Mata Kuliah :
Manajemen Resiko
Dosen Pengampu :
Jihen Ginting, Drs., M.Si., Ak
Disusun Oleh:
Kelompok 9
Natasya Febivalen Naibaho 7193220028
PRODI S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur marilah kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, dimana atas
berkatnya kita masih diberikan kesehatan hingga pada saat ini, sehingga dalam kesempatan
ini kita masih diberikan kelancaran dan dibukakan pintu pikiran dalam proses pembuatan
tugas Critical Book Report yang merupakan salah satu tugas wajib dalam mata kuliah
Manajemen Risiko, dan dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Kami menyampaikan terimakasih kepada bapak Jihen Ginting, Drs., M.Si., Ak selaku
dosen mata kuliah Manajemen Risiko yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Dan
kami juga menyampaikan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu baik
melalui materi maupun dorongan hingga tugas ini dapat diselesaikan dengan baik.
Tugas Critical Book ini kami susun dengan harapan dapat menambah pengetahuan
dan wawasan kita semua khususnya Manajemen Risiko. Kami menyadari bahwa tugas
Critical Book Report ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan dalam
tugas ini.Oleh karena kami minta maaf karena sesungguhnya pengetahuan dan pemahaman
kami yang terbatas dan kami berharap adanya kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan tugas Critical Book Report yang akan datang menjadi lebih baik.
Kelompok IX
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Manajemen Resiko (Risk Management) merupakan salah satu elemen penting dalam
menjalankan bisnis perusahaan karena semakin berkembangnya dunia perusahaan serta
meningkatnya kompleksitas aktivitas perusahaan mengakibatkan meningkatnya tingkat
risiko yang dihadapi perusahaan. Sasaran utama dari implementasi Risk Management
adalah melindungi perusahaan terhadap kerugian yang mungkin timbul. Lembaga
perusahaan mengelola risiko dengan menyeimbangkan antara strategi bisnis dengan
pengelolaan risikonya sehingga perusahaan akan mendapatkan hasil optimal dari
operasionalnya.
Manajemen risiko sangat penting bagi kelangsungan suatu usaha atau kegiatan. Jika
terjadi suatu bencana, seperti kebakaran atau kerusakan, perusahaan akan mengalami
kerugian yang sangat besar, yang dapat menghambat, mengganggu bahkan
menghancurkan kelangsungan usaha atau kegiatan operasi. Manajemen risiko merupakan
alat untuk melindungi perusahaan dari setiap kemungkinan yang merugikan (Ramli,
2010).
Penulisan critical book report ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain
adalah:
1
2. Menambah pengetahuan serta wawasan para pembaca
1.4.Identitas Buku
ISBN : 978-979-061-741-4
2
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut ISO 31000:2009, agar manajemen risiko menjadi lebih efektif maka perusahaan
harus mematuhi prinsip-prinsip manajemen risiko. Pengelolaan risiko menciptakan dan
melindungi nilai. Manajemen risiko memberikan kontribusi melalui peningkatan
kemungkinan pencapaian sasaran perusahaan secara nyata. Selain itu juga memberikan
perbaikan dalam aspek keselamatan, kesehatan kerja, kepatuhan terhadap peraturan
perundangan, perlindungan lingkungan hidup, persepsi publik, kualitas produk, reputasi,
corporate governance, efisiensi dan operasi, Pengelolaan risiko merupakan bagian yang
terintegrasi dengan seluruh proses bisnis organisasi. Manajemen risiko bukan suatu aktivitas
yang berdiri sendiri namun merupakan bagian dari tanggung jawab manajemen dan
merupakan bagian proses organisasi, termasuk perencanaan strategis dan proyek serta proses
3
perubahan manajemen, Pengelolaan risiko merupakan bagian dari proses pengambilan
keputusan. Pengelolaan risiko membantu memberikan informasi kepada pembuat keputusan,
membantu menentukan prioritas dan menunjukkan semua risiko yang memerlukan tindakan
pengendalian., Pengelolaan risiko secara eksplisit memperhitungkan ketidakpastian.
