi

Saudara-Saudara yang berbahagia penghantaran panas selanjutnya adalah melalui


proses konveksi. Penghantaran dengan cara konveksi terjadi jika sumber panas akan
merambat melalui partikel gas/udara, sehingga suhu dalam udara menjadi lebih tinggi. Pada
musim awal penghujan di mana hari-hari mendung namun tidak kunjung hujan sehingga
udara menjadi semakin panas, kondisi demikian disebabkan panas sinar matahari mengenai
uap air berupa mendung dan mendung akan menghantarkan panas ke ruang di bawahnya
melalui udara.

Gambar 5. Penghantaran panas melalui konveksi

Gambar ilustrasi di atas dapat lebih memperjelas Anda bagaimana panas bara api
dihantarkan oleh udara sehingga tangan bias merasakan panas. Dalam penerapan di
internensi keperawatan dapat Anda lihat pada pemenuhan kebutuhan suhu tubuh bayi
neonates yang prematur. Saat bayi prematur atau berat badan lahir rendah bayi di
masukkan inkubator dengan di berikan bola lampu untuk menghangatkan suhu ruangan
inkubator. Proses penghantaran panas pada inkubator tersebut menggunakan proses
penghantaran konveksi dengan mediator udara.
Saudara-Saudara peserta PJJ yang berbahagia, untuk lebih mempermudah
pemahaman Anda dalam membedakan tiga metode penghantaran panas tersebut marilah
perhatikan gambar berikut:

Gambar 6. Penghantaran panas secara konduksi, konveksi dan radiasi


Gambar di atas menunjukkan dengan jelas bagaimana perbedaan penghantaran panas,
pada prinsipnya konduksi dan konveksi memerlukan media penghantaran (konduksi media
padat, konveksi media gas/udara), sedangkan radiasi penghantaran secara langsung dari
sumber panas.

C. Thermoregulator
Saudara-Saudara setelah kita memahami beberapa metode penghantaran panas
selanjutnya Anda akan kami ajak mempelajari mekanisme pengaturan panas dalam tubuh
kita, sehingga sel-sel dalam tubuh dapat bekerja secara optimal dalam kehidupan.
Pengaturan panas dalam tubuh kita dilakukan secara automatic yang di kendalikan dan
berpusat di otak. Pusat pengaturan suhu berapa pada hypothalamus di otak yang menerima
informasi dari thermo reseptor dapat kita bagi menjadi dua: 1) thermoreceptor peripheral,
2) thermoreceptor central.

Gambar 7. Anatomi otak letak hypothalamus


Gambar di atas menunjukkan kepada Saudara bahwa hypothalamus terletak pada otak di
bagian depan di atas otak tengah dan di bawah thalamus. Saudara-Saudara yang berbahagia
dari gambar di atas merupakan ilustrasi pusat regulator suhu tubuh, setelah sampai pada
hipothalamus maka tubuh akan memberikan respons sebagai berikut,
lingkungan lebih dingin dibandingkan suhu tubuh maka menghambat pengeluaran panas
melalui:
1. Vasokontriksi pembuluh darah perifer
Stimulasi suhu dingin dari lingkungan akan mengakibatkan tubuh menahan
pengeluaran panas dengan melalui vasocontriksi pembuluh darah perifer.
Penyempitan pembuluh darah perifer mengakibatkan aliran darah tidak terlalu banyak
sehingga transport panas tidak terjadi secara optimal dan suhu tubuh tertahan dalam
darah.
2. Peningkatan aktivitas otot
Di samping pada mekanisme awal menurunkan aliran darah ke perifer, tubuh juga akan
mengaktifkan sel-sel otot sehingga terjadi proses katabolisme glukosa, lipid atau protein
menjadi glukosa darah. Keberadaan glukosa darah ini sangat dibutuhkan untuk
pembentukan ATP sebagai sumber energi. Proses pembentukan ATP berasal dari energi
kimia yang diubah menjadi energi kinetik, sehingga dengan aktivitas ini akan
mengakibatkan kontraksi otot atau controlling (menggigil). Proses perubahan energy
tersebut mengakibatkan adanya akibat samping berupa panas.
3. Mekanisme hormon: epinephrin, norepineprin, tiroksin, glukokortikosteroid
Saat suhu lingkungan turun maka hormon epinephrin, norepineprin, tiroksin,
glukokortikosteroid akan disekresikan lebih banyak sekresi. Hormon tersebut
mengakibatkan peningkatan metabolisme sel. Peningkatan metabolisme ini juga
mengakibatkan peningkatan suhu tubuh.

