Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah subhanahu wata’ala yang telah
memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “RAWAT GABUNG.”
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

Jakarta, 1 November 2014

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...........................................................................2
1.3. Tujuan Penulisan............................................................................3
1.4. Manfaat Penulisan..........................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Definisi............................................................................................4
.2. Tujuan Rawat Gabung......................................................................5
2.3. Manfaat Rawat Gabung...................................................................7
2.4. Faktor- Faktor................................................................................. 8
2.5. Pelaksanaan Rawat Gabung............................................................9
2.6. Kontra Indikasi Rawat Gabung......................................................9
2.7. Indikasi Rawat Gabung..................................................................9
2.8. Keuntungan Rawat Gabung...........................................................10
2.9. Kerugian Rawat Gabung................................................................13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................14
B. Saran................................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang


Di negara miskin, sekitar 25 – 50 % kematian wanita usia subur di sebabkan
hal berkaitan dengan kehamilan, kematian saat melahirkan biasanya menjadi
faktor utama mortalitas wanita muda pada masa puncak produktivitasnya. Tahun
1996, WHO memperkirakan lebih dari 585.000 ribu per tahunnya meninggal saat
hamil atau bersalin untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu dan bayi baru lahir
dapat dilaksanakan rawat gabung. Rawat gabung adalah suatu cara perawatan
bayi baru lahir yang ditempatkan dalam suatu ruangan di samping ibunya,
sehingga setiap kali bayi memerlukan, ibunya dapat segera memberikan
perhatian (termasuk kebutuhan menyusui). (Departemen Kesehatan RI
1993/1994).

Rawat gabung terdapat dua jenis yaitu, rawat gabung total yang mana
dari awal pasca persalinan bayi dan ibu dari awal bersama secara terus
menerus selama 24 jam, sedangkan rawat gabung partial merupakan
perawatan yang mana ibu dan bayi dirawat terpisah pada saat-saat tertentu.

Dari 500.000 persalinan di indonesia pada tahun 2002 terjadi di Rumah


sakit untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu dan bayi baru lahir banyak hal
yang perlu diperhatikan salah satu diantaranya yang mempunyai peranan yang
cukup penting ialah dengan melaksanakan rawat gabung dengan kondisi ibu pada
persalinan fisiologis ( normal ), 2 jam post partum, bayi yang lahir cukup
bulan > 37 minggu, berat badan baru lahir 2250 - 4000 gram, bayi dengan
APGAR skore menit 1 > 7, tidak ada kelainan bawaan berat, tidak dalam
perawatan khusus yang dilakukan rawat gabung baik total maupun partial.
Masa neonatus merupakan masa yang rawan sehingga memerlukan perhatian dan
penanganan sebaik- baiknya.
Berbagai masalah dapat terjadi pada bayi maupun ibu yang tidak dirawat
gabung antara lain ibu kurang pemberian ASI, ibu kurang kasih sayang terhadap
bayinya, ibu kurang tahu terhadap perawatan bayinya. Dan adapun kerugian rawat
gabung terhadap ibu antara lain : kurang dapat beristirahat karena terganggu oleh
bayinya sendiri atau bayi yang menangis serta bayi mendapat infeksi dari
pengunjung. Oleh karena itu dalam melaksanakan rawat gabung selalu
mempertimbangkan indikasi keuntungan dan kerugianya (Soetjiningsih, 1997)
Melalui rawat gabung dapat meminimalkan masalah yang mungkin timbul
misalnya mengatasi masalah-masalah dalam perawatan neonatus, pencegahan
infeksi dan masalah gizi. Oleh karena itu kontak kulit dengan kulit dan mata
antara ibu dan bayi yang telah dibina setelah lahir harus tetap dipertahankan serta
sebaiknya tidak dibatasi untuk berhubungan dengan bayinya, sehingga dapat
menciptakan yang mendukung hubungan wajar dan sebaik-baiknya antara ibu dan
bayi dari aspek fisik, fisiologis dan psikologis serta memberi bantuan dan
dukungan kepada ibu dalam merawat dan memahami bayinya secara edukatif.
Bayi-bayi selain mendapatkan makanan paling baik dan tepat akan mendapatkan
bimbingan bagaimana cara menyusui yang benar, cara merawat bayi serta cara
menjaga kebersihan, dan ini manfaat untuk menurunkan kejadian infeksi
(Suharyono, 1992 ; 27)

