Anda di halaman 1dari 26

CRITICAL BOOK RIVIEW

Mata Kuliah :
Manajemen Resiko
Dosen Pengampu :
Jihen Ginting, Drs., M.Si., Ak

Disusun Oleh:

Kelompok 9
Natasya Febivalen Naibaho 7193220028

Annisa Lestari Lubis 7193220018

Indri Oktavia Harahap 7193220015

Kristin Maharani Purba 7193220029

Crisyen D.F Purba 7192520005

Zefanya Christina Sinaga 7193520035

PRODI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, dimana atas
berkatnya kita masih diberikan kesehatan hingga pada saat ini, sehingga dalam kesempatan
ini kita masih diberikan kelancaran dan dibukakan pintu pikiran dalam proses pembuatan
tugas Critical Book Report yang merupakan salah satu tugas wajib dalam mata kuliah
Manajemen Risiko, dan dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Kami menyampaikan terimakasih kepada bapak Jihen Ginting, Drs., M.Si., Ak selaku
dosen mata kuliah Manajemen Risiko yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Dan
kami juga menyampaikan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu baik
melalui materi maupun dorongan hingga tugas ini dapat diselesaikan dengan baik.
Tugas Critical Book ini kami susun dengan harapan dapat menambah pengetahuan
dan wawasan kita semua khususnya Manajemen Risiko. Kami menyadari bahwa tugas
Critical Book Report ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan dalam
tugas ini.Oleh karena kami minta maaf karena sesungguhnya pengetahuan dan pemahaman
kami yang terbatas dan kami berharap adanya kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan tugas Critical Book Report yang akan datang menjadi lebih baik.

Medan, 20 April 2021

Kelompok IX

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i


DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................... 1

1.2 Tujuan Penulisan ........................................................................................................................ 1

1.3 Manfaat Penulisan ...................................................................................................................... 1

1.4. Identitas Buku............................................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3


2.1. Ringkasan Buku ........................................................................................................................ 3

2.2. Kelebihan dan Kekurangan Buku ......................................................................................... 21

BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 22


3.1. Kesimpulan .............................................................................................................................. 22

3.2. Saran ......................................................................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 23

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manajemen Resiko (Risk Management) merupakan salah satu elemen penting dalam
menjalankan bisnis perusahaan karena semakin berkembangnya dunia perusahaan serta
meningkatnya kompleksitas aktivitas perusahaan mengakibatkan meningkatnya tingkat
risiko yang dihadapi perusahaan. Sasaran utama dari implementasi Risk Management
adalah melindungi perusahaan terhadap kerugian yang mungkin timbul. Lembaga
perusahaan mengelola risiko dengan menyeimbangkan antara strategi bisnis dengan
pengelolaan risikonya sehingga perusahaan akan mendapatkan hasil optimal dari
operasionalnya.

Manajemen risiko sangat penting bagi kelangsungan suatu usaha atau kegiatan. Jika
terjadi suatu bencana, seperti kebakaran atau kerusakan, perusahaan akan mengalami
kerugian yang sangat besar, yang dapat menghambat, mengganggu bahkan
menghancurkan kelangsungan usaha atau kegiatan operasi. Manajemen risiko merupakan
alat untuk melindungi perusahaan dari setiap kemungkinan yang merugikan (Ramli,
2010).

1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan critical book report ini yaitu:

1. Agar dapat memahami tentang manajemen resiko


2. Agar dapat mengetahui tentang jenis-jenis manajemen resiko
3. Agar dapat mengetahui manfaat dari mempelajari manajemen resiko

1.3 Manfaat Penulisan

Penulisan critical book report ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain
adalah:

1. Untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Manajemen Resiko

1
2. Menambah pengetahuan serta wawasan para pembaca

3. Melatih kemampuan penulis dalam mengkritisi sebuah buku

1.4.Identitas Buku

Judul Buku : Manajemen Risiko: Prinsip, Penerapan, dan Penelitian

Nama Pengarang : Dr. Bambang Rianto Rustam, S.E., Ak., M.M.

Penerbit : Salemba Empat

Tahun Terbit : 2019

Kota Terbit : Jakarta Selatan

ISBN : 978-979-061-741-4

Jumlah Halaman : 368 halaman

Gambar Cover Buku :

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Ringkasan Buku


BAB 1: PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN RISIKO

Manajemen risiko adalah proses terstruktur dan sistematis dalam mengidentifikasi,


mengukur, memetakan, mengembangkan alternatif penanganan risiko, dan memonitor dan
mengendalikan penanganan risiko. Manajemen risiko merupakan sebuah proses preventif
yang dirancang untuk memastikan bahwa kemungkinan kerugian dikurangi dan bahwa
konsekuensi negatif karena peristiwa yang tidak diinginkan diperkecil (Djohanputro,
2008:43). Manfaat Manajemen Risiko Manajemen risiko memiliki manfaat yang baik untuk
perusahaan, antara lain adalah sebagai berikut (Fahmi, 2010:3): Perusahaan memiliki ukuran
kuat sebagai pijakan dalam mengambil setiap keputusan, sehingga para manajer menjadi
lebih berhati-hati (prudent) dan selalu menempatkan ukuran-ukuran dalam berbagai
keputusan., Mampu memberi arah bagi suatu perusahaan dalam melihat pengaruh-pengaruh
yang mungkin timbul baik secara jangka pendek dan jangka panjang, Mendorong para
manajer dalam mengambil keputusan untuk selalu menghindari dari pengaruh terjadinya
kerugian khususnya dari segi finansial. , Memungkinkan perusahaan memperoleh risiko
kerugian yang minimum. , Dengan adanya konsep manajemen risiko (risk manajement
concept) yang dirancang secara detail maka artinya perusahaan telah membangun arah dan
mekanisme secara berkelanjutan (suistainable).

