Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM

PENETAPAN KADAR NaHCO3 SECARA ACIDIMETRI

I. Tujuan Percobaan
 Mahasiswa mampu membuat LBS
 Mahasiswa mampu membuat LBP
 Mahasiswa mampu menentukan kadar suatu obat NaHCO3 dengan metode
asidimetri

II. Prinsip
 Untuk menentukan titik akhir titrasi asam-basa, digunakan indikator.
 Indikator ini merupakan suatu asam atau basa organik lemah yang akan
mengalami perubahan warna pada lingkungan pH tertentu, adalah hal ini
adalah pH yang merupakan titik akhir dari reaksi asam – basa tersebut.
 Perubahan warna indikator disebabkan karena daya perubahan komposisi
atau perbandingan banyaknya bentuk ion dan bentuk molekul dari
indikator dalam larutan tersebut, dimana bentuk ion dan molekulnya
mempunyai warna yang berbeda.
 Reaksi netralisasi antara asam dengan basa, dimana kadar suatu zat yang
bersifat basa dicari kadarnya dengan titrasi dengan asam yang sudah
diketahui kadarnya dengan baku primer
III. Reaksi kimia
• H2SO4 + 2 NaHCO3 ↔ Na2SO4 + 2H2CO3

IV. Landasan Teori

Titrasi asam basa meliputi reaksi asam basa baik kuat maupun lemah.
Titrasi asam basa dapat memberikan titik akhir yang cukup tajam dan untuk
itu digunakan pengamatan dengan indikator bila pH pada titik ekuivalen antara
4-10. Selama titrasi asam basa, pH larutan berubah secara khas. pH berubah
secara drastis apabila volume titrasinya mencapai titik ekuivalennya. Pada
titrasi asam basa, proton ditransfer dari satu molekul kemolekul lain. Dalam
air, proton biasanya tersolvasi menjadi ion hidronium. Reaksi asam basa
bersifat reversibel. Selain itu, sebagian besar titrasi asam basa dilakukan pada
suhukamar, kecuali titrasi yang meliputi basa-basa yang mengandung karbon
dioksida.temperatur mempengaruhi titrasi asam basa. pH dan perubahan warna
indikator tergantung secara tidak langsung pada temperatur. Ini disebabkan
karena perubahan kesetimbangan asam basa dengan temperatur.
Indikator asam basa adalah zat yang berubah warnanya atau
membentuk flouresen atau kekeruhan pada suatu trayek pH tertentu. Indikator
asam basa terletak pada ekuivalen danukuran dari pH. Zat-zat indicator dapat
berupa asam atau basa, larut, stabil dan menunjukkan perubahan yang kuat
serta biasanya adalah zat organik. Perubahan warna disebabkan oleh resonansi
isomer elektron. Berbagai indikator mempunyai tetapan ionisasi yang berbeda.
Secara garis besar, indikator asam basa dapat diklasifikasikan dalam tiga
golongan yaitu indikator fenolftalein dan indikator sulfoftalein, indikator azo
dan indikator trimetilmetana.

V. Prosedur

ALAT BAHAN
Buret LBS : H2SO4 0,1 N
Erlemeyer LBP : Na2CO3
Gelas ukur Indicator : Merah metil
Pipet volume Sampel : NaHCO3
Labu ukur

A. Langkah Kerja
1. Buat LBS H2SO4 0,1 N, masukan dalam buret
2. Buat LBP Na2CO3 (BM=106 BE=½)
 Timbang Na2CO3 500 mg yang sudah dikeringkan, larutkan dalam 100
ml aquadest dalam labu ukur.
 Hitung normalitasnya.

Gram/liter 0,5 / 0,1


N= = = 0,0943 N
BM x BE 106 x ½

 Titrasi Pembakuan
1. Pipet 25,00 ml Na2CO3, masukan dalam erlemeyer
2. Tambahkan 2-3 tetes indicator MM
3. Titrasi dengan H2SO4 0,1 N ad warna merah muda
4. Lakukan titrasi 3 kali (triplo)
5. Hitung normalitas

V1 x N1 = V2 x N2

No Volume titrat Volume titran H2SO4 Volume Paraf


Awal Akhir
(Na2CO3)
1
2
3

 Titrasi Penetapan Kadar Sampel

1. Sampel NaHCO3 (BM=84,01 BE=1)


2. Timbang 500mg zat yang dilarutkan dalam 10 ml aquadest pada erlemeyer
3. Tambahkan 2-3 tetes indikator MM
4. Titrasi dengan H2SO4 0,1 N ad warna merah muda
5. Lakukan titrasi 3 kali (triplo)
6. Hitung kadar sampel tersebut
No Volume titrat Volume titran H2SO4 Volume Paraf
Awal Akhir
(Na2CO3)
1
2
3

B. Perhitungan
a. Pembakuan Na2CO3

V1 x N1 = V2 x N2
= ………
= ………
b. Penetapan kadar
M gek NaHCO3 = M gek H2SO4
=VxN
= ………
= M gek
Gram NaHCO3 = M gek x BM x BE
= ………
= ………
b
Kadar % = ……… /500 mg x 100 %
b
= ……… %

C. Literatur
 Farmakope Indonesia Edisi II dan III
 Vogel, A.I. Quantitative Inorganic Analysis

Anda mungkin juga menyukai