LABORATORIUM EPIDEMIOLOGI
BALAI VETERINER SUBANG
(Manajemen Pengelolaan Sampel)
Disusun untuk memenuhi tugas stase Kesehatan Maysarakat Veteriner dan
Epidemiologi Veteriner
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Tujuan........................................................................................................2
1.3 Manfaat......................................................................................................2
BAB II MATERI....................................................................................................3
BAB III PEMBAHASAN.....................................................................................5
3.1 Fungsi Laboratorium Epidemiologi..........................................................5
3.2 Alur Pengujian Sampel..............................................................................7
3.3 Prosedur Pelayanan Penanganan Barang yang Diuji..............................10
3.4 Ketentuan Sampel...................................................................................11
3.5 Standar Penerimaan Sampel....................................................................13
3.6 Pemusnahan Sampel dan Arsip Contoh Uji............................................20
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN............................................................21
4.1 Kesimpulan..............................................................................................21
4.2 Saran........................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................22
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
2
BAB II
MATERI
3
5. Buku Catatan
6. Aplikasi QGIS 3.163 Hannover
7. Aplikasi Sistem Informasi Veteriner Laboratorium
8. Folder/Map
9. Printer
10. Komputer
11. Alat tulis
12. Dan sebagainya.
13.
4
BAB III
PEMBAHASAN
Balai Veteriner Subang merupakan salah satu unit pelaksana teknis (UPT
di lingkup Kementrian Pertanian yang bertanggung jawab kepada Direktorat
Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan dalam rangka meningkatkan
pencegahan dan pemberantasan penyakit hewan menular strategis dan zoonosis.
Wilayah kerja Balai Veteriner Subang meliputi Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat
dan Banten dalam melaksanakan tugas pengamatan dan pengidentifikasian
diagnose serta pengujian veteriner dan produk hewan. Sampel uji dapat berupa
sampel pasif yang berasal dari pengguna jasa dan sampel aktif dapat berupa
sampel yang didapatkan secara langsung oleh petugas dari Balai Veteriner
Subang.
Sistem aplikasi laboratorium yang digunakan oleh Balai Veteriner Subang
adalah information veterinary laboratorium (IVL) berbasis local area networking
(LAN) dan menggunakan Integrasi Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional
(iSIKHNAS). Setiap data dari sampel yang akan diuji di laboratorium dan hasil
uji dari laboratorium akan diinput ke dalam sistem tersebut untuk mempermudah
arsip dan pelaporan dari suatu kasus. Adapun fungsi laboratorium epidemiologi
yang dilaksanakan di Balai Veteriner Subang yaitu :
1. Menerima, mendistribusikan, mengarsipkan, dan memusnahkan sampel
2. Membuat sertifikat hasil uji
3. Mengolah data dan analisis epidemiologi
4. Membuat desain surveillance
5
5. Memelihara website
6
7. Membuat bulletin dan leaflet
Keterangan :
PJPPS : Penanggungjawab Penerima dan Pendistribusian Sampel
→ : Surat masuk/ Sampel
→ : Hasil Uji Lab
→ : Sertifikat
7
Sistem manajemen mutu yang diterapkan oleh Balai Veteriner Subang
adalah ISO 17025 tahun 2017 yang terintegrasi dengan SNI ISO 9001 tahun 2015
yang sudah tersertifikasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN). Pelanggan
yang datang membawa sampel serta surat pengantar dari pihak yang bersangkutan
akan menemui PJPPS. Apabila sampel telah memenuhi standar, sampel yang
masuk kemudian didata dalam buku penerimaan sampel, lalu dibuat formulir 1
kemudian bagian epidemiologi akan berkoordinasi dengan manajer administrasi
untuk mendapatkan nomor epidemiologi setelah dilakukan pembayaran melalui
transfer bank.
