Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Agrica Vol.11 No.

1/AApril 2018 ISSN 1979-8164 (Print)


Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/agrica ISSN 2541-593X (Online)
10.31289/agrica.v11i1.1462.g1596

Analisis Tingkat Optimasi Faktor-Faktor


Produksi Usahatani Kentang (solanum tuberosum)
(Studi Kasus: Desa Purbatua Baru, Kecamatan Silimakuta, Kabupaten Simalungun
Propinsi Sumatera Utara)

Lilis Gultom1)
1)Universitas Nomensen, Medan, Indonesia

email:lilis04juni@yahoo.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengidentifikasi bagaimana tingkat optimasi
penggunaan faktor-faktor produksi luas lahan, tenaga kerja, modal, sarana produksi
(bibit, pupuk, obat-obatan) usahatani kentang di daerah penelitian, mengetahui
pendapatan petani kentang di daerah penelitian, serta mengetahui kelayakan usahatani
kentang di daerah penelitian. Metode penentuan daerah penelitian dilakukan secara
“purposive” yaitu Nagori Purbatua Baru, Kecamatan Pematang Silimakuta, Kabupaten
Simalungun. Dasar pemilihan daerah penelitian ini adalah berdasarkan potensi wilayah
sebagai sentra produksi kentang. Disamping itu kentang merupakan sumber mata
pencaharian di daerah penelitian. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 32
responden. Analisis data dilakukan dengan uji regresi linier berganda. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penggunaan faktor-faktor produksi pada usahatani kentang luas
lahan, tenaga kerja, benih, pupuk Urea, pupuk TSP, pupuk KCl, pupuk NPK, pestisida
Victori, pestisida Wendri, pestisida Curacron, pestisida Confidor, peralatan pompa dan
ember melebihi optimal, sehingga perlu dilakukan penggunaan luas lahan milik sendiri,
pengurangan tenaga kerja, pengurangan pupuk dan pestisida, serta pengurangan
penggunaan peralatan pompa dan ember, sehingga biaya produksi dapat dikurangi.
Sedangkan peralatan goni belum optimal. Besarnya pendapatan usahatani wortel sebesar
Rp. 22.558.310.83pertani atau Rp. 37.421.483,78 perhektar permusim tanam. Nilai OIR
usahatani kentang di daerah penelitian adalah sebesar 2,76, hal ini menunjukkan bahwa
usahatani kentang tersebut layak.

Kata kunci : Faktor Produksi, Optimasi, Pendapatan, OIR

Abstract
This study aims to identity how the optimum level of the using of production factors of land
area, labor, capital, production facilities (seeds, fertilizer, medicines) of potato farming in
the research area, to know the income of potato farmers in the research area, potato farming
in the research area. The method of determining the research area is done by “purposive”
that is Nagori Purbatua Baru, Pematang Silimakuta, Simalungun,. The basic for the
selection of this research area is based on the potential of livelihood in the research area.
The sample in this study was 32 respondents. Data analysis was done by multiple linier
regression test. The result showed that the using of production factors on potato farm area
of land, labor, seed, Urea fertelizer, TSP fertilizer, KCl fertilizer, NPK fertilizer, Victori
pesticide, Wendri pesticide, Curacron pestiside, Confidor pestiside, pumping equipment and
bucket exceeded optimum, so it is necessary to use the area of private land, the reduction of
the use of pump and bucket equipment, so that the production cost can be reduced. While
1
Jurnal Agrica Vol.11 No.1/AApril 2018 ISSN 1979-8164 (Print)
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/agrica ISSN 2541-593X (Online)
10.31289/agrica.v11i1.1462.g1596

the jute equipment is not optimal. The amount of potato farm income of Rp. 22,558,310.83
for every farmers or Rp. 37,421,483.78 per hectare. The OIR value of potato farming in the
study area was 2.76, this indicates that potato farming is feasible.

Keyword : Production Factors, Optimum Level, Farmer Income, OIR.

