Disusun Oleh :
Muhammad Farizal
Kelas : TKBA-A
N I M : 201014
Dosen Pengampu
Mata Kuliah Pendidikan Pancasila :
PROGRAM STUDI
TEKNOLOGI KONSTRUKSI BANGUNAN AIR
POLITEKNIK PEKERJAAN UMUM
SEMARANG
2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN JUDUL KARYA TULIS ILMIAH
MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA
1
ABSTRAK
Penelitian ini membahahas tentang permasalahan hak asasi manusia tentang diskriminasi
yang dilakukan oleh sebagian mahasiswa terhadap mahasiswi dalam hal perkuliahan praktik di
lapangan. Permasalahan tersebut erat kaitannya tentang kesetaraan gender yang sering diabaikan
dalam aspek kehidupan pada khususnya dalam kegiatan pendidikan. Memperhatikan
permasalahan tersebut penulis membuat karya tulis ilmiah dengan tujuan untuk mengetahui
permasalahan kesetaraan gender yang dialami mahasiswi tentang diskriminasi apa saja yang
diterima pada saat perkuliahan praktik di Politeknik Pekerjaan Umum Semarang, diskriminasi
tersebut biasanya dilakukan oleh mahasiswa dengan meremehkan kemampuan fisik yang
dimiliki oleh mahasiswi yang menganggap bahwa wanita lebih lemah pada saat perkuliahan
praktik daripada pria. Arti penting penelitian ini adalah untuk memberikan informasi terhadap
pembaca sebagai manusia yang beradab agar selalu menghargai dan tidak memberikan
diskriminasi apapun kepada manusia lain untuk mewujudkan penerapan Pancasila dalam
kehidupan pada khususnya bidang pendidikan. Penulis mempunyai latar belakang penulisan
karya tulis ilmiah ini adalah ingin membuktikan apakah diskriminasi dilakukan oleh mahasiswa
kepada mahasiswi pada saat perkuliahan praktik dan membuktikan penerapan kesetaraan gender
di Politeknik Pekerjaan Umum Semarang. Penulis melakukan metode penelitian pendekatan
kualitatif studi kasus dengan sumber data berasal dari pengamatan penulis, pelaksanaan praktik
dan pendapat mahasiswi yang lainnya. Pelaksaan pengujian memperoleh hasil bahwa kesetaraan
gender terlaksana dalam kegiatan perkuliahan praktik, dimana pada pelaksanaannya diskriminasi
tidak dialami oleh sebagian besar mahasiswi, yang dilakukan oleh mahasiswa dengan sindiran,
diremehkan dan diabaikan, tetapi mendapat manfaat dan hak yang sama dalam kegiatan
perkuliahan praktik di Politeknik Pekerjaan Umum Semarang.
Kata Kunci : Hak Asasi Manusia, Kesetaraan Gender, Diskriminasi, Perkuliahan Praktik.
2
PENDAHULUAN
Dewasa ini, permasalahan hak asasi manusia tentang diskriminasi terhadap kekurangan
seseorang menjadi isu yang banyak dibicarakan, seirama dengan beragamnya perbedaan peran
antara pria dan wanita dalam berbagai aspek kehidupan di masyarakat pada khususnya dunia
pendidikan. Hak asasi manusia merupakan hak kodrati yang di berikan oleh Tuhan kepada setiap
manusia sehingga tidak dapat diganggu ataupun diubah dengan kehendak pribadi maupun orang
lain, oleh karena itu setiap manusia harus saling menghargai hak asasi antar sesama. Istilah
diskriminasi tersebut sering dikaitkan dengan permasalahan kesetaraan gender yang merupakan
permasalahn perbedaan peran pria dan wanita. Perbedaan peran ini tidak berasal dari pemberian
Tuhan, akan tetapi merupakan pengetahuan dari pengaruh sosial masyarakat yang dilakukan dan
menjadi kebiasaan sedari kecil.
