1462 4385 1 PB
1462 4385 1 PB
Lilis Gultom1)
1)Universitas Nomensen, Medan, Indonesia
email:lilis04juni@yahoo.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengidentifikasi bagaimana tingkat optimasi
penggunaan faktor-faktor produksi luas lahan, tenaga kerja, modal, sarana produksi
(bibit, pupuk, obat-obatan) usahatani kentang di daerah penelitian, mengetahui
pendapatan petani kentang di daerah penelitian, serta mengetahui kelayakan usahatani
kentang di daerah penelitian. Metode penentuan daerah penelitian dilakukan secara
“purposive” yaitu Nagori Purbatua Baru, Kecamatan Pematang Silimakuta, Kabupaten
Simalungun. Dasar pemilihan daerah penelitian ini adalah berdasarkan potensi wilayah
sebagai sentra produksi kentang. Disamping itu kentang merupakan sumber mata
pencaharian di daerah penelitian. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 32
responden. Analisis data dilakukan dengan uji regresi linier berganda. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penggunaan faktor-faktor produksi pada usahatani kentang luas
lahan, tenaga kerja, benih, pupuk Urea, pupuk TSP, pupuk KCl, pupuk NPK, pestisida
Victori, pestisida Wendri, pestisida Curacron, pestisida Confidor, peralatan pompa dan
ember melebihi optimal, sehingga perlu dilakukan penggunaan luas lahan milik sendiri,
pengurangan tenaga kerja, pengurangan pupuk dan pestisida, serta pengurangan
penggunaan peralatan pompa dan ember, sehingga biaya produksi dapat dikurangi.
Sedangkan peralatan goni belum optimal. Besarnya pendapatan usahatani wortel sebesar
Rp. 22.558.310.83pertani atau Rp. 37.421.483,78 perhektar permusim tanam. Nilai OIR
usahatani kentang di daerah penelitian adalah sebesar 2,76, hal ini menunjukkan bahwa
usahatani kentang tersebut layak.
Abstract
This study aims to identity how the optimum level of the using of production factors of land
area, labor, capital, production facilities (seeds, fertilizer, medicines) of potato farming in
the research area, to know the income of potato farmers in the research area, potato farming
in the research area. The method of determining the research area is done by “purposive”
that is Nagori Purbatua Baru, Pematang Silimakuta, Simalungun,. The basic for the
selection of this research area is based on the potential of livelihood in the research area.
The sample in this study was 32 respondents. Data analysis was done by multiple linier
regression test. The result showed that the using of production factors on potato farm area
of land, labor, seed, Urea fertelizer, TSP fertilizer, KCl fertilizer, NPK fertilizer, Victori
pesticide, Wendri pesticide, Curacron pestiside, Confidor pestiside, pumping equipment and
bucket exceeded optimum, so it is necessary to use the area of private land, the reduction of
the use of pump and bucket equipment, so that the production cost can be reduced. While
1
Jurnal Agrica Vol.11 No.1/AApril 2018 ISSN 1979-8164 (Print)
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/agrica ISSN 2541-593X (Online)
10.31289/agrica.v11i1.1462.g1596
the jute equipment is not optimal. The amount of potato farm income of Rp. 22,558,310.83
for every farmers or Rp. 37,421,483.78 per hectare. The OIR value of potato farming in the
study area was 2.76, this indicates that potato farming is feasible.
2
Jurnal Agrica Vol.11 No.1/AApril 2018 ISSN 1979-8164 (Print)
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/agrica ISSN 2541-593X (Online)
10.31289/agrica.v11i1.1462.g1596
Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa tahun 2014, terjadi penurunan luas
dari tahun 2010 – 2014 terjadi panen dan produksi kentang.
peningkatan setiap tahunnya terhadap Luas panen dan produksi
luas panen dan produksi kentang di tanaman kentang per kecamatan di
Kabupaten Simalungun, tetapi pada Kabupaten Simalungun dapat dilihat
pada Tabel 3.