Prinsip Manajemen Risiko

Menurut ISO 31000:2009, agar manajemen risiko menjadi lebih efektif maka perusahaan
harus mematuhi prinsip-prinsip manajemen risiko. Pengelolaan risiko menciptakan dan
melindungi nilai. Manajemen risiko memberikan kontribusi melalui peningkatan
kemungkinan pencapaian sasaran perusahaan secara nyata. Selain itu juga memberikan
perbaikan dalam aspek keselamatan, kesehatan kerja, kepatuhan terhadap peraturan
perundangan, perlindungan lingkungan hidup, persepsi publik, kualitas produk, reputasi,
corporate governance, efisiensi dan operasi, Pengelolaan risiko merupakan bagian yang
terintegrasi dengan seluruh proses bisnis organisasi. Manajemen risiko bukan suatu aktivitas
yang berdiri sendiri namun merupakan bagian dari tanggung jawab manajemen dan
merupakan bagian proses organisasi, termasuk perencanaan strategis dan proyek serta proses

3
perubahan manajemen, Pengelolaan risiko merupakan bagian dari proses pengambilan
keputusan. Pengelolaan risiko membantu memberikan informasi kepada pembuat keputusan,
membantu menentukan prioritas dan menunjukkan semua risiko yang memerlukan tindakan
pengendalian., Pengelolaan risiko secara eksplisit memperhitungkan ketidakpastian.
Pengelolaan risiko eksplisit memperhitungkan ketidakpastian, memperkirakan sifat
ketidakpastian dan bagaimana harus ditangani, Pengelolaan risiko dibangun melalui
pendekatan yang sistematis, terstruktur dan tepat waktu. Secara sistematis, terstruktur dan
tepat waktu merupakan pendekatan pengelolaan risiko yang dapat memberikan kontribusi
secara efisien dan konsisten. Hasilnya dapat dibandingkan dan memberikan hasil serta
perbaikan, Pengelolaan risiko membutuhkan ketersediaan informasi yang memadai.

Untuk memastikan bahwa manajemen risiko masih tetap relevan, para pemangku
kepentingan dari seluruh level organisasi dan pemangku kepentingan secara efektif.
Keterlibatan para pemangku kepentingan harus dapat terwakili dengan baik dan mendapatkan
kesempatan menyampaikan pendapat dalam menentukan kriteria risiko, Pengelolaan risiko
bersifat dinamis, berulang dan tanggap terhadap perubahan. Ketika organisasi mengalami
perubahan dan terjadi peristiwa baru, konteks dan pemahaman risiko juga akan mengalami
perubahan. Dalam hal ini monitoring dan review berperan memberikan kontribusi atas
perubahan yang terjadi sehingga muncul risiko baru, ada yang berubah frekuensi maupun
dampaknya dan ada risiko yang sudah tidak muncul kembali.

BAB 2 : MANAJEMEN RISIKO KORPORASI

Manajemen risiko korporasi , atau dikenal dengan singkatan bahasa Inggris ERM ,
adalah suatu proses, yang dipengaruhi oleh dewandirektur, manajemen, dan personel lain
dalam perusahaan, yang diterapkan pada tataran strategis dan menyeluruh, yang dirancang
untuk mengidentifikasi potensi peristiwa yang dapat memengaruhi perusahaan dan untuk
memberikan jaminan yang wajar terhadap pencapaian sasaran perusahaan . MRK
menyediakan kerangka kerja manajemen risiko, yang umumnya melibatkan proses
identifikasi peristiwa yang dapat berpengaruh terhadap sasaran perusahaan , penilaian
kemungkinan dan dampakperistiwa tersebut, penentuan strategi tanggapan, serta pemantauan
pelaksanaan tanggapan tersebut. Salah satu kerangka kerja MRK yang terkenal adalah COSO
ERM. Tujuan penerapan Manajemen Risiko Perusahaan diyakini mampu untuk :

4
1. Memastikan risiko-risiko yang ada di Perusahaan telah diidentifikasi dan dinilai,
serta telah dibuatkan rencana tindakan untuk meminimalisasi dampak dan
kemungkinan terjadinya.
2. Memastikan bahwa rencana tindakan telah dilaksanakan secara efektif dan dapat
meminimalisasi dampak dan kemungkinan terjadinya risiko.
3. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi manajemen, karena semua risiko yang dapat
menghambat proses perusahaan telah diidentifikasikan dengan baik, termasuk cara
untuk mengatasi gangguan kelancaran proses perusahaan telah diantisipasi
sebelumnya, sehingga bila gangguan tersebut memang terjadi, maka perusahaan
telah siap untuk menanganinya dengan baik.
4. Membantu Manajemen Perusahaan dalam pengambilan keputusan dengan
menyediakan informasi mengenai risiko-risiko yang ada di Perusahaan, baik risiko
strategis maupun kegiatan fungsi- fungsi/proses bisnis di Unit Kerja.
5. Lebih memberikan jaminan yang wajar atas pencapaian sasaran perusahaan karena
terselenggaranya manajemen yang lebih efektif dan efisien, hubungan dengan
pemangku kepentingan yang semakin membaik, kemampuan menangani risiko
perusahaan yang juga meningkat, termasuk risiko kepatuhan dan hukum. Demikian
secara berjenjang hingga sampai pada penanggungjawab proses.

BAB 3 : PROSES MANAJEMEN RISIKO

Manajemen risiko adalah suatu proses mengidentifikasi, mengukur risiko, serta


membentuk strategi untuk mengelolanya melalui sumber daya yang tersedia. Strategi yang
dapat digunakan antara lain mentransfer risiko pada pihak lain, mengindari risiko,
mengurangi efek buruk dari risiko dan menerima sebagian maupun seluruh konsekuensi dari
risiko tertentu. Proses ini meliputi identifikasi risiko yang mungkin terjadi dalam suatu
aktivitas usaha. Identifikasi risiko secara akurat dan komplet sangatlah vital dalam
manajemen risiko Kelompok kerja, dll. Setelah melakukan identifikasi risiko, maka tahap
berikutnya adalah pengukuran risiko dengan cara melihat potensial terjadinya seberapa besar
severity dan probabilitas terjadinya risiko tersebut. Penentuan probabilitas terjadinya suatu
event sangatlah subyektif dan lebih berdasarkan nalar dan pengalaman. Beberapa risiko
memang mudah untuk diukur, namun sangatlah sulit untuk memastikan probabilitas suatu
kejadian yang sangat jarang terjadi. Sehingga, pada tahap ini sangtalah penting untuk
menentukan dugaan yang terbaik supaya nantinya kita dapat memprioritaskan dengan baik
dalam implementasi perencanaan manajemen risiko. Risk avoidance Yaitu memutuskan