PENDAHULUAN Berikut ini dapat dilihat luas panen, dan


Sektor pertanian masih produktivitas tanaman kentang di
memegang peranan penting dalam Sumatera Utara tahun 2014.
perekonomian Indonesia. Hal ini dapat Tabel 1. Luas Panen dan Produksi
terlihat dari banyaknya penduduk atau Tanaman Kentang (Solanum
tenaga kerja yang hidup atau bekerja tuberosum) di Propinsi
pada sektor pertanian serta dari Sumatera Utara tahun 2014
besarnya produk nasional yang berasal Luas
Produksi
dari sektor. Bangsa Indonesia No Kabupaten panen
(Ton)
(Ha)
merupakan bangsa yang sebagian besar
1 Karo 4.578 86.044
penduduknya tinggal di pedesaan yang 2 Simalungun 4.119 84.298
bermatapencaharian dari ladang, sawah 3 Dairi 293 2.547
dan perkebunan (Rahayu dan Berliana, 4 Mandiling Natal 43 998
2014). 5 Tapanuli Utara 345 4.164,46
6 Toba Samosir 16 276
Kentang merupakan salah satu
7 Humbang 105 2.056,30
sumber karbohidrat yang utama yang Hasundutan
dapat mensubsitusi bahan pangan 8 Samosir 720 12.960
karbohidrat lain yang berasal dari beras, 9 Padang Lawas 2 150
jagung dan gandum. Untuk memenuhi Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS), Tahun
2015
kebutuhan tersebut, pemerintah
berupaya meningkatkan produksi
Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa
melalui program intensifikasi pertanian
Kabupaten Simalungun merupakan
yang membutuhkan pemahaman petani
daerah penghasil kentang urutan ke-2
tentang pembudidayaan kentang.
setelah Kabupaten Karo di Sumatera
Dengan pemahaman yang menyeluruh
Utara. Luas panen kentang di
dari semua aspek, maka penigkatan
Simalungun seluas 4.119 ha dengan
produksi dan pendapatan petani
produksi 84.298 ton.
diharapkan dapat tercapai secara
Kabupaten Simalungun adalah
optimal dan kebutuhan kentang dapat
salah satu wilayah penghasil kentang di
terpenuhi (Sisadi, 2006).
Sumatera Utara. Berikut ini dapat dilihat
Sumatera Utara adalah salah satu
luas panen dan produksi tanaman
propinsi penghasil kentang di Indonesia.
kentang di Kabupaten Simalungun.

2
Jurnal Agrica Vol.11 No.1/AApril 2018 ISSN 1979-8164 (Print)
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/agrica ISSN 2541-593X (Online)
10.31289/agrica.v11i1.1462.g1596

Tabel 2. Luas Panen dan Produksi Tanaman Kentang (Solanum tuberosum) di


Kabupaten Simalungun Tahun 2010 – 2014
No Tahun Luas panen Produksi Produktivitas
(Ha) (Ton) (kw/ha)
1 2010 2.297 41.783 182,38
2 2011 2.369 45.367 191,50
3 2012 2.767 54.598 197,32
4 2013 4.416 89.749 203,24
5 2014 4.119 84.298 204,66
Sumber : Simalungun dalam Angka, Tahun 2015

Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa tahun 2014, terjadi penurunan luas
dari tahun 2010 – 2014 terjadi panen dan produksi kentang.
peningkatan setiap tahunnya terhadap Luas panen dan produksi
luas panen dan produksi kentang di tanaman kentang per kecamatan di
Kabupaten Simalungun, tetapi pada Kabupaten Simalungun dapat dilihat
pada Tabel 3.

Tabel 3. Luas Panen dan Produksi Tanaman Kentang (Solanum tuberosum) di Kabupaten
Simalungun Tahun 2012 – 2014
2012 2013 2014
No Kecamatan Luas panen Produksi Luas panen Produksi Luas Produksi
(Ha) (ton) (Ha) (ton) panen (ton)
(Ha)
1 Silimakuta 1.160 22.873 470 9.556 650 13.293
2 Pematang Silimakuta 425 8.380 622 12.642 717 14.664
3 Purba 801 15.853 3082 62.657 2.644 54.130
4 Haranggaol Horison 35 693 1 20 4 80
5 Dolok Pardamean 77 1.508 17 345 20 409
6 Pematang Sidamanik - - 23 456 14 285
7 Girsang Sipangan Bolon 129 2.529 103 2.083 - -
8 Raya 98 1.931 41 828 - -
9 Dolok Silau 42 831 57 1.153 70 1.433
Jumlah 2.767 54.598 4.416 89.749 4.119 84.298
Sumber : Badan Penyuluh Pertanian Perikanan dan Kehutanan, Tahun 2015

Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa Silimakuta. Usahatani kentang


produksi kentang di Kecamatan merupakan sumber mata pencaharian
Pematang Silimakuta dari tahun 2012 – utama di Nagori Purbatua Baru,
2014 mengalami peningkatan. Produksi meskipun harga kentang berfluktuasi
kentang di Kecamatan Pematang dari tahun ke tahun, dan biaya sarana
Silimakuta lebih besar dibandingkan produksi yang tinggi khususnya untuk
dengan Kecamatan Silimakuta yang pembelian pupuk dan pestisida. Namun
merupakan kecamatan induk. petani enggan meninggalkan usahatani
Nagori Purbatua Baru merupakan kentang karena dulunya tanaman
salah satu desa di Kecamatan Pematang
3
Jurnal Agrica Vol.11 No.1/AApril 2018 ISSN 1979-8164 (Print)
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/agrica ISSN 2541-593X (Online)
10.31289/agrica.v11i1.1462.g1596