Secara biologis perbedaan gender antara pria dan wanita dapat diketahui dalam hal alat
reproduksi. Organ yang dimiliki wanita dapat memungkinkan untuk menstruasi, hamil,
melahirkan dan menyusui, sedangkann organ yang dimiliki pria dapat memungkinkan untuk
menghamili dengan memplroduksi sel sperma. Perbedaan organ ini merupakan karunia Tuhan
dan tidak dapat diganggu gugat, perbedaan ini dijadikan sebagai alat untuk mendiskriminasi
bawasanya wanita dengan organ dan fisik seperti itu dianggap memiliki batasan tertentu dengan
melihat jenis kelamin tertentu untuk melakukan suatu hal.
Seorang pria biasanya menunjukkan jati dirinya dengan menjadi seorang yang
pemberani, gagah, kuat, dan tidak mudah menangis. Oleh karena itu seorang pria akan merasa
malu di hadapan orang lain karena tidak benani, gagah dan kuat Sedangkan wanita biasanya
menunjukkan jati dirinya dengan fisik lemah, perasa, dan mudah menangis. Namun semua
pelabelan tentang hal tersebut dapat dirasakan sebagai pemaksaan dan menjadi beban untuk
kehidupan sehari-hari. Seorang pria maupun wanita memiliki hak yang sama untuk untuk
melakukan berbagai hal tanpa paksaan dan beban tentang pelabelan gender.
Manusia sebagai mahluk sosial seharusnya dapat bekerja sama untuk menyelesaikan
suatu permasalahan dan pekerjaan. Sebagi contoh, kaum pria dengan fisik yang kuat harus
melindungi kaum wanita, begitupun kaum wanita dengan sifat perasa dan peduli harus
memperhatikan kaum pria untuk saling melengkapi dalan berbagai aspek kehidupan
3
Berdasarkan pengamatan penulis, Politeknik Pekerjaan Umum Semarang memiliki
jumlah mahasiswi yang lebih sedikit daripada mahasiswa ditinjau dari data penerimaan
mahasiswa, penulis mengambil data mahasiswa angkatan 2020 dengan sebaran di tiga program
studi, yaitu Teknologi Konstruksi Bangunan Air (TKBA), Teknologi Konstruksi Bangunan
Gedung (TKBG), dan Teknologi Konstruksi Jalan dan Jembatan (TKJJ). Penulis berasumsi
bahwa politeknik dengan jurusan teknik kurang diminati oleh calon mahasiswi, karena biasanya
politeknik memiliki jurusan yang berat dan prospek pekerjaanya juga didominasi oleh pria.
Namun pada kenyataanya peminat dari kalangan mahasiswi lumayan banyak meskipun tidak
mencapai setengah kuota penerimaan mahasiswa.
Dalam pelaksanaan perkuliahan, mahasiswa dan mahasiswi memiliki hak, akses, dan
kewajiban yang sama dalam kuliah teori dan praktik. Akan tetapi dalam pelaksanaan kuliah
praktik di lapangan, mahasiswi sebagai kaum minoritas sering dianggap kurang bisa mengikuti,
karena fisik wanita dianggap lebih lemah dan berdampak pada kecepatan, kerapian dan
keberhasilan praktik. Menurut pengamatan penulis, mahasiswi lebih unggul dalam perhitungan
dan pengolahan data di lapangan daripada menggunakan alat untuk kebutuhan praktik. Dampak
dari semua kekurangan itu menyebabkan terjadinya diskriminasi yang dilakukan oleh mahasiswa
ke mahasiswi yang berupa sindiran, diremehkan dan diabaikan dalam proses perkuliahan praktik.
Oleh karena itu penulis ingin membuat karya tulis ilmiah yang mengangkat tentang kesetaraan
gender yang memfokuskan tentang diskriminasi terhadap mahasiswi dengan judul “Analisis
Permasalahan Diskriminasi Terhadap Mahasiswi Dalam Hal Perkuliahan Praktik di Politeknik
Pekerjaan Umum Semarang”.
Berdasarkan hasil pengamatan penulis, karya tulis ilmiah ini difokuskan pada masalah
kesetaraan gender pada khususnya masalah diskriminasi yang dilakukan mahasiswa kepada
mahasiswi pada saat perkuliahan praktik. Penulis mengambil sampel penelitian mahasiswi
Program Studi Teknologi Konstruksi Bangunan Air (TKBA) angkatan 2020 karena merupakan
teman satu kelas yang melaksanakan kuliah praktik bersama. Kegiatan kuliah praktik semester
genap tahun 2021 yang dilakukan adalah mata kuliah Teknologi Bahan Bangunan dengan Dosen
Pengampu Bapak Robi Fernando, S.T., M.T. dan Bapak Didit Puji Riyanto, S.T., M.T. yang
dilakukan sejak tanggal 7 sampai 11 Juni 2021.
