Anda di halaman 1dari 8

Latar Belakang

1. Tawassuth / tidak memihak /


Moderasi
NU dan kekuatan Moderasi Beragama

2. Tawazun/menjaga keseimbangan
Karakter Dasar yang membentuk dan Harmoni
keramahan wajah NU yang membuat
mereka menjadi sangat Moderat di
NKRI
Tasamuh/ Toleransi

Bersikap Adil dalam beraksi dan


Penguatan Moderasi beragama

bereaksi.
Dr. H. A. Marjuni, M. Pd
dalam memperkokoh NKRI

Kelompok Radikal
Kecendrungan Ekstrimisme yang
ditunjukkan Ummat Muslim Indonesia
Kelompok Liberal

Jahil
Sumber Faham Radikalisme
Ghuluw

Pengkaderan dan Sosialisasi

Mengambil alih mesjid yang kurang


Peran serta kalangan Nahdiyyin dalam
terurus
menangkal paham Radikalisme

Penerbitan Buletin, booklet, media


internet dll.

Penjelasan tentang Ijtihad

Misi Ajaran Islam yang sering kali


mengalami distorsi akibat pemahaman Ajaran tentang toleransi dalam Islam.
yang keliru yang berpotensi
memunculkan ajaran radikalisme
Pengenalan tentang kearifan lokal
kesimpulan/penutup
Latar Belakang
Salah satu fungsi agama adalah menjaga kehidupan manusia agar menjadi tertib dan
teratur. Agama memuat ajaran-ajaran dan hukum-hukum yang normative tentang
pengaturan ketertiban dan keteraturan agar manusia hidup damai.
Agama sebagai realitas social didalamnya mengandung normative doctrinal dan aspek
fenomenal yang terkait dengan pemeluknya.
Keterbatasan persepsi terkait aspek fenomenal agama sebagai realitas social inilah
yang menjadikan sebagian pemeluk agama menjadi intoleran kepada pemeluk agama
yang lainnya.
Komitmen yang mempertimbangkan kebaikan kolektif dibutuhkan untuk menciptakan
ketertiban dan mencegah kedisharmonisan social
NU dan penguatan Moderasi Beragama
NU sejak awal berdirinya telah menampilkan wajah yang toleran dan damai sehingga
mampu melakukan pembauran dengan masyarakat secara baik melalui sikap
akomodasi yang seimbang dengan budaya setempat dan ini yang menjadi keunikan
mereka. Yang kemudian model keberagaman ini diadopsi oleh kalangan umat islam
pada umumnya
Karakter Dasar yang membentuk Keramahan Wajah NU yang membuat mereka
menjadi sangat moderat di NKRI :
1. Tawassuth / Tidak memihak /moderasi
2. Tawazun / menjaga keseimbangan dan harmoni
3. Tasammuh / Toleransi
4. Tasyawwur / Musyawarah
5. Bersikap adil dalam beraksi dan bereaksi
Kecenderungan Ekstrimisme yang ditunjukkan Ummat Muslim Indonesia
1. Kelompok Radikal yang cenderung menutup diri dan ketat beragama
2. Kelompok liberal yang bersikap terlalu longgar yang mengaburkan inti ajaran agama
Sikap ekstrim telah lama ditunjukkan oleh sekte Khawarij dan murjiah yang tidak sejalan
dengan karakter ummat islam sebagai ummata wasathan, yang radikal yang
membunuh orang yang mereka anggap kafir
Sumber Faham Radikalisme
1. Jahil terkait hakikat ajaran islam, memahami ayat secara sepotong sepotong dan
literal
2. Ghuluw / Sikap keras dan melampau batas dalam beragama
Peran serta kalangan Nahdiyyin dalam menangkal paham radikalisme
1. Melalui pengkaderan dan sosialisasi kepada masyarakat
2. Mengambil alih mesjid-mesjid yang terbengkalai sebelum dikuasai kelompok islam
radikal
3. Penerbitan bulletin, booklet dll, untuk memberikan penjelasan tentang islam secara
memadai
Misi ajaran islam yang seringkali mengalami distorsi akibat pemahaman yang keliru
yang berpotensi memunculkan ajaran radikalisme
1. Penjelasan tentang ijtihad
2. Ajaran nilai-nilai toleransi dalam islam Ahlussunnah wal jama’ah
3. Pengenalan tentang hubungan ajaran islam dan kearifan local
Kesimpulan
Menanggulangi paham radikalisme adalah tanggung jawab yang mulia dan perlu
adanya kerjasama antara berbagai elemen bangsa serta apabila ditemukan indikasi
paham radikalisme dalam masyarakat maka harus segera dirangkul dan diajak kembali
ke jalan islam yang penuh rahmah dalam rangka memutus paham radikalisme di negeri
ini.
Pengertian Jual Beli