Namun demikian jika suhu di luar tubuh kita lebih tinggi dari pada suhu tubuh maka
memunculkan respon yang sebaliknya, sebagai berikut:
1. Vaso dilatasi pembuluh darah Jika suhu lingkungan meningkat atau lebih tinggi dari suhu
tubuh maka tubuh akan melepaskan panas. Pelepasan panas tubuh melalui pelebaran
pembuluh darah tepi, sehingga alirah darah perifer meningkat. Peningkatan aliran darah
tepi diikuti dengan transport suhu melalui aliran darah. Setelah sampai di pembuluh
darah tepi maka panas tubuh akan dilepas melalui permukaan kulit
2. Peningkatan sekresi kelenjar keringat
Di samping pelebaran pembuluh darah tepi pada dermis juga akan meningkatkan
pengeluaran kelenjar keringat. Penglepasan keringat bertujuan untuk melepaskan suhu
tubuh yang berada di permukaan kulit sehingga suhu tubuh dapat dikembalikan dalam
kondisi homeostasis.

Gambar 8. Struktur kulit

Latihan
1. Jelaskan mekanisme pembentukan suhu tubuh!
2. Sebutkan macam-macam mekanisme penghantaran suhu tubuh!
3. Berikan contoh penerapan penghantaran suhu tubuh dalam intervensi
keperawatan!
4. Jelaskan mekanisme tubuh dalam menurunkan suhu jika lingkungan sekitar lebih
panas!
5. Jelaskan mekanisme tubuh dalam menurunkan suhu jika lingkungan sekitar lebih
dingin!
Modul Fisika Radiasi

Setiap aktivitas yang kita lakukan atau suatu alat yang kita gunakan membutuhkan energy.
Energy yang ditimbulkan dari sebuah alat mengandung unsure-unsur
radiasi. Radiasi adalah setiap proses di mana energi bergerak melalui media atau melalui
ruang, dan akhirnya diserap oleh benda lain. Radiasi sangat dibutuhkan dalam kehidupan
manusia. Dalam dunia kedokteran, radiasi dimanfaatkan sebagai bahan untuk mendiagnosa.
Seperti sinar X untuk keperluan radiologi, cahaya tampak untuk tindakan endoskopi, sinar
ultraviolet untuk sterilisasi dan masih banyak yang lainnya.
Selain mempunyai manfaat seperti yang telah dipaparkan diatas, radiasi juga memiliki
beberapa efek atau dampak yang ditimbulkan bagi manusia. Tetapi manusia jarang sekali
memperhatikan dan mempedulikan dampak yang ditimbulkan oleh adanya radiasi tersebut.
Dalam makalah kali ini, akan membahas radiasi dan bahaya-bahaya yang ditimbulkan agar
mahasiswa dan masyarakat lebih tau tentang radiasi.