5
untuk tidak melakukan aktivitas yang mengandung risiko sama sekali. Dalam memutuskan
untuk melakukannya, maka harus dipertimbangkan potensial keuntungan dan potensial
kerugian yang dihasilkan oleh suatu aktivitas 2. Risk reduction Risk transfer Yatu
memindahkan risiko kepada pihak lain, umumnya melalui suatu kontrak maupun hedging.
Risk deferral Dampak suatu risiko tidak selalu konstan. Risk deferral meliputi menunda
aspek suatu proyek hingga saat dimana probabilitas terjadinya risiko tersebut kecil. Risk
retention Walaupun risiko tertentu dapat dihilangkan dengan cara mengurnagi maupun
mentransfernya, namun beberapa risiko harus tetap diterima sebagai bagian penting dari
aktivitas. Penanganan risiko High probability, high impact : risiko jenis ini umumnya
dihindari ataupun ditransfer. Low probability, high impact : respon paling tepat untuk tipe
risiko ini adalah dihindari. Low probability, low impact : efek dari risiko ini dapat dikurangi,
namun biayanya dapat saja melebihi dampak yang dihasilkan. Dalam kasus ini mungkin lebih
baik untuk menerima efek dari risiko tersebut. Contingency plan: Untuk risiko yang mungkin
terjadi maka perlu dipersiapkan contingency plan seandainya benar-benar terjadi.
Contingency plan haruslah sesuai dan proporsional terhadap dampak risiko tersebut. Dalam
banyak kasus seringkali lebih efisien untuk mengalokasikan sejumlah sumber daya untuk
mengurangi risiko dibandingkan mengembangkan contingency plan yang jika
diimplementasikan akan lebih mahal. Namun beberapa scenario memang membutuhkan full
contingency plan, tergantung pada proyeknya.

BAB 4 : ORGANISASI DAN MANAJEMEN RISIKO

PENTINGNYA MEMPELAJARI MANAJEMEN RISIKO . Sebagai anggota


organisasi: dapat mengetahui cara/metode yang tepat untuk menghindari/mengurangi
besarnya kerugian sebagai akibat ketidakpastian terjadinya suatu peristiwa yang merugikan.
Sebagai pribadi : Dapat menjadi manajer risiko yang profesional dari perusahaan & dapat
lebih berhati-hati dalam mengatur kehidupan pribadinya sehari-hari. PENGERTIAN
MANAJEMEN RISIKO DAN MANAJER RISIKO. Manajemen Risiko adalah Proses
identifikasi, pengukuran, dan evaluasi untuk menolak, memitigasi, atau menerima risiko
dalam kesuksesan Goal perusahaan ISO 31000. MANAJER RISIKO Arti Sempit : Manajer
risiko hanya berhubungan dengan risiko yang dapat diasuransikan saja→ dikenal sebagai
manajer asuransi •Arti Menengah : Manajer Risiko merupakan seorang manajer yang
bertanggung jawab atas risiko-risiko murni (pure risk) dan risikorisiko spekulatif (speculatif
risk) tertentu, akan tetati tidak bertanggung jawab secara menyeluruh atas kemungkinan
kerugian karena timbulnya risiko yang terjadi di dalam perusahaan Arti Luas : Manajer

6
risiko bertanggung jawab atas hasil dan kehidupan perusahaan → entrepreneur. Ada 3 Fungsi
Pokok Manajemen Risiko (Soeisno Djojosoedarso, 2003) 1. Menemukan Kerugian Potensial
→ Berupaya menemukan atau mengidentifikasi seluruh risiko murni yang dihadapi
perusahaan 2. Mengevaluasi Kerugian Potensial → evaluasi dan penilaian terhadap semua
kerugian potensial yang dihadapi oleh perusahaan (frekuensi terjadinya kerugian dan
besarnya kerugian) 3. Memilih teknik yang tepat untuk menanggulangi kerugian

BAB 5 : STATISTIK DALAM MANAJEMEN RESIKO

Probabilitas Langkah langkah dalam menghitung probabilitas adalah sebagai berikut:

1. Mendefinisikan hasil yang mungkin terjadi 2. Memperkirakan probabilitas untuk


setiap hasil yang mungkin terjadi tersebut 3. Menghitung probabilitas kejadian Total hasil
yang mungkin terjadi disebut sebagaisample space (ruang sampel). Misalkan kitamelempar
dadu yang berisi angka1,2,3,4,5, dan 6, maka ada enam kemungkinanyang terjadi, yaitu
keluar angka 1,2,3,4,5 atau6. Jika kita melempar koin, maka ada duakemungkinan yang
muncul, yaitu angka ataugambar. Penetapan probabilitas harus memenuhi dua syarat :
•Probabilitas suatu titik sampel harus beradadiantara 0 dan 1 (inklusif). Dengan kata lain,
probabilitas tersebut adalah positif dan samaatau lebih kecil dari satu serta sama atau
lebihbesar dari 0, seperti tertulis berikut :0<= P (Ei) <= 1 •Jumlah keseluruhan dari
probabilitas titik sampeltersebut adalah satu, seperti berikut ini. P (E1) + P (E2) + .... +P(En)
= 1. Metode Klasikal Dalam metode klasikal, kita menetapkan probabilitasuntuk setiap titik
sampel dengan besaran yang sama. Jika ada kemungkinan kejadian (titik sampel),
makaprobabilitas untuk setiap kejadian akan ditetapkan1/n. Sebagai contoh untuk pelemparan
dadu, adaenam kemungkinan hasil yaitu 1,2,3,4,5 dan 6.Probabilitas untuk setiap titik sampel
dengandemikian adalah 1/6. Sebagai contoh probabilitasmunculnya abgka 1 adalah 1/6
(P(E=1) =1/6). Selain menghitung jumlah kemungkinan seperti pada bagiansebelumnya, kita
juga bisa menghitung probabilitas untuk kejadian-kejadian di atas. Fungsi probabilitas
binominal bisa dituliskan berikut ini : f(x) =px(1-p)n-xDimana f(x)= probabilitas sukses x
kali dalam n runP = probabilitas sukse untuk satu runContoh: Probabilitas munculnya angka
dua kali dari tiga lemparankoin, bisa dihitung sebagai berikut ini (n=3,x=2,p=0,5).
Perhatikanbahwa p=0,5 karena dalam setiap run ada dua kemungkinan yaituangka dan
gambar, dan karenanya probabilitas masing-masingadalah 0,5. = 0,52(1-0,5)3-2= 3(1/4) (1/2)
= 3/8. Nilai yang diharapkan dan varians untukdistribusi probabilitas binominal
adalahsebagai berikut : E (x)= μ = n.pVarians = σ2= n.p (1-p)•Sebagai contoh, misalkan kita

7
melempar kointiga kali, berapa nilai angka (sukses) yangdiharapkan dan variansnya ?E (x)=
μ = 3 x 0,5 = 1,5σ2= 3 x 0,5 (1-0,5) = 0,75

BAB 6 : MANAJEMEN RESIKO BISNIS

Resiko bisnis adalah resiko yang terkait dengan posisi kompetitif perusahaan dan
prospek perusahaan untuk berkembang dalam pasar yang senantiasa berubah. Faktor utama
penentu resiko bisnis adalah tingkat kompetisi dalam industri dan struktur biaya perusahaan.
Alat ukur dalam mengukur resiko bisnis adalah degree of operating leverage.