A. Pendahuluan
Landasan Hukum Jual Beli

B. Pembahasan
Rukun dan Pelaksanaan
Jual Beli

Syarat Jual Beli


Jual Beli Secara Online

Solusi Syar'i
C. Hukum Jual Beli Online
Macam-Macam Jual Beli

Ayat tentang bay as-salam

Hukum tentang bay as-


salam
D. JUAL BELI DENGAN
AKAD SALAM SECARA
ONLINE Rahasia salam

E. TINJAUAN HUKUM Rukun salam


ISLAM TERHADAP JUAL
BELI SECARA ONLINE
Syarat-syarat salam

F. PENUTUP Kesimpulan
PENDAHULUAN
1. Berdagang / berbisnis merupakan salah satu aktivitas yang sangat dianjurkan
dalam ajaran Islam. Bahkan, Rasulullah SAW sendiri pun dalam salah satu hadistnya
mengatakan bahwa 9 dari 10 pintu rezeki adalah melalui pintu berdagang. Artinya,
melalui jalan perdagangan inilah, pintu-pintu rezeki akan dapat dibuka sehingga
karunia Allah terpancar daripadanya.
2. karakteristik bisnis online, yaitu:
a. Terjadinya transaksi antara dua belah pihak
b. Adanya pertukaran barang, jasa, atau informasi
c. Internet merupakan media utama dalam proses atau mekanisme akad tersebut
3. Transaksi as-salam merupakan bentuk transaksi dengan sistem pembayaran secara
tunai/disegerakan tetapi penyerahan barang ditangguhkan. Sedang transaksi al-
istishna merupakan bentuk transaksi dengan sistem pembayaran secara
disegerakan atau secara ditangguhkan sesuai kesepakatan dan penyerahan barang
yang ditangguhkan.
PEMBAHASAN
Pengertian jual beli
1. Secara bahasa, jual beli berarti penukaran secara mutlak. Secara terminologi, jual
beli adalah saling menukar harta dengan harta dalam bentuk pemindahan milik dan
pemilikan.
2. Landasan hokum jual beli adalah :
a. Berdasarkan Al-Quran Diantaranya: Al-Baqarah ayat 275, An-Nisa ayat 29.
b. berdasarkan sunnah.
c. Berdasarkan Ijma.
3. Rukun dan Pelaksanaan Jual Beli
Rukun dan Pelaksanaan Jual Beli ada empat yaitu :
a. Orang yang berakad atau al-muta’aqidain (penjual dan pembeli
b. Sigat (lafal ijab dan qabul)
c. Ma’qud 'alaih (barang yang dibeli)
d. Nilai tukar pengganti barang
4. Syarat Jual Beli
Pertama, persyaratan yang berkaitan dengan pelaku praktek jual beli, baik penjual
maupun pembeli, yaitu:
a. Hendaknya kedua belah pihak melakukan jual beli dengan ridha dan sukarela,
tanpa ada paksaan. Sesuai dengan kalam Allah ta’ala dalam QS. An-Nisaa’: 29.
b. Kedua belah pihak berkompeten dalam melakukan praktek jual beli, yakni dia
adalah seorang mukallaf dan rasyid (memiliki kemampuan dalam mengatur
uang), sehingga tidak sah transaksi yang dilakukan oleh anak kecil yang tidak
cakap, orang gila atau orang yang dipaksa.
Kedua, yang berkaitan dengan objek/barang yang diperjualbelikan, syarat[1]syaratnya
yaitu:
a. Objek jual beli (baik berupa barang jualan atau harganya/uang) merupakan