A.    Pengertian
Radiasi dapat diartikan sebagai energi yang dipancarkan dalam bentuk partikel atau
gelombang.
Radiasi adalah pancaran energi melalui suatu materi atau ruang dalam bentuk panas, partikel
atau gelombang elektromagnetik/cahaya (foton) dari sumber radiasi. Radiasi adalah
gelombang atau partikel berenergi tinggi yang berasal dari sumber alami atau sumber yang
sengaja dibuat oleh manusia (buatan).Radiasi adalah setiap proses di mana energi bergerak
melalui media atau melalui ruang, dan akhirnya diserap oleh benda lain.
B.     Sejarah Radiasi
Akhir tahun 1895, Roentgen (Wilhelm Conrad Roentgen, Jerman, 1845-1923), seorang
profesor fisika dan rektor Universitas Wuerzburg di Jerman dengan sungguh-sungguh
melakukan penelitian tabung sinar katoda. Ia membungkus tabung dengan suatu kertas hitam
agar tidak terjadi kebocoran fotoluminesensi dari dalam tabung ke luar. Lalu ia membuat
ruang penelitian menjadi gelap. Pada saat membangkitkan sinar katoda, ia mengamati sesuatu
yang di luar dugaan. Pelat fotoluminesensi yang ada di atas meja mulai berpendar di dalam
kegelapan. Walaupun dijauhkan dari tabung, pelat tersebut tetap berpendar. Dijauhkan
sampai lebih 1 m dari tabung, pelat masih tetap berpendar. Roentgen berpikir pasti ada jenis
radiasi baru yang belum diketahui terjadi di dalam tabung sinar katoda dan membuat pelat
fotoluminesensi berpendar. Radiasi ini disebut sinar-X yang maksudnya adalah radiasi yang
belum diketahui. Tahun 1895 itu Roentgen sendirian melakukan penelitian sinar-X dan
meneliti sifat-sifatnya. Pada tahun itu juga Roentgen mempublikasikan laporan penelitiannya.
Berikut ini adalah sifat-sifat sinar-X:
1.      Sinar-X dipancarkan dari tempat yang paling kuat tersinari oleh sinar katoda.
2.      Intensitas cahaya yang dihasilkan pelat fotoluminesensi, berbanding terbalik dengan
kuadrat jarak antara titik terjadinya sinar-X dengan pelat fotoluminesensi. Meskipun
pelat dijauhkan sekitar 2 m, cahaya masih dapat terdeteksi.
3.      Sinar-X dapat menembus buku 1000 halaman tetapi hampir seluruhnya terserap oleh
timbal setebal 1,5 mm.
4.      Pelat fotografi sensitif terhadap sinar-X.
5.      Ketika tangan terpapari sinar-X di atas pelat fotografi, maka akan tergambar foto
tulang tersebut pada pelat fotografi.
6.      Lintasan sinar-X tidak dibelokkan oleh medan magnet (daya tembus dan lintasan yang
tidak terbelokkan oleh medan magnet merupakan sifat yang membuat sinar-X berbeda
dengan sinar katoda).
C.     Sumber Radiasi
Sumber radiasi terbagi menjadi dua yaitu sumber radiasi alam, dimana sumber radiasi alam
sudah ada sejak alam semesta terbentuk, dan radiasi yang dipancarkan oleh sumber alam ini
disebut radiasi latar belakang, contoh sumber radiasi alam adalah sumber radiasi kosmik,
sumber radiasi terestrial (primordial), dan sumber radiasi dari dalam tubuh manusia. Sumber
radiasi buatan, yang baru diproduksi di abad 20, tetapi telah memberikan paparan secara
signifikan kepada manusia. Contohnya adalah radionuklida buatan, pesawat sinar-X, reaktor
nuklir, akselerator. Ada dua sumber radiasi buatan manusia yaitu sumber radiasi pengion dan
non pengion.