4
Rumusan masalah yang diangkat dalam penulisan karya tulis ilmiah ini adalah tentang
apakah kesetaraan gender terlaksana dalam kegiatan kuliah praktik oleh mahasiswi di Politeknik
Pekerjaan Umum Semarang. Sedangkan tujuan penulisan karya tulis ilmiah adalah untuk
mengetahui permasalahan kesetaraan gender yang dialami mahasiswi tentang diskriminasi apa
saja yang diterima dan keterlaksanaan kesetaraan gender pada saat perkuliahan praktik di
Politeknik Pekerjaan Umum Semarang.
Penelitian pada karya tulis ilmiah ini bukanlah penelitian yang pertama kali membahas
tentang kesetaraan gender, namun penulis mengambil referensi dari penelitian yang sudah
dilakukan oleh Wilis Werdiningsih tentang “Analisis Kesetaraan Gender Pada Pembelajaran
Program Keahlian Teknik di SMK PGRI 2 Ponorogo”. Penelitian ini menyimpulkan bahwa
semua siswa mendapatkan kesempatan dan tuntutan pencapaian yang sama dalam pembelajaran
dan semua siswa diberikan kesempatan yang sebesar-besarnya dalam memperoleh ilmu dari
guru. Namun masih terjadi ketidakaadilan gender, yakni pada kategori pelabelan jenis kelamin.
Penulis melakukan metode penelitian pendekatan kualitatif studi kasus dengan sumber
data berasal dari pengamatan penulis, pelaksanaan praktik dan pendapat mahasiswi yang lainnya.
Sumber data utama berasal dari pengamatan langsung oleh penulis ditambah dengan pendapat
mahasiswi lainnya.
5
PEMBAHASAN
Hak asasi manusia merupakan hak yang melekat pada diri setia manusia semenjak dia
lahir yang di anugerahkan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu keberadaan Hak Asasi
Manusia sangatlah fundamental, tidak bisa untuk tidak dipenuhi. Ada berbagai macam bentuk
Hak Asasi Manusia, salah satunya yaitu untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Hak untuk
mendapatkan pendidikan menjadi hak bagi setiap individu, dimana setiap individu bebas
memperoleh hak pendidikan setinggi-tingginya.1
Hak asasi manusia juga merupakan hak kodrati yang di berikan oleh Tuhan kepada setiap
manusia sehingga tidak dapat diganggu ataupun diubah dengan kehendak pribadi maupun orang
lain, oleh karena itu setiap manusia harus saling menghargai hak asasi antar sesama.
Kesetaraan Gender
Kesetaraan gender merupakan kondisi dimana pria dan waita memililiki status yang
setara dan memiliki kondisi yang sama untuk mewujudkan secara penuh hak-hak asasi dan
potensinya bagi pembangunan di segala bidang kehidupan.2
Persamaan hak inilah yang dijadikan alat untuk membentengi diskriminasi kaum wanita
untuk mendapatkan akses yang sama dalam segala aspek kehidupan. Kesetaraan gender memiliki
tujuan untuk mengangkat derajad kaum wanita untuk dapat sejajar dengan kaum pria dalam
melakukan pekerjaan.
Perbedaan jenis kelamin tidak boleh menjadi penghalang bagi kaum wanita untuk
mengembangkan potensi dirinya dan untuk memperoleh manfaat hidup baik dalam hal
intelektual, spriritual dan sosial, karena kaum wanita memiliki kiprah yang sama dengan kaum
pria.
Diskriminasi
Menurut pendapat penulis diskriminasi merupakan suatu tindakan tidak terpuji dimana
pada pelaksanaannya korban diskriminasi mendapatkan hal yang merugikan dari pelaku
1
Dina Indriyani, Hak Asasi Manusia Dalam Memperoleh Pendidikan, Vol 7, No 1 (2017), Hal. 1
2
Herien Pupitawati, Konsep, Teori Dan Analisis Gender (Bogor: PT IPB Press, 2012), Hal. 5.
