Kelas B
Kelompok 4
Penanggung Jawab:
ACARA 2
(Pengecilan Ukuran dan Separasi Mekanis)
Kelompok 4
Penanggung Jawab:
A. Latar Belakang
B. Tujuan Praktikum
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah timbangan digital, blender,
pengayak rumah tangga, wadah, dan sendok. Bahan yang digunakan adalah 150
gram kacang hijau dan 150 gram beras.
B. Prosedur Kerja
Dihaluskan 150 gram kacang hijau dan 150 gram beras dengan blender selama
2 menit
Diberi jeda dan diaduk hingga homogen setiap setengah menit (4x30 detik)
Diayak dan ditimbang bahan yang lolos ayakan dan bahan yang tidak lolos
ayakan
Dihitung persentase bahan lolos ayakan dari kacang hijau dan beras, kemudian
hasilnya dimasukkan ke dalam tabel hasil penelitian.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Perhitungan :
berat lolos ayakan
% berat bahan = berat sebelum diayak x 100%
112
Kacang hijau = 147 x 100% = 76,19%
119
Beras = 148 x 100% = 80,40%
B. Pembahasan
Metode penggilingan pada bahan kacang hijau dan beras yaitu menggunakan
blender. Bahan dimasukkan kedalam blender dan setiap setengah menit diberi jeda
kemudian diaduk agar homogen, perlakuan tersebut dilakukan hingga 2 menit. Hal
tersebut dilakukan supaya semua bahan pada blender tercampur rata dan tidak ada
bahan yang tertinggal di bagian atas blender. Setelah dilakukan penggilingan
menggunakan blender, bahan yang telah halus ditimbang dan kemudian diayak
dengan alat pengayakan 60 mesh. Seperti pada penelitian (Kurniawan,
Miftakhurrizal & Isna A. Z, 2017) pengayakan dilakukan untuk menghasilkan
bahan dengan ukuran yang seragam.
Dilihat dari tabel hasil penelitian diatas, untuk berat bahan kacang hijau
setelah penggilingan dan belum dilakukan proses pengayakan adalah seberat 147
gram. Terdapat perbedaan jumlah berat bahan awal sebelum dilakukan penghalusan
dengan berat saat bahan sudah dihaluskan disebabkan oleh ada partikel-partikel
halus yang menempel pada alat yang digunakan. Hal tersebut karena saat kacang
hijau dihaluskan, bahan tersebut memiliki tekstur yang sangat halus hampir
menyerupai tepung sehingga rentan untuk menempel pada alat. Untuk berat bahan
yang lolos pengayakan adalah 112 gram dan bahan yang tidak lolos ayakan 22
gram. Seperti dalam literatur dilakukan proses kombinasi antara penggilingan dan
pengayakan agar hasil yang didapatkan memiliki produktifitas dan kualitas yang
tinggi (Selamet et al., 2020).
Pada berat beras setelah dilakukan penggilingan dengan blender adalah 148
gram. Berat beras yang lolos ayakan adalah 119 gram dan yang tidak lolos ayakan
29 gram. Terdapat perbedaan berat setelah penggilingan pada kacang hijau dan
beras disebabkan oleh perbedaan jenis bahan, kekerasan bahan, dan kadar air yang
terkandung pada bahan. Hal tersebut dijelaskan pula pada penelitian (Indriani et al.,
2020) bahwa tingkat kekerasan bahan dan kadar air pada bahan akan memengaruhi
waktu dan rendemen saat penggilingan, dan waktu penggilingan juga berpengaruh
terhadap ukuran partikel tepung.
Setelah penimbangan bahan kacang hijau dan beras yang sudah dihaluskan,
maka dilakukan perhitungan untuk mengetahui nilai modulus kehalusan dari
kacang hijau dan beras. Didapatkan nilai modulus kehalusan pada kacang hijau
sebesar 76,19% dan nilai modulus kehalusan pada beras sebesar 80,40%. Kacang
hijau memiliki tekstur yang lebih halus dibandingkan dengan beras. Hasil modulus
kehalusan pada kedua bahan tersebut tidak berbeda jauh karena waktu penggilingan
dan ukuran pengayak yang digunakan sama. Hal tersebut sesuai dengan penelitian
(Priastuti et al., 2016) yang menyebutkan bahwa semakin kecil nilai modulus
kehalusan maka ukuran partikelnya semakin halus. Dalam penelitian tersebut juga
didapatkan nilai modulus kehalusan pada bahan tidak berbeda jauh karena saat
penggilingan dilakukan dengan waktu, kecepatan, alat, serta ukuran pengayak yang
digunakan sama.
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
.
DAFTAR PUSTAKA