Anda di halaman 1dari 21

CRITICAL JOURNAL REVIEW

“PENGARUH FAKTOR KEPERILAKUAN ORGANISASI TERHADAP


IMPLEMENTASI SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
DALAM MEWUJUDKAN TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS
KEUANGAN”
Mata Kuliah :

Akuntansi Keperilakuan

Dosen Pengampu :

Drs. Jihen Ginting, M.Si., Ak., CA

DISUSUN OLEH :

Nama : Annisa Lestari Lubis

Nim : 7193220018

Kelas : Akuntansi C 2019

PRODI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatnya sehingga saya masih diberikan kesempatan dan kesehatan untuk dapat
menyelesaikan critical jurnal review ini . Critical jurnal review ini saya buat guna
memenuhi penyelesaian tugas pada mata kuliah Akuntansi Keperilakuan, semoga
critical jurnal review ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi para
pembaca.

Dalam penulisan critical jurnal review ini, saya tentu saja tidak dapat
menyelesaikannya sendiri tanpa bantuan dari pihak lain. Oleh karena itu, saya
mengucapkan terimakasih kepada:

1. Kedua orang tua saya yang selalu mendoakan

2. Kepada Bapak dosen pengampu, Drs. Jihen Ginting, M.Si., Ak., CA

Saya menyadari bahwa critical jurnal review ini masih jauh dari kata sempurna karena
masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, saya dengan segala kerendahan hati
meminta maaf dan mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna perbaikan
dan penyempurnaan ke depannya.

Akhir kata saya mengucapkan selamat membaca dan semoga materi yang ada dalam
critical jurnal review yang berbentuk makalah ini dapat bermanfaat sebagaimana
mestinya bagi para pembaca.

Padangsidimpuan,23 Maret 2021

Penyusun

Annisa Lestari Lubis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG.................................................................................................1


1.2 TUJUAN PENULISAN...............................................................................................1
1.3 IDENTITAS JURNAL................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 RINGKASAN JURNAL..............................................................................................3


2.2 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN JURNAL........................................................6

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN...........................................................................................................7
3.2 SARAN.......................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................8

LAMPIRAN...........................................................................................................................9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Akuntansi merupakan suatu sistem untuk menghasilkan informasi keuangan yang


digunakan oleh para pemakainya dalam proses pengambilan keputusan bisnis. Ilmu
akuntansi pada saat ini berkembang pesat sehingga memunculkan beberapa cabang dari
ilmu akuntansi seperti akuntansi perpajakan, akuntansi sektor publik, akuntansi koperasi,
sistem informasi akuntansi dan adanya perkembangan yang baru khususnya di indonesia
konsep akuntansi keprilakuan.

Akuntansi Keperilakuan (behavioral accounting) merupakan bagian dari disipilin ilmu


akuntansi yang mengkaji hubungan antara perilaku manusia dan sistem akuntansi, serta
dimensi keperilakuan dari organisasi dimana manusia dan sistem akuntansi itu berada dan
diakui keberadaannya. Akuntansi keperilakuan kemudian berkembang dan menjadi
indikator yang dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan salah satunya dalam
pelaporan keuangan.

Sistem Akuntansi Keuangan Daerah adalah sistem akuntansi yang meliputi proses
pencatatan, penggolongan, penafsiran, peringkasan transaksi atau kejadian keuangan serta
pelaporan keuangannya dalam rangka pelaksanaan APBD, dilaksanakan dalam prinsip-
prinsip akuntansi yang berterima umum. Transparansi dan akuntabilitas keuangan perlu
diwujudkan pada implementasi sistem akuntansi keuangan daerah karena akan
berpengaruh terhadap perhitungan APBD.

Berdasarkan keterangan diatas, penulis memilih jurnal yang berjudul “Pengaruh Faktor
Keperilakuan Organisasi Terhadap Implementasi Sistem Akuntansi Keuangan Daerah
Dalam Mewujudkan Transparansi Dan Akuntabilitas Keuangan” untuk di review.

1.2 TUJUAN PENULISAN


1. Mengetahui tentang pengaruh faktor keperilakuan organisasi terhadap
implementasi sistem akuntansi keuangan daerah
2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan jurnal
3. Melatih kemampuan dalam menganalisis, dan mengkritik jurnal

1
1.3 IDENTITAS JURNAL

1. Judul : Pengaruh Faktor Keperilakuan Organisasi Terhadap


Implementasi Sistem Akuntansi Keuangan Daerah
Dalam Mewujudkan Transparansi Dan Akuntabilitas
Keuangan
2. Penulis : Arthur Simanjuntak
3. Penerbit : STIE LMII Medan: Jurnal Manajemen
4. Tahun Terbit : 2017
5. ISSN : P- 2301-6256 e- 2615-1928
6. Volume : 3 (2)
7. Halaman : 53 - 62

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Ringkasan Jurnal


1. Pendahuluan
Melalui berbagai Peraturan dan Undang-Undang, Pemerintah terus meningkatkan
transparansi, dan akuntabilitas dalam mengelola keuangan daerah. Pemerintah
menerjemahkan tanggung jawab atas keuangan yang dikelola dalam bentuk penyampaian
laporan keuangan. Untuk membantu dalam penyusunan laporan keuangan, pemerintah
membuat pusat pengembangan sistem informasi keuangan daerah

Pengembangan sistem memerlukan perencanaan dan pengimplementasian yang hati-hati,


untuk menghindari adanya penolakan terhadap sistem yang dikembangkan. Suatu
keberhasilan implementasi sistem tidak hanya ditentukan pada penguasaan teknis belaka,
namun banyak penelitian menunjukkan bahwa faktor perilaku dari individu pengguna sistem
sangat menentukan kesuksesan implementasi (Bodnar dan Hopwood, 2010).

