BIDANG KEGIATAN:
PKM KEWIRAUSAHAAN
Diusulkan oleh:
M. Nasrullah ( Ketua ) 042010319 2021
Frengky Wahyudi ( Anggota ) 042010315 2021
Febriyan Boby Rahman ( Anggota ) 042010314 2021
Menyetujui
Wakil Dekan Kewirausahaan Ketua Pelaksana
Kegiatan,
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Judul Program ini adalah: KEBONSANAK (Kerupuk Bonggol Pisang Anak Kreatif)
Sebagai Inovasi Baru Membuka Peluang Usaha di Masyarakat Sekitar
Kebutuhan akan bahan makanan seiring semakin banyak, sementara itu tidak dapat diimbangi
dengan peningkatan sumber pangan. Berangkat dari hal tersebut kami mencoba berinovasi dengan
memanfaatkan bonggol pisang sebagai alternative bahan pangan. Umumnya bagian yang dimanfaatkan
dari tanaman pisang adalah buahnya, sementara bagian lainnya masih belum dimaksimalkan
pemanfaatannya. Salah satunya adalah bonggol pisang. Kandungan karbohidrat tergolong tinggi, bahkan
lebih tinggi dari jagung. Sehingga cocok digunakan sebagai bahan pangan alternative pengganti jagung,
bahkan nasi sekalipun. Minoritas masyarakat di Jawa biasa mengolah bonggol pisang dengan
merebusnya, tentunya hal ini hanya akan memenuhi kebutuhan perut semata dan tidak bernilai jual.
Kami berusaha mengembangkan potensi dari bonggol pisang agar memiliki nilai jual yang lumayan,
dengan mengembangkan dan mengolahnya sedemikian rupa.
Secara tidak langsung kami juga turut mendukung program pemerintah di bidang pangan, yaitu
diversifikasi pangan. Diversifikasi pangan adalah peningkatan keragaman bahan pangan yang saat ini
sedang direalisasikan oleh pemerintah Indonesia karena keberagaman pangan sangat baik untuk
kesehatan. Terdapat banyak pilihan makanan pokok selain nasi. Indonesia saat ini berada peringkat
tertinggi negara yang mengkonsumsi beras, mengalahkan Malaysia dan Thailand yang notabene
makanan pokoknya adalah nasi. Sehingga Menteri Pertanian menganjurkan agar rakyat Indonesia
mengonsumsi makanan pokok secukupnya untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat dan menambah
asupan sayur maupun buah. Diharapkan jenis usaha kami rencanakan ini dapat mendukung usaha
pemerintah dalam menerapkan diversifikasi pangan bagi masyarakat Indonesia.
Kami merancang bisnis kerupuk bongol pisang khas Jambi. Usaha bonggol pisang rasa pedas ini
memiliki peluang yang cukup menjanjikan dan mudah dikelola. Selain itu,bahan bakunya mudah
diperoleh dan harga bahan tambahan yang relative murah menjadi faktor yang mempengaruhi
kesinambungan produksi kerupuk bonggol pisang rasa pedas.
Produk olahan bonggol pisang ini kami beri merk “KEBONSANAK (Kerupuk Bonggol pisang anak
kreatif)” dengan nama yang menarik ini dapat lebih mengundang ketertarikan khalayak terhadap produk
olahan kami dan sekaligus menjadikan kerupuk menjadi makanan khas provinsi Jambi.
1. Bagaimana menciptakan suatu alternative makanan yang diproduksi dengan cara modern namun
tetap mampu mencukupi kebutuhan gizi terutama untuk generasi muda ?
2. Bagaimana mengolah bahan mentah ?
3. Bagaimana memberikan harga yang sesuai dengan kemampuan generasi muda secara umum ?
1.4 Tujuan
1. Memperoleh keuntungan
2. Menambah relasi di lingkungan kampus dan masyarakt luar
3. Sebagai lahan eksperimen berbisnis ditengah banyaknya pengangguran yang berijazah
4. Memberikan nilai tambah pada bonggol pisng sebagai bentuk variasi makanan baru
5. Mengenalkan bonggol pisang keberbgagai kalangan,bahwa bonggol pisang juga dapat
dimodifikasi menjadi makanan dan sumber pendapatan
6. Memberikan variasi makanan baru bagi generasi muda dengan tetap mencukuoi asupan gizi
1
1.5 Manfaat
1.6 Luaran
Produk yang dihasilkan dari usaha kerupuk bonsanak ini adalah usaha makanan ringan yang
memiliki nilai lebih dari limbah serta dapat disukai oleh masyarakat luas. Serta membuat rasa
KEBONSANAK dengan berbagai sesuai pemesanan konsumen.
