Anda di halaman 1dari 14

Bentuk Kota

Suatu kota dengan segala isinya pasti akan mengalami perkembangan dari waktu ke
waktu. Aktivitas sosial, ekonomi, dan politik di suatu kota dapat mempengaruhi bentuk dan
struktur kota tersebut. Aktivitas sosial, ekonomi, dan politik tentu saja memerlukan lahan dalam
menjalankan dan menunjang keberjalanan aktivitasnya, oleh karena itu, mereka akan membeli
dan membangun lahan sesuai dengan kebutuhan mereka. Jika suatu kota dibangun tanpa
perencanaan yang baik, maka penggunaan lahannya akan mengubah bentuk kota serta pola-pola
yang sudah ada. Oleh karena itu, diperlukan perencanaan yang matang dan terarah.

Perencanaan yang terarah umumnya akan menyebabkan kota berkembang menjadi salah
satu dari 4 tipe besar dibawah ini ;

1. Kota Polisentrik & Monosentrik

Kota polycentric memiliki banyak inti pembangunan yang persebarannya acak dalam
wilayah urban suatu kota. Kota-kota seperti ini umumnya tercipta setelah adanya
perkembangan dalam bidang transportasi seperti kendaraan pribadi dan dalam bidang
telekomunikasi seperti telefon dan internet. Kota polycentric cenderung lebih tersebar dan
umumnya tidak sepadat kota-kota monocentered, baik dalam kepadatan bangunan maupun
kepadatan penduduk. Contoh kota polycenter adalah Detroit
Kota monocenter identik dengan masyarakat pra revolusi industri, kota ini
menitikberatkan kepada aglomerasi berbagai unsur masyarakat dalam tempat yang kecil agar
memudahkan komunikasi dan transportasi, umumnya kota monocenter memiliki kepadatan
penduduk dan bangunan yang lebih tinggi. Contoh kota monocenter adalah Roma.

2. Bentuk Kota Kompak dan Tidak Kompak

Menurut Hudson dan Yunus, terdapat 2 tipe bentukan kota, yaitu kompak dan tidak
kompak. Kompak dan tidak kompak ini didasari pada faktor morfologi dari kota itu sendiri.

 Kota Kompak
- Kota Kipas (Fan shaped city)

Bentuknya sebagian lingkaran, arah ke luar kota memiliki perkembangan yang


relative seimbang. Bentuk kipas ini disebabkan oleh adanya hambatan-hambatan yang
menghambat pertumbuhan kota pada arah-arah tersebut, penghambat ini dapat
diklasifikasikan menjadi dua yaitu alami dan artifisial.

Hambatan alami meliputi kendala-kendala fisik seperti pegunungan, sungai, dan


jurang, sedangkan kendala artifisial meliputi kendala sosial seperti penolakan
pembangunan, delineasi area lindung, dan permasalahan zonasi. Contoh dari kota kipas
ini adalah Chandigarh di India
- Bujur Sangkar (Square City)

Bujur sangkar menunjukkan suatu bentukan kota yang rasional dan murni logika,
bujur sangkar merupakan bentuk yang netral dan tidak mempunyai arah.

Kota berbentuk ini umumnya bertumbuh di sepanjang jalur transportasi dan


mempunyai kesempatan perluasan yang relative seimbang ke segala arah. Kota berbentuk
bujur sangkar umumnya tidak memiliki penghambat pembangunan dari segi fisik yang
berarti, karena jika ia mempunyai kendala fisik, maka bentuknya tidak akan bujur
sangkar.

