Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Pengasih dan
Penyayang dengan selesainya penyusunan Modul Investigasi Lokasi Rawan
Kecelakaan dan Penanggulangannya. Modul ini disusun untuk memenuhi
kebutuhan peserta pendidikan dan pelatihan di bidang jalan yang berasal dari
kalangan pegawai pemerintah daerah dan Aparatur Sipil Negara (ASN).
Akhirya, ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada tim
penyusun atas tenaga dan pikiran yang dicurahkan untuk mewujudkan modul ini.
Penyempurnaan maupun perubahan modul di masa mendatang senantiasa
terbuka dan dimungkinkan mengingat akan perkembangan situasi, kebijakan dan
peraturan yang terus menerus terjadi. Harapan kami tidak lain modul ini dapat
memberikan manfaat.
Gambar 1 Data Kecelakaan di Provinsi Jawa Timur pada Tahun 2013-2014 ........ 7
Gambar 2 Langkah-Langkah dalam Investigasi Lokasi Rawan Kecelakaan ........... 8
Gambar 3 Diagram Tabrakan menunjukkan Lokasi Banyak Kecelakaan di Sudut
Sebelah Kanan yang Terjadi di Persimpangan Jalan ........................... 9
Indikator keberhasilan
Mulai dari lokasi dengan skor tertinggi, kemudian turun ke daftar di bawahnya–
satu per satu–menyelidiki setiap lokasi secara rinci (menggunakan proses yang
digambarkan di atas pada Gambar 2).
Dapatkan informasi sebanyak mungkin tentang lokasi pertama dalam daftar.
Caranya, pertama berdiskusi dengan Polantas setempat untuk minta catatan
berbagai tabrakan di titik rawan kecelakaan–setidaknya selama 2-3 tahun
terakhir (jika mungkin lebih lama). Polantas berperan penting dalam mencatat
informasi tentang tabrakan. Hal ini penting karena ahli rekayasa keselamatan
jalan tanpa data tabrakan yang andal, sulit untuk merencanakan tindakan
pencegahan hemat biaya, di titik rawan kecelakaan.
Baca data tabrakan milik Polisi dengan teliti dan olahlah data demikian rupa
sehingga dapat membantu untuk langkah selanjutnya, yaitu mendiagnosis
tabrakan.
Mengumpulkan Semua Data pada Suatu Lokasi Tertentu
Apabila beberapa titik rawan kecelakaan tidak memiliki catatan tabrakan yang
cukup di Polisi (atau di beberapa kasus mungkin tidak ada data tercatat),
selanjutnya harus berbicara dengan penduduk setempat yang tinggal atau
Sebuah diagram tabrakan tidak memberi petunjuk apa pun tentang pola lain,
seperti waktu terjadinya tabrakan, kondisi cuaca, orang yang terlibat di dalam
tabrakan, atau pola lain. Untuk menemukan pola lain itu, gunakan sebuah matrik
faktor tabrakan.
Jumlah
Kecelakaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Tanggal/Bulan 13/7 04/9 19/12 08/6 03/7 07/11 30/12 27/2 03/5 24/7 18/4 21/5 14/6 20/8
Hari sab rab kam min kam jum sel jum min jum min jum sen jum
Waktu
1700 1855 1530 1900 1345 2145 1900 1220 1800 2000 1845 1610 1735 1855
Tingkat 3 3 2 3 2 1 3 3 1 2 3 2 2 3
Keparahan
Kondisi Caha
ya Basah Basah Kering Kering Basah Kering Kering Kering Kering Kering Kering Kering Basah Kering mobil
Kondisi Jalan
s/m mobil mobil mobil mobil mobil mobil mobil s/m mobil mobil van mobil
Kendaraan 1
s/m mobil truk s/m mobil mobil mobil truk mobil s/m mobil mobil s/m mobil
Kendaraan 2
mobil mobil mobil
Kendaraan 3
U S U S U S S S S S U S U S
Arah 1
T B T B B, T B T B,U T B B,T B B W
Arah 2 (&3)
pengemudi kecepatan hujan lebat
tanpa SIM tinggi
Lain-lain
Matriks faktor tabrakan adalah tabel yang merangkum fakta setiap tabrakan.