1.2   Rumusan Masalah


Adapun perumusan masalahnya adalah :
1.  Apakah yang di maksud dengan rawat gabung ?
2.   Adakah manfaat rawat gabung terhadap klien ibu nifas
3.   Adakah manfaat rawat gabung terhadap bayi ?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Mempelajari manfaat sistem rawat gabung terhadap ibu nifas dan bayi.
1.3.2  Tujuan Khusus
a.Mengidentifikasi keuntungan sistem rawat gabung terhadap ibu nifas
b. Mengidentifikasi keuntungan sistem rawat gabung
terhadap bayi
c. Mengidentifikasi kerugian sistem rawat gabung terhadap ibu nifas.
d. Mengidentifikasi kerugian sistem rawat gabung terhadap bayi.
1.4 Manfaat Penulisan
1.4.1 Untuk Ibu Nifas
Sebagai pertimbangan dalam upaya meningkatkan pemberian ASI dan
merawat bayinya.
1.4.2 Untuk Penulis
Menambah wawasan dalam ilmu kebidanan.

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1.  Definisi
Rawat gabung adalah suatu cara perawatan yang menyatukan ibu beserta
bayinya dalam satu ruangan, kamar, atau suatu tempat secara bersama-sama dan
tidak dipisahkan selama 24 jam penuh dalam seharinya.

Sistem rawat bayi yang disatukan dengan ibu sehingga ibu dapat
melakukan semua perawatan dasar bagi bayinya. Bayi bisa tinggal bersama
ibunya dalam satu kamar sepanjang siang maupun malam hari sampai keduanya
keluar dari rumah sakit atau bayi dapat dipindahkan ke bangsal neonatus atau
ruang observasi pada saat-saat tertentu. Seperti pada malam hari atau pada jam-
jam kunjungan besuk. (Farrer, 1999: 180)
Suatu sistem perawatan di mana bayi serta ibu dirawat dalam satu unit.
Dalam pelaksanaannya bayi harus selalu berada di samping ibu sejak segera
setelah dilahirkan sampai pulang. (Prawirohardjo, 2007:266)

Rawat gabung dapat bersifat :

a. Kontinue yang berarti bayi tetap berada di samping ibunya


terus- menerus.
b. Intermiten, dimana bayi sewaktu-waktu ingin menyusui atau atas
permintaan ibunya dapat dibawa kepada ibunya ( Soetjiningsih,
1997, 97).

Jenis rawat gabung :


a.  Total, dari awal pasca persalinan bayi dan ibu dirawat bersama secara
terus
menerus selama 24 jam.
b.  Partial, adalah cara perawatan dimana ibu dan bayi dirawat secara
terpisah pada saat-saat tertentu
c. Bed in, Bayi berbaring disamping ibunya dalam satu tempat tidur, diselimuti
keduanya, posisi tempat tidur tidak di bawah jendela, jendela kamar ditutup dan
Bapak mendampingi ibu dan bayi.

2.2. Tujuan Rawat Gabung


1. Bantuan Emosional
Setelah menunggu selama sembilan bulan dan setelah dalam proses persalinan
ibu sangat senang dan bahagia bila dekat dengan bayinya. Ibu dapat
membelai-belai bayinya, mendengar tangisnya serta memperhatikannya disaat
buah hatinya tidur. Hubungan ibu dan bayi ini sangat penting ditumbuhkan pada
saat-saat awal dan bayi akan memperoleh kehangatan tubuh ibu, suara ibu,
kelembutan dan kasih sayang.
2. Penggunaan ASI
Dari segala pertimbangan maka ASI adalah makanan terbaik bagi bayi. Produksi
ASI akan makin cepat dan makin banyak bila dilakukan rawat gabung karena
aktivitas menyusui akan dapat dilaksanakan sesering mungkin.
Pada hari-hari pertama yang keluar adalah kolostrum yang jumlahnya
sedikit, tapi hal ini tidak perlu dikhawatirkan kerena kebutuhan bayi masih
sedikit.