kentang merupakan tanaman primadona Data yang dikumpulkan dalam


di daerah tersebut. penelitian ini terdiri dari data primer dan
Berdasarkan Uraian pada latar data sekunder. Data primer bersumber
belakang maka penulis merumuskan dari wawancara langsung dengan petani
beberapa masalah penelitian sebagai sampel sebagai responden yang menjadi
berikut bagaimana tingkat optimasi anggota gapoktan dengan menggunakan
penggunaan faktor-faktor produksi luas daftar pertanyaan atau kuesioner yang
lahan, tenaga kerja, modal, sarana dipesiapkan sebelumnya, sedangkan
produksi (bibit, pupuk, obat-obatan) data sekunder bersumber dari berbagai
usahatani kentang dan bagaimana instansi yang terkait.
pendapatan petani sertra kelayakan Metode analisis data dilakukan
usahatani kentang di daerah penelitian sebagai berikut :
Untuk hipotesis 1, perhitungan
METODE PENELITIAN penentuan tingkat optimasi input
Daerah penelitian ditentukan produksi yang digunakan pada usahatani
secara purposive yang berarti secara kentang dari perhitungan elastisitas
sengaja, yaitu Nagori Purbatua Baru, produksi (bi) berdasarkan Agustira
Kecamatan Silimakuta, Kabupaten (2004), yaitu :
Simalungun dengan alasan bahwa dy / dx dy x
bi =  .
mayoritas petani didaerah penelitian y/x dx y
mengusahakan kentang. Tingkat optimasi faktor produksi
Populasi dalam penelitian ini usahatani kentang dihasilkan dari rasio
merupakan petani yang melaksanakan nilai produk marginal (NPM) dengan
usahatani kentang yang ada di Nagori harga masing-masing input produksi.
Purbatua Baru, Kecamatan Silimakuta, Produk Marginal (PM) = dy/dx,
Kabupaten Simalungun serta pihak yang sedangkan Produk Rata-rata (PR) = y/x
terlibat dalam pemasaran komoditi dari rumus tersebut dapat dicari nilai
kentang. Metode penentuan sampel di Produk Marginal yaitu :
Nagori Purbatua Baru, Kecamatan PM = bi . PR = bi . y/x
Silimakuta, Kabupaten Simalungun NPM = PM . Px
dilakukan secara acak sederhana (Simple NPMxi
Random Sampling) yaitu sampel sebesar Tingkat optimasi =
Pxi
32 KK dari 120 KK populasi. Penentuan NPMx i
sampel menggunakan rumus Slovin, - Jika  1 maka input
Px i
sebagai berikut :
produksi tersebut sudah optimal
N
n = NPMx i
1  ( N .(  ) 2 ) - Jika  1 maka penggunaan
Px i
Dimana :
input produksi sudah melebihi
n = Jumlah sampel
optimal dan harus dikurangi.
N = Besar populasi
 = Margin of Error (15 %)

4
Jurnal Agrica Vol.11 No.1/AApril 2018 ISSN 1979-8164 (Print)
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/agrica ISSN 2541-593X (Online)
10.31289/agrica.v11i1.1462.g1596

NPMx i TR
- Jika  1 maka penggunaan OIR =
Px i TC
ipnut produksi belum optimal dan
harus ditambahkan. HASIL DAN PEMBAHASAN
Untuk hipitesis 2 diuji dengan Tingkat Optimasi Penggunaan Faktor-
menggunakan rumus sebagai berikut : faktor Produksi Usahatani Kentang di
Pd = TR – TC Daerah Penelitian
TR = Q. Pq Tingkat produksi rata-rata
TC = TVC + TVC usahatani kentang di daerah penelitian
Untuk hipotesis 3, untuk sebesar 3.478,13 kg dengan harga
mengetahui tingkat pendapatan kentang Rp. 10.000/kg. Untuk mencapai
usahatani kentang di daerah penelitian ketentuan di atas telah diperoleh
dilakukan secara deskriptif. koefisien regresi, jumlah penggunaan
Untuk tujuan (4) dihitung dengan dan harga rata-rata input yang berlaku di
menggunakan rumus : daerah penelitian serperti pada Tabel 4.

Tabel 4. Perhitungan Tingkat Optimasi Faktor Produksi Usahatani Kentang di Nagori


Purbatua Baru, Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun Propinsi
Sumatera Utara
Koefisien Jumlah Harga Rata-rata
No Variabel
Regresi Penggunaan (Rp)
1 Luas Lahan (ha) 4289,459 0,59 14.906.250
2 Tenaga Kerja (HKP) 13,165 110,65 75.000
3 Benih (kg) 12,242 116,56 10.000
4 Pupuk Urea (kg) 11,246 207,69 1.500
5 Pupuk TSP (kg) 1,764 85,06 7.000
6 Pupuk KCl (kg) -8,269 92,97 5.000
7 Pupuk NPK (kg) 6,918 40,81 10.000
8 Pestisida Victori (kg) -103,497 6,36 65.000
9 Pestisida Wendri (kg) 62,818 5,86 65.000
10 Pestisida Curacron (l) 84,763 2,70 120.000
11 Pestisida Confidor (l) -107,131 5,63 28.000
12 Pompa (unit) 179,715 1,64 700.000
13 Ember (unit) -25,206 3,18 150.000
14 Goni (unit) -155,381 51,48 3.000