Pengelolaan risiko eksplisit memperhitungkan ketidakpastian, memperkirakan sifat
ketidakpastian dan bagaimana harus ditangani, Pengelolaan risiko dibangun melalui
pendekatan yang sistematis, terstruktur dan tepat waktu. Secara sistematis, terstruktur dan
tepat waktu merupakan pendekatan pengelolaan risiko yang dapat memberikan kontribusi
secara efisien dan konsisten. Hasilnya dapat dibandingkan dan memberikan hasil serta
perbaikan, Pengelolaan risiko membutuhkan ketersediaan informasi yang memadai.
Untuk memastikan bahwa manajemen risiko masih tetap relevan, para pemangku
kepentingan dari seluruh level organisasi dan pemangku kepentingan secara efektif.
Keterlibatan para pemangku kepentingan harus dapat terwakili dengan baik dan mendapatkan
kesempatan menyampaikan pendapat dalam menentukan kriteria risiko, Pengelolaan risiko
bersifat dinamis, berulang dan tanggap terhadap perubahan. Ketika organisasi mengalami
perubahan dan terjadi peristiwa baru, konteks dan pemahaman risiko juga akan mengalami
perubahan. Dalam hal ini monitoring dan review berperan memberikan kontribusi atas
perubahan yang terjadi sehingga muncul risiko baru, ada yang berubah frekuensi maupun
dampaknya dan ada risiko yang sudah tidak muncul kembali.
Manajemen risiko korporasi , atau dikenal dengan singkatan bahasa Inggris ERM ,
adalah suatu proses, yang dipengaruhi oleh dewandirektur, manajemen, dan personel lain
dalam perusahaan, yang diterapkan pada tataran strategis dan menyeluruh, yang dirancang
untuk mengidentifikasi potensi peristiwa yang dapat memengaruhi perusahaan dan untuk
memberikan jaminan yang wajar terhadap pencapaian sasaran perusahaan . MRK
menyediakan kerangka kerja manajemen risiko, yang umumnya melibatkan proses
identifikasi peristiwa yang dapat berpengaruh terhadap sasaran perusahaan , penilaian
kemungkinan dan dampakperistiwa tersebut, penentuan strategi tanggapan, serta pemantauan
pelaksanaan tanggapan tersebut. Salah satu kerangka kerja MRK yang terkenal adalah COSO
ERM. Tujuan penerapan Manajemen Risiko Perusahaan diyakini mampu untuk :
4
1. Memastikan risiko-risiko yang ada di Perusahaan telah diidentifikasi dan dinilai,
serta telah dibuatkan rencana tindakan untuk meminimalisasi dampak dan
kemungkinan terjadinya.
2. Memastikan bahwa rencana tindakan telah dilaksanakan secara efektif dan dapat
meminimalisasi dampak dan kemungkinan terjadinya risiko.
3. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi manajemen, karena semua risiko yang dapat
menghambat proses perusahaan telah diidentifikasikan dengan baik, termasuk cara
untuk mengatasi gangguan kelancaran proses perusahaan telah diantisipasi
sebelumnya, sehingga bila gangguan tersebut memang terjadi, maka perusahaan
telah siap untuk menanganinya dengan baik.
4. Membantu Manajemen Perusahaan dalam pengambilan keputusan dengan
menyediakan informasi mengenai risiko-risiko yang ada di Perusahaan, baik risiko
strategis maupun kegiatan fungsi- fungsi/proses bisnis di Unit Kerja.
5. Lebih memberikan jaminan yang wajar atas pencapaian sasaran perusahaan karena
terselenggaranya manajemen yang lebih efektif dan efisien, hubungan dengan
pemangku kepentingan yang semakin membaik, kemampuan menangani risiko
perusahaan yang juga meningkat, termasuk risiko kepatuhan dan hukum. Demikian
secara berjenjang hingga sampai pada penanggungjawab proses.
5
untuk tidak melakukan aktivitas yang mengandung risiko sama sekali. Dalam memutuskan
untuk melakukannya, maka harus dipertimbangkan potensial keuntungan dan potensial
kerugian yang dihasilkan oleh suatu aktivitas 2. Risk reduction Risk transfer Yatu
memindahkan risiko kepada pihak lain, umumnya melalui suatu kontrak maupun hedging.
