Disusun Oleh:
1. Muhammad Akbar Wiguna NIS. 179131
2. Nurlaila Umi Hasanah NIS. 179135
3. Pramudya Eka Nur Fauzia NIS. 179136
4. Muhammaad Julian Maulana NIS. 179164
Pada tanggal :
Mengetahui,
Kepala Sekolah Pembimbing
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL............................................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR................................................................ iv
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………….. v
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1
A. Tujuan……………………………………………………….
2
B. Dasar Teori ………… ……………………………………
3
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………. 11
B. Saran-saran………………………………………………….. 12
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….. 13
LAMPIRAN-LAMPIRAN………..…………….………………………….. 14
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR
Tabel 1. Jenis logam berat pada zat warna tekstil
Tabel 2.
Gambar 1. Struktur naphtol blue black
Gambar 2.
BAB I
PENDAHULUAN
A. TUJUAN
Mengetahui kandungan logam seng (Zn) yang terkandung pada air limbah
naphtol dan air sungai yang tercemar oleh zat pewarna naphtol dan diukur
menggunakan alat AAS.
B. DASAR TEORI
Seng (Zn) termasuk unsur yang berlimpah dialam. Keberadaan seng
dalam kerak bumi sekitar 70 mg/kg. Kadar seng pada perairan alami sekitar <
0,05 mg/L, pada perairan yang asam kadarnya mencapai 50 mg/L
(Moore,1991dan McNeely et al.,1979). Seng atau Zinc termasuk unsur
essensial bagi makhluk hidup, berperan dalam membantu kerja enzim dan
tidak bersifat toksik pada manusia akan tetapi pada kadar yang tinggi, dapat
menimbulkan rasa pada air. Zinc biasa digunakan dalam industri besi baja,
cat, karet, tekstil, kertas dan bubur kertas (Eckenfelder, 1989). Menurut
Peraturan Pemerintah nomor 82 tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air
dan pengendalian pencemaran air nilai baku mutu konsentrasi Zn untuk air
sungai ±0,05 mg/L. Sedangkan baku mutu limbah Zn menurut Keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor Kep-51/MENLH/10/1995 tentang
baku mutu limbah cair bagi kegiatan industri sebesar 5ppm untuk gololongan
1 sedangkan 10ppm untuk golongan 2.
Limbah logam berat dari industri tekstil terutama berasal dari zat
pewarnaan. Limbah logam berat yang dihasilkan antara lain logam berat As,
Cd, Cr, Pb, Cu, dan Zn. Penyebab zat warna mengandung logam berat,
pertama digunakan sebagai katalis selama proses pembuatan zat warna, kedua
sebagian zat warna mempunyai logam didalamnya sebagai bagian dari
molekul zat warna tersebut. Sebagai mana disajikan dalam tabel.
Jenis zat warna Jenis logam sebagai katalis /dalam
struktur zat warna
Direk Cu
Reaktif Cu, Ne
Naphtol, indigosol Zn dan Cu
Disperse Tidak ada
Asam Cu, Cr, Co
Premet Cu, Cr, Co
Mordan Cr
Pigment Pb, Cr, Mo, Cd
Tabel 1. Jenis logam berat pada zat warna tekstil
Naphtol merupakan zat warna yang tidak larut dalam air. Zat warn aini
digunakan untuk mewarnai bahan tekstil , bersifat sintetis atau dibuat dari
hasil reaksi kimia tertentu. Ada dua komponen utama pada zat warna naphtol
yaitu komponen naphtol yang berfungsi sebagai zat yang berikatan dengan
serat dan komponen garam diazonium yang memberikan warna pada zat
warna naphtol.
B. CARA KERJA
1. PENGAMBILAN SAMPEL AIR SUNGAI
a. Siapkan alat pengambil contoh berupa botol timba atau gayung
tangkai Panjang atau botol sampel yang tertutup.
b. Tentukan lokasi, jumlah, dan kedalaman sungai. Titik pengambilan
contoh air sungai ditentukan berdasarkan debit air sungai.
c. Ambil contoh pada satu titik ditengah sungai pada kedalaman 0,5 kali
dari kedalaman permukaan.
d. Bilas alat pengambil contoh dengan air yang akan diambil.
e. Ambil contoh sesuai dengan peruntukan analisis.
f. Masukan ke dalam wadah yang sesuai peruntukan analisis kemudian
ditutup dan beri label.
2. PENGAMBILAN SAMPEL AIR LIMBAH
Sampel merupakan air bekas cucian naphtol, diambil secara langsung
menggunakan botol.
3. PREPARASI
a. Destruksi sampel air sungai dan air limbah.
1) Ambil 50 ml sampel dengan menggunakan pipet volume.
2) Tambahkan 5 ml HNO3 pekat dan dipanaskan hingga volume
larutan tinggal ± 5 ml.
3) Setelah dingin filtrat disaring dengan kertas saring kemudian
dimasukkan ke dalam labu takar 50 ml.
4) Tambahkan akuabides hingga tanda tera.