Bonggol pisang kapok ini memiliki kandungan vitamin B1 dan C, kalori, protein, karbohidrat,
mineral, dan bebas kandungan lemak yang dapat mengobati berbagai macam penyakit seperti disentri,
pendarahan usus, amandel dan memperbaiki pertumbuhan dan menghitamkan rambut. Dan khasiat yang
paling umum adalah dapat melancarkan pencernaan.
2
BAB II
Pisang adalah tumbuhan yang berasal dari kawasan Asia Tenggara (termasuk Indonesia).
Tumbuhan pisang kemudian menyebar ke Afrika (Madagaskar), Amerika Selatan dan Amerika Tengah.
Iklim tropis dan kondisi tanah yang banyak mengandung humus membuat tumbuhan pisang sangat
cocok dan tersebar luas di Indonesia. Saat ini, hampir seluruh wilayah Indonesia merupakan daerah
penghasil pisang. Tumbuhan pisang banyak terdapat dan tumbuh didaerah tropis maupun subtropis,
(Nuramanah, 2012).
Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang dikenal sebagai produsen pisang dunia.
Indonesia telah memproduksi sebanyak 6,20 % dari total produksi dunia, 50 % produksi pisang Asia
berasal dari Indonesia (Satuhu dan Supriyadi, 2008). Menurut Rismunandar (1981), tanaman pisang
merupakan suatu tumbuhan yang dari akar hingga daunnya dapat digunakan dan dimanfaatkan oleh
manusia. Pisang kepok (Musa paradisiaca forma typica) merupakan jenis pisang olahan yang paling
sering diolah terutama dalam olahan pisang goreng dalam berbagai variasi, sangat cocok diolah menjadi
keripik, buah dalam sirup, aneka olahan tradisional, dan tepung. Pisang diketahui mengandung gizi
tinggi dan sebagai sumber vitamin, mineral dan juga karbohidrat. Kandungan nutrisi lainnya seperti
serat dan vitamin dalam buah pisang seperti vitamin A, B, dan C, dapat membantu memperlancar sistem
metabolisme tubuh, meningkatkan daya tahan tubuh dari radikal bebas. Serta menjaga kondisi tetap
kenyang dalam waktu lama.
Menurut Prabawati dkk., (2008), pisang kepok memiliki kulit yang sangat tebal dengan warna
kuning kehijauan dan kadang bernoda cokelat, serta daging buahnya manis. Pisang kepok tumbuh pada
suhu optimum untuk pertumbuhannya sekitar 27 °C dan suhu maksimum 38 °C. Bentuk buah pisang
kepok agak gepeng dan bersegi. Ukuran buahnya kecil, panjangnya 10-12 cm dan beratnya 80-120 gram.
Pisang kepok memiliki warna daging buah putih dan kuning.
Semua bagian tanaman pisang mulai dari akar sampai daun memiliki banyak manfaat, terutama
yang banyak dikonsumsi masyarakat adalah buahnya. Sedangkan bagian tanaman pisang yang lain, yaitu
jantung, batang, kulit buah, dan bonggol jarang dimanfaatkan dan dibuang begitu saja menjadi limbah
pisang. Batang pisang dapat digunakan sebagai bahan dasar kertas daur ulang, bahan anyaman kerajinan,
dan pakan ternak. Jantung pisang dapat digunakan sebagai bahan makanan seperti dendeng jantung
pisang. Kulit pisang dapat dimanfaatkan sebagai produk olahan makanan, seperti nata dan roti. Bagian
bonggol pisang juga bermanfaat sebagai bahan baku obat, yaitu dapat mengobati penyakit disentri,
pendarahan usus, obat kumur serta untuk memperbaiki pertumbuhan dan menghitamkan rambut
(Rosdiana 2009). Bonggol pisang ternyata mengandung gizi yang cukup tinggi dengan komposisi yang
lengkap. Bonggol pisang mengandung karbohidrat (66%), protein, air, dan mineral-mineral penting.
Bonggol pisang mempunyai kandungan pati 45,4% dan kadar protein 4,35% (Munadjim, 1983).
Produk olahan dari bonggol pisang yang banyak beredar di pasaran saat ini, adalah kripik
bonggol pisang. Mengingat tingginya kandungan yang terdapat pada bonggol pisang, maka perlu
ditingkatkan lagi pemanfaatan produk-produk baru yang berbahan dasar bonggol pisang, seperti
pembuatan kerupuk dari bonggol pisang yang mengandung serat tinggi sebagai pengganti kerupuk
udang yang harganya tinggi di pasaran (Wulandari dkk, 2009).