D.    Jenis-Jenis Radiasi
1.      Radiasi pengion
Radiasi pengion adalah jenis radiasi yang dapat menyebabkan proses ionisasi
(terbentuknya ion positif dan ion negative) apabila berinteraksi dengan sebuah materi.
Contoh radiasi yang termasuk radiasi pengion yaitu: partikel alpha, partikel beta,, sinar
gamma, sinar –X dan neutron.
a.       Partikel Alpha
Mempunyai ukuran (volume) dan muatan listrik positif yang besar dan tersusun
dari dua proton dan dua neutron, sehingga identik dengan inti atom helium. Daya
ionisasi partikel alpha sangat besar, kurang lebih 100 kali daya ionisasi partikel
beta dan 10.000 kali daya ionisasi sinar gamma. Karena mempunyai muatan
listrik yang besar maka partikel alpha tidak mampu menembus pori-pori kulit kita
pada lapisan yang paling luar sekalipun karena mempunyai ukuran yang besar.
b.      Partikel Beta
Mempunyai ukuran dan muatan listrik lebih kecil dari partikel alpha. Daya
ionisasi di udara 1/100 kali daya ionisasi partikel alpha. Partikel beta mempunyai
daya tembus lebih besar dari partikel alpha karena ukurannya lebih kecil.
c.       Sinar Gamma
Sinar gamma tidak mempunyai besaran volume dan muatan listrik sehingga
dikelompokkan kedalam gelombang elektromagnetik. Daya ionisasinya dalam
medium sangat kecil. Tidak terbelokkan oleh medan listrik yang ada disekitarnya,
sehingga daya tembusnya sangat besar dibandingkan dengan daya tembus partikel
alpha atau beta.
d.      Sinar-X
Mempunyai kemiripan dengan sinar gamma, yaitu dalam hal daya jangkau pada
suatu media dan pengaruhnya oleh medan listrik. Yang membedakan antara
keduanya adalah proses terjadinya. Sinar gamma dihasilkan dari proses peluruhan
zat radioaktif yang terjadi pada inti atom, sedangkan sinar-X dihasilkan pada
waktu electron berenergi tinggi yang menumbuk suatu target logam
e.       Partikel neutron
Partikel neutron mempunyai ukuran kecil dan tidak mempunyai muatan listrik,
serta memiliki daya tembus yang tinggi. Partikel neutron dapat dihasilkan dari
reaksi nuklir antara satu unsure tertentu dengan unsure lainnya.

2.      Radiasi non-pengion
Radiasi non-pengion adalah jenis radiasi yang tidak akan menyebabkan efek ionisasi
apabila bereaksi dengan materi. Yang termasuk dalam jenis radiasi non-pengion
antara lain adalah gelombang radio, gelombang mikro (yang digunakan dalam
microwave oven dan transmisi seluler handphone), sinar inframerah (yang
memberikan energy dalam bentuk panas), cahaya tampak, sinar ultra violet (yang
dipancarkan matahari).
a.       Sinar inframerah
Inframerah adalah radiasi elektromagnetik dari panjang gelombang lebih panjang
dari cahaya tampak, tetapi lebih pendek dari radiasi gelombang radio. Sinar
inframerah memiliki karakteristik, yaitu: tidak dapat dilihat oleh manusiatidak
dapat menembus materi yang tidak tembus pandang, dapat ditimbulkan oleh
komponen yang menghasilkan panas, Panjang gelombang pada inframerah
memiliki hubungan yang berlawanan atau berbanding terbalik dengan suhu. Ketika
suhu mengalami kenaikan, maka panjang gelombang mengalami penurunan.

b.      Sinar ultraviolet
adalah radiasi elektromagnetis terhadap panjang gelombang yang lebih pendek
dari daerah dengan sinar tampak, namun lebih panjang dari sinar-X yang kecil.

E.     Alat deteksi Radiasi


Radiasi tidak dapat dideteksi oleh indra manusia, sehingga untuk mengenalinya
diperlukan suatu alat bantu pendeteksi yang disebut dengan detektor radiasi. Ada
beberapa jenis detektor yang secara spesifik mempunyai kemampuan untuk melacak
keberadaan jenis radiasi tertentu yaitu detektor alpha, detektor gamma, detektor neutron,
dll. Radiasi dapat berinteraksi dengan materi yang dilaluinya melalui proses ionisasi,
eksitasi dan lain-lain. Dengan menggunakan sifat-sifat tersebut kemudian digunakan
sebagai dasar untuk membuat detektor radiasi.