2. Landasan Teori
Teori Agensi (Agency Theory)

Teori agensi dengan asumsi peningkatan kepentingan pribadi yang menyebabkan konflik
antara prinsipal dan kontraktual untuk mengatasi masalah moral hazard dan asimetri
informasi (Jensen & Meckling, 1976).

Teori Kontijensi (Contingency Theory)

Berdasarkan pada Contingency Theory, dapat dikatakan bahwa keberhasilan implementasi


sistem akuntansi, sistem pengelolaan keuangan daerah, tergantung pada kondisi Pemerintah
Daerah yang bersangkutan.

Faktor Keperilakuan Organisasi

Faktor keperilakuan organisasi dalam implementasi sistem ada tiga aspek, meliputi dukungan
atasan, kejelasan tujuan, dan pelatihan. Faktor-faktor tersebut didefinisikan sebagai berikut
(Chenhall, 2004): Dukungan atasan diartikan sebagai keterlibatan manajer dalam kemajuan
proyek, dan menyediakan sumber daya yang diperlukan. Kejelasan tujuan didefinisikan
sebagai kejelasan dari sasaran dan tujuan digunakannya Sistem Akuntansi Keuangan Daerah

3
di semua level organisasi, dan Pelatihan merupakan suatu usaha pengarahan dan pelatihan
untuk meningkatkan pemahaman mengenai sistem.

Pengertian Komitmen Organisasi

Komitmen dalam berorganisasi dapat terbentuk karena adanya beberapa faktor, baik dari
organisasi, maupun dari individu sendiri. Dalam perkembangannya, pengertian affective
commitment, continuance commitment, dan normative commitment, masing-masing memiliki
pola perkembangan tersendiri (Allen & Meyer, 1997).

Pengertian Implementasi Sistem Akuntansi Keuangan Daerah

Sistem Akuntansi Keuangan Daerah dapat berguna untuk pengelolaan dana secara transparan,
ekonomis, efektif, efisien dan akuntabel. Pengukuran kegunaan sistem akuntansi keuangan
daerah berdasarkan item yang dikembangkan dengan memodifikasi instrumen yang
digunakan oleh Chenhall (2004) dan disesuaikan dengan kegunaan sistem keuangan daerah.

Transparansi dan Akuntabilitas

Menurut Lampiran II.01 Peraturan Pemerintah RI Nomor 71 Tahun 2010, transparansi adalah
memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat berdasarkan
pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan
menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan sumber daya yang
dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan Perundang-Undangan.

Pengertian akuntabilitas menurut Lampiran II.01 Peraturan Pemerintah RI Nomor 71 Tahun


2010 adalah mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan
kebijakan yang dipercayakan kepada entitas pelaporan dalam dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan secara periodik.

Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah:

1. Ada pengaruh faktor keperilakuan organisasi (dukungan atasan, kejelasan tujuan, pelatihan
dan komitmen organisasi) terhadap transparansi dan akuntabilitas keuangan.

2. Ada pengaruh faktor keperilakuan organisasi (dukungan atasan, kejelasan tujuan, pelatihan
dan komitmen organisasi) terhadap transparansi dan akuntabilitas melalui implementasi
sistem akuntansi keuangan daerah.

4
3. Metode Penelitian
Populasi penelitian ini adalah seluruh Pegawai Negeri Sipil yang bekerja di Badan Pengelola
Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Labuhan Batu
Utara Propinsi Sumatera Utara terdiri dari 42 responden. Sampel dalam penelitian ini yaitu
seluruh responden dari populasi yang berjumlah 42 orang. Jenis Data yang digunakan
penelitian ini berupa data primer. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
melalui studi dokumentasi, dan kuesioner. Pengukuran dari variabel-variabel penelitian ini
sendiri menggunakan skala Likert.

4. Hasil
Hipotesis pertama penelitian ini adalah terdapat pengaruh faktor keperilakuan organisasi
(Dukungan atasan, kejelasan tujuan, pelatihan dan komitmen organisasi) terhadap
transparansi dan akuntabilitas keuangan.

Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda yaitu Uji signifikansi F, diperoleh bahwa nilai
signifikannya lebih kecil dari 0,05 (5%) yaitu sebesar (0,000). Dapat disimpulkan bahwa H0
ditolak, dan H1 diterima. Jadi kesimpulan ada pengaruh faktor keperilakuan organisasi
(dukungan atasan, kejelasan tujuan, pelatihan dan komitmen organisasi) terhadap transparansi
dan akuntabilitas keuangan.

Hipotesis kedua penelitian ini adalah terdapat pengaruh faktor keperilakuan organisasi
(Dukungan atasan, kejelasan tujuan, pelatihan dan komitmen organisasi) terhadap
transparansi dan akuntabilitas melalui implementasi sistem akuntansi keuangan daerah.

Berdasarkan hasil uji Path analisis, menunjukkan bahwa ada pengaruh faktor keperilakuan
(Dukungan atasan, kejelasan tujuan dan pelatihan) terhadap transparansi dan akuntabilitas
melalui implementasi sistem akuntansi keuangan daerah. Sedangkan faktor keperilakuan
organisasi (Komitmen organisasi) berpengaruh langsung terhadap transparansi dan
akuntabilitas keuangan daerah.

