NIM : A031191019
RMK 10
Kasus Etika dalam Praktik Investasi dan Pasar Modal Serta Risiko Tuntutan Hukum
Marking the close adalah cara ilegal pembentukan harga semu yang dilakukan oleh investor
menjelang penutupan perdagangan. Praktik ini pun terbukti mengganggu perdagangan dan
sering mengerek Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masuk zona merah.
Bursa Efek Indonesia (BEI) memberikan sanksi kepada PT Finan Corpindo Nusa. Sanksi
diberikan karena berdasarkan hasil pemeriksaan otoritas bursa terhadap transaksi saham PT
Ratu Prabu Energi Tbk (ARTI) periode Januari-Agustus 2009, Finan Corpindo melakukan
marking the close. Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI Uriep Budhi Prasetyo
dalam penjelasan tertulis bursa di Jakarta, Selasa 10 November 2009 mengatakan, marking
the close itu dilakukan untuk menciptakan harga agar penutupan saham Ratu Prabu berada
pada tingkat tertentu. Ketika dikonfirmasi, Direktur Utama Finan Corpindo Nusa Edwin
Sinaga mengatakan, pihaknya sudah memberikan penjelasan kepada BEI terkait temuan
bursa mengenai pembentukan harga yang tidak sesuai mekanisme pasar tersebut. Direktur
Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Wan Wei Yiong, mengatakan pihaknya
telah bertemu dengan pihak Finan Corpindo tersebut. Selanjutnya, bursa juga memberikan
sanksi dengan mengumumkan di keterbukaan informasi bahwa perseroan telah melakukan
marking the close. Menurutnya, hal tersebut merupakan bagian dari pembinaan, walau
demikian dia menuturkan jika pihaknya tidak mengenakan sanksi denda atas kasus tersebut.
Selain dipaparkan ke publik, pihaknya juga akan melaporkan ke Bapepam.
Ada 3 (tiga) macam sanksi yang diterapkan dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1995
tentang Pasar Modal, yaitu :