Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Dasar-Dasar Manajemen Yang Efektif


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bisnis Pengantar

Disusun oleh:
Saiful Hidayat B100136004
Mafidatun Hasanah B100136002

Jurusan Ekonomi Manajemen


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Surakarta
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Konsep dasar manajemen sebetulnya sama usianya dengan kehidupan
manusia, mengapa demikian karena pada dasarnya manusia dalam kehidupan
sehari-harinya tidak bisa terlepas dari prinsip-prinsip manajemen, baik
langsung maupun tidak langsung. Baik disadari ataupun tidak disadari. Ilmu
manajemen ilmiah timbul pada sekitar awal abad ke 20 di benua Eropa Barat
dan Amerika. Dimana di negara-negara tersebut sedang dilanda revolusi yang
dikenal dengan revolusi industri.
Yaitu perubahan-perubahan dalam pengelolaan produksi yang efektif dan
efisien. Hal ini dikarenakan masyarakat sudah semakin maju dan kebutuhan
manusia sudah semakin banyak dan beragam jenisnya.
Sekarang timbul suatu pertanyaan “siapa sajakah yang sebenarnya
memakai manajemen” apakah hanya digunakan di perusahaan saja atau
apakah di pemerintahan saja. Manajemen diperlukan dalam segala bidang.
Bentuk dan organisasi serta tipe kegiatan. Dimana orang-orang saling bekerja
sama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.
Maka untuk mencapai sebuah manajemen yang efektif di butuhkan
beberapa pondasi kokoh berupa Planning, Organizing, Actuating, Controling
dan Evaluating (POACE).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat ditentukan rumusan
masalah dalam makalah ini sebagai berikut:
1. Apa pengertian manajemen ?
2. Bagaimana prinsip manajemen sebagai ilmu dan seni ?
3. Bagaimana proses manajemen yang efektif ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian manajemen
2. Untuk mengetahui manajemen sebagai ilmu dan seni
3. Untuk mengetahui proses manajemen yang efektif
BAB II
KONSEP DASAR MANAJEMEN

A. Definisi Manajemen
Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Istilah
manajemen (management) telah diartikan oleh berbagai pihak dengan
prespektif yang berbeda, misalnya pengelolaan, pembinaan, pengurusan,
ketata laksanaan, kepemimpinan, pemimpin, ketata pengurusan, administrasi
dan sebagainya. Untuk lebih jelasnya ada bebebrapa definisi atau pengertian
dari manajemen, yaitu sebagai berikut: John D. Millett membatasi manajemen
menjadi: “management is the process of directing and facilitating the work of
people organized in formal groups to achive a desired goal (adalah suatu
proses pengarahan dan pemberian fasilitas kerja kepada orang yang
diorganisasikan dalam kelompok formal untuk mencapai tujuan” (dalam
Siswanto, 2007:1).
Definisi lainnya dari manajemen adalah seperti yang diuraikan oleh G.R
Terry. Menurutnya manajemen adalah: “ management is distinict process
consisting of planning, organizing, actuating and controlling performed to
determine and accomplish stated objectives by the use of human being and
other resources (manajemen adalah suatu proses khusus yang terdiri dari
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan yang dilakukan
untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui
pemanfaatan sumber daya manusia dan lainnya)”. (dalam hasibuan, 2005:2).
Harold Koontz dan Cyrill O’Donnel, ahli lainnya mengartikan manajemen
sebagai berikut: “Management is getting things done through people. N
bringing about this coordinating of group activity, the manager, as a manager
plans, organizes, staffs, direct and control the activities other people
(manajemen adalah usaha mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan
orang lain. Dengan demikian manager mengadakan koordinasi atas sejumlah
aktifitas orang lain yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penempatan,
pengarahan dan pengendalian)”. (dalam hasibuan, 2005:2)
Mendefinisikan manajement ada berbagai ragam, ada yang mengartikan
dengan ketatalaksaan, manajemen pengurusan dan lain sebagainya. Pengertian
manajemen dapat dilihat dari tiga pengartian.
1. Manajemen sebagai suatu proses
2. Manajemen sebagai suatu kolektivitas manusia
3. Manajemen sebagai ilmu (science) dan sebagai seni

Manajemen sebagai suatu proses. Penegertian manajemen sebagai suatu


proses dapat dilihat dari pengertian menurut:
a. Encyolopedia of the social science, yaitu suatu proses dimana
pelaksanaan suatu tujuan tertentu dalaksanakan dan diawasi.
b. Haiman, manajemen yaitu fungsi untuk mencapai suatu tujuan melalui
kegiatan orang lain, mengawasi usaha-usaha yang dilakukan individu
untuk mencapai tujuan.
c. Goergy R. Terry, yaitu cara pencapaian tujuan yang telah ditentukan
terlebih dahulu dengan kegiatan orang lain.

