B. Materi Ajar
1. Elemen biaya produksi di perusahaan manufaktur
2. Biaya bahan sebagai elemen biaya produksi
3. Biaya tenaga kerja sebagai elemen biaya produksi
4. Biaya overhead pabrik sebagai elemen biaya produksi
5. Proses produksi satu tahap
6. Aliran fisik produk
7. Proses produksi melalui satu departemen
8. Pengertian produk dalam proses
9. Pengertian produk jadi
a. Biaya bahan, terdiri dari biaya bahan baku dan biaya bahan penolong.
b. Biaya tenaga kerja, terdiri dari tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung.
c. Biaya overhead pabrik yaitu biaya yang terjadi tapi diluar dari biaya bahan baku dan biaya
tenaga kerja langsung.
Bahan
Tenag PROD
a UK
Over
Gambar 2 2 :Arus Fisik Produk
Arus fisik produk diatas menggambarkan proses produksi suatu barang/produk yang diproses dari bahan
baku dikerjakan oleh tenaga kerja dengan dukungan listrik pabrik yang merupakan jenis biaya overhead
pabrik kemudian diproses maka akan menghasilkan suatu produk jadi.
Contoh dari gambar di atas adalah pembuatan kursi dimana bahan bakunya adalkah kayu akan dikerjakan
oleh tenaga kerja dengan dukungan untuk mengerjakan adalah listrik untuk penerangan, untuk
menghidupkan mesin dan lain sebagainya.
Proses produksi dalam satu departemen hanya diproses dalam satu departemen produksi sampai barang
jadi, jadi tidak melalui distribusi atau tahapan berbagai departemen. Untuk menghitung biaya produksi
tidak memerlukan alokasi dari departemen yang lain.
Untuk dapat memahami perhitungan harga pokok proses, berikut ini diuraikan contoh metode harga
pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang mengolah produknya melalui satu departemen
produksi tanpa memperhitungkan adanya persediaan produk dalam proses awal periode.
Contoh 1
Misalkan PT Maju mengolah produknya secara massa melalui satu departemen produksi. Jumlah data
biaya dan data produksi selama bulan Januari 2016 disajikan dalam data sebagai berikut :
Produk dalam proses pada akhir bulan sebanyak 500kg, dengan tingkat penyelesaian sebagai berikut :
Biaya bahan baku : 100%: Biaya tenaga kerja 50%: biaya overhead pabrik 30%
Untuk menghitung biaya persatuan yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut, perlu dihitung unit
ekuivalensi bulan Januari 2016 dengan cara perhitungan sebagai berikut :
Biaya bahan baku yang dikeluarkan dalam bulan Januari2016 tersebut dapat menghasilkan 3.000kg
produk jadi dan 500kg persediaan produk dalam proses dengan tingkat penyelsaian biaya bahan baku
100%. Hal ini berarti bahwa biaya bahan baku sebesar Rp 8.750.000,00 tersebut telah digunakan untuk
menyelesaikan produk jadi sebanyak 3.000kg dan 500kg (500x100%) persediaan produk dalam proses.
Dengan demikian unit ekuivalensi biaya bahan baku adalah 3.500kg, yang dihitung sebagai berikut : 3.000
+ (100%x500) = 3.500kg
Biaya tenaga kerja yang dikeluarkan dalam bulan Januari 2016 sebesar RP 16.250.000,00 tersebut dapat
menghasilkan 3.000kg produk jadi dan 500kg persediaan produk dalam proses dengan tingkat
penyelesaian biaya tenaga kerja sebesar 50%. Hal ini berarti bahwa biaya tenaga kerja sebesar Rp
16.250.000,00 tersebut telah digunakan untuk menyelesaikan produk jadi sebanyak 3.000kg dan 250kg
(500x50%) persediaan produk dalam proses. Dengan demikian unit ekuivalensi biaya tenaga kerja adalah
3.250kg, yang dihitung sebagai berikut : 3.000 + (50%x500) = 3.250kg
Biaya overhead pabrik yang dikeluarkan dalam bulan Januari 2016 sebesar Rp 23.625.000,00 tersebut
dapat menghasilkan 3.000kg produk jadi dan 500kg persediaan produk dalam proses dengan tingkat
penyelesaian biaya tenaga kerja sebesar 30%. Hal ini berarti bahwa biaya tenaga kerja sebesar Rp
23.625.000,00 tersebut telah digunakan untuk menyelesaikan produk jadi sebanyak 3.000kg dan 150kg
(500x30%) persediaan produk dalam proses. Dengan demikian unit ekuivalensi biaya tenaga kerja adalah
3.150kg, yang dihitung sebagai berikut : 3.000 + (30%x500) = 3.150kg
Persediaan Produk Dalam Proses merupakan barang-barang yang masih dalam keadaan belum
selesai dikerjakan yang ada pada akhir periode. Periode berikutnya Produk Dalam Proses ini akan diproses
menjadi barang jadi. Perusahaan manufaktur untuk produk massa biasanya dipastikan bisa mempunyai
persediaan Produk Dalam Proses tetapi berbeda untuk perusahaan manufacture skala kecil belumk tentu
mempunyai persediaan Produk Dalam Proses. Apabila perusahaan menggunakan sistem akuntansi
periodic maka penentuan jumlah Produk Dalam Proses akhir periode dilakukan melalui penghitungan fisik.
Persediaan akhir Produk Dalam Proses yang dihitung tersebut, kemudian akan dipindahkan ke akun
Produk Dalam Proses dalam jurnal penutup. Tetapi apabila menngunakan metode perpetual maka
persediaan Produk Dalam Proses sudah diketahui nilai akhirnya jadi langsung bisa dimasukkan dalam
neraca saldo.
Berdasarkan contoh PT Maju di atas maka harga pokok produk dalam proses dapat dihitung sebagai
berikut :
Jurnal untuk mencatat Produk Dalam Proses (PDP) adalah sebagai berikut :
Persediaan barang jadi adalah barang –barang yang sudah selesai diproses dalam suatu proses
produksi dan sudah siap dipasarkan atau dijual. Barang jadi perusahaan industry satu bisa menjadi bahan
baku perusahaan industry lainnya. Contoh, benang merupakan barang jadi perusahaan pemintalan
sedang bagi perusahaan tekstil merupakan bahan baku. Jadi untuk menentukan itu merupakan barang
jadi atau bukan tergantung dari pemakainya. Barang jadi akan disimpan di gudang sebelum dijual.
Dari contoh diatas perhitungan harga pokok produk jadi dan biaya produksi bulan Januari 2016 adalah
sebagai berikut :
Harga pokok produk jadi : 3.000kg x Rp15.000,00 Rp 45.000.000
PDP-BBB Rp7.500.000
PDP-BTKL Rp15.000.000
Catatan :