5. Kesimpulan
Berdasarkan analisis di atas, diambil kesimpulan bahwa ada pengaruh faktor keperilakuan
organisasi (dukungan atasan, kejelasan tujuan, pelatihan dan komitmen organisasi) terhadap
transparansi dan akuntabilitas keuangan.

Selain itu, ada pengaruh faktor keperilakuan (Dukungan atasan, kejelasan tujuan dan
pelatihan) terhadap transparansi dan akuntabilitas melalui implementasi sistem akuntansi

5
keuangan Ddaerah, sedangkan faktor keperilakuan organisasi (Komitmen Organisasi)
berpengaruh langsung terhadap transparansi dan akuntabilitas keuangan daerah.

2.2 Kelebihan dan Kekurangan Jurnal


Kelebihan Jurnal:

1) Identitas Jurnal lengkap


2) Pemaparan materi sederhana dan padat sehingga mudah untuk dipahami
3) Kerangka jurnal lengkap dari judul hingga ke daftar pustaka
4) Terdapat bagan model penelitian yang menarik pembaca
5) Terdapat lampiran berupa tabel Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Kekurangan Jurnal:

1) Terdapat beberapa teori yang tidak dijelaskan lebih lanjut. Contohnya teori agensi
dipaparkan hanya menurut para ahli dan tidak diberikan maksud lebih jauh
2) Terdapat istilah dalam bahasa asing tanpa dipaparkan artinya seperti good governance,
affective commitment, continuance commitment, dan normative commitment

6
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Tujuan pembuatan jurnal ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor-
faktor perilaku organisasi terhadap penerapan sistem akuntansi keuangan daerah dalam
mewujudkan transparansi dan akuntabilitas keuangan. Penelitian menggunakan teknik
analisis deskriptif dan analisis regresi linier berganda serta uji analisis jalur. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh faktor perilaku organisasi (support
atasan, kejelasan tujuan, pelatihan dan komitmen organisasi) terhadap transparansi dan
akuntabilitas keuangan. Terdapat pengaruh faktor perilaku (dukungan atasan, kejelasan
tujuan dan pelatihan) terhadap transparansi dan akuntabilitas melalui penerapan tata guna
sistem akuntansi keuangan daerah. Sedangkan faktor perilaku organisasi (komitmen
organisasi) berpengaruh langsung terhadap transparansi dan akuntabilitas keuangan
daerah.

3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa critical journal review ini jauh dari kata sempurna untuk itu
penulis menyarankan kepada pembaca agar memberi kritik dan saran guna perbaikan
untuk membuat makalah selanjutnya.

7
DAFTAR PUSTAKA

Simanjuntak, Arthur. 2017. STIE LMII: Jurnal Manajemen: Pengaruh Faktor


Keperilakuan Organisasi Terhadap Implementasi Sistem Akuntansi Keuangan Daerah
Dalam Mewujudkan Transparansi Dan Akuntabilitas Keuangan. Vol. 3 (2): 53 – 62.

8
Jurnal Manajemen Volume 3 Nomor 2 (2017) p – ISSN : 2301-6256
Juli – Desember 2017 e - ISSN : 2615-1928
http://ejournal.lmiimedan.net

JURNAL MANAJEMEN

Open access available at http://ejournal.lmiimedan.net

PENGARUH FAKTOR KEPERILAKUAN ORGANISASI TERHADAP


IMPLEMENTASI SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH DALAM
MEWUJUDKAN TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN
Arthur Simanjuntak
Universitas Methodist Indonesia

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel: The purpose of this study is to determine and analyze the effect of
Diterima September 2017 organizational behavior factors on the implementation of financial
accounting system use area in realizing financial transparency and
Disetujui November 2017
accountability. This research uses descriptive analysis techniques
Dipublikasikan Desember and multiple linear regression analysis and path analysis test. The
2017 results of the study show that there is an influence of
Keywords: organizational behavior factors (support superior, goal clarity,
Organizational behaviour training and organizational commitment) on financial transparency
factors; implementation of and accountability. There is an influence of behavioral factors
financial accounting use (support superior, goal clarity and training) on transparency and
area; transparency and accountability through the implementation of financial accounting
accountability. system use area. While organizational behavior factors
(organizational commitment) directly influence transparency and
accountability of regional finances.

PENDAHULUAN Pemerintah No. 56 Tahun 2005 tentang


Latar belakang penelitian ini yaitu Sistem Informasi Keuangan Daerah,
berdasarkan Peraturan Perundang- Peraturan Pemerintah No. 61 Tahun
Undangan yang telah dikeluarkan oleh 2010 tentang Pelaksanaan Undang-
pemerintah menunjukkan reformasi Undang No. 14 Tahun 2008 tentang
pengelolaan keuangan negara. Paket Keterbukaan Informasi Publik serta
peraturan Perundang-Undangan tersebut PERMENDAGRI No. 64 Tahun 2013
diantaranya adalah: Undang-Undang No. yang pada dasarnya pemerintah
17 Tahun 2003 tentang Keuangan menyusun Sistem Akuntansi
Negara, Undang-Undang No. 23 Tahun Pemerintahan yang mengacu pada
2014 tentang Pemerintahan Daerah, Standar Akuntansi Pemerintahan
Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 berbasis akrual.
tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Daerah, Peraturan Berbagai peraturan serta perundang-
Pemerintah No. 56 Tahun 2005 tentang undangan tersebut di atas diharapkan
Sistem Informasi Keuangan Daerah, dapat dijadikan landasan yang kokoh
Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun bagi pengelolaan keuangan Negara
2010 tentang perubahan atas Peraturan dalam rangka menjadikan good
governance dan clean government.
STIE LMII MEDAN JULI - DESEMBER 2017 53
Jurnal Manajemen Vol. 3, No. 2 (53-62) p – ISSN : 2301-6256
Simanjuntak (2017) e - ISSN : 2615-1928
http://ejournal.lmiimedan.net

