Anda di halaman 1dari 2

Nama : Victor Dominggus Marpaung

Nim : 19.3539

Kelas : Semester 5B

Mata Kuliah : Penjemaatan dan Penatalayanan

Dosen Pengampu : Pdt. Joksan Simanjuntak, M.Th

Laporan Bacaan

“Teologi Praksis sebagai sebuah ilmu mandiri, dan paparan lingkaran pastoral dalam
pendekatan persoalan”

Teologi praktis dahulu serta saat ini untuk banyak teolog ialah semacam payung yang
meliputi beragam teori. Teori- teori itu memiliki ciri yang sama, ialah keterikatannya dengan
jabatan Gereja, khususnya dengan pekerjaan pastor. Oleh sebab itu, teologi payung itu
umumnya diucap teologi pastoral.

Tetapi, suasana itu telah berganti. Semenjak tahun 1960- an, teologi praktis
menemukan peran independen dalam bidang teologi aka demis. Teologi praktis tidak lagi jadi
teologi terapan, yang bergan tung pada teologi sistematis, melainkan memiliki tempat,
kedudukan, teori fundamental, serta metodologinya sendiri. Yang dimaksudkan dengan
teologi praktis merupakan teori aksi, yang dari sudut metodologis, famiber dengan ilmu- ilmu
sosial.

Pada saat ini teologi sudah menjadi disiplin akademis contohnya teologi praktis.
Dimana teologi praktis sudah disebut juga sebagai suatu teori tentang aksi. Teologi praktis
adalah disiplin normatif menurut Kitab Suci dan tradisi Kristiani. Apa mak makna tradisi
Kristiani dalam situasi aktual. Inilah pertanyaan hermeneutis kita untuk menemukan relasi
antara normativitas dan konteks.1

Terdapat 2 konsep praksis ialah praksis media yang merupakan objek material dari
teologi praktis. Tujuan dari praksis 1 ialah menyarankan warga supaya terus menjadi tumbuh
kearah kerajaan Allah. Ini pula merupakan praksis organisasi- organisasi politik selaku

1
Gerben Haitink, “ Teologi Praktis Pastoral dalam Era Modernitas – Postmodern ” , ( Yogjakarta, Kanisius,
1999). Hal 36
wahana orang kristiani bersama orang islam serta agama lain yang berupaya mengolah
memohon serta tujuan mereka dalam perspekrif kristiani.

Seiring bertambah majunya jaman, muncullah kebutuhan akan organisasi yang dapat
dipan an yang meliputi seluruh kerajaan. Analog dengan negara, Gereja mendapat
keuskupannya, diosisnya (dioikein mengatur rumah tang ga), yaitu pembagian dalam distrik.
Dan terbentuklah pemikiran-pemikiran dan ide tentang pastoral. Model ini dapat disebut
secara simpel sebagai "satu (1), satu gedung, satu wilayah" (90). Formula ini ternyata kuat
hal, sehingga sampai hari ini pelayanan sentral dalam jemaat disedia kan oleh para pejabat.
Jarak antara klerus dan awam semakin besar. Model ini juga meresapi Reformasi. Selama
abad pertengahan teologi-pastoral semakin menjadi bagi pendidikan teologi yang lebih
terstruktur.2

Berkembangnya teologi praktis merupakan hasildari proses modernisasi yang mulai


dengan Gerakan pencerahan abadke-18. Teori praktis adalah teori aksi yang yang dari sudut
metodologi familier dengan ilmu-ilmu sosial.3 Secara rinci bisa dirangkum kalau teologi
Praksis mengadaptif 3 faktor sekaligus dalam pelaksanaannya, ialah mengamati kehidupan
manusia selaku sumber problematika, setelah itu muncul dalam wujud eklesiologi selaku
analisa iman, dilanjutkan dengan observasi terhadap aksi diakoninya.

2
Gerben Haitink, “ Teologi Praktis Pastoral dalam Era Modernitas – Postmodern ” , ( Yogjakarta, Kanisius,
1999). Hal 79
3
Gerben Haitink, “ Teologi Praktis Pastoral dalam Era Modernitas – Postmodern ” , ( Yogjakarta, Kanisius,
1999). Hal 33

Anda mungkin juga menyukai