Manajemen sebagai koleksivitas yaitu merupakan suatu kumpulan dari


orang-orang yang bekerjasama unutk mencapai suatu tujuan bersama.
Koleksivitas atau kumpulan orang-orang inilah yang disebut manajemen,
sedang orang yang bertanggung jawab terhadap terlaksananya suatu tujuan
atau berjalannya aktivitas manajemen disebut manajer.
Menurut Stoner dan Wankel bahwa proses adalah cara sistematis untuk
menjalankan suatu pekerjaan. Dalam batasan manajemen di atas prosesnya
meliputi:
1. Perencanaan, yaitu menetapkan tujuan dan tindakan yang akan
dilakukan.
2. Pengorganisasian, yaitu mengkoordinasikan sumber daya manusia
serta sumber daya lainnya yang dibutuhkan.
3. Kepemimpinan, yaitu mengupayakan agar bawahan bekerja sebaik
mungkin.
4. Pengendalian, yaitu memastikan apakah tujuan tercapai atau tidak dan
jika tidak tercapai dilakukan tindakan perbaikan. (dalam Siswanto,
2005:2)

Ahli lain, Paul Hersey dan Kenneth H. Blanchard, memberikan batasan


manajemen sebagai berikut: “Management as working with and trhough
individuals and groups to accomplish organizational goals (manajemen
sebagai suatu usaha yang dilakukan dengan bersama individu atau kelompok
untuk mencapai tujuan organisasi” (dalam Siswanto, 2007:2).
Hersey dan Blanchard lebih menekankan pada definisi tersebut tidaklah
dimaksudkan hanya untuk satu jenis organisasi saja, tetapi dapat diterapkan
pada berbagai jenis organisasi tempat individu atau kelompok tersebut
menggabungkan diri untuk mewujudkan tujuan bersama. Selain beberapa
definisi di atas, ada beberapa definisi lain tentang manajemen dari para ahli,
yaitu: Menurut Drs. Malayu S.P. Hasibuan definisi manajemen adalah: “ilmu
dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-
sumber lainnya secra efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu”
(dalam Hasibuan, 2005:2).
Istilah manajemen (management) telah diartikan oleh berbagai pihak
dengan prespektif yang berbeda, misalnya pengelolaan, pembinaan,
pengurusan, ketatalaksanaan, kepemimpinan, pemimpin, ketatapengurusan,
administrasi dan sebagainya. Masing-masing pihak dalam memberikan istilah
diwarnai latar belakang pekerjaan mereka. Meskipun pada kenyataannya
istilah tersebut memiliki perbedaan.