3. Pencegahan Infeksi
Pada perawatan bayi yang terpisah, maka kejadian infeksi silang akan sulit
dicegah, karena bayi akan terinfeksi dari bayi yang lain. Dengan melakukan
rawat gabung, maka infeksi silang dapat dihindari. Kolostrum yang mengandung
antibody dalam jumlah tinggi akan melapisi seluruh permukaan mulosa dari
saluran pencernaan bayi dan syaraf oleh bayi sehingga bayi akan mempunyai
kekebalan, ini akan mencegah infeksi terutama terhadap diare.

4. Pendidikan Kesehatan
Pada saat melaksanakan rawat gabung dapat dimanfaatkan untuk memberikan
pendidikan kesehatan kepada ibu, terutama primipara, bagaimana teknik
menyusui, memandikan bayi, merawat tali pusat, perawatan payudara dan
melihat makanan yang baik merupakan bahan-bahan diperlukan si ibu. Keinginan
ibu bangun dari tempat tidur, menggendong bayi dan merawat diri akan
mempercepat mobilisasi, sehingga ibu akan lebih cepat pulih dari
persalinan . ( Soetjiningsih, 1997, 97).

2.3. Manfaat Rawat Gabung


1. Aspek fisik
Bila ibu dekat dengan bayinya, maka ibu dapat dengan mudah menjangkau
bayinya untuk melakukan perawatan sendiri dan menyusui setiap saat, kapan saja
bayinya menginginkan (nir-jadwal).
2. Aspek fisiologis
Bila ibu dekat dengan bayinya, maka bayi akan segera disusui dan frekuensinya
lebih sering. Proses ini merupakan proses fisiologis yang alami, di mana bayi
mendapat nutrisi alami yang paling sesuai dan baik. Untuk ibu, dengan menyusui
maka akan timbul refleks oksitosin yang akan membantu proses fisiologis involusi
rahim.
3. Aspek psikologis
Dengan rawat gabung maka antara ibu dan bayi akan segera terjalin proses lekat
(early infant-mother bonding) akibat sentuhan badan antara ibu dan bayinya
4. Aspek Edukatif
Dengan rawat gabung, ibu (terutama yang baru mempunyai anak pertama) akan
mempunyai pengalaman yang berguna, sehingga mampu menyusui serta merawat
bayinya bila pulang dari rumah sakit.
5. Aspek Medis
Dengan pelaksanaan rawat gabung maka akan menurunkan terjadinya infeksi
nosokomial pada bayi serta menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu
maupun bayi.

2.4. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Rawat Gabung


1.      Peranan social
kemajuan teknologi, perkembangan industri, urbanisasi dan pengaruh
kebudayaan berat menyebabkan pergeseran nilai sosial budaya masyarakat,
memberikan susu formula sudah modern karena dapat menyamankan kedudukan
seorang ibu golongan bawah dan ibu golongan atas. ketautan akan mengendurkan
payudara dan ibunya menjadi enggan untuk menyusui bayinya, baik ibu yang
sibuk dengan urusan luar rumah, dan hal hal yang dapat menghambat peningkatan
penurunan ASI .

2.      Ekonomi
Beberapa wanita memilih bekerja di luar rumah. hal ini dilakukan bukan
karena tuntutan ekonomi, melainkan karena status prestise atau memang dirinya
dibutuhkan.
3.      Peranan tata laksana RS /RB
Peran tatalaksana yang menyangkut kebijakan RS / RB sangat penting
mengingat saat ini banyak ibu menginginkan untuk bersalin dipelayanan dengan
baik.