Risk deferral Dampak suatu risiko tidak selalu konstan. Risk deferral meliputi menunda
aspek suatu proyek hingga saat dimana probabilitas terjadinya risiko tersebut kecil. Risk
retention Walaupun risiko tertentu dapat dihilangkan dengan cara mengurnagi maupun
mentransfernya, namun beberapa risiko harus tetap diterima sebagai bagian penting dari
aktivitas. Penanganan risiko High probability, high impact : risiko jenis ini umumnya
dihindari ataupun ditransfer. Low probability, high impact : respon paling tepat untuk tipe
risiko ini adalah dihindari. Low probability, low impact : efek dari risiko ini dapat dikurangi,
namun biayanya dapat saja melebihi dampak yang dihasilkan. Dalam kasus ini mungkin lebih
baik untuk menerima efek dari risiko tersebut. Contingency plan: Untuk risiko yang mungkin
terjadi maka perlu dipersiapkan contingency plan seandainya benar-benar terjadi.
Contingency plan haruslah sesuai dan proporsional terhadap dampak risiko tersebut. Dalam
banyak kasus seringkali lebih efisien untuk mengalokasikan sejumlah sumber daya untuk
mengurangi risiko dibandingkan mengembangkan contingency plan yang jika
diimplementasikan akan lebih mahal. Namun beberapa scenario memang membutuhkan full
contingency plan, tergantung pada proyeknya.
6
risiko bertanggung jawab atas hasil dan kehidupan perusahaan → entrepreneur. Ada 3 Fungsi
Pokok Manajemen Risiko (Soeisno Djojosoedarso, 2003) 1. Menemukan Kerugian Potensial
→ Berupaya menemukan atau mengidentifikasi seluruh risiko murni yang dihadapi
perusahaan 2. Mengevaluasi Kerugian Potensial → evaluasi dan penilaian terhadap semua
kerugian potensial yang dihadapi oleh perusahaan (frekuensi terjadinya kerugian dan
besarnya kerugian) 3. Memilih teknik yang tepat untuk menanggulangi kerugian
7
melempar kointiga kali, berapa nilai angka (sukses) yangdiharapkan dan variansnya ?E (x)=
μ = 3 x 0,5 = 1,5σ2= 3 x 0,5 (1-0,5) = 0,75
Resiko bisnis adalah resiko yang terkait dengan posisi kompetitif perusahaan dan
prospek perusahaan untuk berkembang dalam pasar yang senantiasa berubah. Faktor utama
penentu resiko bisnis adalah tingkat kompetisi dalam industri dan struktur biaya perusahaan.
Alat ukur dalam mengukur resiko bisnis adalah degree of operating leverage.
Resio bisnis saat ini telah menjadi perhatian utama direksi dan komisaris perusahaan.
Resiko bisnis meliputi prospek jangka pendek dan jangka panjang terhadap produk jasa yang
ada. Penerapan manajemen resiko bisnis bagi perusahaan yang ideal minimal terdiri atas
beberapa cakupan, yaitu :
8
BAB 7 : MANAJEMEN RESIKO STRATEGIS
Resiko strategis adalah resiko akibat ketidakpastian dalam pengambilan dan atau
pelaksanaan suatu keputusan strategis serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahaan
lingkungan bisnis. Sumber terjadinya resiko strategis meliputi ketidapastian strategi dengan
kondisi lingkungan bisnis, pengambilan strategi yang beresiko tinggi dan strategi beresiko
rendah, posisi bisnis perusahaan dan pencapaian rencana bisnis perusahaan.
Penetapan tuuan strategis pada hakikatnya perlu mempertimbangkan faktor internal dan
eksternal bisnis perusahaan. Faktor internal yang mempengaruhi aktivitas perusahaan antara
lain :
Tingkat resiko timbul dari pilihan strategi perusahaan. Strategi beresiko rendah adalah
strategi dimana perusahaan melakukan kegiatan usaha pada pangsa pasar dan nasabah yang
telah dikenal sebelumnya atau menyediakan produk yang bersifat tradisional sehingga tingkat
pertumbuhan perusahaan cenderung stabil dan dapat diprediksi. Strategi beresiko tinggi
adalah strategi dimana perusahaan berencana masuk ke dalam area bisnis baru, baik pangsa
pasar, produk atau jasa, maupun nasabah baru.