Tingkat optimasi penggunaan faktor- Curacron, pestisida Confidor, peralatan


faktor produksi usahatani kentang pompa dan ember sudah melebihi
disajikan pada Tabel 5. Pad tabel ini optimal, karena nilai NPM/Px lebih kecil
menunjukkan penggunaan luas lahan, dari 1, sedangkan peralatangoni belum
tenaga kerja, benih, pupuk Urea, pupuk optimal, dimana nilai NPM/Px lebih
TSP, pupuk KCl, pupuk NPK, pestisida besar dari 1. Maka dapat disimpulkan
Victori, pestisida Wendri, pestisida pemberian faktor-faktor produksi pada

5
Jurnal Agrica Vol.11 No.1/AApril 2018 ISSN 1979-8164 (Print)
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/agrica ISSN 2541-593X (Online)
10.31289/agrica.v11i1.1462.g1596

usahatani kentang luas lahan, tenaga pengurangan pupuk dan pestisida, serta
kerja, benih, pupuk Urea, pupuk TSP, pengurangan penggunaan peralatan
pupuk KCl, pupuk NPK, pestisida Victori, pompa dan ember, sehingga biaya
pestisida Wendri, pestisida Curacron, produksi dapat dikurangi. Sedangkan
pestisida Confidor, peralatan pompa dan peralatan goni belum optimal, sehingga
ember melebihi optimal, sehingga perlu perlu ditambah agar dapat menampung
dilakukan penggunaan luas lahan milik produksi kentang yang dihasilkan untuk
sendiri, pengurangan tenaga kerja, dijual ke pasar.

Tabel 5. Tingkat Optimasi Faktor Produksi Usahatani Kentang di Nagori Purbatua Baru,
Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun Propinsi Sumatera Utara
No Variabel NPM Px NPM/Px Kriteria
1 Luas Lahan 16.963,99 14.906.250 0,001 Melebihi optimal
2 Tenaga Kerja 55,18 75.000 0,001 Melebihi optimal
3 Benih 365,30 10.000 0,037 Melebihi optimal
4 Pupuk Urea 1.255,56 1.500 0,837 Melebihi optimal
5 Pupuk TSP 103,04 7.000 0,015 Melebihi optimal
6 Pupuk KCl -618,71 5.000 -0,124 Melebihi optimal
7 Pupuk NPK 589,60 10.000 0,059 Melebihi optimal
8 Pestisida Victori -8.707,39 65.000 -0,134 Melebihi optimal
9 Pestisida Wendri 5.736,13 65.000 0,088 Melebihi optimal
10 Pestisida Curacron 9.099,28 120.000 0,076 Melebihi optimal
11 Pestisida Confidor -23.637,12 28.000 -0,844 Melebihi optimal
12 Pompa 5.444,88 700.000 0,008 Melebihi optimal
13 Ember 1.837,94 150.000 0,012 Melebihi optimal
14 Goni 34.993,22 3.000 11,664 Belum optimal

Agar optimal maka penggunaan hasil pertanaman musim lalu.


faktor produksi seharusnya dapat Penggunaan pupuk Urea seharusnya
dihitung dengan menggunakan rumus : sebesar 173,85 kg/ha, yang
b  Y  Py dikombinasikan dengan penggunaan
NPM= =1
X.Px pupuk TSP, KCl dan NPK dalam jumlah
Dengan diketahuinya produksi (Y) dan yang sedikit agar dapat mengurangi
harga produksi (Py), serta harga input biaya produksi pupuk. Penggunaan
produksi (Px) maka dapat diketahui pestisida hanya dilakukan jika memang
jumlah penggunaan input agar NPM = 1 terjadi serangan hama dan penyakit pada
seperti terlihat pada Tabel 6. Dari Tabel tanaman kentang. Jumlah unit semprot
6 di atas dapat diketahui bahwa agar dan ember perlu dikurangi. Penggunaan
keuntungan usahatani optimal pompa semprot dapat dilakukan dengan
seharusnya petani harus menggunakan menyewa peralatan pompa sewaktu
lahan milik sendiri dengan penggunaan melakukan penyemprotan, akan tetapi
tenaga kerja dalam keluarga. Petani juga untuk peralatan goni perlu dilakukan
dapat menggunakan benih kentang dari
6
Jurnal Agrica Vol.11 No.1/AApril 2018 ISSN 1979-8164 (Print)
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/agrica ISSN 2541-593X (Online)
10.31289/agrica.v11i1.1462.g1596

penambahan sebanyak 600 unit per


hektar tanaman kentang.