Resio bisnis saat ini telah menjadi perhatian utama direksi dan komisaris perusahaan.
Resiko bisnis meliputi prospek jangka pendek dan jangka panjang terhadap produk jasa yang
ada. Penerapan manajemen resiko bisnis bagi perusahaan yang ideal minimal terdiri atas
beberapa cakupan, yaitu :

1. Adanya pengawasan aktif dari dewan komisaris dan direksi


2. Adanya kebijakan dan prosedur manajemen resiko serta penetapan limit resiko
3. Adanya proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian resiko, serta
sistem informasi untuk resiko bisnis
4. Adanya sistem pengedalian intern

Direksi dan komisaris memiliki kewenangan dan tanggung jawab menyusun,


menyetujui rencana binis dan mengkomunikasikan kepada pejabat dan atas pegawai
perusahaan pada setiap jenjang organisasi. Direksi bertanggung jawab untuk memastikan
bahwa manajemen resiko bisnis telah diterapkan secara efektif dan konsisten pada seluruh
level operasioal terkait bawahannya.

Dalam penyusunan rencana bisnis, perusahaan wajib memahami kondisi lingkungan


bisnis, ekonomi dan industri dimana perusahaan beroperasi, termasuk bagaimana dampak
perusahaan lingkungan terhadap bisnis, produk, teknologi dan jaringan kantor perusahaan.
Perusahaan harus memiliki kebijakan dan prosedur untuk menyusun dan menyetujui rencana
bisnis. Kecukupan prosedur untuk dapat mengidentifikasi dan merespon perubahan
lingkungan bisnis juga diperlukan. Selain itu perusahaan harus memiliki prosedur untuk
mengukur kemajuan yang dicapai dari realisasi rencana bisnis dan kinerja sesaui jadwal yang
ditetapkan.

8
BAB 7 : MANAJEMEN RESIKO STRATEGIS

Resiko strategis adalah resiko akibat ketidakpastian dalam pengambilan dan atau
pelaksanaan suatu keputusan strategis serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahaan
lingkungan bisnis. Sumber terjadinya resiko strategis meliputi ketidapastian strategi dengan
kondisi lingkungan bisnis, pengambilan strategi yang beresiko tinggi dan strategi beresiko
rendah, posisi bisnis perusahaan dan pencapaian rencana bisnis perusahaan.

Penetapan tuuan strategis pada hakikatnya perlu mempertimbangkan faktor internal dan
eksternal bisnis perusahaan. Faktor internal yang mempengaruhi aktivitas perusahaan antara
lain :

1. Visi, misi dan arah bisnis yang ingin dicapai perusahaan


2. Kultur organisasi terutama apabila penetapan tujuan strategi mensyaratkan
perubahan struktur organisasi dan penyesuaian proses bisnis
3. Faktor kemampuan organisasi yang mencakup sumber daya manusia, infrastruktur
dan sistem informasi manajemen
4. Tingkat toleransi resiko yang tingkat kemampuan keuangan perusahaan menyerap
resiko

Tingkat resiko timbul dari pilihan strategi perusahaan. Strategi beresiko rendah adalah
strategi dimana perusahaan melakukan kegiatan usaha pada pangsa pasar dan nasabah yang
telah dikenal sebelumnya atau menyediakan produk yang bersifat tradisional sehingga tingkat
pertumbuhan perusahaan cenderung stabil dan dapat diprediksi. Strategi beresiko tinggi
adalah strategi dimana perusahaan berencana masuk ke dalam area bisnis baru, baik pangsa
pasar, produk atau jasa, maupun nasabah baru.

BAB 8 : MANAJEMEN RESIKO OPERASIONAL

Resiko operasional adalah resiko akibat ketidapastian dan atau tidak berfungsinya
proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem dan atau adanya kejadian – kejadian
eksternal yang memengaruhi operasional perusahaan. Resiko operasional dapat bersumber
dari sumber daya manusia, proses internal, sistem dan infrastruktur serta kejadian eksternal.

Terdapat tiga model dalam pengukuran resiko operasional, yaitu pendekatan indikator
dasar, pendekatan terstandarisasi dan pendekatan pengukuran lanjut. Untuk saat ini industri
perbankan di Indonesia masih menggunakan pendekatan indikator dasar. Untuk penggunaan

9
pendekatan terstandarisasi dan pendekatan pengukuran lanjut, wajib memperoleh persetujuan
dari Otoritas Jasa Keuangan untuk menggunakannya.

Tantangan mengukur dan mengelola resiko operasional adalah untuk mengidentifikasi


kejadian mana yang merupakan resiko kredit pasar, resiko kredit atau resiko lain – lain. Pada
waktu suatu kejadian terjadi, menetapkan penyebab yang pasti sering kali tidak mudah. Hal
ini dikenal sebagai boundary event karena kejadian itu secara potensial dapat terjadi secara
lintas batas antara berbagai jenis resiko.

Dalam melaksanakan kebijakan, prosedur dan penetapan limit untuk resiko operasional,
perusahaan perlu menerapkan :

1. Strategi manajemen resiko : Strategi manajemen resiko operasional harus sesuai


dengan strategi bisnis secara keseluruhan dan disusun dengan mempertimbangkan
faktor perkembangan ekonomi dan industri organisasi bank, termasuk kecukupan
SDM dan kondisi keuangan bank serta bauran dan diversifikasi portofolio
perusahaan.
2. Tingkat resiko yang akan diambil dan toleransi resiko : bersedia diambil perusahaan
dalam rangka mencapai sasaran korporasi sebagaimana tercermin dalam strategi
dan sasaran bisnis perusahaan.
3. Kebijakan dan prosedur : perusahaan harus menetapkan kebijakan manajemen
resiko operasional yang harus diinternalisasikan ke dalam proses bisnis seluruh lini
bisnis dan aktivitas pendukung.