B. Manajemen Sebagai Ilmu dan Seni


Manajemen merupakan suatu ilmu dan seni, mengapa disebut demikian,
sebab antara keduanya tidak bisa dipisahkan. Manajemen sebagai suatu ilmu
pengetahuan, karena telah dipelajari sejak lama, dan telah diorganisasikan
menjadi suatu teori. Hal ini dikarenakan didalamnya menjelaskan tentang
gejala-gejala manajemen, gejala-gejala ini lalu diteliti dengan menggunakan
metode ilmiah yang dirumuskan dalam bentuk prinsip-prinsip yang
diwujudkan dalam bentuk suatu teori. Manajemen sebagai suatu ilmu, titik
beratnya terletak pada metode keilmuan. Ia juga memiliki karakteristik pokok
seperti halnya karakteristik pokok ilmu-ilmu yang lainnya. Disamping itu, di
dalam manajemen juga diaplikasikan observasi, rumusan permasalahan,
akumulasi dan klasifikasi fakta tambahan yang baru, generalisasi, rumusan
hipotesis, testing dan verifikasi.
Sedangkan manajemen sebagai suatu seni bukan diartikan seni dalam
formal yang biasa dihubungkan dengan seni musik, sastra, tari, drama, lukis
dan sebagainya. Dengan demikian, bukan berarti untuk menjadi pemimpin
yang baik harus menjadi seorang seniman, atau seorang pemimpin minimal
harus menguasai salah satu cabang kesenian seperti menari, menyanyi dan
melukis. Yang dimaksud seni disini adlah seni dalam pengertian yang lebih
luas dan umum, yaitu “merupakan keahlian, kemahiran, kemampuan serta
ketrampilan dalam menerapkan prinsip, metode dan teknik dalam penggunaan
sumber daya manusia dan sumber daya alam (human and natural resurces
secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan”.
Dalam bahasa Belanda, keahlian, kemampuan, kemahiran dan ketrampilan
yang diperoleh menurut saluran biasa, yaitu menurut sistem pelajaran atau
sistematik tertentu, disebut (kunde). Jika keahlian, kemahiran, kemampuan
dan ketrampilan tidak dapat lagi ditelusuri berdasarkan saluran ilmu dan
sistematik biasa disebut kuast (seni).
Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen sebagai suatu seni,
disini memandang bahwa didalam mencapai suatu tujuan diperlukan kerja
sama dengan orang lain, nah bagaimana cara memerintah pada orang lain agar
mau bekerja. Pada hakikatnya kegiatan manusia pada umumnya adalah
managing (mengatur) untuk mengatur disini diperlukan suatu seni, bagaimana
orang lain melakukan pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama.
Berpijak tentang hal-hal yang telah dideskripsikan di atas, jelaslah bahwa
seni dan ilmu terdapat dalam manajemen. Manajemen dapat dikuasai oleh
ilmu dengan lapisan seni yang baik, atau sebaliknya manajemen dapat
dikuasai oleh seni dengan lapisan ilmu yang baik. Dalam setiap aktifitas
diperlukan ilmu dan seni.

C. Proses Manajemen Yang Efektif


Suatu proses merupakan suatu rangkaian aktivitas yang satu sama lainnya
saling bersusulan. Proses adalah suatu cara sistematis untuk menjalankan
pekerjaan. Proses manajemen yang efektif adalah suatu rangkaian aktivitas
yang harus dilakukan oleh seorang manajer dalam suatu organisasi agar dapat
menjalankan pekerjaan secara efektif untuk mencapai tujuan tertentu. Adapun
proses-proses atau dasar-dasar manajemen yang efektif adalah sebagai
berikut:
1. Perencanaan
Sebelum kita dapat mengorganisasi, mengarahkan atau mengawasi,
kita harus membuat rencana-rencana yang memberikan tujuan dan arah
organisasi. Dalam perancanaan, kita memutuskan “apa yang harus
dilakukan, kapan melakukannya, bagaimana melakukannya, dan siapa
yang melakukannya”. Jadi, perancanaan adalah pemilihan sekumpulan
kegiatan dan pemutusan selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan,
bagaimana dan oleh siapa. Perancanaan yang baik dapat dicapai dengan
mempertimbangkan kondisi di waktu yang akan datang dalam
perencanaan dan kegiatan yang diputuskan akan dilaksanakan, serta
periode sekarang pada saat rencana dibuat.
Perencanaan adalah suatu proses yang tidak berakhir bila rencana
tersebut telah ditetapkan; rencana harus diimplementasikan. Setiap saat
selama proses implementasi dan pengawasan, rencana-rencana mungkin
memerlukan modifikasi agar tetap berguna. “Perencanaan kembali”
kadang-kadang dapat menjadi faktor kunci pencapaian sukses akhir. Oleh
karena itu perencanaan harus mempertimbangkan kebutuhan fleksibelitas,
agar mampu menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi baru secepat
mungkin.
Adapun beberapa tahap dasar yang harus dilalui dalam
perencanaan adalah sebagai berikut:
1. Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan
2. Merumuskan keadaan saat ini
3. Mengedintifikasikan segala kemudahan dan hambatan
4. Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk
pencapaian tujuan