8
Gambar 3.6 Formulir 2
(Laboratorium Epidemiologi Balai Veteriner Subang, 2021)
9
akan mengeluarkan sertifikat untuk disahkan oleh manajer puncak dan sertifikat
tersebut dikirimkan kepada pelanggan. Sertifikat dapat diambil secara langsung di
Balai Veteriner Subang atau dikirimkan ke alamat pelanggan melalui jasa
pengiriman. Dapat pula melalui faksimili dan naskah asli akan tetap dikirimkan
melalui jasa pengiriman atau cara lainnya atas kesepakatan kedua belah pihak.
- Penerima contoh uji menerima fisik material beserta surat pengantar yang
dibawa aplikan kemudian dicatat dalam buku penerimaan sampel mengenai
data tanggal sampel masuk, pemberian nomor sampel/nomor epidemiologi,
data pengirim, jenis sampel, dan jenis pemeriksaan yang diinginkan.
- Penerima contoh uji mengecek fisik material apakah sesuai dengan pengawet
yang tertulis pada surat pengantar/botol spesimen dan apakah spesimen layak
atau sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh laboratorium.
- Penerima contoh uji menghitung jumlah spesimmen sesuai dengan jumlah
yang tertera pada surat pengantar
- Jika contoh uji tidak sesuai kriteria atau tidak memenuhi standar, maka petugas
penerima contoh uji mengonfirmasikan kepada manajer administrasi untuk
10
kemudia manajer administrasi dapat berkonsultasi dengan manajer teknis untuk
menerima atau menolak contoh uji tersebut. Apabila contoh uji ditolak, maka
manajer administrasi akan memberikan penjelasan langsung/tidak langsung
mengenai alasan penolakan kepada pengirim spesimen.
- Penerima contoh uji menerima setiap contoh uji yang tertulis dalam formulir 2.
- Penerima contoh uji membagi contoh uji untuk pengujian dan untuk arsip
contoh.
- Formulir 2 yang sudah ditandatangani penerima contoh dan manajer
administrasi, blangko formulir 3, dan material contoh uji diserahkan ke KMPT.
- Formulir 3 yang telah ditandatangani KMPT dan contoh uji kemudian
didistribusikan ke teknis laboratorium terkait.
- Deputi manajer teknis menyerahkan formulir 3 yang telah diisi kepada penguji.
- Selanjutnya dilakukan proses pengujian terhadap contoh uji yang diserahkan.
- Semua contoh uji yang diterima dibagi dua, sebagian contoh uji digunakan
untuk pengujian dan sebagian lagi disimpan sebagai arsip contoh.
- Setiap arsip contoh yang masuk dicatat meliputi kode contoh, tanggal diterima
serta informasi mengenai contoh berupa pengirim serta alamat pengirim, jenis
contoh, pemeriksaan/pengujian yang diminta pada buku arsip contoh dan
memberi paraf oleh petugas arsip contoh.
- Petugas arsip contoh menyimpan arsip contoh pada tempat yang sesuai dengan
contoh uji.
A. Peralatan
- Untuk pemeriksaan mikrobiologis, semua alat yang digunakan untuk
pengambilan dan penanganan setiap contoh harus steril dan bersih.
- Untuk pemeriksaan residu semua alat harus kering dan bersih.
- Untuk pemeriksaan organoleptik, semua alat tidak boleh memiliki rasa bau
yang dapat mempengaruhi contoh.
11
B. Tempat untuk contoh
- Contoh bentuk padat/ setengah padat, wadah/ tempat harus dapat
disterilkan. Besar alat tergantung jumlah contoh, wadah harus dapat
ditutup rapat dan disegel.
- Contoh bentuk cair, wadah harus bersih dan kering, terbuat dari bahan
tahan air dan dapat disterilkan. Wadah harus dapat ditutup rapat dan
disegel.
D. Pemberian Label
- Pengkodean dilakukan pada saat pengambilan sampel dengan spidol
permanen dan dibungkus 2 lapis plastic. Jenis plastic 5 kg tahan panas
yang telah di autoclave.