Tabel 6. Penggunaan Input Produksi yang Optimal di Nagori Purbatua Baru, Kecamatan
Silimakuta Kabupaten Simalungun Propinsi Sumatera Utara
Penggunaan Penggunaan
Variabel Faktor produksi agar Optimal
oleh petani
Luas Lahan (ha) 0,59 0,00067145
Tenaga Kerja (HKP) 110,65 0,0814
Benih (kg) 116,56 4,258
Pupuk Urea (kg) 207,69 173,85
Pupuk TSP (kg) 85,06 1,2521
Pupuk KCl (kg) 92,97 -11,504
Pupuk NPK (kg) 40,81 2,4062
Pestisida Victori (kg) 6,36 -0,852
Pestisida Wendri (kg) 5,86 0,51712
Pestisida Curacron (l) 2,70 0,20474
Pestisida Confidor (l) 5,63 -4,7528
Pompa (unit) 1,64 0,012757
Ember (unit) 3,18 -0,038965
Goni (unit) 51,48 -600,50

Analisis Usahatani Kentang (Solanum tanam di Nagori Purbatua Baru,


tuberosum) Kecamatan Silimakuta, Kabupaten
Besarnya pencurahan tenaga Simalungun dapat dilihat pada Tabel 7.
kerja usahatani kentang satu musim

Tabel 7. Rata-Rata Curahan Tenaga Kerja (HKP) Usahatani Kentang (Solanum


tuberosum) di Nagori Purbatua Baru, Kecamatan Silimakuta Kabupaten
Simalungun Propinsi Sumatera Utara.
No Jenis Kegiatan Curahan Tenaga Kerja (HKP)
Per Petani Per Hektar
TKDK TKLK Total TKDK TKLK Total
1. Persiapan Bibit 2,44 0 2,44 4,71 0 4,71
2. Pengolahan Lahan 11,06 5,58 16,64 22,06 10,4 32,46
3. Penanaman 3,33 3,42 6,75 6,63 6,21 12,84
4. Pemupukan 8,29 2,38 10,67 17,33 3,83 21,16
5. Penyiangan 14,38 5,83 20,21 24,34 10,21 34,55
6. Penyemprotan 18,09 9,84 27,93 35,41 17,71 53,12
7. Pemanenan 14,79 11,23 26,02 26,24 18,57 44,81
Total 72,38 38,27 110,65 136,72 66,92 203,64

7
Jurnal Agrica Vol.11 No.1/AApril 2018 ISSN 1979-8164 (Print)
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/agrica ISSN 2541-593X (Online)
10.31289/agrica.v11i1.1462.g1596

Tabel 7 dapat dilihat bahwa sebesar 200 HKP per musim tanam
curahan TKDK adalah sebesar (Budi, 2012).
72,38/petani/mt atau 136,72/hektar/mt Rata-rata biaya pencurahan tenaga kerja
sedangkan TKLK sebesar usahatani kentang satu musim tanam di
38,27/petani/mt atau 66,92/hektar/mt. Nagori Purbatua Baru, Kecamatan
Curahan tenaga kerja ini tergolong tinggi, Silimakuta, Kabupaten Simalungun dapat
dimana curahan tenaga kerja untuk dilihat pada Tabel 8.
pengelolaan 1 hektar tanaman kentang

Tabel 8. Rata-Rata Biaya Curahan Tenaga Kerja (Rp) Usahatani Kentang (Solanum
tuberosum) di Nagori Purbatua Baru, Kecamatan Silimakuta Kabupaten
Simalungun Propinsi Sumatera Utara
Nilai Curahan Tenaga Kerja (Rp)
No Jenis Kegiatan Per Petani Per Hektar
TKDK TKLK TKDK TKLK
1. Persiapan Bibit 183.281,25 0,00 353.232,80 0,00
2. Pengolahan Lahan 829.218,75 418.125,00 1.654.710,67 779.881,63
3. Penanaman 249.375,00 256.406,25 497.144,29 465.911,97
4. Pemupukan 622.031,25 178.125,00 1.299.533,03 286.974,09
5. Penyiangan 1.078.125,00 436.875,00 1.825.195,31 765.625,00
6. Penyemprotan 1.356.562,50 738.281,25 2.655.875,44 1.327.886,57
7. Pemanenan 1.109.531,25 842.343,75 1.968.066,41 1.392.773,44
Total 5.428.125,00 2.870.156,25 10.253.757,95 5.019.052,69