2. Pengorganisasian dan Struktur Organisasi


Pengorganisasian (organizing) merupakan suatu proses untuk
merancang struktur formal, mengelompokkan dan mengatur serta
membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara anggota organisasi, agar
tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien. Proses pengorganisasian
dapat ditunjukkan dengan tiga langkah prosedur berikut ini:
1. Pemerincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk
mencapai tujuan organisasi.
2. Pembagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang
secara logik dapat dilaksanakan oleh satu orang.
3. Pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk
mengkoordinasikan pekerjaan para anggota organisasi menjadi
kesatuan yang terpadu dan harmonis.
Adapun struktur organisasi (desain organisasi) dapat didefinisikan
sebagai mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi dikelola.
Sedangkan faktor-faktor utama yang menentukan perancangan struktur
organisasi adalah sebagai berikut:
1. Strategi organisasi untuk mencapai tujuannya
2. Teknologi yang digunakan
3. Anggota (karyawan) dan orang-orang yang terlibat dalam
organisasi
4. Ukuran organisasi
Tujuan suatu organisasi adalah untuk mencapai tujuan di mana
individu-induvidu tidak dapat mencapainya sendiri. Kelompok dua atau
lebih orang yang bekerja bersama secara kooperatif dan dikoordinasikan
dapat mencapai hasil lebih daripada dilakukan perseorangan. Konsep ini
disebut synergy. Tiang dasar pengorganisasian adalah prinsip pembagian
kerja (division of labor) yang memungkinkan synergy terjadi.

3. Pelaksanaan
Dari seluruh rangkaian proses manajemen, pelaksanaan (actuating)
merupakan fungsi manajemen yang paling utama. Dalam fungsi
perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak berhubungan dengan
aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan fungsi actuating justru
lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan
orang-orang dalam organisasi.
Dalam hal ini, George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa
actuating merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok
sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk
mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan
tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran
tersebut.
Dari pengertian di atas, pelaksanaan (actuating) tidak lain
merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan,
dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap
karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan
peran, tugas dan tanggung jawabnya.
Didalam pelaksanaan itu sendiri terdapat beberapa elemen yang
harus dipenuhi:
a. Koordinasi
Koordinasi adalah fungsi yang harus dilakukan agar terdapat suatu
komunikasi atau kesesuaian dari berbagai kepentingan dan 
perbedaan kepentingan sehingga tujuan dapat tercapai.
b. Motivasi
Memberi motivasi kepada Sumber Daya Manusia (SDM)
merupakan salah satu elemen penting dalam manajemen, dengan
memberikan fasilitas yang bagus dan gaji yang cukup maka kinerja
mereka pun akan optimal.

c. Komunikasi
Komunikasi antara para jajaran organisasi sangat diperlukan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan menjalin
komunikasi yang baik maka akan menimbulkan suasana kerja yang
kondusif dan akan menumbuhkan teamwork atau kerjasama yang
baik dalam berbagai kegiatan.
d. Pemberian Perintah
Dalam memberi perintah pun seorang atasan tidak bisa seenaknya,
tetapi harus memperhitungkan langkah – langkah dan resiko dari
setiap langkah yang para atasan itu ambil karena setiap keputusan
dan langkah akan memberi pengaruh bagi organisasi tersebut.

Dengan pengarahan yang baik dari para atasan dan tujuan , visi dan
misi yang jelas dapat menimbulkan efek yang positif untuk
organisasi itu sendiri, antara lain teamwork yang baik dan dapat
memunculkan decision maker yang bagus. Karena decision making
dan teamwork dalam suatu organisasi adalah kunci kesuksesan
suatu organisasi untuk mencapai goal atau tujuan organisasi
seefektif dan seefisien mungkin.

4. Pengawasan
Pengawasan ialah proses pengamatan dari pelaksanaan seluruh
kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang
dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Tolak
ukur pengawasan adalah rencana, oleh karenanya dikatakan bahwa
perencanaan dan pengawasan merupakan dua sisi dari mata uang yang
sama. Dengan pelaksanaan pengawasan diharapkan dapat dicapai:
a. Tereliminasinya penyimpangan
b. Memotivasi kegiatan organisasi salam mencapai tujuan
c. Memperbaiki kesalahan
d. Meningkatkan tanggung jawab
Metode dan teknik pengawasan:
a. Observasi langsung
b. Laporan
c. Metode statistical yang diolah secara statistic
Adapun teknik pengawasan adalah:
a. Pengawasan terhadap penyimpangan yang menonjol
b. Pengawasan terhadap pengeluaran biaya
c. Pengawasan terhadap penggunaan waktu
d. Pengawasan terhadap penggunaan bahan-bahan baku
e. Pengawasan terhadap produksi
f. Pengawasan terhadap personel terutama personel kunci
g. Pengawasan terhadap prosedur serta aspek teknis lainnya