Tabel 3. Luas Panen dan Produksi Tanaman Kentang (Solanum tuberosum) di Kabupaten
Simalungun Tahun 2012 – 2014
2012 2013 2014
No Kecamatan Luas panen Produksi Luas panen Produksi Luas Produksi
(Ha) (ton) (Ha) (ton) panen (ton)
(Ha)
1 Silimakuta 1.160 22.873 470 9.556 650 13.293
2 Pematang Silimakuta 425 8.380 622 12.642 717 14.664
3 Purba 801 15.853 3082 62.657 2.644 54.130
4 Haranggaol Horison 35 693 1 20 4 80
5 Dolok Pardamean 77 1.508 17 345 20 409
6 Pematang Sidamanik - - 23 456 14 285
7 Girsang Sipangan Bolon 129 2.529 103 2.083 - -
8 Raya 98 1.931 41 828 - -
9 Dolok Silau 42 831 57 1.153 70 1.433
Jumlah 2.767 54.598 4.416 89.749 4.119 84.298
Sumber : Badan Penyuluh Pertanian Perikanan dan Kehutanan, Tahun 2015
4
Jurnal Agrica Vol.11 No.1/AApril 2018 ISSN 1979-8164 (Print)
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/agrica ISSN 2541-593X (Online)
10.31289/agrica.v11i1.1462.g1596
NPMx i TR
- Jika 1 maka penggunaan OIR =
Px i TC
ipnut produksi belum optimal dan
harus ditambahkan. HASIL DAN PEMBAHASAN
Untuk hipitesis 2 diuji dengan Tingkat Optimasi Penggunaan Faktor-
menggunakan rumus sebagai berikut : faktor Produksi Usahatani Kentang di
Pd = TR – TC Daerah Penelitian
TR = Q. Pq Tingkat produksi rata-rata
TC = TVC + TVC usahatani kentang di daerah penelitian
Untuk hipotesis 3, untuk sebesar 3.478,13 kg dengan harga
mengetahui tingkat pendapatan kentang Rp. 10.000/kg. Untuk mencapai
usahatani kentang di daerah penelitian ketentuan di atas telah diperoleh
dilakukan secara deskriptif. koefisien regresi, jumlah penggunaan
Untuk tujuan (4) dihitung dengan dan harga rata-rata input yang berlaku di
menggunakan rumus : daerah penelitian serperti pada Tabel 4.
5
Jurnal Agrica Vol.11 No.1/AApril 2018 ISSN 1979-8164 (Print)
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/agrica ISSN 2541-593X (Online)
10.31289/agrica.v11i1.1462.g1596
usahatani kentang luas lahan, tenaga pengurangan pupuk dan pestisida, serta
kerja, benih, pupuk Urea, pupuk TSP, pengurangan penggunaan peralatan
pupuk KCl, pupuk NPK, pestisida Victori, pompa dan ember, sehingga biaya
pestisida Wendri, pestisida Curacron, produksi dapat dikurangi. Sedangkan
pestisida Confidor, peralatan pompa dan peralatan goni belum optimal, sehingga
ember melebihi optimal, sehingga perlu perlu ditambah agar dapat menampung
dilakukan penggunaan luas lahan milik produksi kentang yang dihasilkan untuk
sendiri, pengurangan tenaga kerja, dijual ke pasar.
Tabel 5. Tingkat Optimasi Faktor Produksi Usahatani Kentang di Nagori Purbatua Baru,
Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun Propinsi Sumatera Utara
No Variabel NPM Px NPM/Px Kriteria
1 Luas Lahan 16.963,99 14.906.250 0,001 Melebihi optimal
2 Tenaga Kerja 55,18 75.000 0,001 Melebihi optimal
3 Benih 365,30 10.000 0,037 Melebihi optimal
4 Pupuk Urea 1.255,56 1.500 0,837 Melebihi optimal
5 Pupuk TSP 103,04 7.000 0,015 Melebihi optimal
6 Pupuk KCl -618,71 5.000 -0,124 Melebihi optimal
7 Pupuk NPK 589,60 10.000 0,059 Melebihi optimal
8 Pestisida Victori -8.707,39 65.000 -0,134 Melebihi optimal
9 Pestisida Wendri 5.736,13 65.000 0,088 Melebihi optimal
10 Pestisida Curacron 9.099,28 120.000 0,076 Melebihi optimal
11 Pestisida Confidor -23.637,12 28.000 -0,844 Melebihi optimal
12 Pompa 5.444,88 700.000 0,008 Melebihi optimal
13 Ember 1.837,94 150.000 0,012 Melebihi optimal
14 Goni 34.993,22 3.000 11,664 Belum optimal
Tabel 6. Penggunaan Input Produksi yang Optimal di Nagori Purbatua Baru, Kecamatan
Silimakuta Kabupaten Simalungun Propinsi Sumatera Utara
Penggunaan Penggunaan
Variabel Faktor produksi agar Optimal
oleh petani
Luas Lahan (ha) 0,59 0,00067145
Tenaga Kerja (HKP) 110,65 0,0814
Benih (kg) 116,56 4,258
Pupuk Urea (kg) 207,69 173,85
Pupuk TSP (kg) 85,06 1,2521
Pupuk KCl (kg) 92,97 -11,504
Pupuk NPK (kg) 40,81 2,4062
Pestisida Victori (kg) 6,36 -0,852
Pestisida Wendri (kg) 5,86 0,51712
Pestisida Curacron (l) 2,70 0,20474
Pestisida Confidor (l) 5,63 -4,7528
Pompa (unit) 1,64 0,012757
Ember (unit) 3,18 -0,038965
Goni (unit) 51,48 -600,50
7
Jurnal Agrica Vol.11 No.1/AApril 2018 ISSN 1979-8164 (Print)
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/agrica ISSN 2541-593X (Online)
10.31289/agrica.v11i1.1462.g1596
Tabel 7 dapat dilihat bahwa sebesar 200 HKP per musim tanam
curahan TKDK adalah sebesar (Budi, 2012).