Bonggol (corm) pisang atau batang pisang bagian bawah merupakan limbah tanaman pisang
yang belum termanfaatkan secara optimal. Bonggol pisang merupakan bagian yang paling jarang
dimanfaatkan, apalagi untuk dikonsumsi. Selama ini masyarakat menggunakannya sebagai bahan
makanan ternak untuk pembuatan pupuk K dan sabun dengan cara dibakar sampai menjadi abu. Air
bonggol pisang dapat dimanfaatkan untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit, seperti disentri,
pendarahan usus, amandel serta dapat memperbaiki pertumbuhan dan menghitamkan rambut. Tapi
banyak sekali bonggol pisang dibuang begitu saja dan menjadi limbah, padahal bonggol pisang dapat
dimafaatkan 100% untuk konsumsi, yang berarti seluruh bagiannya bisa dimakan. Bonggol pisang
belum dimanfaatkan oleh masyarakat desa secara optimal sebagai komoditi yang memiliki nilai lebih,
padahal bonggol pisang mengandung karbohidrat yang cukup tinggi. Menurut Hasil penelitian
menunjukkan komposisi bonggol pisang meliputi : 76% pati, 20% air. Dalam 100 gram bahan bonggol
pisang kering mengandung karbohidrat 11,6 gram (Yuanita dkk. 2008.). Menurut Purwati bonggol
pisang mengandung mineral (3,10%), lemak (38,97%), protein (3,19%), karbohidrat (50,12%), kalori
dan serat (2,96%). Jadi selain bonggol pisang memiliki nilai gizi yang tinggi juga akan melengkapi
3
penganekaragaman bahan pangan serta mengembangkan penggunaan bahan makanan tradisional. Dari
segi kandungan gizinya, bonggol pisang memiliki kandungan serat dan kalsium yang cukup tinggi,
sehingga dapat menjadi sumber serat dan kalsium alternatif. Kandungan karbohidrat yang tinggi pun
menjadi sebuah keunggulan bagi bonggol pisang karena dapat menjadi bahan subtitusi bagi beras,
apalagi ditunjang dengan kalori yang besar sehingga dapat menjadi sumber energi bagi para
konsumennya. Bonggol pisang selain kaya serat, juga dapat memperlancar pencernaan dan mengurangi
sembelit.
Namun, di balik cap-nya sebagai ‘limbah’, batang pisang bagian bawah ini
ternyata mengandung gizi yang cukup tinggi dengan komposisi yang lengkap. Dalam 100 gram
bonggol pisang basah terkandung 43,0 kalori, 0,36 g protein, 11,60 g karbohidrat, 86,0 g air, beberapa
mineral seperti Ca, P dan Fe, vitamin B1 dan C, serta bebas kandungan lemak (Rukmana, 2005). Secara
lengkap, kandungan gizi dalam bonggol pisang basah dan kering dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Sebagai olahan pangan, selama ini bonggol pisang telah dimanfaatkan sebagai bahan sayuran,
seperti urap dan lalapan. Di Bali, secara tradisional bonggol pisang telah diolah menjadi makanan
bernama ‘tum’ atau pepes. Pengolahan menjadi kerupuk merupakan alternatif dalam pemanfaatan
bonggol pisang ini menjadi bahan makanan.
Dilihat dari keseharian masyarakat terutama anak-anak dan remaja bahkan anak kuliah banyak
yang suka ngemil. Banyak cemilan yang dijual di pasaran tetapi tidak mengandung vitamin dan nilai
gizi yang tinggi dan banyak yang mengandung zat kimia yang berbahaya. Ini bisa dapat mengganggu
4
kesehatan pada umumnya. Contohnya dapat mengakibatkan gangguan pencernaan, seperti mual, pusing
diare dan sembelit. Dalam jangka panjang ini bisa menyebabkan kolesteol tinggi dan penyempitan
pembulih darah.
Bonggol pisang banyak terbuang sia-sia, tak banyak pula di biarkan di tanah dan membusuk.
Mudahnya di dapat dan ketersediannya di alam yang melimpah membuat produk ini mudah untuk di
buat usaha. Yang paling menarik lagi bonggol pisang ini bukan berasal dari pohon pisang sembarangan,
tapi pohon pisang pilihan. Disini kami memilih bonggol pisang kepok sebagai bahan utamanya karena
diketahui kandungan pisang kapok yang baik dan juga rasa bonggol pisangnya yang tidak pahit.