Resiko operasional adalah resiko akibat ketidapastian dan atau tidak berfungsinya
proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem dan atau adanya kejadian – kejadian
eksternal yang memengaruhi operasional perusahaan. Resiko operasional dapat bersumber
dari sumber daya manusia, proses internal, sistem dan infrastruktur serta kejadian eksternal.
Terdapat tiga model dalam pengukuran resiko operasional, yaitu pendekatan indikator
dasar, pendekatan terstandarisasi dan pendekatan pengukuran lanjut. Untuk saat ini industri
perbankan di Indonesia masih menggunakan pendekatan indikator dasar. Untuk penggunaan
9
pendekatan terstandarisasi dan pendekatan pengukuran lanjut, wajib memperoleh persetujuan
dari Otoritas Jasa Keuangan untuk menggunakannya.
Dalam melaksanakan kebijakan, prosedur dan penetapan limit untuk resiko operasional,
perusahaan perlu menerapkan :
Resiko hukum adalah resiko akibat tuntutan hukum dan atau kelemahan aspek yuridis
yang dialami suatu perusahaan. Dalam menilai risiko inheren atas risiko hukum, sumber
risiko yang dapat diperhatikan antara lain : faktor litigasi, faktor kelemahan perikatan dan
faktor ketiadaan/perubahan peraturan perundang-undangan.
Risiko hukum adalah risiko dari ketidakpastian tindakan atau tuntutan hukum (legal
action) atau ketidakpastian dari pelaksanaan atau interpretasi dari kontrak, hukum, atau
peraturan. Yaitu risiko hukum merupakan terkait dengan risiko bank yang menanggung
kerugian sebagai akibat adanya tuntutan hukum, kelemahan dalam aspek legal atau yuridis.
Di beberapa negara, risiko hukum disebabkan oleh posisi hukum yang kurang jelas, misalkan
10
kepemilikan properti atau masalah kepailitan. Risiko hukum dari suatu negara umumnya
berbeda dengan negara lainnya.
Pengawasan aktif dewan komisaris dan direksi perlu didukung oleh adanya
kewenangan dan tanggung jawab dewan komisaris dan direksi, sumber daya manusia, serta
organisasi manajemen risiko hukum Dalam hal kewenangan dan tanggung jawab dewan
komisaris dan direksi ini, maka perusahaan perlu menetapkan mekanisme komunikasi yang
efektif dengan melibatkan pejabat dan karyawan perusahaan atas permasalahan hokum yang
dihadapi agar risiko hukum dapat dicegah dan dikendalikan.
Tujuan utama manajemen risiko hukum adalah memastikan proses manajemen risiko
dapat meminimalkan kemungkinan dampak negatif dari kelemahan aspek yuridis, ketiadaan,
dan/atau perubahan peraturan perundang-undangan.
Resiko kepatuhan adalah resiko akibat perusahaan tidak memenuhi dan atau tidak
melaksanakan peraturan perundangan dan ketentuan yang berlaku di sebuah negara. Terdapat
beberapa faktor yang memengaruhi besar kecilnya resiko kepatuhan di suatu perusahaan,
yaitu jenis dan signifikan pelanggaran yang dilakukan, frekuensi pelanggaran yang dilakukan
atau track record kepatuhan perusahaan, dan pelanggaran terhadap ketentuan atas transaksi
keuangan tertentu.
Resiko kepatuhan melekat pada resiko perusahaan yang terkait dengan peraturan
perundang – undangan dan ketentuan yang berlaku. Oleh karena itu, pengetahuan terkini
mengenai ketentuan dan peraturan serta disiplin pelaksanaan sangat berperan.
11
standar yang berlaku secara umum, ketentuan dan atau peraturan perundang – undangan yang
berlaku.
