Anda di halaman 1dari 1

Sebagaimana laporan kru sora sirulo pada edisi terdahulu, orang-orang Malagas mempunyai

kemiripan dengan postur orang di Indonesia pada umumnya. Tidak heran kru sora sirulo bahkan
pada awal kedatangan hingga sampai saat ini terkadang dianggap orang Malagas. Tidak
canggung orang-orang Malagas langsung berbahasa Malagasy kepada kru sora sirulo pada setiap
kesempatan. Tidak hanya dari segi postur dan kedekatan bahasa, dalam tananan hidup
keseharian pun ada banyak kemiripan dengan orang-orang di Indonesia. Pada kesempatan ini,
kru sora sirulo hendak menyampaikan laporan tentang “rano panggo” sebuah istilah bagi orang
Malagas terhadap air rebusan bekas menanak nasi. Dalam bahasa Malagas “rano” berarti air dan
“panggo”

Kalau bagi orang Indonesia dan orang Karo pada khususnya, kita mengenal istilah “lau kanji”
yaitu air yang diambil pada saat nasi yang ditanak telah mendidih. Air ini diambil dan sepanjang
pengetahuan penulis sangat baik diberikan pada anak-anak balita. Bahkan kru sora sirulo juga
sempat mengalami meminum “lau kanji” tersebut.

Nah, bedanya dengan kebiasaan orang-orang Malagas adalah, “Rano Panggo” tidak diambil dari
air menanak nasi yang telah mendidih seperti pada umunya di tengah masyarakat Indonesia
tetapi setelah selesai menanak nasi. Umumnya saat mereka menanak nasi di periuk, sengaja atau
tidak kru sora sirulo mengamati kalau nasi dibiarkan agak sedikit gosong sampai–sampai tercium
aroma bahwa nasi yang telah ditanak sudah gosong sedemikian rupa .

Setelah nasi di pindahkan ketempat lain, maka sisa atau kerak nasi yang telah gosong pada
bagian bawah periuk tempat menanak nasi dituangi dengan air dan direbus kembali sampai
mendidih. Air hasil rebusan inilah yang dinamakan dengan “rano panggo”. Sehingga pada saat
kita meminumnya akan terasa sekali aroma nasi yang telah gosong. Minuman ini biasanya
dihidangkan bersamaan dengan menu makan siang. Bagi masyarakat Malagas, “rano panggo” ini
kalau di minum pada saat masih hangat akan berkhasiat untuk menambah kandungan ASI bagi
ibu-ibu yang sedang menyusui. Khasiat yang lain menurut keyakinan masyarakat di sini adalah
baik untuk kesehatan jantung.

Uniknya minuman ini tidak diperdagangkan tetapi dapat dijumpai di rumah makan Malagas atau
pada saat kita memesan catering masakan Malagas. Minuman ini akan dihidangkan sebagai
pelengkap dan setiap orang Malagas begitu menikmati minuman ini. Pada awalnya kru sora
sirulo merasa sangat heran ketika mendapati bahwa nasi yang dihidangkan baik di restauran
Malagas maupun catering yang dipesan selalu tercium aroma nasi yang gosong. Ya, “rano
panggo” adalah alasan mengapa mereka menanak nasi dan sengaja membiarkannya agak sedikit
gosong. “Rano panggo “ telah membudaya dan menjadi minuman tradisi bagi masyarakat di
Madagaskar. Aroma nasi yang gosong dan “rano panggo” sepertinya menambah selera makan
mereka. Nasi gosong demi mendapatkan “rano panggo” – oh “rano panggo”.

By: Erdian Sembiring

Antananarivo, Madagascar.

Anda mungkin juga menyukai