12
E. Syarat Pengambilan Sampel
- Kondisi sampel diusahakan tetap sesuai dengan keadaan saat diambil. Jika
beku diusahakan tetap dalam keadaan beku (< 0oC), keadaan dingin
diusahakan tetap dalam keadaan dingin (2-8 0oC). Kondisi tersebut
dipertahankan selama pengambilan sampai tiba di lab penguji.
13
Pengujian pada laboratorium virologi mencakup Fluorescent Antibody
Technique (FAT), Seller’s, dan uji biologis untuk rabies pada hewan anjing.
Pengujian haemaglutinasi (HA), haemaglutinasi inhibisi (HI), dan isolasi virus
untuk avian influenza dan new castle disease pada hewan ungas. Enzyme-linked
immunosorbent assay (ELISA) untuk rabies pada anjing, serta hog cholera,
Porcine Reproductive and Respiratory Syndrome (PRRS), dan H1N1 pada hewan
babi. ELISA untuk infectious bovine rhinotracheitis (IBR), bovine viral diarrhea
virus (BVDV), enzootic bovine leucosis (EBL), dan penyakit mulut dan kuku
(PMK) pada hewan sapi, serta infectious bronchitis (IB) dan infectious bursal
diseasei (IBD) pada hewan unggas.
14
d. Kondisi sampel saat diterima
- Untuk serum darah berwarna kuning sampai kuning kemerahan, tidak lisis,
dan kondisi segar.
- Untuk swab sesuai warna di dalam VTM.
- Untuk organ dan otak dalam kondisi segar dan tidak mengalami
pembusukan.
15
suhu 4-8ºC. Swab hidung dimasukkan dalam broth media (tryptic soy broth,
heart infusion broth, MEM)/PBS/NaCl fisiologis/cotton bud steril kering.
3. Pengujian Campylobacter
Preputium wash dimasukkan dalam PBS dan pada saat pengiriman pada
suhu beku atau dalam NaCl fisiologis.
4. Pengujian Brucella
Swab vagina dimasukkan dalam bacterial transport media dan pada
saat pengiriman dalam suhu beku. Swab vagina dimasukkan dalam broth media
(tryptic soy broth, heart infusion broth, MEM)/PBS/NaCl fisiologis/cotton bud
steril kering. Plasenta atau uterus ditempatkan pada plastik atau wadah steril
dengan volume yang dibutuhkan adalah 100 g dan pada saat pengiriman dalam
kondisi beku.
5. Pengujian antraks
Tanah ditempatkan pada plastik atau wadah steril dengan volume 100
gram dan dikirim pada suhu ruangan atau dingin. Organ ditempatkan pada
plastik atau wadah steril dengan volume 100 gram dan dikirim dalam kondisi
beku. Darah dapat menggunakan antikoagulan heparin atau tanpa antikoagulan
dan dimasukkan dalam tabung dan dikirim dalam suhu 2-8ºC
6. Pengujian P. multocida
Organ pernapasan (trakea dan paru-paru) ditempatkan pada plastik atau
wadah steril dengan volume 100 gram dan dikirim dalam kondisi beku. Swab
hidung dimasukkan dalam bacterial transport media dan pada saat pengiriman
dalam suhu beku. Swab hidung dimasukkan dalam broth media (tryptic soy
broth, heart infusion broth, MEM)/PBS/NaCl fisiologis/cotton bud steril
kering.
16
wadah. Untuk organ dalam kondisi segar tidak mengalami pembusukan. Untuk
feses dalam keadaan segar dan dingin. Sedangkan untuk tanah dalam kondisi pada
suhu ruangan atau dingin
d. Pengujian ektoparasit
17
Jenis sampel adalah caplak, lalat, dan siput. Sampel ditempatkan dalam
botol/pot/plastik dan diberi identitas sampel serta dikirimkan dalam kondisi kering
pada suhu ruangan.
e. Pengujian Trichomonas
Jenis sampel adalah preputium wash atau vaginal wash. Sampel
dimasukkan dalam botol kecil tertutup dan disimpan dalam suhu hangat 37ºC.