Dalam upaya mencapai good kepada publik, tetapi berbagai operasi


governance dan clean government, keuangan lainnya, serta inventaris
pemerintah harus terus mengintensifkan pemerintah, aset dan kewajiban
langkah-langkah konkrit dalam ”(OECD, IFAC, 2017, p. 4).
pengelolaan keuangan daerah. Melalui
berbagai Peraturan dan Undang-Undang, Penelitian ini ada perbedaan dengan
Pemerintah terus meningkatkan penelitian sebelumnya, perbedaan-
transparansi, dan akuntabilitas dalam perbedaan tersebut adalah populasi
mengelola keuangan daerah. Pemerintah penelitian ini dilakukan di Badan
menerjemahkan tanggung jawab atas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
keuangan yang dikelola dalam bentuk Labuhan Batu Utara (BPKAD Labuhan
penyampaian laporan keuangan. Untuk Batu Utara). Berdasarkan penjelasan di
membantu dalam penyusunan laporan atas, adapun tujuan dari penelitian ini
keuangan, pemerintah membuat pusat adalah untuk mengetahui dan
pengembangan sistem informasi menganalisis pengaruh dukungan atasan,
keuangan daerah kejelasan tujuan, pelatihan dan
komitmen organisasi terhadap sistem
Pengembangan sistem memerlukan akuntansi keuangan daerah dalam
perencanaan dan pengimplementasian mewujudkan good governance.
yang hati-hati, untuk menghindari
adanya penolakan terhadap sistem yang LANDASAN TEORI
dikembangkan. Suatu keberhasilan Teori Agensi (Agency Theory)
implementasi sistem tidak hanya Teori agensi dengan asumsi peningkatan
ditentukan pada penguasaan teknis kepentingan pribadi yang menyebabkan
belaka, namun banyak penelitian konflik antara prinsipal dan kontraktual
menunjukkan bahwa faktor perilaku dari untuk mengatasi masalah moral hazard
individu pengguna sistem sangat dan asimetri informasi (Jensen &
menentukan kesuksesan implementasi Meckling, 1976).
(Bodnar dan Hopwood, 2010). Teori Kontijensi (Contingency Theory)
Ada banyak organisasi internasional Teori kontijensi didasarkan pada premis
yang menetapkan prinsip good bahwa tidak ada sistem yang secara
governance yang salah satunya adalah universal selalu tepat diterapkan pada
Organization for Economic Co- seluruh organisasi pada setiap keadaan,
operation and Development (OECD). tetapi sistem akuntansi tersebut
Berdasarkan penelitian dengan data yang tergantung pada faktor-faktor situasional
dikumpulkan dari November 2015 dalam organisasi (Otley, 1980).
hingga Juni 2016, menunjukkan bahwa: Kesesuaian (fit) yang lebih lebih baik
“Sekitar tiga perempat negara OECD antara sistem pengawasan dengan
telah mengadopsi akuntansi berbasis variabel kontijensi menghasilkan kinerja
akrual untuk laporan keuangan akhir organisasi yang meningkat. Berdasarkan
tahun mereka sebagai prioritas utama. pada Contingency Theory, dapat
Ini berarti bahwa pelaporan keuangan dikatakan bahwa keberhasilan
pemerintah lebih komprehensif, dengan implementasi sistem akuntansi, sistem
tidak hanya pergerakan uang masuk dan pengelolaan keuangan daerah,
keluar dari kas pemerintah dilaporkan tergantung pada kondisi Pemerintah
54 JULI – DESEMBER 2017 STIE LMII MEDAN
Jurnal Manajemen Volume 3 Nomor 2 (2017) p – ISSN : 2301-6256
Juli – Desember 2017 e - ISSN : 2615-1928
http://ejournal.lmiimedan.net