BAB 9 : MANAJEMEN RESIKO HUKUM

Resiko hukum adalah resiko akibat tuntutan hukum dan atau kelemahan aspek yuridis
yang dialami suatu perusahaan. Dalam menilai risiko inheren atas risiko hukum, sumber
risiko yang dapat diperhatikan antara lain : faktor litigasi, faktor kelemahan perikatan dan
faktor ketiadaan/perubahan peraturan perundang-undangan.

Risiko hukum adalah risiko dari ketidakpastian tindakan atau tuntutan hukum (legal
action) atau ketidakpastian dari pelaksanaan atau interpretasi dari kontrak, hukum, atau
peraturan. Yaitu risiko hukum merupakan terkait dengan risiko bank yang menanggung
kerugian sebagai akibat adanya tuntutan hukum, kelemahan dalam aspek legal atau yuridis.
Di beberapa negara, risiko hukum disebabkan oleh posisi hukum yang kurang jelas, misalkan

10
kepemilikan properti atau masalah kepailitan. Risiko hukum dari suatu negara umumnya
berbeda dengan negara lainnya.

Pengawasan aktif dewan komisaris dan direksi perlu didukung oleh adanya
kewenangan dan tanggung jawab dewan komisaris dan direksi, sumber daya manusia, serta
organisasi manajemen risiko hukum Dalam hal kewenangan dan tanggung jawab dewan
komisaris dan direksi ini, maka perusahaan perlu menetapkan mekanisme komunikasi yang
efektif dengan melibatkan pejabat dan karyawan perusahaan atas permasalahan hokum yang
dihadapi agar risiko hukum dapat dicegah dan dikendalikan.

Dalam penerapan manajemen resiko hukum, sebuah perusahaan perlu menerapkan :


Pengawasan aktif dewan komisaris dan direksi, Kebijakan, prosedur dan penetapan limit,
Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian, Sistem
pengendalian itern.

Tujuan utama manajemen risiko hukum adalah memastikan proses manajemen risiko
dapat meminimalkan kemungkinan dampak negatif dari kelemahan aspek yuridis, ketiadaan,
dan/atau perubahan peraturan perundang-undangan.

BAB 10 : MANAJEMEN RESIKO KEPATUHAN

Resiko kepatuhan adalah resiko akibat perusahaan tidak memenuhi dan atau tidak
melaksanakan peraturan perundangan dan ketentuan yang berlaku di sebuah negara. Terdapat
beberapa faktor yang memengaruhi besar kecilnya resiko kepatuhan di suatu perusahaan,
yaitu jenis dan signifikan pelanggaran yang dilakukan, frekuensi pelanggaran yang dilakukan
atau track record kepatuhan perusahaan, dan pelanggaran terhadap ketentuan atas transaksi
keuangan tertentu.

Resiko kepatuhan melekat pada resiko perusahaan yang terkait dengan peraturan
perundang – undangan dan ketentuan yang berlaku. Oleh karena itu, pengetahuan terkini
mengenai ketentuan dan peraturan serta disiplin pelaksanaan sangat berperan.

Kegagalan manajemen resiko kepatuhan dapat menyebabkan ditutupnya perusahaan


oleh otoritas atau kebangkrutan. Oleh karena itu, tujuan utama manajemen risiko untuk risiko
kepatuhan adalah untuk memastikan bahwa proses manajemen risiko dapat meminimalkan
kemungkinan dampak negatif dari perilaku perusahaan yang menyimpang atau melanggar

11
standar yang berlaku secara umum, ketentuan dan atau peraturan perundang – undangan yang
berlaku.

Penerapan manajemen resiko kepatuhan di perusahaan idealnya mencakup :

1. Pengawasan aktif dari dewan komisaris dan direksi


2. Kebijakan dan prosedur manajemen resiko serta penetapan limit resiko
3. Proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian resiko, serta sistem
informasi untuk resiko bisnis
4. Sistem pengedalian intern

BAB 11 : MANAJEMEN RISIKO REPUTASI

Risiko reputasi adalah akibat menurunnya tingkat kepercayaan stakeholder yang bersumber
dari persepsi negative terhadap perusahaan. Risiko repurtasi terjadi akibat kejadian-kejadian
yang merugikan reputasi perusahaan, misalnya pemberitaan negative di media massa,
pelanggaran etika bisnis, dan keluhan nasabah atau hal-hal lain yang bias menyebabkan risiko
reputasi. Reputasi dibentuk dari:

1. Tanggungjawab social
2. Daya tarik emosional
3. Kinerja finansial
4. Produk dan pelayanan
5. Lingkungan tempat kerja

Tujuan utama manajemen risiko reputasi adalah untuk mengantisipasi dan meminimalkan
dampak kerugian dari risiko reputasi perusahaan.

Terdapat beberapa factor yang menjadi sumber dari risiko dari risiko reputasi, yaitu:
pengaruh reputasi dari pemilik perusahaan dan perusahaan terkait, pelanggaran etika bisnis,
kompleksitas produk dan kerjasama bisnis perusahaan, frekuensi, materialistis, dan eksposur
pemberitaan negative perusahaan , serta frekuensi perusahaan terkait akan sangat
berpengaruh.

Penerapan Manajemen Risiko Repurtasi, mencakup adanya:

- Pengawasan aktif dewan komisaris dan direksi


- Kebijakan, prosedur, dan penetapan limit

12
- Proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko serta sistem
informasi manajemen risiko repurtasi
- Sistem pengendalian intern

BAB 12 : MANAJEMEN RISIKO LIKUIDITAS

Risiko likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan perusahaan untuk memenuhi utang
yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas dan atau dari asset likuid berkualitas tinggi
yang dapat diagunkan, tanpa mengganggu aktivitas kondisi keuangan perusahaan.

Terdapat beberapa sumber terjadinya risiko likuiditas pada sebuah perusahaan yaitu:
komposisi dari aset, utang, dan transaksi rekening administratif, konsentrasi Dari aset dan
utang, kerentanan pada kebutuhan pendanaan, dan akses kepada sumber pendanaan.

Tujuan utama manajemen risiko untuk risiko likuiditas adalah meminimalkan kemungkinan
ketidakmampuan perusahaan dalam memperoleh sumber pendanaan arus kas. Secara lebih
spesifik, tujuan dari manajemen risiko likuiditas adalah:

1. Memelihara kecukupan likuiditas perusahaan sehingga setiap waktu mampu memenuhi


utang perusahaan yang jatuh tempo

2. Memelihara kecukupan likuiditas perusahaan untuk mendukung pertumbuhan aset


perusahaan yang berkelanjutan.