5. Evaluasi
Penilaian adalah kegiatan sistematis dan terencana untuk
mengukur, menilai dan klasifikasi pelaksanaan keberhasilan program.
Penilaian pada kegiatan evaluasi dilakukan pada komponen input, proses
dan output. Penilaian selalu terkait dengan proses pengambilan keputusan.
Adapun tujuan penilaian yaitu:
a. Sebagai alat untuk memperbaiki kebijaksanaan dan
perencanaan program yang ada
b. Sebagai alat untuk memperbaiki alokasi sumber daya
c. Sebagai alat untuk memperbaiki pelaksanaan kegiatan yang
sedang berjalan.
d. Sebagai alat untuk melaksanakan kembali perencanaan kembali
yang lebih baik pada suatu program atau tujuan.
Secara umum evaluasi dibagi atas 3, yaitu:
a. Penilaian pada tahap awal program
b. Penilaian pada tahap pelaksanaan program
c. Penilaian pada tahap akhir program
Sedangkan berdasarkan waktu penilaian dapat dilakukan
1. Evaluasi formative
2. Evaluasi critical review
3. Evaluasi midterm
4. Evaluasi summative
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pembahasan diatas maka dapat disimpulkan
bahwa, manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur.
Istilah manajemen telah diartikan oleh beberapa pihak dengan prespektif
yang berbeda. Manajemen juga merupakan suatu seni, mengapa disebut
demikian, sebab natar kesuanya tidak bisa dipisahkan. Manajemen sebagai
suatu ilmu pengetahuan, karena telah dipelajari sejak lama, dan telah
diorganisasikan menjadi suatu teori. Sedangkan manajemen sebagai suatu
seni, karena ia memandang bahwa didalam mencapai suatu tujuan
diperlukan kerja sama dengan orang lain, nah bagaimana cara memerintah
pada orang lain agar mau bekerja. Pada hakikatnya kegiatan manusia pada
umumnya adalah managing (mengatur) untuk mengatur disini diperlukan
suatu seni, bagaimana orang lain melakukan pekerjaan untuk mencapai
tujuan bersama.
Dan yang tak kalah penting dalam manajemen adalah proses-
proses atau dasar-dasar manajemen yang efektif itu sendiri. Dalam hal ini
telah banyak pihak yang menyebutkan dasar-dasar manajemen yang
efektif. Namun dari berbagai pendapat itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa
pada dasarnya proses-proses atau dasar-dasar manajemen yang efektif,
adalah Planning, Organizing, Actuating, Controlling and Controlling atau
dapat kita singkat dengan “POACE”. Yang mana didalamnya terdapat hal-
hal yang harus diperhatikan dan dilaksanakan dengan baik agar
terwujudlah manajemen yang efektif itu sendiri.

B. Saran
Diharapkan dengan pembuatan makalah ini kita dapat mengetahui
bagaimana dasar-dasar manajemen yang efektif, yang nantinya dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari kita. Pembuatan makalah ini
tentunya ada banyak kekurangan dalam pembahasan materi, tapi dengan
segala kekurangan itu diharapkan dapat menambah pengetahuan kita
khususnya dalam dunia manajemen.

DAFTAR PUSTAKA

Hasibuan (2005). Dasar-dasar manajemen. Jakarta : Bumi Aksara.


Siswanto, HB.Dr. (2007). Pengantar manajemen. Jakarta : Bumi Aksara
Handoko, T.Hani, M.B.A. (2013). Manajemen. Yogyakarta : BPFE-
Yogyakarta.
http://ihsandro.wordpress.com/2012/02/17/konsep-dasar-manajemen/
http://arayde-myself.blogspot.com/2012/03/makalah-konsep-dasar-
manajement.html
http://enistain76.blogspot.com/2009/05/dasar-dasar-manajemen.html

Anda mungkin juga menyukai