Setiap kolom di dalam matriks (di bawah ini) menampilkan satu tabrakan. Baris
menampilkan berbagai faktor seperti waktu dalam sehari, hari dalam seminggu,
cuaca, jenis kendaraan, jenis tabrakan. Isi matriks dibatasi oleh jumlah data
tabrakan yang tersedia.
Dianogsis Masalah Tabrakan
Di sini tim penyelidik titik rawan kecelakaan perlu menjadi “dokter” untuk
memanfaatkan serangkaian peralatan yang tersedia dan untuk menyelidiki pola
tabrakan di titik rawan kecelakaan (“pasien”). Sebuah titik rawan kecelakaan
dapat dianggap sebagai lokasi yang “sakit” dalam jaringan jalan, paling tidak
dalam pengertian keselamatan jalan. Seorang ahli rekayasa keselamatan jalan
melakukan tindakan yang sama terhadap lokasi (titik rawan kecelakaan) yang
“sakit” dalam jaringan jalan. Pertama, ahli teknik harus menemukan masalahnya.
Ini merupakan tantangan karena berlainan dengan pasien manusia, titik rawan
kecelakaan tidak dapat bicara! Namun, dengan memeriksa lokasi, dengan
mempelajari data tabrakan, dan dengan memeriksa kondisi lokasi, seorang ahli
rekayasa keselamatan jalan dapat membuat sebuah keputusan yang jelas
mengenai sumber masalah tabrakan. Artinya, menilai peran yang dimainkan
lingkungan jalan dalam pola tabrakan di titik rawan kecelakaan.
2.5. Rangkuman
1. Terdapat perbedaan mendasar antara penyelidikan titik rawan
kecelakaan dan audit keselamatan jalan. Penyelidikan titik rawan
kecelakaan (proses reaktif) menggunakan data tabrakan untuk mencari
pola tabrakan di suatu titik rawan kecelakaan. Penyelidikan ini
kemudian mengembangkan tindakan terpadu yang biayanya murah
untuk mengurangi keparahan tabrakan pada masa mendatang. Audit
keselamatan jalan menerapkan keahlian dan pertimbangan teknis yang
sama, namun dalam tahap perancangan proyek pembangunan jalan (
proses proaktif) untuk mencegah tabrakan ketika jalan sudah
dibangun.
2. Istilah lokasi rawan kecelakaan atau “blackspot” digunakan untuk
menggambarkan lokasi tempat paling banyak terjadi tabrakan fatal
atau tabrakan dengan korban cedera terbanyak yang dikuantitaskan
dalam angka.
3. Terdapat 8 langkah dalam menginvestigasi lokasi rawan kecelakaan.
4. Dalam mendiagnosis masalah tabrakan, dapat dibantu dengan diagram
tabrakan dan matriks faktor kecelakaan.
Indikator Keberhasilan
2. Desain rambu
Warna, bentuk, ukuran, dan tingkat retrorefleksi yang memenuhi standar
akan menarik perhatian pengguna jalan, mudah dipahami dan
memberikan waktu yang cukup bagi pengemudi dalam memberikan
respon.
3. Lokasi rambu
Lokasi rambu berhubungan dengan pengemudi sehingga pengemudi
yang berjalan dengan kecepatan normal dapat memiliki waktu yang
cukup dalam memberikan respon.
4. Operasi rambu
5. Pemeliharaan rambu
Pemeliharaan rambu diperlukan agar rambu tetap berfungsi baik.
Pemeliharaan rambu jalan dilaksanakan untuk memastikan kebutuhan
penggantian rambu jika diperlukan.
3.3. Rangkuman
1. Pemilihan teknik penanganan harus sedemikian agar teknis tersebut
memiliki pengaruh signifikan dalam mengurangi kecelakaan dan juga
fatalitas. Sedapat mungkin tidak mengakibatkan timbulnya tipe
kecelakaan lain dan tidak mengakibatkan dampak terhadap kinerja
jalan, seperti kemacetan.
2. Dalam menghitung biaya dan manfaat penanganan lokasi rawan
kecelakaan, perlu mengetahui biaya kecelakaan dan faktor reduksi
tabrakan untuk setiap jenis penanganan.
3.4. Latihan
1. Sebutkan 2 contoh usulan penanganan, 1 di persimpangan dan 1 di
ruas jalan!
2. Bagaimana menghitung BCR?
3. Sebutkan contoh beberapa faktor reduksi tabrakan yang digunakan
untuk menghitung manfaat penanganan!