3. Menjaga likuiditas perusahaan pada tingkat yang optimal sehingga biaya atas pengelolaan
likuiditas berada dalam batas yang dapat ditoleransi

4. Menjaga tingkat kepercayaan nasabah terhadap sistem perusahaan.

Risiko likuiditas dapat diklasifikasikan menjadi likuiditas endogen dan likuiditas eksogen
endogen adalah likuiditas yang melekat pada setiap jenis aset perusahaan itu sendiri titik
likuiditas eksogen adalah likuiditas yang ditimbulkan oleh struktur utang perusahaan.

Penerapan manajemen risiko untuk risiko likuiditas bagi perusahaan setidaknya mencakup
beberapa hal yaitu:

1. Pengawasan aktif dewan komisaris dan direksi.

2. Kebijakan, prosedur, dan penerapan limit.

13
3. Proses identifikasi, pengukuran, Pemantauan, dan pengendalian risiko, serta sistem
informasi manajemen risiko.

4. Sistem pengendalian intern

Alat pengukuran risiko likuiditas adalah profil muturitas, proyeksi arus kas, dan stress testing
rasio likuiditas.

BAB 13 : MANAJEMEN RISIKO PASAR

Risiko pasar adalah risiko pada laporan posisi keuangan dan rekening administratif akibat
perubahan harga pasar, antara lain risiko berupa perubahan secara keseluruhan dari kondisi
pasar, termasuk risiko perubahan harga opsi.

Risiko pasar terdiri atas risiko spesifik dan risiko pasar umum. Risiko spesifik adalah risiko
yang timbul akibat pergerakan atas surat berharga individual yang disebabkan oleh faktor-
faktor terkait dengan surat berharga atau penerbitnya. Risiko umum adalah risiko yang timbul
akibat pergerakan harga pasar yang berpengaruh terhadap beberapa instrumen keuangan.

Tujuan utama manajemen risiko pasar adalah untuk meminimalkan kemungkinan dampak
negatif akibat perubahan kondisi pasar terhadap aset dan permodalan perusahaan

Terdapat beberapa sumber risiko pasar yaitu strategi dan kebijakan bisnis perusahaan,
kerugian potensial risiko suku bunga dalam banking book, dan volume dan komposisi
portofolio

Penerapan manajemen risiko untuk risiko pasar idealnya mencakup:

1. Pengawasan aktif dewan komisaris dan direksi.

2. Kebijakan, prosedur, dan penetapan limit.

3. Proses identifikasi, pengukuran, Pemantauan, dan pengendalian risiko serta sistem


informasi manajemen risiko pasar

4. Sistem pengendalian intern

14
BAB 14 : MANAJEMEN RISIKO KREDIT

Risiko Kredit adalah risiko akibat kegagalan pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada
lembaga keuangan yang memberikan kredit sesuai dengan perjanjian yang disepakati. risiko
kredit dapat bersumber dari berbagai aktivitas bisnis perusahaan yang beroperasi sebagai
lembaga keuangan

Firdaus dan Aryanti membagi penggolongan kredit sebagai berikut:

1. Menurut tujuan penggunaannya

- kredit konsumtif, yaitu kredit yang digunakan untuk membiayai pembelian barang
dan jasa yang dapat memberi kepuasan langsung terhadap kebutuhan manusia

- kredit produktif, yaitu kredit yang digunakan untuk tujuan produktif yang dapat
menimbulkan faedah karena bentuk, tempat, waktu maupun kepemilikan.

2. Menurut jangka waktunya

- kredit jangka pendek, yaitu kredit yang berjangka waktu maksimal 1 tahun.
biasanya, kredit ini cocok untuk membiayai kebutuhan modal kerja

- kredit jangka menengah, yaitu kredit dengan jangka waktu antara 1 sampai dengan 3
tahun, misalnya pembelian mesin ringan.

- kredit jangka panjang, yaitu kredit dengan jangka waktu lebih dari 3 tahu…

Risiko kredit dan risiko likuiditas merupakan risiko paling fundamental antara operasional
lembaga keuangan. Risiko kredit meliputi risiko konsentrasi kredit, risiko akibat kegagalan
pihak lawan, dan risiko kredit akibat Country Risk.

Terdapat 2 faktor penyebab kredit gagal yaitu factor internal dan eksternal

- Factor internal
• Adanya self dealing atau tindak kecurangan dari aparat pengelola kredit.
• Kurangnya pengetahuan/keterampilan para pengelola kredit
• Kurang baiknya sistem informasi manajemen yang dibangun pada bank yang
bersangkutan
• Lemahnya organisasi dan manajemen dari bank yang bersangkutan
• Tidak adnya kebijakan perkreditan yang baik
15
• Kurangnya pengawasan kredit yang dilakukan oleh bank yang bersangkutan
pada nasabah debiturnya
• Adanya sikap ceroboh, lalai, dan menggampangkan dari pengelola perkreditan
- Factor eksternal
• Kegiatan perekonomian makro/kegiatan politik/kebijaksanaan pemerintah
yang diluar jangkauan bank untuk diperkirakan
• Adanya bencana alam dan kejadian lain diluar dugaan
• Adanya itikad baik nasabah yang diragukan
• Adanya persaingan cukup tajam diantara perbankan itu sendiri sehingga bank
yang bersangkutan tidak mampu untuk melakukan seleksi risiko usahanya
dibidang perkreditan
• Adanya tekanan-tekanan dari berbagai kekuatan politik diluar bank sehingga
menimbulkan kompromi terhadap prinsip-prinsip kredit yang sehat
• Adanya kesulitan/kegagalan dalam proses likuidasi dan perjanjian kredit yang
telah disepakati antara nasabah dengan bank

BAB 15 : ASURANSI UNTUK TRANSFER RISIKO

Asuransi adalah perjanjian antar dua pihak, yaitu perusahaan asuransi dan pemegang polis
yang menjadi dasar penerimaan premi oleh perusahaan asuransi sebaga imbalan untuk:

1. Memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis karena kerugian,


kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan,atau tanggungjawab hokum
kepada pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung atau pemegang polis karena
terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti
2. Memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya tertanggung atau
pembayaran yang didasarkan pada hidupnya tertanggung dengan manfaat yang
besarnya telah ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana

[00.29, 22/4/2021] HAPPY HAPPY: Dalam kaitannya dengan manajemen risiko, terdapat
dua jenis usaha perasuransian yang sangat terkait yaitu usaha asuransi umum dan usaha
asuransi jiwa

Usaha asuransi umum adalah usaha jasa pertanggungan risiko yang memberikan penggantian
kepada tertanggung atau pemegang polis karena kerugian, kerusakan, biaya yang timbul,

16
kehilangan keuntungan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin
diderita tertanggung atau pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti.