Pada saat diterima laboratorium tidak lebih dari 4 jam setelah pengambilan. Pada
saat pengambilan sampel perlu hati-hati karena risiko tinggi bersifat menular
secara kontak langsung. Maka dari itu harus menggunakan sarung tangan, dengan
menggunakan media NaCl fisiologis 1% untuk pembilasan pada bagian preputium
dan vagina ditampung dalam botol kecil dan ditutup rapat. Botol tersebut
dimasukkan dan disimpan di air hangat dengan suhu 37ºC.
18
b. Pengujian histopatologi
Jenis sampel adalah organ yang dimasukkan dalam formalin dan dalam
keadaan terbungkus.
c. Pengujian hematologi
Jenis sampel adalah darah dengan antikoagulan dalam tabung. Volume
yang diperlukan 2-3 ml dalam kondisi dingin dan tersimpan dalam cool box.
d. Pengujian toksikologi
Jenis sampel adalah cairan dan isi rumen. Volume sampel adalah 5-10 cm 3
dalam keadaan terbungkus dan dingin.
19
umur/masa kadaluarsa contoh serta pengiriman yang ditandatangani oleh
petugas.
- Setiap contoh harus tertutup dan dilengkapi dengan label yang berisi
nama/nomor pengambil contoh, nama dan alamat pemilik contoh, keterangan
batch atau lot, suhu saat pengambilan dan jenis uji yang akan dilakukan.
- Setiap contoh minimum diambil ganda (double/duplo), untuk kerusakan pada
contoh serta untuk analisa yang membutuhkan pengulangan.
Semua contoh uji diterima setiap satu kali setahun akan dilakukan
pemusnahan arsip contoh. Berikut adalah prosedur pemusnahan arsip contoh uji :
- Sebelum dilakukan pemusnahan Petugas Arsip Contoh akan membuat daftar
arsip contoh yang ada selama satu tahun dan dilaporkan kepada Manajer
Administrasi.
- Manajer Administrasi akan melaporkan kepada Kepala Balai dan meminta
persetujuan arsip contoh yang akan dimusnahkan dan yang akan disimpan
sebagai Arsip Balai (Dibuatkan Berita Acara Penyerahan dan Pemusnahan
Arsip Contoh).
- Pemusnah Arsip Contoh yang tidak dibutuhkan lagi oleh Balai maka akan
dilakukan pemusnahan.
- Pemusnahan arsip contoh dilakukan dengan pembakaran dengan menggunakan
suhu dan tekanan yang tinggi di ruang pembakaran (incenerator).
- Penanganan Barang yang diuji Setelah sampel diuji, sisa contoh uji
diserahkan kepada Manajer Teknis untuk kemudian dimusnahkan, sedangkan
arsip contoh diserahkan kepada Manajer Administrasi untuk disimpan.
- Penyimpanan Barang yang diuji Setelah diterima oleh penanggungjawab
Penanganan Contoh Uji dalam hal ini Manajer Administrasi, maka arsip contoh
tersebut disimpan ditempat yang aman, baik dan sesuai dengan sifat dari
contoh.
20
- Pemusnahan Barang yang diuji Jangka Waktu Pemusnahan arsip contoh uji
tergantung dari jenis contoh, Pemusnahan arsip contoh dilakukan setelah dibuat
Berita Acara Pemusnahan.
21
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Disarankan untuk tetap aktif dalam melaksanakan fungsi epidemiologi di
Balai Veteriner subang, melakukan surveilans terhadap penyakit hewan terutama
PHMS dan mengoptimalkan penggunaan website Balai Veteriner Subang.
22
DAFTAR PUSTAKA
23