Produk ini akan di produksi setiap minggunya dengan jumlah sekitar 700 bungkus.dalam satu
bungkus berisi 200 gr. Kemasan yang akan di gunakan adalah plastik yang higenis dengan diberi merek
dan dan kemasan yang menarik. Harga kerupuk perkemasannya adalah Rp 1.000,00-. Rasa dominan
kerupuk ini adalah rasa pedas karena rasa ini dapat menggoyangkan lidah konsumen. Produksi kerupuk
rasa pedas akan berlangsung selama empat bulan. Setelah itu akan di buat kerupuk dengan rasa yang
baru.
Seperti yang telah dijelaskan di sebelumnya bahwa bonggol pisang memiliki manfaat yang banyak.
Untuk itu produk ini memiliki ini mempunyai bebenpa keunggulan antara lain:
Kerupuk bonggol ini selain enak rasanya disukai banyak orang, juga sangat bermanfaat bagi
kesehatan tubuh kita. Oleh karena itu target pasar kami adalah semua kalangan baik usia tua maupun
muda, pelajar, karyawan, mahasiswa, dan lain sebagainya. Untuk merealisasikannya, maka kami
menentukan lokasi outlet kami nantinya haruslah berdekatan dengan tempat keramaian dan sering dilalui
atau menjadi akses bagi banyak orang.
Untuk menunjang proses pemasaran, ada beberapa alternativ yang bisa digunakan untuk
mempromosikan produk ini, agar lebih dikenal oleh masyarakat. Media yang digunakan yaitu berupa
pamphlet, spanduk, hand to hand, serta promosi melalui media social seperti facebook, bbm, twitter,
instagram, youtube dan lain-lain.
KEBONSANAK merupakan usaha kecil yang cukup menjanjikan sebab belum pernah ada
sebelumnya di produkti terutama di kota Jambi. Pasar yang semakin luas membuat produksi dan untung
yang semakin besar. Keberlanjutan usaha ini bergantung pada keberlanjutan produksi. Karena itu, selain
menjamin kualitas dan mutu makanan, kami juga menjamin keberlangsungan produksi kerupuk dengan
melibatkan beberapa pekerja dalam proses pembuatan, pengemasan, publikasi hingga pemasaran
kerupuk. Sehingga produk ini akan mampu menyapu berbagai tenaga kerja yang ada di kota Jambi serta
mengurangi pengangguran. Selain mengurangi pengangguran disini juga mengurangi limbah yang ada.
BAB III
METODE PELAKSANAAN
5
Pelaksanaan program kreativitas mahasiswa bidang kewirausahaan ini dilakukan dengan cara
mempraktekkan langsung membuat kerupuk dengan cara sebagai berikut:
Sebagai awal dari penelitian suatu usaha hal yang pertama harus dilakukan adalah melakukan
pengamatan langsung terhadap lingkungan sekitar kita. Tujuan dilakukannya pengamatan lingkungan
ini untuk mencari peluang usaha yang sekiranya nanti bisa berkembang baik kedepannya.
Dari hasil pengamatan dapat dilihat dari keadaan sekitar lingkungan bahwa masyarakat banyak
yang menyukai buah pisang untuk di jadikan olahan makanan sehari-hari. Ditambah banyaknya pohon
pisang yang ada di sekitar pekarangan rumah, sehingga buah yang di hasilkannya pun melimpah. Tapi
karena minimnya pengetahuan, pohon pisang yang di ambil hanya buahnya saja, yang lainya di buang
sia-sia menjadi limbah. Akibat kurang mengenal akan manfaat limbah pisang salah satunya bonggol
pisang yang kaya akan protein. Untuk itu kami berusaha untuk memanfaatkan limbah menjadi sesuatu
yang menghasilkan produk yang bermanfaat. Hal ini mungkin bisa mendorong berkembangnya usaha
kerupuk bonggol pisang di daerah kota Jambi. Oleh karena itu kami mencoba untuk membuat suatu
usaha yaitu usaha kerupuk.
Langkah selanjutnya setelah didapatkan ide untuk mendirikan suatu usaha adalah membuat
planning usaha. Di dalam planning usaha disini akan di jelaskan tentang latar belakang usaha, jenis
usaha, lokasi usaha, strategi pemasaran, sumber dana, etimasi biaya yang diperlukan, penerimaan, dan
keuntungan yang akan di dapatkan. Disamping itu, juga di cantumkan analisa kelayakan uasaha yang
akan di jalannkan.
1. Membuat kerupuk dengan kemasan yang menarik dan rasa yang lezat
2. Menjual produk dengan harga terjangkau sesuai kantong masyarakat.
3. Menyebarkan brosur tentang manfaat dan kandungan dari bonggol pisang yang selama ini di
buang sia-sia.