Risiko reputasi adalah akibat menurunnya tingkat kepercayaan stakeholder yang bersumber
dari persepsi negative terhadap perusahaan. Risiko repurtasi terjadi akibat kejadian-kejadian
yang merugikan reputasi perusahaan, misalnya pemberitaan negative di media massa,
pelanggaran etika bisnis, dan keluhan nasabah atau hal-hal lain yang bias menyebabkan risiko
reputasi. Reputasi dibentuk dari:
1. Tanggungjawab social
2. Daya tarik emosional
3. Kinerja finansial
4. Produk dan pelayanan
5. Lingkungan tempat kerja
Tujuan utama manajemen risiko reputasi adalah untuk mengantisipasi dan meminimalkan
dampak kerugian dari risiko reputasi perusahaan.
Terdapat beberapa factor yang menjadi sumber dari risiko dari risiko reputasi, yaitu:
pengaruh reputasi dari pemilik perusahaan dan perusahaan terkait, pelanggaran etika bisnis,
kompleksitas produk dan kerjasama bisnis perusahaan, frekuensi, materialistis, dan eksposur
pemberitaan negative perusahaan , serta frekuensi perusahaan terkait akan sangat
berpengaruh.
12
- Proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko serta sistem
informasi manajemen risiko repurtasi
- Sistem pengendalian intern
Risiko likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan perusahaan untuk memenuhi utang
yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas dan atau dari asset likuid berkualitas tinggi
yang dapat diagunkan, tanpa mengganggu aktivitas kondisi keuangan perusahaan.
Terdapat beberapa sumber terjadinya risiko likuiditas pada sebuah perusahaan yaitu:
komposisi dari aset, utang, dan transaksi rekening administratif, konsentrasi Dari aset dan
utang, kerentanan pada kebutuhan pendanaan, dan akses kepada sumber pendanaan.
Tujuan utama manajemen risiko untuk risiko likuiditas adalah meminimalkan kemungkinan
ketidakmampuan perusahaan dalam memperoleh sumber pendanaan arus kas. Secara lebih
spesifik, tujuan dari manajemen risiko likuiditas adalah:
3. Menjaga likuiditas perusahaan pada tingkat yang optimal sehingga biaya atas pengelolaan
likuiditas berada dalam batas yang dapat ditoleransi
Risiko likuiditas dapat diklasifikasikan menjadi likuiditas endogen dan likuiditas eksogen
endogen adalah likuiditas yang melekat pada setiap jenis aset perusahaan itu sendiri titik
likuiditas eksogen adalah likuiditas yang ditimbulkan oleh struktur utang perusahaan.
Penerapan manajemen risiko untuk risiko likuiditas bagi perusahaan setidaknya mencakup
beberapa hal yaitu:
13
3. Proses identifikasi, pengukuran, Pemantauan, dan pengendalian risiko, serta sistem
informasi manajemen risiko.
Alat pengukuran risiko likuiditas adalah profil muturitas, proyeksi arus kas, dan stress testing
rasio likuiditas.
Risiko pasar adalah risiko pada laporan posisi keuangan dan rekening administratif akibat
perubahan harga pasar, antara lain risiko berupa perubahan secara keseluruhan dari kondisi
pasar, termasuk risiko perubahan harga opsi.
Risiko pasar terdiri atas risiko spesifik dan risiko pasar umum. Risiko spesifik adalah risiko
yang timbul akibat pergerakan atas surat berharga individual yang disebabkan oleh faktor-
faktor terkait dengan surat berharga atau penerbitnya. Risiko umum adalah risiko yang timbul
akibat pergerakan harga pasar yang berpengaruh terhadap beberapa instrumen keuangan.
Tujuan utama manajemen risiko pasar adalah untuk meminimalkan kemungkinan dampak
negatif akibat perubahan kondisi pasar terhadap aset dan permodalan perusahaan
Terdapat beberapa sumber risiko pasar yaitu strategi dan kebijakan bisnis perusahaan,
kerugian potensial risiko suku bunga dalam banking book, dan volume dan komposisi
portofolio
14
BAB 14 : MANAJEMEN RISIKO KREDIT
Risiko Kredit adalah risiko akibat kegagalan pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada
lembaga keuangan yang memberikan kredit sesuai dengan perjanjian yang disepakati. risiko
kredit dapat bersumber dari berbagai aktivitas bisnis perusahaan yang beroperasi sebagai
lembaga keuangan
- kredit konsumtif, yaitu kredit yang digunakan untuk membiayai pembelian barang
dan jasa yang dapat memberi kepuasan langsung terhadap kebutuhan manusia
- kredit produktif, yaitu kredit yang digunakan untuk tujuan produktif yang dapat
menimbulkan faedah karena bentuk, tempat, waktu maupun kepemilikan.