F. Manfaat Radiasi
Radiasi terutama digunakan dalam pengobatan penyakit keganasan, dimana radioterapi
dapat digunakan sebagai pengobatan definitif, yakni merupakan terapi utama. Akan
tetapi pada kebanyakan penyakit radiasi dikombinasikan dengan modalitas pengobatan
lain (multimodalitas), yang bertujuan untuk meningkatkan hasil pengobatan, yaitu
dengan:
1.       Pembedahan
a.       Radiasi prabedah, bertujuan baik menurunkan kemungkinan metastasis
iatrogenik (preoperasi dosis rendah) maupun meningkatkan resektabilitas
(preoperasi dosis tinggi).
b.       Radiasi pascabedah, bertujuan menurunkan angka kekambuhan lokal. Diberikan
pada keadaan dimana radikalitas operasi tidak dapat dicapai/diragukan, atau pada
tumor tertentu yang diketahui mempunyai angka kekambuhan lokal tinggi.
2.      Sitostatika
Tujuan pemberian ini adalah :
a.       Mematikan sel pada micrometastasis, misalnya keadaan lanjut lokal.
b.      Meningkatkan efek radiasi. Beberapa sitostatika/bahan mempunyai sifat
sebagai radiosensitizer, misalnya Taxol, 5 Fluoro-uracil dan Mytomicyn C.
Radiasi dapat digunakan dengan 2 tujuan, yakni :
1.      Kuratif, yaitu dilakukan dengan tujuan meningkatkan kontrol lokal dan angka kelangsungan
hidup, terutama pada perluasan tumor minimal (dini), tanpa metastasis.
2.      Paliatif, diberikan pada keadaan stadium lanjut, baik lokal maupun dengan metastasis, untuk
menghilangkan gejala yang ada, sehingga kwalitas hidup penderita akan lebih baik.

Radiasi dapat mempengaruhi semua sel, tetapi efek radiasi paling bermakna pada sel yang
cepat membelah. Kerena sel kanker membelah cepat, maka radiasi sangat berpengaruh
terhadap sel kanker dan hal ini merupakan metode penghancuran tumor yang efektif dan
selektif. Efek samping seperti rambut rontok dan anemia dapat dihubungkan dengan fakta
bahwa folikel rambut dan sum-sum tulang juga merupakan jenis sel yang cepat membelah.

Gelombang dengan panjang panjang gelombang pendek (frekuensi tinggi) berarti memiliki
radiasi energy tinggi.
Jenis radiasi               Aplikasi             cara kerja

Gelombang mikro       Diatermi              gelombang mikro diserap oleh


air,peningktn            
(105-108 Hz)             gelombang          energy akan meningkatkan temperature air pd
                                     mikro                  kulit. Efeknya cepat. Hati-hati!
 Infra merah                 Tremografi          jaringan yang sakit akan memancarkan sinar
(1012-1014 Hz)                                       infra merah yang lebih besar dari jar sehat.
                                                                 Detector infra red dapt digunakan untuk me
                                                                 nentukan gambaran area jaringan yang sakit
Cahaya tampak           endoskopi             Selang serat optic fleksibel, cahaya dibuat
(1014 Hz)                                                 memancar paralel dengan kamera kecil
                                                                 untk melakukan pencitraan organ dalam

G.    Interaki radiasi dengan materi biologi


Tubuh terdiri dari berbagai macam organ seperti hati, ginjal, paru dan lainnya. Setiap organ
tubuh tersusun atas jaringan yang merupakan kumpulan sel yang mempunyai fungsi dan
struktur yang sama. Sel sebagai unit fungsional terkecil dari tubuh dapat menjalankan fungsi
hidup secara lengkap dan sempurna seperti pembelahan, pernafasan, pertumbuhan dan
lainnya. Sel terdiri dari dua komponen utama, yaitu sitoplasma dan inti sel (nucleus).
Sitoplasma mengandung sejumlah organel sel yang berfungsi mengatur berbagai fungsi
metabolisme penting sel. Inti sel mengandung struktur biologic yang sangat kompleks yang
disebut kromosom yang mempunyai peranan penting sebagai tempat penyimpanan semua
informasi genetika yang berhubungan dengan keturunan atau karakteristik dasar manusia.
Kromosom manusia yang berjumlah 23 pasang mengandung ribuan gen yang merupakan
suatu rantai pendek dari DNA (Deooxyribonucleic acid) yang membawa suatu kode
informasi tertentu dan spesifik. Interaksi radiasi pengion dengan meteri biologic diawali
dengan interaksdi fisika yaitu, proses ionisasi. Elektron yang dihasilkan dari proses ionisasi
akan berinteraksi secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung bila penyerapan
energi langsung terjadi pada molekul organik dalam sel yang mempunyai arti penting, seperti
DNA. Sedangkan interaksi secara tidak langsung bila terlebih dahulu terjadi interaksi radiasi
dengan molekul air dalam sel yang efeknya kemudian akan mengenai molekul organik
penting. Mengingat sekitar 80% dari tubuh manusia terdiri dari air, maka sebagian besar
interaksi radiasi dalam tubuh terjadi secara tidak langsung. 