6
diskriminasi. Contoh pelaksanaan diskriminasi biasanya dengan memberikan ejekan yang
berhubungan dengan kondisi fisik seseorang. Adapun contoh lain diskriminasi dapat dilakukan
melalu lisan maupun tulisan dengan tujuan sama-sama memberikan hal yang negatif kepada
korban diskriminasi. Istilah diskriminasi tersebut sering dikaitkan dengan permasalahan
kesetaraan gender yang merupakan permasalahan perbedaan peran pria dan wanita. Perbedaan
peran ini tidak berasal dari pemberian Tuhan, akan tetapi merupakan pengetahuan dari pengaruh
sosial masyarakat yang dilakukan dan menjadi kebiasaan sedari kecil. Pengetahuan ini seakan
sudah mendarah daging dalam setiap individu bangsa Indonesia, hal ini perlu diperbaiki untuk
kepentingan bersama agar terwujudnya penerapan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, juga untuk mewujudkan masyarakat yang aman dan sejahtera.
Diskriminasi yang terjadi di masyarakat, pada khususnya kaum wanita yang selalu
mendapatkan perlakuan diskriminatif harus dihapuskan, karena bertentangan dengan konsep
kesetaraan dan keadilan gender, serta bertentangan dengan Hak Asasi Manusia. Pria dan wanita
pada dasarnya adalah setara, tidak ada yang sempurna di mata Tuhan.3
3
Khusnul Khotimah (2009), Diskriminasi Gender Terhadap Perempuan Dalam Sektor Pekerjaan, VOL 4 NO 1,
Hal. 158.
7
Berdasarkan pengamanatan penulis pada kegiatan kuliah praktik mahasiswa Program
Studi Teknologi Konstruksi Bangunan Air (TKBA) angkatan 2020 pada mata kuliah Teknologi
Bahan Bangunan dengan Dosen Pengampu Bapak Robi Fernando, S.T., M.T. dan Bapak Didit
Puji Riyanto, S.T., M.T. yang dilakukan sejak tanggal 7 sampai 11 Juni 2021 yang dibagi
menjadi beberapa kelompok dan melaksananan praktik pembuatan sampel beton (concrete mix
design) dengan peraturan dan kebijakan sama diberlakukan bagi mahasiswa dan mahasiswi.
Pembuatan beton memiliki proses yang sangat berat, meskipun hanya membuat sampel
beton. Tidak hanya itu, pembuatan beton juga memerlukan ketelitian dan kecepatan ketika
menuangkan bahan ke dalam concrete mixer. Oleh karena itu para mahasiswa diharapkan
mengutamakan K3 (Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja). Para mahasiswa baik pria
maupun wanita harus bisa melaksanakan kegiatan praktik pembuatan beton, karena merupakan
kompetensi wajib yang digunakan untuk memenuhi penilaian dalam perkuliahan.
Pelaksanaan praktik pembuatan sampel beton dimulai dengan menyiapan alat dan bahan
untuk pembuatan sampel beton yaitu : 1) Menyiapkan alat concrete mixer dan cetakan sampel
beton; 2) Menyiapan agregat kasar dan halus dengan syarat dan jumlah tertentu; 3) Menyiapkan
bahan pengikat seperti semen dan bahan tambahan lainnya; 4) Menyiapkan air secukupnya untuk
mengikat semen dan agregat.
Ditinjau dari faktor non teknis, secara garis besar kegiatan kuliah praktik ini dapat
jabarkan sebagai berikut : 1) Mahasiswa dan mahasiswi diharuskan untuk memiliki kemampuan
yang sama dalam melaksanakan praktik; 2) Baik Mahasiswa maupun Mahasiswi memiliki
kesempatan yang sama dalam memperoleh ilmu dalam kegiatan praktik; 3) Dengan kemampuan
yang berbeda para mahasiswa diharuskan bisa melaksanakan praktik untuk memenuhi penilaian;
4) Mahasiswa lebih unggul dalam hal penyiapan bahan dan penggunaan alat daripada mahasiswi,
sedangkan mahasiswi lebih unggul dalam perhitungan dan perngolahan data daripada
mahasiswa.
