Anda di halaman 1dari 4

PUSKESMAS TIGA

INSTRUKSI KERJA SAUDARA

PEMERIKSAAN ZAT KETON URINE

KODE: IKJ-LAB-012 REVISI: 0 TANGGAL: 01 OKT ‘17 HALAMAN: 1 dari 4

I. Pelaksana : Petugas Laboratorium (Analis Kesehatan)


Untuk mengetahui benda keton dalam urine terutama
II Tujuan :
asam aseto asetat atau aseton.
Sebagai petunjuk bagi petugas laboratorium yang akan
III. Fungsi :
melakukan pemeriksaan zat keton urine.
IV. Metode : 1. Rothera
2. Gerhardt
3. Lange
V. Prinsip :1. Rothera
Reaksi antara natrium nitroprusida dengan asam
aseto asetat atau aseton akan membentuk cincin
ungu.
2. Gerhardt
Reaksi antara asam aseto asetat dengan ferri
klorida akan membentuk zat berwarna anggur
port (merah coklat).
3. Lange
Reaksi antara natrium nitroprusida 20% dengan
asam aseto asetat atau aseton akan membentuk
cincin ungu.
VI. Deskripsi : Zat – zat keton atau benda – benda keton dalam urin ialah
aceton, asam aceto – acetat dan asam beta –
hidroxibutirat. Karena aceton, yaitu zat yang terpenting di
antara benda keton bersifat mudah menguap, maka urin
yang diperiksa harus segar; kalau urin dibiarkan asam
aceto – acetat berubah menjadi aceton, begitu pula asam
beta – hidroxibutirat yang lebih dulu menjadi asam aceto
– acetat, sehingga zat-zat itu juga menghilang dari urin.
VII. Alat : 1. Tabung reaksi
2. Gelas ukur
3. Pipet tetes
4. Kertas saring
5. APD (jas laboratorium, masker, hanskoen)
PUSKESMAS TIGA
SAUDARA
INSTRUKSI KERJA

PEMERIKSAAN ZAT KETON URINE

KODE: IKJ-LAB-012 REVISI: 0 TANGGAL: 01 OKT ‘17 HALAMAN: 2 dari 4

VII. Reagen : 1. Reagen Rothera


Natrium nitroprussida 5gr; ammonium sulfat
200gr; campur dengan menggerusnya dengan
lumpang
2. Larutan Ferrichlorida 10%
3. Natrium Nitroprusida 20%
4. NH4OH pekat ( 28%)
5. Asam asetat
VIII. Bahan : Urine Sewaktu
IX. Prosedur Kerja : A. Cara Rothera
1. Masukkan 5ml urine ke dalam tabung reaksi.
2. Tambahkan kira-kira 1 gram (sepucuk pisau)
reagen rothera, campur sampai homogen.
3. Pegang tabung reaksi pada posisi miring dan
tambahkan 1-2 ml NH4OH 28% melalui
dinding tabung.
4. Letakkan tabung pada posisi tegak, baca hasil
setelah 3 menit.
B. Cara Gerhardt
1. Masukkan 5 ml urine ke dalam tabung reaksi.
2. Tambahkan tetes demi tetes FeCl 10%,
campur.
3. Jika terbentuk presipitat putih dari ferri fosfat
berhenti, saringlah cairan itu.
4. Cairan yang sudah disaring ditambah beberapa
tetes FeCl 10% lagi.
C. Cara Lange
1. Masukkan 10 ml urine ke dalam tabung reaksi.
2. Tambahkan 6 tetes asam asetat pekat
3. Tambahkan 5-10 tetes natrium nitroprusida
20%, campur sampai homogen.
PUSKESMAS TIGA
SAUDARA
INSTRUKSI KERJA

PEMERIKSAAN ZAT KETON URINE

KODE: IKJ-LAB-012 REVISI: 0 TANGGAL: 01 OKT ‘17 HALAMAN: 3 dari 4

4. Pegang tabung reaksi pada posisi miring dan


tambahkan 1-2 ml NH OH pekat melalui
dinding tabung.
X. Interpretasi Hasil 1. Metode Rothera
: (-) tidak terjadi cincin ungu pada perbatasan
kedua lapisan cairan
(+) terjadi cincin ungu pada perbatasan kedua
lapisan cairan
Nilai Normal : (-) tidak terjadi cincin ungu pada
perbatasan kedua lapisan cairan
2. Metode Gerhardt
(-) tidak terjadi warna merah coklat atau warna
anggur port
(+) terjadi warna merah coklat atau warna merah
anggur port
Nilai Normal : (-) tidak terjadi warna merah
coklat atau warna merah anggur port
3. Metode Lange
(-) tidak terjadi warna merah coklat atau warna
anggur port
(+) terjadi warna merah coklat atau warna merah
anggur port
Nilai Normal : (-) tidak terjadi warna merah
coklat atau warna merah anggur port
XI. Catatan : 1. Metode Rothera
Pentinglah untuk memakai urine yang segar pada
test ini. Perubahan asam aceto – acetat menjadi
aseton dan menguapnya aceton dari urine yang
dibiarkan mengurangi kemungkinan hasil positif
dalam urin yang mengandung zat – zat keton itu.
PUSKESMAS TIGA
SAUDARA
INSTRUKSI KERJA

PEMERIKSAAN ZAT KETON URINE

KODE: IKJ-LAB-012 REVISI: 0 TANGGAL: 01 OKT ‘17 HALAMAN: 4 dari 4

2. Metode Gerhardt
Warna yang dicari mungkin sama – samar oleh
presipitat ferrifosfat yang selalu terbentuk; maka
dari itu dianjurkan supaya menyaring cairan dan
mencari warna itu di dalam filtrat. Warna merah
anggur tidak hanya dapat ditimbulkan oleh asam
aceto acetat; fenol, salicylat, antipyrin dan
natriumbikarbonat juga memberi warna serupa,
hasil test itu menjadi positif palsu. Jarang –
jarang terjadi warna hijau, disebabkan oleh
fenilalanine.
XII. Referensi : Gandosoebrata, R. 2010. Penuntun Laboratorium Klinik.
Jakarta; Dian Rakyat

Disetujui oleh Dikaji ulang oleh Dibuat oleh,


Kepala UPTD puskesmas, Sub unit laboratorium,

(Siti Aisyah SPd, M.Kes) (Irma Sari SKM, M.Kes) (Putri Angini ATLM)
NIP. 19660423 200214 2001 NIP. 19800221 200412 2005 NIP. 19981222 201512 2020

Anda mungkin juga menyukai