4. Menawarkan produk via online dan juga secara langsung kepada semua kalangan masyarakat.
Persiapan usaha yang dimaksud disini adalah mempersiapkan segala peralatan yang dibutuhkan
untuk memulai usaha kerupuk danmerencanakan pemasaran produk
Percobaan ini menggunakan berbagai bahan dan alat, yang terpenting bahan yang digunakan dalam
pembuatan kerupuk ini tidak mengandung bahan kimia yang berbahaya yang bersifat adiktif.
1. Alat
• Pisau
• Kompor gas
• Baskom
• Sendok
• Pemarut
• Gilingan batu
1. Bahan
• Bonggol pisang
• Tepung terigu
6
• Tepung sagu
• Bawang merah
• Bawang putih
• Ketumbar
• Kemiri
• Garam
• Air
• Minyak
• Daun pisang
• Perasa pedas
Setelah semua persiapan di atas dilakukan dengan baik, barulah usaha kerupuk ini dapat dimulai.
Perlakuan pertama dilakukan pada tanggal 20 April 2017 pukul 09.00-16.00 WIB di perumahan
Prosedur pembuatannya:
Perlakuan kedua dilakukan pada tanggal 31 April 2017 pukul 09.00-12.00 di perumahan
Prosedur percobaan
1. Setelah adonan kering dan menjadi kerupuk lalu di potong kecil-kecil berbentuk persegi empat
2. Goring kerupuk tersebut lalu tiriskan.
3. Taburi perasa pedas hingga rata
4. Kemas kerupuk dalam plastik lalu di beri label
5. Kerupuk siap di pasarkan.
BAB VI
7
Tabel 1.1 Ringkasan Anggaran Biaya
4 lain-lain Rp 2,130,000
Jumlah Rp 3,048,700
2 Persiapan sampel
7 Produksi kerupuk
LAMPIRAN
Biodata Ketua
A. Identitas Diri
8
1 Nama Lengakap ( Dengan Gelar ) M.Nasrullah
Semua data yang saya isikan dan tercantup dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai ketidak
sesuaian deangan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan PKM-K
Lamongan, 20 Februari 2021
Ketua
M.Nasrullah
9
2 Jenis Kelamin Laki – Laki
4 NIDN 0711088802
B. Riwayat Pendidikan
Gelar AKademik Sarjana S2/Magister S3/Doktor
C.2. Penelitian
No Judul Penelitian Penyandang Dana Tahun
1
2
3
1. Peralatan penunjang
10
Harga satuan
Material Justifikasi pemakaian Kuantitas Jumlah (Rp)
(Rp)
Kompor gas
Untuk tempat perebusan 1 buah 750.000 750.000
+gas 3 kg
Plastik
Untuk tempat kemasan 10 buah 1.00 1.000
kemasan
Justifikasi
Material Kuantitas Harga satuan (Rp) Jumlah (Rp)
pemakaian
Bonggol pisang 5 Kg – –
Air 5 Liter – –
11
Daun pisang 5 Pelepah – –
3. Perjalanan
Untuk mengambil
Kekampung 1 kali 20.000 20.000
bonggol pisang
Untuk membeli
Kewarung 1 kali 5.000 5.000
alat dan bahan
Untuk memprint
Kewarnet 1 kali 3.00 1.500
kemasan
Lain-lain
12
Lampiran 3. Susunan Organisasi Kegiatan dan Tugas
No Nama/NIM Program Studi Bidang Ilmu Alokasi Waktu Uraian
Tugas
(Jam/Mingguan )
1 M.Nasrullah Manajemen Ekonomi 6 Ketua
Pelaksana,
Melaksanakan
seluruh
kegiatan serta
bertanggung
jawab
terhadap
pelaksanaan
usaha hingga
evaluasi dan
pembuatan
laporan.
13
Lampiran 4
SURAT PERNYATAAN KETUA PENELITIAAN/PELAKSANAAN
Dengan ini menyatakan bahwa proposal PKM Kewirausahaan saya dengan judul “BANANA
BUTT Usaha Dalam Bidang Kuliner Yang Memanfaatkan Buah Pisang” Yang diusulkan pada anggaran
tahun 2020 adalah asli karya saya dan belum pernah dibiayai oleh lembaga atau sumber dana lain.
Bila mana dikemudian hari ditemukan ketidak sesuaian dengan pernyataan ini, maka saya
bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan mengembalikan seluruh biaya
yang sudah diterima ke kas Negara. Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan
sebenar-benarnya.
14