72,38/petani/mt atau 136,72/hektar/mt Rata-rata biaya pencurahan tenaga kerja
sedangkan TKLK sebesar usahatani kentang satu musim tanam di
38,27/petani/mt atau 66,92/hektar/mt. Nagori Purbatua Baru, Kecamatan
Curahan tenaga kerja ini tergolong tinggi, Silimakuta, Kabupaten Simalungun dapat
dimana curahan tenaga kerja untuk dilihat pada Tabel 8.
pengelolaan 1 hektar tanaman kentang
Tabel 8. Rata-Rata Biaya Curahan Tenaga Kerja (Rp) Usahatani Kentang (Solanum
tuberosum) di Nagori Purbatua Baru, Kecamatan Silimakuta Kabupaten
Simalungun Propinsi Sumatera Utara
Nilai Curahan Tenaga Kerja (Rp)
No Jenis Kegiatan Per Petani Per Hektar
TKDK TKLK TKDK TKLK
1. Persiapan Bibit 183.281,25 0,00 353.232,80 0,00
2. Pengolahan Lahan 829.218,75 418.125,00 1.654.710,67 779.881,63
3. Penanaman 249.375,00 256.406,25 497.144,29 465.911,97
4. Pemupukan 622.031,25 178.125,00 1.299.533,03 286.974,09
5. Penyiangan 1.078.125,00 436.875,00 1.825.195,31 765.625,00
6. Penyemprotan 1.356.562,50 738.281,25 2.655.875,44 1.327.886,57
7. Pemanenan 1.109.531,25 842.343,75 1.968.066,41 1.392.773,44
Total 5.428.125,00 2.870.156,25 10.253.757,95 5.019.052,69
Tabel 8 dapat dilihat bahwa rata-rata penyakit dapat menyebar secara cepat
biaya pencurahan tenaga kerja usahatani sehingga penyemprotan harus dilakukan
kentang satu musim tanam adalah secara merata.
sebesar Rp. 8.298.281,25/petani/ mt Jumlah sarana produksi yang
atau Rp. 15.272.810,6/hektar/mt. Biaya digunakan pada usahatani kentang satu
tenaga kerja terbesar terdapat pada musim tanam di Nagori Purbatua Baru
kegiatan penyemprotan. Hal ini Kecamatan Silimakuta Kabupaten
disebabkan penyemprotan air Simalungun dapat dilihat pada Tabel 9.
dibutuhkan secara berkala terhadap Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa
tanaman kentang, agar tidak terjadi kebutuhan bibit kentang adalah
kerusakan akibat layu, dimana tanaman sebesar201,63 kg /hektar, pupuk Urea
kentang sangat peka terhadap sebesar 356,62 kg/ha, TSP sebesar 164,13
kekeringan sehingga dilakukan kg/ha dan TSP sebesar 162,17/ha, serta
penyemprotan 2 hari sekali hingga 3 hari NPK sebesar 741,79 kg/ha penggunaan
sekali dengan total penyemprotan dalam pupuk NPK pada tanaman kentang agar
satu masa tanam dapat mencapai 26 kali, menghasilkan produksi maksimal 700
penyemprotan harus dilakukan secara kg/ha dimana produksi yang di hasilkan
langsung dalam 1 hari di karenakan
7
Jurnal Agrica Vol.11 No.1/AApril 2018 ISSN 1979-8164 (Print)
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/agrica ISSN 2541-593X (Online)
10.31289/agrica.v11i1.1462.g1596
dapat mencapai 114687 ton/ha (Sutrina dan KCl masih di bawah dosis anjuran
dan Surdianto 2014). yaitu 200 kg/ha (Budi, 2012). Hal ini
Penggunaan pupuk urea disebabkan petani kurang mengetahui
sudah melebihi dosis anjuran sebesar 300 dosis anjuran pemupukan tanaman
kg/ha, sedangkan penggunaan pupuk TSP kentang.
