Anda di halaman 1dari 6

Mata Kuliah : Manajemen Keuangan Strategis

Program : Magister Manajemen


Dosen : Dr. Bambang Hadinugroho, SE., M.Si.
Materi : Studi Kasus Akusisi pada Perusahaan Sektor Garmen dan Tekstil
Kelompok : Hella Valentina (S412102012)
Eska Setia Kuncara (S412102008)
Lya Dahlia (S412102015)

AKUISISI PT INDO RAMA SYNTETICS, Tbk (INDR)


ATAS PERUSAHAAN TAMBANG EMAS PT CIKONDANG KANCANA PRIMA (CKP)

I. Latar Belakang
PT Indo Rama Syntetics (perusahaan) merupakan perusahaan yang didirikan pada tahun
1975 dan memulai produksi komersial pada tahun 1976 dengan pabrik pemintalan kapas di
Purwakarta dan melakukan diversifikasi dan memperluas bisnis benang pintal dan benang
filamen poliester, serat staple poliester, resin PET dan produksi kain filamen Poliester untuk
pasar global dengan pabrik berlokasi di Jawa Barat (Purwakarta, Campaka, Bandung) dan
kantor pusat berlokasi di Jakarta dimana fungsi-fungsi sentral dilakukan seperti pengadaan,
logistik, keuangan dan pemasaran. Saat ini perusahaan merupakan salah satu eksportir
terbesar di Indonesia yang mengekspor ke lebih dari 75 negara pelanggan premium di
Amerika Utara, Eropa, Amerika Selatan, Asia, Australia dan Timur Tengah dan telah
menjadi pemenang reguler penghargaan primaniyatra yang bergengsi untuk kinerja
ekspornya. Proses reinvestasi dan program peningkatan yang berkelanjutan telah menjadikan
perusahaan sebagai salah satu produsen poliester paling kompetitif di dunia.

 Struktur Kepemilikan perusahaan adalah sebagai berikut :


 Komposisi pemegang saham pengendali sebagai berikut :

 Sedangkan susunan kepengurusan adalah sebagai berikut :

Presiden Komisaris Sri Prakash Lohia

Wakil Presiden Komisaris Amit Lohia

Komisaris Independen Humphrey R Djemat

Presiden Direktur Vishnu Swaroop Baldwa

Direktur Anupam Agrawal

II. Identifikasi Masalah


PT Indo Rama Syntetics, Tbk melakukan akuisisi atas Perusahaan Tambang Emas PT
Cikondang Kancana Prima (CKP) yang memiliki izin usaha pertambangan untuk
menambang dan mengolah emas dan mineral lainnya di Cianjur, Jawa Barat dengan
mengambil alih 80% kepemilikan sebesar Rp300 milyar dengan menandatangani perjanjian
jual beli bersyarat pada tanggal 23 Desember 2020. Langkah ini tergolong berisiko
mengingat PT CKP memiliki core bisnis yang berbeda jauh dengan PT Indo Rama
Syntetics.

III. Pembahasan
Perusahaan melakukan IPO pada tanggal 3 Agustus 1990 dengan saham penawaran
sebesar sebanyak 7 juta dan harga penawaran Rp12.500,00. Sedangkan ikhtisar laporan
keuangan perusahaan selama 5 tahun terakhir adalah sebagai berikut :
Penjualan dan laba perusahaan tahun 2020 menurun cukup signifikan apabila
dibandingkan tahun-tahun sebelumnya terutama karena covid 19 yang mengakibatkan
lockdown secara global yang berdampak pada menurunnya permintaan serta menurunnya
margin dan volume diseluruh rantai pasokan sebagai akibat penurunan harga minyak global
beserta turunannya yang berdampak pada menurunnya biaya bahan baku. Sedangkan total
asset meningkat karena adanya investasi tambahan pada bangunan pabrik dan mesin
terutama dalam bisnis poliester dan pemintalan. Dari sisi struktur modal didanai oleh
liabilitas yang lebih rendah dan ekuitas yang lebih tinggi terutama karena arus kas yang
lebih baik yang digunakan untuk membayar liabilitas secara tepat waktu sehingga struktur
permodalan menjadi lebih sehat.
Rasio utang jangka panjang berbunga terhadap total ekuitas sebesar 0,20x dan rasio
lancar sebesar sebesar 1,1x yang merupakan kebijakan group untuk memastikan bahwa
equitas dan liabilitas digunakan secara optimal.
Berdasarkan teori, terdapat sejumlah strategi keuangan yang berkaitan dengan akuisisi
dan upaya perusahaan untuk mengidentifikasi target dan mengevaluasi potensi dari sinergi,
yaitu :
1. Diversified Companies, yaitu bisnis yang melakukan diversifikasi ke Growth area
dengan keunggulan kompetitif yang menawarkan peluang bagi perusahaan
pengambilalih untuk meningkatkan nilai pasca akuisisi
2. Greenmailing, yaitu mengakuisisi sebagian kecil saham perusahaan yang akan
diakuisisi, membubarkan manajemen, mengakuisisi sebagian besar saham dan
menerapkan strategi baru
3. Eps enhancement from equity financing, yaitu untuk mempertahankan tingkat harga
saham
4. Eps enhancement from debt financing yaitu penggunaan pinjaman dalam akuisisi
yang menyebabkan pembayaran tingkat bunga berdampak pada eps entitas
gabungan.
5. Purchase of a high growth company yaitu harga akuisisi mencerminkan ekpektasi
tinggi dan skala ekonomi yang dicapai, namun pasca akuisisi manajemen dapat
mengundurkan diri sehingga target tidak tercapai.
6. Earn out method yaitu untuk mengakuisisi perusahaan kecil yang diharapkan
memiliki prospek yang baik.
Berdasarkan teori tersebut, akuisisi perusahaan pada PT CKP merupakan eps
enhancement from debt financing karena terdapat pinjaman sebesar Rp50 miliar yang
diberikan kepada afiliasi dari pemegang saham yang menjual sedangkan sumber dana untuk
akuisisi berasal dari laba ditahan. Selain itu perusahaan juga telah memberikan fasilitas
pinjaman kepada PT CKP maksimal sebesar Rp 240 miliar yang akan digunakan untuk
pertambangan pasca akuisisi.
Hal ini cukup berisiko mengingat baik pemilik maupun pengurus perusahaan tidak
memiliki background dibidang pertambangan sedangkan tujuan pemilik melakukan akusisi
tersebut adalah untuk memberikan citra baik di mata investor bahwa perusahaan dapat
melakukan diversifikasi usaha dengan baik serta mempertahankan produktivitasnya yang
diharapkan akan berdampak baik pada nilai saham perusahaan. Disisi lain, PT CKP cukup
dikenal karena adanya sengketa kepemilikan pada tahun 2017, sehingga apabila PT CKP
gagal untuk melakukan usaha sesuai ekspektasi pemilik perusahaan sehingga hal tersebut
juga akan berdampak terhadap reputasi perusahaan.

IV. Rekomendasi
Berdasarkan hal tersebut, kami merekomendasikan agar perusahaan melakukan audit secara
berkala atas laporan keuangan CKP termasuk memantau secara rutin realisasi rencana kerja
CKP sehingga dapat dilakukan evaluasi dan upaya perbaikan segera dalam hal terdapat
realisasi yang tidak sesuai target.

Anda mungkin juga menyukai