4.      Dalam diri ibu sendiri


a.       Keadaan gizi ibu
b.      Pengalaman / sikap ibu terhadap menyusui
c.       Keadaan emosi
d.      Keadaan payudara
e.       Peran masyarakan dan pemerintah .

5.      Kebijakan Pemerintah RI

a.    Setiap bayi berhak mendapat air susu ibu eklusif sejak dilahirkan selama 6
bulan kecuali atas indikasi medis ( pasal 128 ayat 1 UU no. 36 tahun 2009
tentang kesehatan ).
b.      Selama pemberian ASI baik pihak keluarga, pemerintah, pemerintah daerah
dan
masyarakat harus mendukung ibu dan bayi secara penuh dengan penyediaan
waktu dan fasilitas khusus ( pasal 128 ayat 2 UU No . 36 tahun 2009 tentang
kesehatan ).
c.      Pembangunan diarahkan pada meningkatnya mutu sumber daya manusia
(SDM).
modal dasar pembentukan manusia berkualitas dimulai sejak bayi dalam
kandungan disertai dengan air susu ibu ( ASI ) sejak usi dini ( GBHN 1999 -2004
dan program pembangunan nasional – propanas )
d.   Menganjurkan menyusui secara ekslusif sampai bayi berusia 6 bulan dan
pemberian ASI sampai anak berusia 2 tahun.
e.    Melaksanakan rawat gabung di tempat persalinan milik pemerintah maupun
swasta.
f.       Meningkatkan kemampuan petugas kesehatan dalam hal peningkatan
pemberian
ASI ( PP ASI ) Sehingga petugas tersebut terampil dalam melaksanakan
penyuluhan pada masyarakat luas.
g.      Pencanangan peningkatan penggunaan ASI secara nasional pada peringatan
hari
ibu ke 62 tahun 1990.
h.      Upaya penerapan 10 langkah untuk berhasilnya program menyusui di semua
RS/RB dan Puskesmas dengan tempat tidur.

2.5. Pelaksanaan rawat gabung


Dalam rawat gabung, bayi ditempatkan bersama ibunya dalam 1 ruangan
sedemikian rupa sehingga, ibu dapat melihat dan menjangkaunya kapan saja. bayi
dapat diletakan ditempat tidur bersama ibunya atau dalam box disamping tempat
tidur ibu, yang terpenting adalah ibu harus melihat dan mengawasi bayinya saat
bayinya menangis karena lapar, kencing, atau digigit nyamuk. tangis bayi
merupakan, rangsangan sendiri bagi ibu untuk memproduksi ASI.

2.6. Kontra Indikasi Rawat Gabung


Pada keadaan tertentu maka rawat gabung tidak dianjurkan misalnya pada :

1. Keadaan ibu
a . Kesadaran belum baik.
b . Terbukti menderita karsinoma payudara.
c . Psikosis.

2. Keadaan bayi
a. Bayi memerlukan pengawasan intensive.
b. Bayi kejang atau kesadaran menurun
c. Cacat bawaan sehingga tidak mampu menyusui

2.7. Indikasi Rawat Gabung


1. Ibu
a.  Persalinan fisiologis (normal )
b. Persalinan patologis pervaginam dengan syarat :
1. Tanpa narkosa
2. Tanpa komplikasi
2. Bayi
a. Berat badan lahir 2000 – 4000 gram
b. Sesuai masa kehamilan ( SMK )
c. Tidak ada kelainan bawaan yang berat

2.8. Keuntungan Rawat Gabung

a)  Menggalakkan pemakaian ASI


b)  Kontak emosi ibu - anak lebih dini dan lebih rapat.
c)  Ibu dapat segera melaporkan keadaan-keadaan bayi yang tidak

1. Manfaat terhadap bayi.


a. Ditinjau dari segi fsikologis.
Dengan rawat gabung sentuhan fisik ibu dan anak segera terjadi.Hal ini
merupakan stimulasi mental dini yang diperlukan bagi tumbuh kembang
anak khususnya dalam memberikan rasa aman dan kasih sayang.

b. Ditinjau dari segi fisik.