5) Sampel air sungai dilakukan pengenceran masing masing 10x
6) Sampel air limbah dilakukan pengenceran 10x, 25x, dan 50x.
b. Blanko
1) Ambil 50 ml akuabides dengan menggunakan pipet volume.
2) Tambahkan 5 ml HNO3 pekat dan dipanaskan hingga volume
larutan tinggal ± 5 ml.
3) Setelah dingin filtrat disaring dengan kertas saring kemudian
dimasukkan ke dalam labu takar 50 ml.
4) Tambahkan akuabides hingga tanda tera. Kemudian masukkan
kedalam erlenmeyer
c. Larutan standar Zn
1) Buat larutan standar Zn 100 mg/L dengan cara memipet 10 mL
larutan induk Zn 1000 mg/L, lalu masukkan ke labu takar
100mL, tambahkan akuabides hingga tanda tera.
2) Buat deret standar Zn kadar 0,5 ; 1; 1,5; 2; 2,5 mg/L dengan
cara memipet 0,25; 0,5; 0,75; 1 ; 1,25 mL larutan standar Zn
100 mg/L, masing masing dimasukkan kedalam labu ukur 50
ml dan ditambahkan akuabides hingga tanda tera.
4. Pengukuran
a. Ukurlah absorbansi deret standar dan sampel menggunakan alat
AAS.
b. Tentukan kadar Zn yang terkandung dalam sampel air sungai dan
air limbah
C. PERHITUNGAN
1. Pembuatan deret standar Zn
V1C1 = V2C2
a. Larutan standar Zn 0,5 mg/L
x. 100mg/L= 50ml. 0,5mg/L
x= 0,25 mL
b. Larutan standar Zn 1 mg/L
x. 100mg/L= 50ml. 1 mg/L
x= 0,5 mL
c. Larutan standar Zn 1,5 mg/L
x. 100mg/L= 50ml. 1,5 mg/L
x= 0,75 mL
d. Larutan standar Zn 2 mg/L
x. 100mg/L= 50ml. 2 mg/L
x= 1 mL
e. Larutan standar Zn 2,5 mg/L
x. 100mg/L= 50ml. 2,5 mg/L
x= 1,25 mL
2. Pengenceran sampel air sungai
Tidak dilakukan pengenceran
3. Pengenceran sampel air limbah
Pengenceran = volume labu/volume yang diambil
Pengenceran sampel air limbah 10x
Faktor pengenceran = 10 ml/1ml
= 10 kali
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. DATA PENGAMATAN DAN HASIL
1. Data pengamatan sampel
2. Hasil pengukuran
Data Standar Zn
Sampel Absorbansi
Sampel A 0,0252
Sampel B 0,0235
Tabel 4. Absorbansi sampel air sungai
Sampel Absorbansi
Kurva Kalibrasi
R² 0,9978
3. Hasil perhitungan
Persamaan Garis Abs : 0,20178 x C + 0,01624
Nama Sampel Konsentrasi (mg/L)
Sampel air sungai A 0,0444 mg/L
Sampel air sungai B 0,0360 mg/L
Sampel air limbah pengenceran 0,5013 mg/L dikali faktor
10x pengenceran 10x sehingga
diperoleh konsentrasi Zn dalam air
limbah sebesar 5,013 mg/L
Tabel 6. Konsentrasi sampel
B. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini adalah analisis kandungan Zn yang terdapat
pada sampel air limbah pewarnaan naphtol dan air sungai yang tercemar oleh
pewarna naphtol. Alasan dari analisis ini dikarenakan di sekitar sungai yang
tercemar oleh naphtol digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar,
dimana air yang digunakan berasal dari sungai yang akan dianalisis. Seperti
yang telah diketahui bahwa didalam naphtol terdapat logam ZnSungai yang di
analisis ada dua, yang mana dua sungai tersebut dalam satu aliran, sehingga
dapat dikatakan analisis sungai yang sama tetapi titik pengambilannya yang
berbeda. Dengan tujuan dapat membandingkan tingkat cemaran atau
konsentrasi Zn yang terkandung dalam air sungai tersebut.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN-SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Anonym,2014.Paparan Limbah Cair Industri. http://ejurnal.bppt.go.id/index.php
/JTL/article/download/2047/1877/3929. Diakses pada tanggal 29 Desember 2020
Anonym.1995. KEP-51/MENLH/10/1995 https://www.google.com/url?sa=t&
source=web&rct=j&url=http://www.kelair.bppt.go.id/Publikasi/BukuAirLimba
hDomestikDKI/LAMP2.pdf&ved=2ahUKEwj_9JTijq_tAhXpILcAHe3_CksQ
FjAAegQIARAB&usg=AOvVaw3hEo9EJDROQsC48c6jL2-o
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://www.hpli.org/reg/pm/Peraturan
%2520Menteri%2520Lingkungan%2520Hidup/Baku%2520Mutu
%2520Limbah
%2520Industri.pdf&ved=2ahUKEwi85oqtj6_tAhUG7HMBHUoDA0wQFjAB
egQIAxAF&usg=AOvVaw08oHo_uYvBJHZCfTEyKNdO