8
Analisis Kesetaraan Gender Pada Kegiatan Kuliah Praktik
No
Jenis Diskriminasi Pelaksanaan
.
Sindiran lisan yang diberikan oleh mahasiswa pada saat pelaksanaan
1. Tidak dilakukan
kegiatan praktik.
2. Diremehkan karena memiliki fisik yang lemah dan lambat. Tidak dilakukan
3. Diabaikan karena tidak mampu mengikuti kegiatan praktik. Tidak dilakukan
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa diskriminasi yang biasanya dilakukan
mahasiswa kepada mahasiswi tidak dilakukan, karena dengan kesadaran pribadi diskriminasi
merupakan perilaku yang tercela dan dapat memberikan dampak jangka panjang bagi korban
diskriminasi. Dalam pelaksanaannya mahasiswa dan mahasiswi kompak bekerjasama
melaksanakan kegiatan praktik sesuai porsinya, pekerjaan yang berat diselesaikan oleh
mahasiswa seperti mengangkat bahan material dan menyiapkan alat-alat yang berat, sedanngkan
mahasiswi membantu dengan menyiapkan bahan-bahan yang ringan seperti semen dan air.
Semua bekerjasama saling melengkapi untuk sama-sama membuat sampel beton untuk kuliah
praktik Teknologi Bahan Bangunan. Berdasarkan hasil penjelasan di atas penulis berani
menyimpulkan bahwa kesetaraan gender terlaksana dalam kegiatan praktik di Politeknik
Pekerjaan Umum Semarang.
4
Wilis Werdiningsih (2020), Analisis Kesetaraan Gender Pada Pembelajaran Program Keahlian Teknik di SMK
PGRI 2 Ponorogo, Vol 14, No. 01 , Hal 85
9
PENUTUP
SIMPULAN
Berdasarkan serangkaian penelitian tentang analisis permasalahan diskriminasi terhadap
mahasiswi dalam hal perkuliahan praktik di Politeknik Pekerjaan Umum Semarang Program
Studi Teknologi Konstruksi Bangunan Air (TKBA) angkatan 2020 pada semester genap tahun
2021 yang telah di lakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1) Dalam kegiatan perkuliahan praktik tidak terjadi diskriminasi yang dilakukan mahasiswa
terhadap mahasiswi. Dalam pelaksanaannya mahasiswa dan mahasiswi kompak bekerjasama
melaksanakan kegiatan praktik sesuai porsinya, pekerjaan yang berat diselesaikan oleh
mahasiswa seperti mengangkat bahan material dan menyiapkan alat-alat yang berat,
sedanngkan mahasiswi membantu dengan menyiapkan bahan-bahan yang ringan seperti
semen dan air. Semua bekerjasama saling melengkapi untuk sama-sama membuat sampel
beton untuk kuliah praktik Teknologi Bahan Bangunan.
2) Penerapan kesetaraan gender pada kegiatan praktik di Politeknik Pekerjaan Umum Semarang
sudah terlaksana. Dibuktikan dengan tidak terjadinya diskriminasi terhadap mahasiswi dan
sudah terpenuhinya akses, partisipasi, kontrol dan manfaat. Baik pria maupun wanita sama-
sama berpartisipasi aktif dalam kegiatan praktik dan tidak ada perbedaan antara keduanya.
Sehingga baik mahasiswa dan mahasiswi dapat mengambil manfaat yang sama tanpa
khawatir memperoleh diskriminasi. Sehingga penerapan Hak Asasi Manusia dan Pancasila
dalam kehidupan juga akan terlaksana jika penerapan kesetaraan gender terlaksana dalam
kegiatan perkuliahan praktik di Politeknik Pekerjaan Umum Semarang.
10
DAFTAR PUSTAKA
Indriyani, D. (2017). Hak Asasi Manusia Dalam Memperoleh Pendidikan, Vol 7, No 1 (2017),
Hal. 1. Pendidikan Politik, Hukum, dan Kewarganegaraan, 7, 1.
11