Keberadaan jalur transportasi pada ujung-ujung kota ini kerap memicu


pertumbuhan kota ke jalur-jalur yang bersangkutan. Contoh dari kota bujur sangkar ini
adalah kota Herat di Afghanistan.
- Kota Persegi Panjang (rectangular city)

Bentuk kota ini pertumbuhannya memanjang daripada melebar, hal ini


dimungkinkan karena adanya hambatan fisik maupun terhadap perkembangan areal kota
pada salah satu sisinya. Ia umumnya memiliki kemiripan dengan pola ribbon, hanya saja
terdapat constraint pembangunan yang membuatnya berbentuk seperti persegi panjang

- Kota Memanjang (Ribbon)

Memiliki bentuk mirip dengan rectangular city, namun karena bentuk


memanjangnya jauh lebih dominan dibandingkan bentuk melebarnya, maka ia
dikategorikan secara terpisah. Dari bentuknya yang sangat memanjang dapat terlihat
bahwa perkembangan kota ini sangat didominasi oleh peranan jalur transportasi.

-  Kota Bulat/Lingkaran (Round City)


Merupakan bentuk kota yang dianggap ideal, karena jarak dari pusat kota ke
ujung-ujung terluar kota hampir sama. Selain itu, perkembangan pembangunan keluar
area kota terjadi dengan cepat.

Kota-kota seperti ini kerap ditemukan pada masa lalu yang mana pertumbuhan
kota sangat dikontrol oleh keberadaan posisi pertahanan dan kebijakan raja/tuan tanah
yang berkuasa. Contoh dari kota ini adalah kota Baghdad kuno yang bentuknya
dipengaruhi oleh bentuk bentengnya yang melingkar.

- Kota Gurita/Bintang (Star City)

Merupakan bentuk kota yang jalur transportasinya mirip dengan ribbon city,
namun pada bentukan ini, jalur transportasi tidak hanya satu arah, tetapi memiliki
berbagai arah, oleh karena itu ia disebut bentukan gurita/bintang.
- Kota Tidak berpola (Unpatterned)
Kota ini merupakan terbentuk pada daerah khusus, yaitu daerah dimana faktor
pendorong pertumbuhan kota tersebut sangat kuat dan tidak terkait kondisi fisik
wilayah, hal ini menyebabkan adanya kota yang berkembang secara acak tanpa
mengikuti constraints yang diberikan oleh wilayah dimana ia berkembang.

 Kota Tidak Kompak


- Kota Berantai (Chain Cities)

Kota ini merupakan bentuk kota yang terpecah tetapi hanya terjadi di sepanjang
rute tertentu. Kota ini berbentuk seperti mata rantai yang dibentangkan dan direkatkan
oleh suatu penghubung. Umumnya penghubung ini merupakan jalur transportasi, oleh
karena itu, faktor pengontrol utama kota berantai ini adalah jalur transportasi dan juga
faktor fisik area tersebut.

Contoh dari chain city ini adalah kota-kota di pantai utara Jawa yang
mayoritasnya terbentuk karena adanya jalur Anyer-Panarukan (Grote Postweg).
Karena kuda memerlukan istirahat setelah seharian berjalan, maka dibuat
peristirahatan dan kota di sepanjang jalur tersebut.

Namun, laju urbanisasi, pertumbuhan penduduk serta migrasi masuk yang


meningkat membuat kota-kota tersebut mulai berubah menjadi kota besar dengan
pola ribbon ataupun stellar/satellite.
- Kota Terpecah (Fragmented Cities)

Pada bentuk kota ini, perluasan areal kota tidak langsung menyatu dengan
induk nya (city center), melainkan tersebar dan membentuk exclave tersendiri.

Umumnya exclave tersebut merupakan daerah pemukiman yang awalnya


bersifat desa, tetapi berkembang dan mengalami urbanisasi sehingga menjadi bersifat
perkotaan. Contoh dari kota terpecah ini adalah Sao Paulo

- Kota Terbelah (Split Cities)


Bentuk kota seperti ini merupakan bentuk kompak namun terbelah oleh
perairan yang cukup lebar. Kota tersebut terdiri dari dua bagian terpisah yang
dihubungkan oleh jembatan-jembatan ataupun terowongan. Contoh dari kota terbelah
adalah Istanbul dan Budapest

-  Kota Stellar (Stellar City)

Bentuk stellar merupakan bentuk kota yang didukung oleh majunya transportasi
dan komunikasi yang akhirnya memungkinkan terjadi koneksi intens antara banyak
bagian-bagian kota, sehingga memunculkan suaatu megapolitan, atau metro area.