Tabel 9. Jumlah Sarana Produksi (kg, liter) Usahatani Kentang (Solanum tuberosum) di
Nagori Purbatua Baru, Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun Propinsi
Sumatera Utara.
No Jenis Sarana Produksi Per Petani Per Hektar
1. Bibit (kg) 116,56 201,63
2. Pupuk
- Urea (kg) 207,69 356,62
- TSP kg) 85,06 164,13
- KCl (kg) 92,97 162,17
- NPK (kg) 40,81 71,79
3. Pestisida
- Viktori (kg) 6,36 10,96
- Wendri (kg) 5,86 10,37
- Curacron (liter) 2,70 4,78
- Confidor (liter) 5,63 10,88
Tabel 10. Rata-Rata Biaya Sarana Produksi Usahatani Kentang (Solanum tuberosum) di
Nagori Purbatua Baru, Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun Propinsi
Sumatera Utara.
No Jenis Sarana Produksi Per Petani (Rp) Per Hektar (Rp)
1. Bibit 1.165.625,00 2.016.331,00
2. Pupuk
- Urea 311.531,25 534.923,10
- TSP 595.437,50 1.121.067,51
- KCl 464.843,75 810.856,61
- NPK 408.125,00 717.921,40
3. Pestisida
- Viktori 413.359,38 712.375,57
- Wendri 380.656,25 674.337,99
- Curacron 323.437,50 573.762,18
- Confidor 157.500,00 304.772,25
Total 4.220.515,63 7.466.347,61
10
Jurnal Agrica Vol.11 No.1/AApril 2018 ISSN 1979-8164 (Print)
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/agrica ISSN 2541-593X (Online)
10.31289/agrica.v11i1.1462.g1596
Dari Tabel 10 dapat dilihat bahwa nilai benih per setiap kilogramnya tergolong
rata-rata biaya sarana produksi mahal. Kebutuhan benih per hektar
usahatani kentang satu musim tanam dapat mencapai 200 – 250 kg/ha (Budi,
adalah yang sebesar Rp. 4.220.515,63/ 2012). Jenis dan rata-rata biaya
petani/mt atau Rp 7.466.347,61/ penyusutan peralatan usahatani kentang
hektar/mt. Biaya terbesar adalah untuk di derah penelitian dapat dilihat pada
sarana produksi benih, karena harga Tabel 11.
Tabel 11. Rata-Rata Biaya Penyusutan Peralatan (Rp) pada Usahatani Kentang (Solanum
tuberosum) di Nagori Purbatua Baru, Kecamatan Silimakuta Kabupaten
Simalungun Propinsi Sumatera Utara.
Biaya Penyusutan Alat (Rp/mt)
No Jenis Peralatan
Per Petani Per Hektar
1 Cangkul 9.725,32 16.483,60
2 Pompa Semprot 49.878,47 84.539,78
3 Beko 37.491,63 63.545,13
4 Ember 6.796,88 11.520,13
5 Goni 45.562,50 77.224,58
Total 149.454,80 253.313,22
Tabel 12. Rata-Rata Total Biaya Produksi (Rp) Usahatani Kentang (Solanum tuberosum)
di Nagori Purbatua Baru, Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun
Propinsi Sumatera Utara.
Biaya Total Produksi (Rp)
No Uraian
Per Petani Per Hektar
1. Benih 1.165.625,00 2.016.331,00
2. Pupuk 1.779.937,50 3.184.768,63
3. Pestisida 1.274.953,13 2.265.247,99
4. Biaya Penyusutan 7.838.343,75 15.978.575,46
5. Tenaga Kerja 149.454,80 332.230,67
6. Pajak PBB 14.625,00 25.000,00
Total 12.222.939,17 23.802.153,75
Tabel 13. Rata-Rata Nilai Produksi (Rp) Usahatani Kentang (Solanum tuberosum) di
Nagori Purbatua Baru, Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun
Propinsi Sumatera Utara.
Jumlah
No Uraian
Per Petani Per Hektar
1 Produksi (kg) 3.478,13 6.034,38
2 Harga (Rp/kg) 10.000,00 10.000,00
3 Nilai Produksi (Rp) 34.781.250,00 60.343.776,77
2
Jurnal Agrica Vol.11 No.1/AApril 2018 ISSN 1979-8164 (Print)
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/agrica ISSN 2541-593X (Online)
10.31289/agrica.v11i1.1462.g1596
14