Daerah yang bersangkutan. baik dari organisasi, maupun dari


individu sendiri. Dalam
Faktor Keperilakuan Organisasi perkembangannya, pengertian affective
Faktor keperilakuan organisasi dalam commitment, continuance commitment,
implementasi sistem ada tiga aspek, dan normative commitment, masing-
meliputi dukungan atasan, kejelasan masing memiliki pola perkembangan
tujuan, dan pelatihan. Faktor-faktor tersendiri (Allen & Meyer, 1997).
tersebut didefinisikan sebagai berikut
(Chenhall, 2004): Dukungan atasan Pengertian Implementasi Sistem
diartikan sebagai keterlibatan manajer Akuntansi Keuangan Daerah
dalam kemajuan proyek, dan Adapun implementasi dari Sistem
menyediakan sumber daya yang Akuntansi Keuangan Daerah ini
diperlukan. Kejelasan tujuan diharapkan dapat memenuhi tuntutan
didefinisikan sebagai kejelasan dari dari masyarakat tentang transparansi dan
sasaran dan tujuan digunakannya Sistem akuntabilitas dari lembaga sektor publik.
Akuntansi Keuangan Daerah di semua Sistem Akuntansi Keuangan Daerah
level organisasi, dan Pelatihan dapat berguna untuk pengelolaan dana
merupakan suatu usaha pengarahan dan secara transparan, ekonomis, efektif,
pelatihan untuk meningkatkan efisien dan akuntabel. Pengukuran
pemahaman mengenai sistem. Penelitian kegunaan sistem akuntansi keuangan
ini menggunakan faktor keperilakuan daerah berdasarkan item yang
antara lain: Dukungan atasan, kejelasan dikembangkan dengan memodifikasi
tujuan, pelatihan dan komitmen instrumen yang digunakan oleh Chenhall
organisasi dengan penjelasan sebagai (2004) dan disesuaikan dengan kegunaan
berikut: sistem keuangan daerah.
Pengertian Dukungan Atasan Transparansi dan Akuntabilitas
Dukungan atasan diartikan sebagai Menurut Lampiran II.01 Peraturan
keterlibatan manajer dalam kemajuan Pemerintah RI Nomor 71 Tahun 2010,
proyek dan menyediakan sumber daya transparansi adalah memberikan
yang diperlukan. (Chenhall, 2004) informasi keuangan yang terbuka dan
jujur kepada masyarakat berdasarkan
Pengertian Kejelasan Tujuan pertimbangan bahwa masyarakat
Kejelasan tujuan didefinisikan sebagai memiliki hak untuk mengetahui secara
kejelasan dari sasaran dan tujuan terbuka dan menyeluruh atas
digunakannya Sistem Akuntansi pertanggungjawaban pemerintah dalam
Keuangan Daerah di semua level pengelolaan sumber daya yang
organisasi (Chenhall, 2004). dipercayakan kepadanya dan
Pengertian Pelatihan ketaatannya pada peraturan Perundang-
Pelatihan merupakan suatu usaha Undangan.
pengarahan dan pelatihan untuk Pengertian akuntabilitas menurut
meningkatkan pemahaman mengenai Lampiran II.01 Peraturan Pemerintah RI
sistem (Chenhall, 2004) Nomor 71 Tahun 2010 adalah
Pengertian Komitmen Organisasi mempertanggungjawabkan pengelolaan
Komitmen dalam berorganisasi dapat sumber daya serta pelaksanaan kebijakan
terbentuk karena adanya beberapa faktor, yang dipercayakan kepada entitas
STIE LMII MEDAN JULI - DESEMBER 2017 55
Jurnal Manajemen Vol. 3, No. 2 (53-62) p – ISSN : 2301-6256
Simanjuntak (2017) e - ISSN : 2615-1928
http://ejournal.lmiimedan.net

pelaporan dalam dalam mencapai tujuan dokumentasi, dan kuesioner (Sugiyono,


yang telah ditetapkan secara periodik. 2016).
Gambar model penelitiannya adalah
seperti di bawah ini. Studi dokumentasi, yaitu pengumpulan
data dengan mempelajari jurnal ilmiah
dan buku, serta penelusuran Internet
berkaitan dengan masalah yang teliti.
Kuesioner, yaitu pengumpulan data
dengan mengajukan daftar pertanyaan
Adapun hipotesis dari penelitian ini tertulis untuk diisi oleh responden.
adalah: Pengukuran dari variabel-variabel
penelitian ini sendiri menggunakan skala
1. Ada pengaruh faktor Likert. Skala likert merupakan skala
keperilakuan organisasi pengukuran yang digunakan untuk
(dukungan atasan, kejelasan mengukur sikap, pendapat dan persepsi
tujuan, pelatihan dan komitmen seseorang atau sekelompok orang
organisasi) terhadap transparansi tentang fenomena sosial.
dan akuntabilitas keuangan.
2. Ada pengaruh faktor Pengoperasionalan konsep (concept
keperilakuan organisasi operationalizing) atau biasa juga disebut
(dukungan atasan, kejelasan dengan mendefinisikan konsep secara
tujuan, pelatihan dan komitmen operasional adalah menjelaskan
organisasi) terhadap transparansi karakteristik dari objek ke dalam
dan akuntabilitas melalui elemen-elemen yang dapat diobservasi
implementasi sistem akuntansi yang menyebabkan konsep dapat diukur
keuangan daerah. dan dioperasionalkan ke dalam
penelitian (Erlina, 2011).
METODE PENELITIAN
Populasi penelitian ini adalah seluruh HASIL
Pegawai Negeri Sipil yang bekerja di Pada hasil uji statistik deskriptif
Badan Pengelola Keuangan dan Aset menunjukkan deskripsi dari variabel
Daerah (BPKAD) di Lingkungan penelitian yang menunjukkan nilai
Pemerintah Kabupaten Labuhan Batu minimum, nilai maksimum, nilai rata-
Utara Propinsi Sumatera Utara terdiri rata dan standar deviasi. Dalam
dari 42 responden. Sampel dalam penelitian ini menunjukkan nilai standar
penelitian ini yaitu seluruh responden deviasi lebih kecil dari nilai rata-rata
dari populasi yang berjumlah 42 orang. sehingga dapat disimpulkan bahwa
penelitian berdistribusi normal.
Jenis Data yang digunakan penelitian ini
berupa data primer. Data primer adalah Tujuan uji asumsi klasik adalah untuk
sumber data yang diperoleh secara memiliki data set yang baik yang sangat
langsung dari sumber. Sumber data penting untuk penelitian lanjutan. Uji
primer ini diperoleh dengan menjawab asumsi klasik pada penelitian ini terdiri
pertanyaan atau mengisi kuisioner. dari uji normalitas, uji multikolinieritas,
dan uji heteroskedastisitas.
Metode pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah melalui studi Uji normalitas digunakan untuk
56 JULI – DESEMBER 2017 STIE LMII MEDAN
Jurnal Manajemen Volume 3 Nomor 2 (2017) p – ISSN : 2301-6256
Juli – Desember 2017 e - ISSN : 2615-1928
http://ejournal.lmiimedan.net