H.    Aplikasi Radiasi Pengion


1.      Gelombang Mikro
Gelombang mikro mempunyai panjang gelombang 105-108 Hz. Gelombang ini diaplikasikan
sebagai diatermi gelombang mikro.

Cara kerja:gelombang mikro diserap oleh air, peningkatan energy akan meningkatkan
temperature air pada kulit/ sekitar permukaan kulit.

2.      Sinar Ultraviolet
Sinar ultraviolet digunakan dalam bidang kesehatan untuk sterilisasi alat dan Fototerapi.
Sinar ini memiliki panjang gelombang 1015-1016 Hz.

Cara kerja sterilisasi alat: lampu Germisida (pembunuh kuman) memancarkan sinar
ultraviolet gelombang pendek (disebut juga UVC) mampu membunuh mikroorganisme dan
berguna sebagai metode yang berguna untuk sterilisasi alat.

Cara kerja fototerapi: bayi-bayi kuning (ikterik) disinari dengan cahaya fluorensi kuat yang
memancarkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu yang akan memecah bilirubin (dari
sel darah merah yang mati)yang berlebihan.

3.      Sinar-X
Sinar-X ini banyak digunakan dalam bidang kesehatan, yaitu digunakan untuk rontgen, CT
scan.
Cara kerja rontgen: Sinar-X didapatkan dengan melewatkan sinar-X yang terkontrol
jumlahnya melalui bagian tubuh yang dinilai dan intensitas sinar yang ditreruskan akan
ditangkap oleh film fotografi yang terpapar dengan sinar-X tersebut. Banyaknya sinar-X yang
ditransmisikan (diteruskan) tergantung dari zat yang harus ditembus (tulang akan leih sedikit
meneruskan dibandingkan jaringan), kemudian didapatkan gambar bayangan foto sinar-X.
Cara kerja CT-scan: metode ini merupakan bentuk scan sinar-X yang lebih canggih dengan
menggunakan kekuatan komputasi modern untuk menginterpretasikan sinat-X multiple yang
membentuk gambaran potong lintang dua dimensi dari jaringan tubuh dan organ.

I.       Aplikasi Radiasi Non-Pengion


1.      MRI
MRI (Magnetic Resonance Imaging). Pada MRI tidak menggunakan radiasi pengion. Tetapi
menggunakan radiasi gelombang frekuensi radio dalam suatu medan magnetic yang sangat
kuat.
2.      USG
USG (Ultrasonografi). Pencitraan USG mendapatkan gambaran bagian dalam tubuh manusia dengan
menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi yang sama dengan gelombang sonar yang dikeluarkan
kelelawar dan kapal laut. Gelombang suara yang dipancarkan akan dipantulkan oleh organ
dalam dan gelombang pantulan yang kembali ini dapat digunakan untuk identifikasi jarak,
ukuran, dan keseragaman suatu benda. Gelombang yang direkan ini akan diproses dan
diperlihatkan oleh computer membentuk suatu gambaran bergerak real-time pada monitor
yang dapat direkam dalam video. Tekhnik ini tidak menggunakan sinar X.
3.      Sinar Inframerah
Sinar inframerah adalah sinar yamg mempunyai panjang gelombang 1012-1014 Hz. Sinar
inframerah diaplikasikan pada penggunaan termografi.

Cara kerja: jaringan yang sakit akan memancarkan sinar inframerah yang lebih besar daripada
jaringan sehat. Detector infra merah dapat digunakan untuk menentukan gambaran area
jaringan yang sakit.
4.      Cahaya tampak
Cahay tampak dibidang kesehatan digunakan untuk Endoskopi dan bedah laser. Cahaya
tampak ini memiliki panjang gelombang 1014 Hz.

Anda mungkin juga menyukai