- kredit jangka pendek, yaitu kredit yang berjangka waktu maksimal 1 tahun.
biasanya, kredit ini cocok untuk membiayai kebutuhan modal kerja
- kredit jangka menengah, yaitu kredit dengan jangka waktu antara 1 sampai dengan 3
tahun, misalnya pembelian mesin ringan.
- kredit jangka panjang, yaitu kredit dengan jangka waktu lebih dari 3 tahu…
Risiko kredit dan risiko likuiditas merupakan risiko paling fundamental antara operasional
lembaga keuangan. Risiko kredit meliputi risiko konsentrasi kredit, risiko akibat kegagalan
pihak lawan, dan risiko kredit akibat Country Risk.
Terdapat 2 faktor penyebab kredit gagal yaitu factor internal dan eksternal
- Factor internal
• Adanya self dealing atau tindak kecurangan dari aparat pengelola kredit.
• Kurangnya pengetahuan/keterampilan para pengelola kredit
• Kurang baiknya sistem informasi manajemen yang dibangun pada bank yang
bersangkutan
• Lemahnya organisasi dan manajemen dari bank yang bersangkutan
• Tidak adnya kebijakan perkreditan yang baik
15
• Kurangnya pengawasan kredit yang dilakukan oleh bank yang bersangkutan
pada nasabah debiturnya
• Adanya sikap ceroboh, lalai, dan menggampangkan dari pengelola perkreditan
- Factor eksternal
• Kegiatan perekonomian makro/kegiatan politik/kebijaksanaan pemerintah
yang diluar jangkauan bank untuk diperkirakan
• Adanya bencana alam dan kejadian lain diluar dugaan
• Adanya itikad baik nasabah yang diragukan
• Adanya persaingan cukup tajam diantara perbankan itu sendiri sehingga bank
yang bersangkutan tidak mampu untuk melakukan seleksi risiko usahanya
dibidang perkreditan
• Adanya tekanan-tekanan dari berbagai kekuatan politik diluar bank sehingga
menimbulkan kompromi terhadap prinsip-prinsip kredit yang sehat
• Adanya kesulitan/kegagalan dalam proses likuidasi dan perjanjian kredit yang
telah disepakati antara nasabah dengan bank
Asuransi adalah perjanjian antar dua pihak, yaitu perusahaan asuransi dan pemegang polis
yang menjadi dasar penerimaan premi oleh perusahaan asuransi sebaga imbalan untuk:
[00.29, 22/4/2021] HAPPY HAPPY: Dalam kaitannya dengan manajemen risiko, terdapat
dua jenis usaha perasuransian yang sangat terkait yaitu usaha asuransi umum dan usaha
asuransi jiwa
Usaha asuransi umum adalah usaha jasa pertanggungan risiko yang memberikan penggantian
kepada tertanggung atau pemegang polis karena kerugian, kerusakan, biaya yang timbul,
16
kehilangan keuntungan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin
diderita tertanggung atau pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti.
Perusahaan asuransi umum hanya dapat menyelenggarakan usaha asuransi umum, termasuk
lini usaha asuransi kesehatan dan Lini usaha asuransi kecelakaan diri dan usaha reasuransi
untuk risiko perusahaan asuransi umum lainnya
Usaha asuransi jiwa adalah usaha yang menyelenggarakan jasa penanggulangan Resiko yang
memberikan pembayaran kepada pemegang polis tertanggung atau au pihak lain yang berhak
dalam hal tertanggung meninggal dunia atau tetap hidup atau pembayaran lain kepada
pemegang polis tertanggung atau pihak lain yang berhak pada waktu tertentu yang diatur
dalam perjanjian yang besarnya telah ditetapkan dan atau didasarkan pada hasil pengelolaan
dana.