menentukan apakah suatu data set (0,000). Dapat disimpulkan bahwa H0


dimodelkan dengan baik, atau ditolak, dan H1 diterima. Jadi
berdistribusi normal, dan untuk kesimpulan ada pengaruh faktor
menghitung seberapa besar keperilakuan organisasi (dukungan
kemungkinan variabel acak yang atasan, kejelasan tujuan, pelatihan dan
mendasari data set akan terdistribusi komitmen organisasi) terhadap
secara normal. Distribusi empiris data transparansi dan akuntabilitas keuangan.
harus berbentuk lonceng dan menyerupai
distribusi normal. Hipotesis kedua penelitian ini adalah
terdapat pengaruh faktor keperilakuan
Dari grafik Normal P-P Plot telah organisasi (Dukungan atasan, kejelasan
menunjukkan titik-titik penyebaran di tujuan, pelatihan dan komitmen
sekitar garis diagonal, dan menyebar organisasi) terhadap transparansi dan
mengikuti arah garis diagonal. Ini berarti akuntabilitas melalui implementasi
bahwa data telah memenuhi asumsi sistem akuntansi keuangan daerah
normalitas. Uji multikolinieritas
bertujuan untuk menguji apakah model Sistem dan prosedur keuangan Badan
regresi ditemukan adanya korelasi antar Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
variabel bebas. Jika nilai tolerance > Pemerintah Kabupaten Labuhan Batu
0,01 dan nilai Variance Inflation Factors Utara telah sesuai dengan peraturan yang
(VIF) < 10 maka dinyatakan tidak terjadi ada, yaitu meningkatkan kinerja
multikolinieritas. transparansi dan akuntabilitas
pengelolaan keuangan daerah, melalui
Berdasarkan hasil uji multikolinieritas pengamatan, dapat dilihat bahwa
menunjukkan bahwa nilai tolerance > Pemerintah tersebut telah menerapkan
0,01 dan nilai Variance Inflation Factors sistem dan prosedur yang baik terlihat
(VIF) < 10, maka disimpulkan variabel dengan adanya dukungan atasan dan
penelitian tidak terjadi multikolinieritas. juga kejelasan tujuan organisasi yaitu
terdapat pembagian tugas dan wewenang
Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas dalam pelaksanaan administrasi
menunjukkan bahwa titik-titik tidak keuangan daerah.
membentuk pola, maka dapat
disimpulkan bahwa penelitian ini Terlihat juga dengan adanya pelatihan
memenuhi kriteria uji pegawai terhadap penggunaan software
heteroskedastisitas. yang akan digunakan untuk Pencatatan
Sistem Akuntansi Keuangan Daerah
Pengujian Hipotesis berdasarkan Permendagri No 64 Tahun
Hipotesis pertama penelitian ini adalah 2013, dan juga Peraturan Pemerintah No
terdapat pengaruh faktor keperilakuan 71 Tahun 2010 tentang pencatatan dan
organisasi (Dukungan atasan, kejelasan pelaporan keuangan berbasis akrual yang
tujuan, pelatihan dan komitmen menggunakan Software membuat akses
organisasi) terhadap transparansi dan terhadap laporan dan data keuangan
akuntabilitas keuangan menjadi lebih cepat dan transparan.
Berdasarkan hasil uji regresi linier Berdasarkan penjelasan di atas dan hasil
berganda yaitu Uji signifikansi F, uji Path analisis, menunjukkan bahwa
diperoleh bahwa nilai signifikannya ada pengaruh faktor keperilakuan
lebih kecil dari 0,05 (5%) yaitu sebesar
STIE LMII MEDAN JULI - DESEMBER 2017 57
Jurnal Manajemen Vol. 3, No. 2 (53-62) p – ISSN : 2301-6256
Simanjuntak (2017) e - ISSN : 2615-1928
http://ejournal.lmiimedan.net

(Dukungan atasan, kejelasan tujuan dan Bodnar, George H. and William S.