Tabel 8 dapat dilihat bahwa rata-rata penyakit dapat menyebar secara cepat
biaya pencurahan tenaga kerja usahatani sehingga penyemprotan harus dilakukan
kentang satu musim tanam adalah secara merata.
sebesar Rp. 8.298.281,25/petani/ mt Jumlah sarana produksi yang
atau Rp. 15.272.810,6/hektar/mt. Biaya digunakan pada usahatani kentang satu
tenaga kerja terbesar terdapat pada musim tanam di Nagori Purbatua Baru
kegiatan penyemprotan. Hal ini Kecamatan Silimakuta Kabupaten
disebabkan penyemprotan air Simalungun dapat dilihat pada Tabel 9.
dibutuhkan secara berkala terhadap Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa
tanaman kentang, agar tidak terjadi kebutuhan bibit kentang adalah
kerusakan akibat layu, dimana tanaman sebesar201,63 kg /hektar, pupuk Urea
kentang sangat peka terhadap sebesar 356,62 kg/ha, TSP sebesar 164,13
kekeringan sehingga dilakukan kg/ha dan TSP sebesar 162,17/ha, serta
penyemprotan 2 hari sekali hingga 3 hari NPK sebesar 741,79 kg/ha penggunaan
sekali dengan total penyemprotan dalam pupuk NPK pada tanaman kentang agar
satu masa tanam dapat mencapai 26 kali, menghasilkan produksi maksimal 700
penyemprotan harus dilakukan secara kg/ha dimana produksi yang di hasilkan
langsung dalam 1 hari di karenakan

7
Jurnal Agrica Vol.11 No.1/AApril 2018 ISSN 1979-8164 (Print)
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/agrica ISSN 2541-593X (Online)
10.31289/agrica.v11i1.1462.g1596

dapat mencapai 114687 ton/ha (Sutrina dan KCl masih di bawah dosis anjuran
dan Surdianto 2014). yaitu 200 kg/ha (Budi, 2012). Hal ini
Penggunaan pupuk urea disebabkan petani kurang mengetahui
sudah melebihi dosis anjuran sebesar 300 dosis anjuran pemupukan tanaman
kg/ha, sedangkan penggunaan pupuk TSP kentang.

Tabel 9. Jumlah Sarana Produksi (kg, liter) Usahatani Kentang (Solanum tuberosum) di
Nagori Purbatua Baru, Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun Propinsi
Sumatera Utara.
No Jenis Sarana Produksi Per Petani Per Hektar
1. Bibit (kg) 116,56 201,63
2. Pupuk
- Urea (kg) 207,69 356,62
- TSP kg) 85,06 164,13
- KCl (kg) 92,97 162,17
- NPK (kg) 40,81 71,79
3. Pestisida
- Viktori (kg) 6,36 10,96
- Wendri (kg) 5,86 10,37
- Curacron (liter) 2,70 4,78
- Confidor (liter) 5,63 10,88

Jenis dan rata-rata biaya sarana Purbatua Baru Kecamatan Silimakuta


produksi yang digunakan pada usahatani Kabupaten Simalungun dapat dilihat
kentang satu musim tanam di Nagori pada Tabel 10.

Tabel 10. Rata-Rata Biaya Sarana Produksi Usahatani Kentang (Solanum tuberosum) di
Nagori Purbatua Baru, Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun Propinsi
Sumatera Utara.
No Jenis Sarana Produksi Per Petani (Rp) Per Hektar (Rp)
1. Bibit 1.165.625,00 2.016.331,00
2. Pupuk
- Urea 311.531,25 534.923,10
- TSP 595.437,50 1.121.067,51
- KCl 464.843,75 810.856,61
- NPK 408.125,00 717.921,40
3. Pestisida
- Viktori 413.359,38 712.375,57
- Wendri 380.656,25 674.337,99
- Curacron 323.437,50 573.762,18
- Confidor 157.500,00 304.772,25
Total 4.220.515,63 7.466.347,61

10
Jurnal Agrica Vol.11 No.1/AApril 2018 ISSN 1979-8164 (Print)
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/agrica ISSN 2541-593X (Online)
10.31289/agrica.v11i1.1462.g1596

Dari Tabel 10 dapat dilihat bahwa nilai benih per setiap kilogramnya tergolong
rata-rata biaya sarana produksi mahal. Kebutuhan benih per hektar
usahatani kentang satu musim tanam dapat mencapai 200 – 250 kg/ha (Budi,
adalah yang sebesar Rp. 4.220.515,63/ 2012). Jenis dan rata-rata biaya
petani/mt atau Rp 7.466.347,61/ penyusutan peralatan usahatani kentang
hektar/mt. Biaya terbesar adalah untuk di derah penelitian dapat dilihat pada
sarana produksi benih, karena harga Tabel 11.