Sebagai lembaga keuangan yang telah diatur oleh regulasi dan perundang-undangan, asuransi
memiliki manfaat sebagai berikut:
- Rasa aman dan perlindungan. tertanggung terhindar dari kerugian kerugian yang
mungkin timbul
- Pendistribusian biaya dan manfaat lebih adil. Semakin besar kemungkinan terjadinya
suatu kerugian, semakin besar kerugian yang mungkin timbul, sehingga makin besar
pula preminya.
- Polis asuransi dapat dijadikan jaminan memperoleh kredit.
- Berfungsi sebagai tabungan dan sumber pendapatan.
- Alat penyebaran risiko. kerugian disebarkan pada penanggung.
- Biaya operasional yaitu biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan asuransi dalam
menciptakan laba perusahaannya.
- Moral Hazard adalah sebuah kondisi ketika seseorang atau perusahaan dengan sengaja
menyebabkan kerugian dengan maksud memperoleh uang asuransi misalnya membuat
klaim fiktif
- Moral Hazard adalah kelalaian dan tindakan yang tidak bertanggung jawab seseorang
yang akan menyebabkan terjadinya suatu kerugian
17
- Kerugian potensial cukup besar tetapi probabilitasnya tidak tinggi sehingga membuat
perusahaan asuransi dapat bekerja seekonomis Mungkin (kelayakan ekonomis)
- Probabilitas kerugian dapat diperhitungkan
- Terdapat sejumlah unit yang terbuka (expose) terdapat risiko yang sama (massal dan
homogeny)
- Kerugian yang terjadi bersifat kebetulan
- kerugian tertentu
- bukan risiko catastrophe
18
mengakibatkan semakin kompleksnya risiko bagi asuransi dimaksud yang diimbangi
dengan penerapan fungsi identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko
yang memadai.Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kemungkinan yang lebih besar
untuk mencapai tujuan usaha dan memberikan dasar lebih baik dalam penyusunan arah
strategis. Dengan demkian, asuransi dapat menjalankan kegiatan usaha sesuai dengan
regulasi standar, prinsip dan praktik penyelenggaraan usaha yang sehat
19
BAB 18 : MANAJEMEN RISIKO LEMBAGA PEMBIAYAAN
20
BAB 20: MODEL PENELITIAN MANAJEMEN RISIKO
Kelebihan :
• Memiliki sampul yang menarik, sehingga pembaca tertarik untuk memiliki serta
mempelajarinya
• Tulisan dan ukuran buku juga menarik
• Materi yang dicantumkan lengkap mulai dari pengertian manajemen risiko sampai dengan
fungsi dan model manajemen risiko
• Buku ini juga dilengkapi soal-soal yang lengkap di setiap akhir bab yang menambah nilai
positif pada buku ini.
Kekurangan :
21
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Resiko adalah kemungkinan kejadian atau keadaan yang dapat mengancam pencapaian
tujuan dan sasaran organisasi. Sedangkan Manajemen Risiko yaitu upaya-upaya dalam
bentuk aturan maupun tindakan yang ditujukan untuk mengoptimalkan (meminimalisir)
risiko atas suatu portfolio sesuai dengan Kebijakan Investasi masing-masing dana kelolaan.
Penerapan sistem manajemen risiko mengacu pada peraturan serta ketentuan yang tertuang
dalam kebijakan perusahaan.
Manajemen risiko dan pengendalian internal memiliki kesamaan materi dan komponen,
dan saling terkait satu dengan lainnya. Manajemen risiko yang ada perlu dievaluasi
keandalannya. Sementara itu, aktifitas pengendalian akan menjadi optimal dengan
menggunakan pendekatan risiko.
3.2.Saran
Dalam critical book report ini masih terdapat beberapa kekurangan dari penjelasan tiap
materi dalam setiap buku sehingga diharapkan bagi penulis untuk lebih memperhatikan hal
ini dan dapat memperbaikinya. Karena ketika sudah diperbaiki maka ilmu yang didapat dari
buku ini pun lebih banyak lagi dan buku-buku diatas menjadi pilihan mahasiswa untuk
dijadikan sumber pengetahuan dan pedoman dalam belajar.
22
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Bambang Rianto Rustam, S.E., Ak., M.M .2019. Manajemen Risiko: Prinsip, Penerapan,
dan Penelitian. Jakarta Selatan. Salemba Empat
23