pelatihan) terhadap transparansi dan Hopwood, 2010. Accounting
akuntabilitas melalui implementasi Information System. 10th
sistem akuntansi keuangan daerah. Edition. United State Of
Sedangkan faktor keperilakuan America: Pearson Education
organisasi (Komitmen organisasi) Inc.
berpengaruh langsung terhadap
Chenhall, R.H. 2004. The Role of
transparansi dan akuntabilitas keuangan Cognitif and Affective Conflict
daerah. in Early Implementation of
KESIMPULAN Activity-Based Cost
Berdasarkan analisis di atas, diambil Management. Behavioral
kesimpulan bahwa ada pengaruh faktor Reaserch in Accounting 16:19.
keperilakuan organisasi (dukungan Erlina, 2011. Metodologi Penelitian:
atasan, kejelasan tujuan, pelatihan dan Untuk Akuntansi, USU PRESS,
komitmen organisasi) terhadap Medan.
transparansi dan akuntabilitas keuangan.
Jensen MC, Meckling, W. 1976 .
Selain itu, ada pengaruh faktor Theory of the Firm:
keperilakuan (Dukungan atasan, Managerial Behavior, Agency
kejelasan tujuan dan pelatihan) terhadap Cost and Ownership Structure.
transparansi dan akuntabilitas melalui Journal of Financial and
implementasi sistem akuntansi keuangan Economics. 3, pp: 305-360.
Ddaerah, sedangkan faktor keperilakuan
organisasi (Komitmen Organisasi) OECD. IFAC. 2017. Accrual Practice
berpengaruh langsung terhadap and Reform Experiences in
transparansi dan akuntabilitas keuangan OECD Countries. OECD
daerah. Publishing. Paris:
hhtp://dx.doi.prg/10.1787/97892
Saran Penelitian 64270572-en:
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan www.ifac.org/tags/ipsas.
mengambil populasi di Badan Pengelola
Otley, D. T. 1980. The Contingency
Keuangan dan Aset Daerah Provinsi
Theory of Management
Sumatera Utara, agar dapat menjelaskan
Accounting: Achievement and
secara menyeluruh.
Prognosis. The Journal of
Diharapkan bagi peneliti selanjutnya Accounting Organization and
agar mencari variabel lain di luar dari Society. Vol.5. pp 413-428.
peneliti uji, seperti Sumber Daya Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun
Manusia dan Pemanfaatan Teknologi. 2010 tentang Pelaksanaan
DAFTAR PUSTAKA Undang-Undang No. 14 Tahun
Allen, N.J., & Meyer, J.P. 1997. 2008 tentang Keterbukaan
Commitment in the Workplace. Informasi Publik.
Theori, Reserach and Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
Application. Sage Publication. 64 Tahun 2013 tentang
Perubahan Atas Permendagri

58 JULI – DESEMBER 2017 STIE LMII MEDAN


Jurnal Manajemen Volume 3 Nomor 2 (2017) p – ISSN : 2301-6256
Juli – Desember 2017 e - ISSN : 2615-1928
http://ejournal.lmiimedan.net

Nomor71 Tahun 2010 tentang


Sistem Akuntansi Pemerintahan
Berbasis Akrual.
Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun
2005 tentang Sistem Informasi
Keuangan Daerah.
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun
2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor


21 Tahun 2011 tentang
perubahan Atas Permendagri
Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah.
Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun
2010 tentang perubahan atas
Peraturan Pemerintah No. 56
Tahun 2005 tentang Sistem
Informasi Keuangan Daerah.
Undang-Undang No. 33 Tahun 2004
tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan
Daerah.
Undang-Undang. Nomor 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara
Undang-Undang. Nomor 14 Tahun 2008
tentang Keterbukaan Informasi
Publik.
Undang-Undang. Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Penerbit Alfabeta.

STIE LMII MEDAN JULI - DESEMBER 2017 59


Jurnal Manajemen Vol. 3, No. 2 (53-62) p – ISSN : 2301-6256
Simanjuntak (2017) e - ISSN : 2615-1928
http://ejournal.lmiimedan.net

Lampiran Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel


No Variabel Definisi Variabel Dimensi/Indikator Skala
Dimensi:
1. Dukungan Atasan
2. Kejelasan Tujuan
3. Pelatihan
4. Komitmen Organisasi

Indikator Dukungan Atasan


Faktor keperilakuan organisasi
(Chenhall, 2004):
dalam implementasi sistem ada tiga
a. Memberikan wewenang.
aspek, meliputi Dukungan Atasan,
b. Memberikan dukungan pada
Kejelasan Tujuan, dan Pelatihan.
setiap keputusan.
Faktor-faktor terebut didefinisikan
c. Melaksanakan pekerjaan
sebagai berikut (Chenhall, 2004):
dengan baik.
d. Menghargai pendapat.
Dukungan Atasan diartikan
e. Kebebasan dalam
sebagai keterlibatan manajer dalam
mendiskusikan masalah.
kemajuan proyek dan menyediakan
f. Kepercayaan.
sumber daya yang diperlukan,
g. Kebebasan dalam
berpendapat.
Kejelasan Tujuan didefinisikan
h. Perhatian.
sebagai kejelasan dari sasaran dan
i. Menerima dukungan atasan.
Faktor tujuan digunakannya Sistem
Indikator Kejelasan Tujuan
Keperilakuan Akuntansi Keuangan Daerah di
(Chenhall, 2004):
Organisasi semua level organisasi, dan
1 a. Kejelasan dari tugas – tugas. Ordinal
(Chenhall, 2004)
b. Kejelasan dari tujuan
& (Allen & Pelatihan merupakan suatu usaha
organisasi.
Meyer, 1997) pengarahan dan pelatihan untuk
c. Patuh dan loyal.
meningkatkan pemahaman
d. Memahami tujuan dari
mengenai sistem.
pekerjaan.
(Chenhall, 2004)
e. Pencapaian tujuan.
Indikator Kejelasan Tujuan
Komitmen dalam berorganisasi
(Chenhall, 2004):
dapat terbentuk karena adanya
a. Keterampilan kerja.
beberapa faktor, baik dari
b. Jenis pelatihan.
organisasi, maupun dari individu
c. Pelatihan diberikan dengan
sendiri. Dalam perkembangannya
jelas.
affective commitment, continuance
d. Cara-Cara spesifik.
commitment, dan normative
e. Jenis pelatihan sesuai
commitment, masing-masing
dengan bidang.
memiliki pola perkembangan
f. Fasilitas pelatihan.
tersendiri (Allen & Meyer, 1997).
g. Pengembangan kemampuan.
Indikator Komitmen
Organisasi (Allen & Meyer,
1997):
a. Affective commitment.
b. Continuance commitment.
c. Normative commitment.
2 Implementasi Sistem Akuntansi Keuangan Indikator Implementasi Sistem
Sistem Akuntansi Daerah adalah suatu sistem yang Akuntansi Keuangan Daerah
Keuangan mendokumentasikan, 1. Pencatatan transaksi harus
Daerah mengadministrasikan, serta menggunakan bukti yang
mengolah keuangan daerah dan data sah.
terkait lainnya menjadi informasi 2. Posting dari jurnal ke buku
yang disajikan kepada masyarakat besar.
dan sebagai bahan pengambilan 3. Laporan keuangan, Laporan
keputusan dalam rangka Realisasi Anggaran (LRA),
perencanaan, pelaksanaan dan Neraca dan Catatan atas Ordinal
pelaporan pertanggungjawaban Laporan Keuangan (CaLK).
(Bastian, 2010). 4. Laporan keuangan realisasi
Implementasi Sistem Akuntansi tidak lebih dari 10 hari.
Keuangan Daerah merupakan 5. Laporan keuangan yang
bagian dari tujuan organisasi efisien dan efektif.
pemerintah daerah untuk 6. Prosedur keuangan tidak
menghasilkan laporan keuangan bertentangan dengan
pemerintah daerah yang berkualitas peraturan yang ada.
60 JULI – DESEMBER 2017 STIE LMII MEDAN
Jurnal Manajemen Volume 3 Nomor 2 (2017) p – ISSN : 2301-6256
Juli – Desember 2017 e - ISSN : 2615-1928
http://ejournal.lmiimedan.net