Biasanya bentukan seperti ini terdapat pada kota besar yang dikelilingi oleh kota-
kota atau pemukiman yang kecil. Karena interaksi yang sangat intens, lama kelamaan,
kota-kota satelit akan melebur dan menyatu ke dalam kota besar tersebut.

 Bentuk kota lainnya


- Orthogonal Gridiron

Kota dengan pola ini umumnya mengalami persebaran pertumbuhan yang sama
secara umum tanpa adanya perbedaan yang berarti, dan mempunyai pusat lokal utama.
Bentuk ini umumnya terdapat di kota-kota yang daerahnya datar dan tidak memiliki
penghambat fisik ataupun sosial yang berarti. Bentuk-bentuk seperti ini lazim ditemui di
kota-kota Amerika Serikat karena mayoritas kota mereka adalah murni hasil
perencanaan, dan tidak tumbuh secara organik seperti kebanyakan kota-kota di Eropa.
Contoh kota yang menggunakan gridiron plan ini adalah Philadelphia, Chicago, dan San
Francisco.

-  Kota Jaring Laba-Laba (Spiderweb)

Bentuk jaring laba-laba ini merupakan bentuk kota yang sangat umum terjadi di
dunia, kota ini mempunyai kepadatan yang tinggi. Umumnya pola spiderweb ini terjadi di
kota-kota penting yang merupakan pusat dari kegiatan di daerah lokal masing-masing.

Jaring laba laba ini disebabkan oleh pola jalan yang menyilang kota sehingga
terlihat seakan ada jaring laba-laba. Contoh kota yang berbentuk spider web ini adalah
Canberra di Australia.

-  Sirkuit Linier atau Kota Cincin (Ring Cities)


Terdiri dari beberapa pusat kota yang berkembang disepanjang jalan utama yang
melingkar. Area tengah wilayah tetap dipertahankan sebagai daerah terbuka/hijau.
Masing-masing pusat dapat berkembang menjadi kota besar.

Contoh nyata ring cities adalah Randstad Holland di Belanda yang


menghubungkan pusat-pusat kota Utrecht, Rotterdam, Den Haag, Harlem, Amsterdam,
dan beberapa kota kecil lainnya.

- Kota Bertembok (Walled City)

Walled city terbentuk karena pertumbuhan kota yang dibatasi oleh kondisi fisik
topografi misalnya seperti laut, gunung, jurang, dan sebagainya. Umumnya walled city
berbentuk seperti kota Carcasonne yang dibatasi oleh tembok pertahanan.

- Kota Konstelasi

Pertumbuhan kota secara meloncat-loncat dengan pusat wilayah yang tersebar


pula. Wilayah terbangunnya dihubungkan dengan jalur transportasi dari masing-masing
pusat wilayah. Kota seperti ini merupakan indikasi dari adanya sprawl perkotaan, namun
mungkin saja ada aspek fisik atau sosial yang menghambat perkembangan sehingga harus
meloncat-loncat.

- Satellite with Neighbourhoods and New Centers (Satelit dengan pusat


pertumbuhan baru)

Pengembangan kota satelit ini dapat berfungsi sebagai penyerap arus urbanisasi
yang sangat besar ke kota utama. Kota utama dengan satelit dihubungkan oleh koridor-
koridor transportasi seperti jalan raya ataupun rel kereta commuter. Contoh dari kota
pusat-satelit ini adalah Jabodetabek, London, dan Gerbang Kertasusila.
TUGAS P3KOTA

SEJARAH KOTA KUPANG

CHRISLEEN STEFANYA VIRGINIO HERE

221 17 115

UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA

KUPANG

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


TUGAS P3KOTA

SEJARAH KOTA KUPANG

YABESTON AJUPRI PITAY

221 17 060

UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA

KUPANG

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

Anda mungkin juga menyukai