Perusahaan asuransi umum hanya dapat menyelenggarakan usaha asuransi umum, termasuk
lini usaha asuransi kesehatan dan Lini usaha asuransi kecelakaan diri dan usaha reasuransi
untuk risiko perusahaan asuransi umum lainnya

Usaha asuransi jiwa adalah usaha yang menyelenggarakan jasa penanggulangan Resiko yang
memberikan pembayaran kepada pemegang polis tertanggung atau au pihak lain yang berhak
dalam hal tertanggung meninggal dunia atau tetap hidup atau pembayaran lain kepada
pemegang polis tertanggung atau pihak lain yang berhak pada waktu tertentu yang diatur
dalam perjanjian yang besarnya telah ditetapkan dan atau didasarkan pada hasil pengelolaan
dana.

Sebagai lembaga keuangan yang telah diatur oleh regulasi dan perundang-undangan, asuransi
memiliki manfaat sebagai berikut:

- Rasa aman dan perlindungan. tertanggung terhindar dari kerugian kerugian yang
mungkin timbul
- Pendistribusian biaya dan manfaat lebih adil. Semakin besar kemungkinan terjadinya
suatu kerugian, semakin besar kerugian yang mungkin timbul, sehingga makin besar
pula preminya.
- Polis asuransi dapat dijadikan jaminan memperoleh kredit.
- Berfungsi sebagai tabungan dan sumber pendapatan.
- Alat penyebaran risiko. kerugian disebarkan pada penanggung.

Disamping Memberikan manfaat, asuransi juga menimbulkan biaya-biaya yaitu:

- Biaya operasional yaitu biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan asuransi dalam
menciptakan laba perusahaannya.
- Moral Hazard adalah sebuah kondisi ketika seseorang atau perusahaan dengan sengaja
menyebabkan kerugian dengan maksud memperoleh uang asuransi misalnya membuat
klaim fiktif
- Moral Hazard adalah kelalaian dan tindakan yang tidak bertanggung jawab seseorang
yang akan menyebabkan terjadinya suatu kerugian

Risiko yang dapat diasuransikan menurut darmawi:

17
- Kerugian potensial cukup besar tetapi probabilitasnya tidak tinggi sehingga membuat
perusahaan asuransi dapat bekerja seekonomis Mungkin (kelayakan ekonomis)
- Probabilitas kerugian dapat diperhitungkan
- Terdapat sejumlah unit yang terbuka (expose) terdapat risiko yang sama (massal dan
homogeny)
- Kerugian yang terjadi bersifat kebetulan
- kerugian tertentu
- bukan risiko catastrophe

BAB 16: MANAJEMEN RISIKO ASURANSI

• Potret Bisnis Asuransi di Indonesia


Biro riset infobank memprediksi pertumbuhan premi asuransi umum pada tahun 2017
akan bergerak di angka 8-13 persen, sedangkan asuransi jiwa 12-17 persen. Terdapat
beberapa faktor yang mengakselerasi pertumbuhan dimaksud, yaitu membaiknya daya
beli masyarakat, meningkatnya kesadaran masyarakat berasuransi dan semakin prudent-
nya pengelolaan anggaran pemerintah. Selain faktor di atas, adanya fokus pembangunan
pemerintah pada sektor infrastruktur dan pemberlakuan program pembangunan pajak (tax
amnesty) akan menjadi sentimen positif lain yang menggairahkan asuransi di Indonesia.
• Bisnis Asuransi Jiwa
Lahirnya BPJS Kesehatan pada awalnya sempat memicu kecemasan bagi pelaku industri
asuransi di Indonesia. Namun, seiring waktu, industri asuransi ternyata bisa menyiasati
dengan menggarap segmen yang berbeda. Sampai dengan tahun 2016, aset bisnis asuransi
jiwa di Indonesia telah mencapai Rp.383,5 triliun. Pertumbuhan aset setahun dari Agustus
2015-Agustus 2016 lebih kurang 19,50 persen.
• Bisnis Asuransi Umum
Kontributor utama bagi asuransi umum adalah bisnis properti. Kelonggaran kebijakan
OJK tentang loan to value memberikan dampak pada tumbuhnya kredit kepemilikan
rumah. Di saat yang sama, pemerintah juga mengejar program sejuta rumah yang makin
memberikan nafas bagi asuransi umum karena bisnis properti ini masih menjadi lading
bisnis yang menjanjikan dibanding sektor lain
• Urgensi Manajemen Risiko Asuransi
Beberapa waktu terakhir, industry di Indonesia harus diakui mengalami perkembangan
pesat, baik dalam lingkungan internal masupun eksternal. Hal ini tentu saja

18
mengakibatkan semakin kompleksnya risiko bagi asuransi dimaksud yang diimbangi
dengan penerapan fungsi identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko
yang memadai.Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kemungkinan yang lebih besar
untuk mencapai tujuan usaha dan memberikan dasar lebih baik dalam penyusunan arah
strategis. Dengan demkian, asuransi dapat menjalankan kegiatan usaha sesuai dengan
regulasi standar, prinsip dan praktik penyelenggaraan usaha yang sehat

BAB 17 : MANAJEMEN RISIKO DANA PENSIUN

• Potret Dana Pensiun di Indonesia


Data Infobank memperlihatkan aset dana pension telah sampai pada angka Rp.233
Triliun. Dari jumlah itu, program pensiun manfaat pasti dari dana pension pemberi kerja
masih mendominasi dengan aset Rp.148 Triliun. Selanjutnya program pension iuran pasti
menyumbang Rp.26 Triliun. Sedangkan, dana pension lembaga keuangan (DPLK)
menyumbang Rp.59 Triliun.
• Penerapan Manajemen Risiko Dana Pensiun
Penerapan manajemen risiko dana pension sedikitnya harus mencakup:
1. Pengawasan aktif dewan komisaris dan direksi dana pension
2. Kecukupan kebijakan prosedur dan penetapan limit risiko
3. Kecukupan proses identifikasi, pengkuran, pemantauan, dan pengendalian risiko
• Risiko Operasional
Risiko operasional adalah potensi kegagalan dana pensiun dalam merealisasikan
kewajiban kepada peserta, pensiunan dan pihak yang berhak sebagai ketidaklayakan atau
kegagalan proses internal manusia, sistem teknologi informasi dan atau kejadian dari luar
lingkungan dana pension. Risiko operasional hari ini bisa makin meningkat karena
adanya serangan hacker terhadap sistem teknologi dana pensiun dan pengunduran diri
pegawai kunci secara mendadak sehingga mengakibatkan tidak berjalannya organisasi.
Tujuan utama manajemen risiko adalah meminimalkan kemungkinan dampak negatif
akibat ketidaklayakan atau kegagalan proses kerja menusia, sistem teknologi informasi
dan atau adanya kejadian yang berasal dari luar lingkungan dana pensiun sehingga
menimbulkan kegagalan dana pensiun dalam merealisasikan kewajiban kepada peserta.

