Anda di halaman 1dari 3

RENCANA PENELITIAN

JUDUL PENELITIAN : INVENTARISASI TANAMAN OBAT ANTI


DIARE DI DESA MAERO KABUPATEN JENEPONTO
NAMA : IKA YULIARTI
NIM : PO713251171071
PEMBIMBING : 1. Dr. SISILIA T.R. DEWI, M.Kes., Apt.
2. RUSDIAMAN ,S.Si.,M.Si.,Apt

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tanaman obat merupakan tanaman yang digunakan sebagai obat dan ramuan dengan
memanfaatkan bagian tanaman,isi sel atau seluruhnya . World Health Organization (WHO,
1998) mendefinisikan tanaman obat atau medicinal plants sebagai tanaman yang digunakan
dengan tujuan pengobatan dan merupakan bahan asli dalam pembuatan obat herbal.
Tanaman yang dikonsumsi dan digunakan dengan memanfaatkan batang, daun, buah,
rimpang (umbi) maupun akar tanaman sebagai obat untuk kesehatan manusia yang dapat
pula digunakan untuk produk kecantikan disebut sebagai tanaman obat (Hortikultura, 2016).
Inventarisasi pada tanaman obat merupakan kerja awal dalam melakukan taksonomi
tanaman yang bertujuan untuk mengkaji jenis-jenis tanaman di lokasi tersebut yang
digunakan sebagai obat. Kegiatan inventarisasi meliputi kegiatan penjelajahan dan
identifikasi tanaman (Diena, 2010).
Tanaman obat memiliki ribuan jenis spesies. Indonesia disebut sebagai Live
Laboratory karena memiliki potensi kekayaan tumbuhan obat yang tinggi sekitar 35.000
jenis tanaman obat dan berada di peringkat ke 2 setelah Brazil. Angka di atas telah
mencakup 90 % dari jenis - jenis tanaman yang digunakan sebagai obat di Negara Asia. Dari
jumlah tersebut, sebanyak 7.500 (25 %) ragam tanaman obat yang ditemukan (Salim, 2017).
1
Penyebab utama kematian (mortalitas) kedua pada anak balita, dan menyebabkan
kematian sekitar 525.000 anak di setiap tahunnya yaitu penyakit diare. Infeksi bakteri septik
semakin meningkatkan proporsi kematian akibat diare. anak-anak dengan sistem imun tubuh
yang terganggu menyebabkan anak kurang gizi dan orang yang terkena HIV, berpotensi
untuk mengalami diare yang dapat mengancam jiwa (WHO, 2017).
Kasus diare pada semua kelompok umur di Indonesia sebesar 3,5 % dan 7,0%.
Sulawesi Selatan merupakan provinsi dengan kejadian maupun prevalensi periode diare
nomor dua tertinggi setelah Papua. Insiden diare pada balita di Indonesia sebesar 10,2%.
Kasus diare tertinggi pada balita di lima provinsi adalah Aceh, Papua, DKI Jakarta, Sulawesi
Selatan, dan Banten. Jumlah insiden diare di Sulawesi Selatan pada tahun 2016 merupakan
yang tertinggi dibanding penyakit infeksi lainnya, yaitu sebanyak 192.681 kasus (Badan
Pusat Statistik Sulawesi Selatan, 2017).
Jumlah penduduk di Kabupaten Jeneponto Berjumlah 355,599. Adapun kasus diare
yang ditangani dikabupaten jeneponto pada tahun 2015 sebanyak 8,758 (57.54 %).
Beragam jenis tanaman obat tersebar di kelompok etnis Sulawesi Selatan sebagai
ramuan dalam mengatasi penyakit diare yang berasal dari jenis-jenis tanaman yang
bermanfaat sebagai obat di lokasi tersebut. Telah ditemukan 30 spesies tumbuhan obat dari
19 familia yang digunakan oleh 19 etnis dalam mengobati diare di Sulawesi Selatan.
Psadium guajava (daun jambu biji) merupakan tanaman obat yang paling sering digunakan
oleh kelompok etnis Sulawesi Selatan (Mustofa, 2018).
Observasi awal penelitian di Desa Maero Kabupaten Jeneponto, masyarakat masih
banyak menggunakan tanaman obat untuk menyembuhkan penyaktit diare berdasarkan
empiris (turun-temurun).
Berdasarkan hal di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian berjudul “
Inventarisasi Tanaman Obat Anti Diare di Desa Maero Kabupaten Jeneponto” yaitu
melakukan pencatatan, pengumpulan data dan analisis terhadap jenis-jenis tanaman obat anti
diare.
B. Rumusan Masalah
1. Tanaman obat apa saja yang digunakan oleh masyarakat di Desa Maero Kabupaten
Jeneponto sebagai obat anti diare ?
2. Bagaimana cara pengelolaan tanaman yg digunakan sebagai obat anti diare di Desa
Maero Kabupaten Jeneponto?
3. Bagian tanaman apa yang digunakan oleh masyarakat di Desa Maero Kabupaten
Jeneponto sebagai obat anti diare ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui jenis-jenis tanaman obat anti diare.
2. Untuk mengetahui cara pengolahan tanaman obat sebagai obat anti diare.
3. Untuk mengetahui bagian-bagian tanaman obat anti diare
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Sumber informasi untuk menambah wawasan dalam bidang kesehatan dengan
mengkaji manfaat dari tanaman obat serta cara pengelolaannya sebagai obat anti
diare.
b. Sumber ilmu dalam rangka pembudidayaan tanaman obat sebagai upaya
pelestarian, pengolahan dan sebagai salah satu alternatif pengobatan tradisional.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Mahasiswa
Menjadikan buku referensi sebagai tambahan media dan sumber belajar tentang
manfaat tanaman obat anti diare.
b. Bagi Peneliti
Menambah ilmu pengetahuan peneliti tentang aneka ragam tanaman obat anti diare,
bagian yang digunakan serta cara mengolahnya.

Anda mungkin juga menyukai