Tabel 11. Rata-Rata Biaya Penyusutan Peralatan (Rp) pada Usahatani Kentang (Solanum
tuberosum) di Nagori Purbatua Baru, Kecamatan Silimakuta Kabupaten
Simalungun Propinsi Sumatera Utara.
Biaya Penyusutan Alat (Rp/mt)
No Jenis Peralatan
Per Petani Per Hektar
1 Cangkul 9.725,32 16.483,60
2 Pompa Semprot 49.878,47 84.539,78
3 Beko 37.491,63 63.545,13
4 Ember 6.796,88 11.520,13
5 Goni 45.562,50 77.224,58
Total 149.454,80 253.313,22

Dari Tabel 11 dapat dilihat bahwa sebesar Rp. 149.454,80/petani/mt atau


penyusutan peralatan yang digunakan Rp. 253.313,22 hektar/mt. Rata-rata
dalam proses produksi usahatani total biaya produksi usahatani kentang
kentang satu musim tanam adalah dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Rata-Rata Total Biaya Produksi (Rp) Usahatani Kentang (Solanum tuberosum)
di Nagori Purbatua Baru, Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun
Propinsi Sumatera Utara.
Biaya Total Produksi (Rp)
No Uraian
Per Petani Per Hektar
1. Benih 1.165.625,00 2.016.331,00
2. Pupuk 1.779.937,50 3.184.768,63
3. Pestisida 1.274.953,13 2.265.247,99
4. Biaya Penyusutan 7.838.343,75 15.978.575,46
5. Tenaga Kerja 149.454,80 332.230,67
6. Pajak PBB 14.625,00 25.000,00
Total 12.222.939,17 23.802.153,75

Tabel 12 dapat dilihat bahwa 23.802.153,75/hektar/mt. Biaya


total biaya produksi usahatani kentang produksi usahatani ini sudah tergolong
untuk satu musim tanam adalah sebesar rendah, karena untuk 1 hektar usahatani
Rp. 12.222.939,17/petani/mt atau Rp. ketangn dibutuhkan 25 – 30 juta setiap
1
Jurnal Agrica Vol.11 No.1/AApril 2018 ISSN 1979-8164 (Print)
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/agrica ISSN 2541-593X (Online)
10.31289/agrica.v11i1.1462.g1596

musimnya dengan menghasilkan 2012). Rata-rata nilai produksi usahatani


penerimaan sebesar 75 – 80 juta (Budi, kentang dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Rata-Rata Nilai Produksi (Rp) Usahatani Kentang (Solanum tuberosum) di
Nagori Purbatua Baru, Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun
Propinsi Sumatera Utara.
Jumlah
No Uraian
Per Petani Per Hektar
1 Produksi (kg) 3.478,13 6.034,38
2 Harga (Rp/kg) 10.000,00 10.000,00
3 Nilai Produksi (Rp) 34.781.250,00 60.343.776,77

Dari Tabel 13 dapat dilihat bahwa rata- produktivitas kentang di daerah


rata produksi usahatani kentang adalah penelitian masih tergolong rendah yaitu
3.478,13 kg/petani atau 6.034,38 berada pada kisaran 6 ton/ha masih jauh
kg/hektar. Dengan harga jual Rp. di bawah 12 – 16 ton/ha (Budi, 2012).
10.000,00/kg, maka rata-rata nilai Rata-rata pendapatan usahatani kentang
produksi sebesar Rp. di daerah penelitian dapat dilihat pada
34.781.250,00/petani/mt atau Rp. Tabel 14.
60.343.776,77/hektar/mt. Tingkat

Tabel 14. Rata-rata Pendapatan Usahatani Kentang (Solanum tuberosum) di Nagori


Purbatua Baru, Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun Propinsi
Sumatera Utara.
Jumlah (Rp)
No Uraian
Per Petani Per Hektar
1 Penerimaan 34.781.250,00 60.343.776,77
2 Biaya Produksi 12.222.939,17 23.802.153,75
3 Pendapatan Bersih Usahatani 22.558.310,83 37.421.483,78

Dari Tabel 14 dapat dilihat bahwa 37.421.483,78/hektar/mt.


besarnya penerimaan usahatani kentang Kelayakan Usahatani Kentang
satu musim tanam adalah sebesar Rp. (Solanum tuberosum)
60.343.776,77/hektar/mt, dengan biaya Kelayakan usahatani dapat
total produksi sebesar Rp. dilakukan dengan nilai OIR usahatani
23.802.153,75/hektar/mt, sehingga dengan total biaya produksi ushatani.
diperoleh pendapatan bersih usahatani Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
kentang sebesar Rp. Tabel 15.