19
BAB 18 : MANAJEMEN RISIKO LEMBAGA PEMBIAYAAN

• Potret Bisnis Lembaga Pembiayaan di Indonesia


Dari sisi pertumbuhan aset, pembiayaan, modal sendiri, laba bersih, pembiayaan bagi aset
total, pembiayaan bagi kewajiban, solvabilitas, biaya operasional dibagi pendapatan
operasional dan rentabilitas, kita dapat melihat potret kinerja lembaga pembiayaan di
Indonesia.
Jumlah lembaga pembiayaan dengan predikat sangat bagus adalah 81 leasing, sedangkan
dengan predikat tidak bagus dan cukup bagus masih banyak seiring dengan
berfluktuasinya ekonomi.
• Penerapan Manajemen Risiko Lembaga Pembiayaan
Terhitung 1 Januari 2016, industri lembaga pembiayaan Indonesia telah memasuki babak
baru dalam penerapan manajemen risiko lembaga pembiayaannya. Mengapa? Karena
industri lembaga pembiayaan harus mengelola risiko yang harus dihadapinya sesuai
dengan penetapan OJK dalam Peraturan OJK nomor1/POJK.05/2015 tanggal 23 Maret
2015 tentang penerapan manajemen risiko bagi Lembaga Jasa Keuangan Nonbank. OJK
telah mewajibkan seluruh perusahaan lembaga pembiayaan di Indonesia untuk
menerapkan manajemen risiko secara efektif mulai 1 Januari 2016

BAB 19: TATA KELOLA KORPORASI

• Prinsip Corporate Governance


Corporate Governance adalah serangkaian keterkaitan antara dewan komisaris, direksi,
pihak-pihak yang berkepentingan serta pemegang saham perusahaan.
1. Prinsip Akuntabiitas
Prinsip akuntabilitas adalah kejelasan fungsi dan pelaksanaan pertanggungjawaban
organisasi perusahaan sehingga pengelolaannya berjalan secara efektif.
• Struktur Corporate Governance
Perusahaan wajib melaksanakan GCG dalam setiap kegiatan usahanya pada seluruh
tingkatan atau jenjang organisasi. Pelaksanaan GCG dalam setiap kegiatan usaha ini
termasuk dalam proses penyusunan visi, misi, rencana strategis pelaksanaan kebijakan,
dan langkah-langkah pengawasan internal. Yang dimaksud dengan “seluruh tingkatan
atau jenjang organisasi” bagi perusahaan adalah mulai dari tingkatan tertinggi, yaitu
dewan komisaris dan direksi sampai dengan tingkatan manajemen terendah

20
BAB 20: MODEL PENELITIAN MANAJEMEN RISIKO

• Topik Manajemen Risiko


Penelitian Mehran, dkk.(2016) membahasa tentang bagaimana menginvestasi hubungan
antara teknologi, pemasaran, organisasi, dan manajemen risiko komersial terhadap kinerja
pengembangan produk baru. Penelitian ini berbasis kuesioner dengan data yang dikoleksi
dari industry otomotif di Iran.
• Topik Enterprise Risk Management
Penelitian tentang enterprise risk management belakangan sudah dimulai. Diantaranya
riset yang dilakukan oleh Dina Mulyasari. Penelitiannya menguji pengaruh ERM, ukuran
perusahaan, pertumbuhan penjualan, leverage, dan profitabilitas memengaruhi
perusahaan. ERM tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

2.2. Kelebihan dan Kekurangan Buku

Kelebihan :
• Memiliki sampul yang menarik, sehingga pembaca tertarik untuk memiliki serta
mempelajarinya
• Tulisan dan ukuran buku juga menarik
• Materi yang dicantumkan lengkap mulai dari pengertian manajemen risiko sampai dengan
fungsi dan model manajemen risiko
• Buku ini juga dilengkapi soal-soal yang lengkap di setiap akhir bab yang menambah nilai
positif pada buku ini.

Kekurangan :

• Terdapat beberapa kalimat yang sulit dimengerti


• Terdapat beberapa penulisan yang salah

21
BAB III

PENUTUP

3.1.Kesimpulan

Resiko adalah kemungkinan kejadian atau keadaan yang dapat mengancam pencapaian
tujuan dan sasaran organisasi. Sedangkan Manajemen Risiko yaitu upaya-upaya dalam
bentuk aturan maupun tindakan yang ditujukan untuk mengoptimalkan (meminimalisir)
risiko atas suatu portfolio sesuai dengan Kebijakan Investasi masing-masing dana kelolaan.
Penerapan sistem manajemen risiko mengacu pada peraturan serta ketentuan yang tertuang
dalam kebijakan perusahaan.

Manajemen risiko dan pengendalian internal memiliki kesamaan materi dan komponen,
dan saling terkait satu dengan lainnya. Manajemen risiko yang ada perlu dievaluasi
keandalannya. Sementara itu, aktifitas pengendalian akan menjadi optimal dengan
menggunakan pendekatan risiko.

3.2.Saran

Dalam critical book report ini masih terdapat beberapa kekurangan dari penjelasan tiap
materi dalam setiap buku sehingga diharapkan bagi penulis untuk lebih memperhatikan hal
ini dan dapat memperbaikinya. Karena ketika sudah diperbaiki maka ilmu yang didapat dari
buku ini pun lebih banyak lagi dan buku-buku diatas menjadi pilihan mahasiswa untuk
dijadikan sumber pengetahuan dan pedoman dalam belajar.

22
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Bambang Rianto Rustam, S.E., Ak., M.M .2019. Manajemen Risiko: Prinsip, Penerapan,
dan Penelitian. Jakarta Selatan. Salemba Empat

23

Anda mungkin juga menyukai