(transparan, ekonomis, efektif, 7. Laporan keuangan yang


efisien dan akuntabel) baik.
3 Transparansi dan Transparansi adalah memberikan Indikator Transparansi
Akuntabilitas informasi keuangan yang terbuka 1. Ada tidaknya kerangka kerja Ordinal
(Lampiran II.01 dan jujur kepada masyarakat hukum bagi transparansi.
Peraturan berdasarkan pertimbangan bahwa 2. Adanya akses masyarakat
Pemerintah RI masyarakat memiliki hak untuk terhadap transparansi
Nomor 71 Tahun mengetahui secara terbuka dan anggaran.
2010) menyeluruh atas 3. Adanya audit yang
pertanggungjawaban pemerintah independen dan efektif.
dalam pengelolaan sumber daya 4. Adanya keterlibatan
yang dipercayakan kepadanya dan masyarakat dalam
ketaatannya pada peraturan pembuatan keputusan
perundang-undangan (Lampiran anggaran.
II.01 Peraturan Pemerintah RI (Lampiran II.01 Peraturan
Nomor 71 Tahun 2010). Pemerintah RI Nomor 71
Tahun 2010)
Akuntabilitas adalah Indikator Akuntabilitas
mempertanggungjawabkan Terdapat beberapa tahapan untuk
pengelolaan sumber daya serta menjaminnya akuntabilitas
pelaksanaan kebijakan yang terlaksana, yaitu:
dipercayakan kepada kepada entitas 1. Pada tahap proses Ordinal
pelaporan dalam dalam mencapai pembuatan keputusan,
tujuan yang telah ditetapkan secara beberapa indikator untuk
periodik. (Lampiran II.01 menjamin akuntabilitas
Peraturan Pemerintah RI Nomor adalah:
71 Tahun 2010) a. Pembuatan sebuah
keputusan harus dibuat
secara tertulis dan
tersedia bagi setiap
warga yang
membutuhkan.
b. Pembuatan keputusan
sudah memenuhi standar
etika dan nilai-nilai
yang berlaku, artinya
sesuai dengan
prinsipprinsip
administrasi yang benar
maupun nilai-nilai yang
berlaku di stakeholders.
c. Adanya kejelasan dari
sasaran kebijakan yang
diambil, dan sudah
sesuai dengan visi, misi
organisasi, serta standar
yang berlaku.
d. Adanya mekanisme
untuk menjamin bahwa
standar telah terpenuhi,
dengan konsekuensi
pertanggungjawaban
jika standar tersebut
tidak terpenuhi.
e. Konsistensi maupun
kelayakan dari target
operasional yang telah
ditetapkan maupun
prioritas dalam
mencapai target tersebut
(Sutedi, 2009:398).
2. Pada tahap sosialisasi
kebijakan, beberapa
indikator untuk menjamin
akuntabilitas adalah:
a. Penyebarluasan
informasi mengenai
suatu keputusan, melalui
media massa, media

STIE LMII MEDAN JULI - DESEMBER 2017 61


Jurnal Manajemen Vol. 3, No. 2 (53-62) p – ISSN : 2301-6256
Simanjuntak (2017) e - ISSN : 2615-1928
http://ejournal.lmiimedan.net

nirmassa, maupun
media komunikasi
personal
b. Akurasi dan
kelengkapan informasi
yang berhubungan
dengan cara-cara
mencapai sasaran suatu
program.
c. Akses publik pada
informasi atau suatu
keputusan setelah
keputusan dibuat dan
mekanisme pengaduan
masyarakat.
d. Ketersediaan sistem
informasi manajemen
dan monitoring hasil
yang telah dicapai oleh
pemerintah (Sutedi,
2009:399)
(Lampiran II.01 Peraturan
Pemerintah RI Nomor 71
Tahun 2010)

62 JULI – DESEMBER 2017 STIE LMII MEDAN

Anda mungkin juga menyukai