1). Air susu ibu terutama kolestrum mengandung zat-zat antibody yang dapat
melindungi bayi dari bahaya infeksi terutama diare.
2). Bayi segera mendapatkan makanan yang sesuai dengan pertumbuhannya.
3). Kemungkinan terjadinya infeksi mosokomial (infeksi yang berasal dari
lingkungan Rumah Sakit ) berkurang.
4). Penyakit sariawan ( monoliasis ) pada bayi dapat dikurangi.
5). Kejadian penyakit-penyakit alergi yang terdapat pada botol dapat
dihindarkan.

2. Manfaat terhadap keluarga.


a. Ditinjau Dari Segi Fsikologis.
Rawat gabung memberi peluang kepada keluarga untuk memberi
dorongan pada ibu untuk menyusui bayinya.
b. Ditinjau dari segi ekonomi.
Lama perawatan lebih pendek, Karena ibu telah pulih kembali dan
bayi tidak menjadi sakit, sehingga biaya perawatan lebih sedikit.

3. Manfaat bagi petugas kesehatan


a. Ditinjau dari segi fsikologis.
1). Bayi jarang menangis sehingga petugas di ruang perawatan akan merasa
tenang dan dapat melakukan pekerjaan lain yang bermanfaat.
2). Perawat lebih komonikatif.

b. Ditinjau dari segi fisik.


1). Pekerjaan petugas akan berkurang oleh karena sebagian tugasnya
diambil oleh si ibu.
2). Tak perlu repot menyiapkan dan memberikan susu botol.

2.9. Kerugian Rawat Gabung


Dibanding dengan keuntungannya, maka kerugiannya sangat kecil dan
kalau
ada kesungguhan dalam menangani akan dapat diatasi.
1. Ibu kurang dapat beristirahat, terganggu oleh bayinya sendiri atau bayi
lain yang menangis.
2.  Fisik ibu kelelahan.
3.  Bayi bisa mendapatkan infeksi dari pengunjung.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Rawat gabung adalah suatu system perawatan dimana bayi beserta ibunya
dirawat dalam satu unit. Dalam pelaksanaannya bayi harus berada disamping ibu
sejak segera setelah lahir samapai pulang. Fasilitas Rawat Gabung adalah hak
seorang ibu , dengan adanya rawat gabung ini hubungan ibu dan bayinya akan
semakin erat dan bayi bisa merasakan kasih sayang dari ibunya. Ibu dapat
menyusui bayinya sedini mungkin kapan saja dibutuhkan, ibu dapat melihat dan
memahami cara perawatan bayi yang benar seperti yang dilakukan oleh petugas,
ibu mempunyai pengalaman dalam merawat bayinya sendiri selagi ibu masih di
rumah sakit dan yang lebih penting lagi, Ibu memperoleh bekal keterampilan
merawat bayi serta menjalankannya setelah pulang dari rumah sakit. Pada Rawat
Gabung inisiasi dini dan pemberian ASI Eksklusif adalah hal yang harus di
mengerti setiap ibu.

B. Saran
Jika ada kesalahan dan kekeliruan pada makalah ini maka kami meminta
kritik maupun saran yang membangun dari pembaca agar bias lebih baik
kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Farrer, Helen. 1999. Perawatan Maternitas (Maternity Care). Jakarta: EGC.


Maryam, A. 2003. Asuhan Kebidanan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Makassar:
UIT.
Prawirohardo, Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Mappiwali, Asrul. 2008. Rawat Gabung (Rooming In). Makassar: FK UNHAS.
….Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Makassar: YAPMA.
Cakul obsgyn, FKUI , Kamar bersalin dan rawat gabung Sutjiningsih, Petunjuk
ASI

Anda mungkin juga menyukai