Cokelat adalah sebutan untuk hasil olahan makanan atau minuman dari biji
kakao (Theobroma cacao). Cokelat pertama kali dikonsumsi oleh penduduk
Mesoamerika kuno sebagai minuman.Theobroma cacao adalah nama biologi
yang diberikan pada pohon kakao oleh Linnaeus pada tahun 1753. Tempat
alamiah dari genus Theobroma adalah di bagian hutan tropis dengan banyak curah
hujan, tingkat kelembaban tinggi, dan teduh.
Secara umum, proses terbentuknya coklat dari buah kakao mengalami
beberapa tahapan, yaitu pembersihan dan penyortiran biji kakao, penyangraian,
pemecahan dan pemisahan kulit, pengempaan untuk mendapatkan lemak kakao
dan bungkil kakao, dan terakhir pengolahan pasta dan bubuk coklat untuk
mendapatkan produk akhir yang diinginkan. Produk – produk tersebut dapat
berupa coklat batangan, coklat bubuk, dan masih banyak yang lainnya. Oleh
karena itu dilakukan praktikum ini untuk mengetahui proses-proses dalam
pembuatan coklat yang akan mempengaruhi produk akhir yang.
1.2 Tujuan
1. Memahami perubahan yang terjadi selama penyangraian,
2. mengetahui efisiensi pemisahan kulit biji
3. mengetahui ukuran partikel pasta hasil pemastaan dibandingkan dengan
pasta komersial
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kakao
Kakao adalah tanaman yang berasal dari hutan-hutan tropis di Amerika
Tengah dan Amerika Selatan bagian utara. Pengusahaan kakao sebagai makanan
dan minuman dilakukan pertama kali oleh penduduk suku Indian Maya dan suku
Aztec. Selanjutnya, bangsa Spanyol dan Belanda yang berperan dalam
mengenalkan dan menyebarkan tanaman kakao hingga ke Asia termasuk
Indonesia (Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, 2004).
Bangsa: Malvales
Suku : Sterculiaceae
Marga : Theobroma
Kakao terbagi menjadi tiga kelompok besar yaitu Criollo, Forastero, dan
Trinitario. Criollo dalam tata niaga kakao termasuk kelompok kakao mulia (fine
flavoured), Forastero termasuk kakao lindak (bulk), dan Trinitario merupakan
hibrida Criollo dengan Forastero (Pusat Penelitian Kopi dan Kakao
Indonesia, 2004).
Jenis tanaman kakao ada 2 yaitu kakao lindak dan kakao mulia. Jenis
tanaman kakao yang dibudidayakan dan juga digunakan sebagai bahan baku
pengolahan kakao adalah jenis kakao mulia, karena produksinya tinggi dan biji
kakao kering memiliki aroma yang sangat baik (Mulato dan Misnawi, 2005).
Menurut Susanto dan Saneto (1994), bahwa tanaman kakao yang paling
banyak ditanam untuk produksi kakao secara besar-besaran dapat dibagi menjadi
tiga jenis (varietas), yaitu Criollo, Forastero, dan Trinitario.
Pendinginan
Penimbangan
Nib Kulit
Penimbangan Penimbangan
Penimbangan 50 gram
Penimbangan Kulit
3.2.3 Pemastaan
Nib
Pemastaan
Pasta
Penimbangan
4.1.1 Penyangraian
Ulangan Berat (gram) Deskripsi sifat fisik sebelum Deskripsi sifat fisik setelah
sangrai sangrai
Awal Setelah Warna aroma tekstur warna aroma tekstur
(gr) Roasting
(gr)
1 100 95 Coklat Lemah Keras Coklat Kuat Mudah
tua rapuh
2 100 92¸5 Coklat Lemah Keras Coklat Kuat Mudah
tua rapuh
3 100 95 Coklat Lemah Keras Coklat Kuat Mudah
tua rapuh
4 100 95 Coklat Lemah Keras Coklat Kuat Mudah
tua rapuh
Berat (g)
Fraksi
Kulit Nib
1 1,98 92,21
2 2,60 29,56
3 2,60 15,93
4 7,53 -
4.1.3 Pemastaan
5.1 Penyangraian
5.3 Pemastaan
6.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Mulato, S., Sukrisno, W., Misnawi, Edy, S. 2004. Petunjuk Teknis Pengolahan
Produk Primer dan Sekunder Kakao. Jember : Pusat Penelitian Kopi dan
Kakao Indonesia.
Prawoto, A. dan Sulistyowati .2001. Sifat-sifat fisiko Kkmia lemak kakao dan
faktor-faktor yang berpengaruh. Jember : Pusat Penelitian Perkebunan.
Hlm 39-46.
Ruku, S. 2008. Teknologi Pengolahan Biji Kakao Kering Menjadi produk Olahan
Setengah Jadi. Buletin Teknologi dan Informasi Pertanian, 2008. Kendari :
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tenggara.
Septianti, E. 2013. Teknologi Pengolahan Primer dan Sekunder Biji Kakao. Sinar
Tani Agroinovasi Edisi 20-26 Maret 2013 No.3499 Tahun XLIII. Makassar
: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Supriyanto dan Marseno, D, W. 2010. Penyangraian Hancuran Nib Kakao Dengan
Enerji Gelombang Mikro Untuk Menghasilkan Cokelat Bubuk.
AGRITECH, Vol. 30, No. 4, NOVEMBER 2010. Yogyakarta : Universitas
Gadjah Mada.
Susanti, 2012. Studi Pembuatan Dark Cokelat Dengan Penambahan Ekstrak Jahe
(zingiberofficinale) Sebagai Bahan Pengisi. Program Studi Ilmu
Teknologi Pangan. Jurusan Teknologi Pertanian. Fakultas Pertanian.
Makassar : Universitas Hasanuddin.
Towaha, J., Anggraini, D, A., dan Rubiyanto. 2012. Keragaan Mutu Biji Kakao
dan Produk Turunannya Pada Berbagai Tingkat Fermentasi: Studi kasus di
Tabanan, Bali. Pelita Perkebunan 28 (3) 2012, 166-183. Sukabumi : Balai
Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar.
Pemisahan kulit
1. Fraksi ke 1
1,98 : (92,21+1,98)*100% = 2,102%
2. Fraksi ke 2
2,60 : (29.56+2,60)*100% = 8,084%
3. Fraksi ke 3
2,60 : (15,93+2,60)*100% = 14,031%