2
Jurnal Agrica Vol.11 No.1/AApril 2018 ISSN 1979-8164 (Print)
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/agrica ISSN 2541-593X (Online)
10.31289/agrica.v11i1.1462.g1596

Tabel 15. Kelayakan Usahatani 37.421.483,78 perhektar permusim


Kentang (Solanum tanam. Nilai OIR usahatani kentang di
tuberosum) di Nagori daerah penelitian adalah sebesar 2,76.
Purbatua Baru, Kecamatan
Silimakuta Kabupaten DAFTAR PUSTAKA
Simalungun Propinsi Agustira, M.A,(2004). Analisis Optimasi
Sumatera Utara, Tahun 2016 Penggunaan Input produksi Pada
No Uraian Nilai Usahatani Padi Sawah di
1. Total Biaya 12.222.939,17 Kabupaten Deli Serdang. Skripsi.
2. Produksi 34.781.250,00 Fakultas Pertanian Sumatera
3. Penerimaan 2,76 Utara, Medan
OIR Hermawan, F., (2007). Analisis Optimasi
Penggunaan Input produksi pada
Dari Tabel 15 diketahui bahwa Usahatani Kubis. Skripsi.
nilai OIR usahatani kentang di daerah Faklutas Pertanian Universitas
penelitian adalah sebesar 2,76 layak Sumatera Utara, Medan.
diusahakan (menguntungkan secara Mariam, H., 2005. Analisis Optimasi
ekonomi). Dari hasil penelitian penggunaan Input Produksi pada
diperoleh nilai OIR usahatani kentang Usahatani Bawang Merah.
sebesar 2,76 menggambarkan bahwa Skripsi. Skripsi.Fakultas
dengan mengeluarkan biaya sebesar 1 Pertanian Universitas Sumatera
rupiah maka petani akan memperoleh Utara, Medan.
penerimaan sebesar 2,76 rupiah, Mosher, A.T., 1987. Menggerakkan dan
sehingga diperoleh pendapatan bersih Membangun Pertanian. Yasa
sebesar 1,76 rupiah. Guna, Jakarta.
Reinjntjes, C., B. Havekort, dan A. W.
SIMPULAN Boyer. 2003. Pertanian Masa
Penggunaan faktor-faktor produksi pada Depan. Kanisius, Yogyakarta.
usahatani kentang luas lahan, tenaga Rukmana, R., 2008. Bertanam Sayuran di
kerja, benih, pupuk Urea, pupuk TSP, Pekarangan. Kanisius,
pupuk KCl, pupuk NPK, pestisida Victori, Yogyakarta.
pestisida Wendri, pestisida Curacron, Soetrisno, L., Pertanian pada Abad Ke-21.
pestisida Confidor, peralatan pompa dan Direktorat Jenderal Pendidikan
ember melebihi optimal, sehingga perlu Tinggi. Departemen Pendidikan
dilakukan penggunaan luas lahan milik dan Kebudayaan, Jakarta.
sendiri, pengurangan tenaga kerja, Tarigan, K, dan L. Sihombing. 2007.
pengurangan pupuk dan pestisida, serta Ekonomi Produksi Pertanian. USU-
pengurangan penggunaan peralatan Press, Medan.
pompa dan ember, sehingga biaya Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera
produksi dapat dikurangi. Sedangkan Utara, 2015. Simalungun Dalam
peralatan goni belum optimal. Besarnya Angka, Medan.
pendapatan usahatani kentang sebesar
Rp. 22.558.310.83pertani atau Rp.
13
Jurnal Agrica Vol.11 No.1/AApril 2018 ISSN 1979-8164 (Print)
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/agrica ISSN 2541-593X (Online)
10.31289/agrica.v11i1.1462.g1596

Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Sisadi, (2006). Budidaya Tanaman


Utara, 2015. Sumatera Utara Kentang. Penebar Swadaya, Jakarta
Dalam Angka, Medan.

Budi, S. (2012). Usahatani Kentang.


Kanisius, Yogyakarta.
Dajan, A. (2006). Pengantar Metode
Statistik. LP3ES, Jakarta.
Ginting M. (2002). Strategi Komunikasi
Bagi Para Penyuluh dalam
Pembangunan Masyarakat Desa.
Medan: FP USU.
Lubis, S. T. (2000). Tingkat Adopsi dan
Faktor-Faktor yang
Mempengaruhinya. Universitas
Sumatera Utara, Medan.
Mardikanto, T. (2009). Penyuluhan
Pembangunan Pertanian.
Sebelas Maret University Press,
Surakarta.
Mosher, A.T. (2002). Menggerakkan dan
Membangun Pertanian.
Yasaguna, Jakarta.
Nazir, M. (2002). Metode Penelitian.
Ghalia Indonesia, Jakarta.
Pitojo, S. (2008). Benih Kentang. Kanisius,
Yogyakarta.
Rakhmat, J. (2004). Psikologi Komunikasi.
PT Remaja Rosdakarya,
Bandung.
Rahayu, E dan Berliana, N. (2014). Seri
Agribisnis. ISEI, Jakarta.
Rudi W. (2009). Refleksi Pertanian
Tanaman Pangan dan
Hortikultura Nusantara. Pustaka
Sinar Harapan, Jakarta.
Sekaran, U. (2006). Metodologi Penelitian
untuk Bisnis. Salemba Empat,
Jakarta.
Setiadi, (2012). Varietas dan
Pembudidayaan Kentang.
Penebar Swadaya, Jakarta.

14

Anda mungkin juga menyukai