barang yang suci dan bermanfaat, bukan barang najis atau barang yang haram,
karena barang yang secara dzatnya haram terlarang untuk diperjualbelikan. ·
b. Objek jual beli merupakan hak milik penuh, seseorang bisa menjual barang yang
bukan miliknya apabila mendapat izin dari pemilik barang.
HUKUM JUAL BELI SECARA ONLINE
Hukum Dalam transaksi mengunakan internet, penyediaan aplikasi permohonan barang
oleh pihak penjual di website merupakan ijab dan pengisian serta pengiriman aplikasi
yang telah diisi oleh pembeli merupakan qabul. Adapun barang hanya dapat dilihat
gambarnya serta dijelaskan spesifikasinya dengan gambling dan lengkap, dengan
penjelasan yang dapat mempengaruhi harga jual barang. Jual Beli Dengan Akad Salam
secara Online Secara bahasa, transaksi (akad) digunakan berbagai banyak arti, yang
hanya secara keseluruhan kembali pada bentuk ikatan atau hubungan terhadap dua hal
yaitu As-Salam atau disebut juga As-Salaf. Kedua itu merupakan istilah dalam bahasa
arab yang mengandung makna “penyerahan”. Sedangkan para fuqaha‟ menyebutnya
dengan al-Mahawij (barang-barang mendesak) karena ia sejenis jual beli barang yang
tidak ada di tempat, sementara dua pokok yang melakukan transaksi jual beli
mendesak.
Adapun landasan hukum Islam mengenai hal tersebut adalah:
1. Ayat tentang bay as-salam:
2. Hukum tentang bay as-salam
3. Rahasia salam.
4. Rukun salam
a. Ada si penjual dan si pembeli
b. Ada barang dan uang
c. Ada sigat (lafad akad)
5. Syarat-syarat salam
a. yarat-syarat salam
b. Uangya hendaklah dibayar di tempat akad, berarti pembayaran dilakukan
lebih dulu.
c. Barangnya menjadi utang bagi si penjual
d. Barangnya dapat diberikan sesuai waktu yang dijanjikan berarti pada waktu
yang dijanjikan barang itu harus sudah ada.
e. Barang tersebut hendaklah jelas ukurannya, baik takaran, timbangan,
ukuran, ataupun bilangannya, menurut kebiasaan cara menjual barang
semacam itu
f. Diketahui dan disebutkan sifat-sifat barangnya.
g. Disebutkan tempat menerimanya, kalau tempat akad tidak layak buat
menerima barang tersebut. Akad salam meski terus, berarti tidak ada khiyar
syarat.
Tinjauan Hukum Islam Terhadap jual Beli secara Online
Sebagaimana keterangan dan penjelasan mengenai dasar hukum hingga persyaratan
transaksi salam dalam hukum islam, kalo dilihat secara sepintas mungkin mengarah
pada ketidak dibolehkannya transaksi secara online, disebabkan ketidak jelasan tempat
dan tidak hadirnya kedua pihak yang terlibat dalam tempat. Tapi kalo kita coba lebih
telaah lagi dengan mencoba mengkolaborasikan antara ungkapan al-Qur’an, hadits dan
ijmma’, dengan sebuah landasan: “Pada awalnya semua Muamalah diperbolehkan
sehingga ada dalil yang menunjukkan keharamannya”

Anda mungkin juga menyukai