Laporan Akhir
Laporan Akhir
i
C. Dokumentasi Pengujian Sistem ..................................................................... 23
Lampiran 3. Nota Kegiatan ................................................................................... 25
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAT TABEL
iv
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Penyakit diare bisa diartikan sebagai kondisi encernya feses dengan
frekuensi buang air besar yang lebih sering daripada biasanya (lebih dari tiga kali
dalam sehari). Menurut WHO (2017), penyakit diare merupakan penyebab
kematian kedua pada anak yang berusia di bawah 5 tahun yang setidaknya telah
menyebabkan 525.000 kematian pada anak setiap tahunnya. Di Indonesia sendiri,
penyakit diare merupakan penyakit endemis potensial Kejadian Luar Biasa (KLB)
yang sering disertai dengan kematian. Melansir Profil Kesehatan Indonesia tahun
2018, angka kematian (CFR) saat KLB diare diharapkan <1%, namun menurut data
rekapitulasi KLB diare di Indonesia pada tahun 2010 – 2018, menunjukkan bahwa
CFR saat KLB masih cukup tinggi (>1%), kecuali pada tahun 2011 CFR pada saat
KLB sebesar 0,40%. Penyakit diare umumnya tersebar di semua kelompok umur,
namun prevalensi tertinggi pada anak usia 1-4 tahun yaitu 12,8% (Riskesdas, 2018).
Ancaman paling parah yang ditimbulkan oleh diare adalah dehidrasi atau
hilangnya cairan dalam jumlah besar dalam tubuh beserta elektrolit utamanya, yaitu
natrium dan kalium. Hilangnya dua elektrolit ini dapat menyebabkan terjadinya
gangguan irama jantung maupun pendarahan otak, hal inilah yang menyebabkan
tingginya resiko kematian akibat diare karena cairan dan elektrolit tubuh tidak
segera digantikan. Maka dari itu menentukan derajat dehidrasi yang tepat dan
melakukan proses tatalaksana dehidrasi yang cepat sangatlah penting untuk
dilakukan guna mengurangi resiko kematian pada anak akibat diare.
Dari permasalahan di atas melalui Program Kreativitas Mahasiswa ini kami
membuat sebuah sistem kendali dan monitoring cairan infus pada proses
tatalaksana dehidrasi secara otomatis. Pada proses penentuan derajat dehidrasi
dilakukan dengan menggunakan parameter denyut jantung yang dilengkapi dengan
metode moving average, hal ini dikarenakan pada saat seseorang mengalami
dehidrasi maka kinerja denyut jantung akan terpengaruhi (US Department of Health
and Human Services, 2010) dan untuk menambah tingkat keakuratan sistem maka
dilakukan juga pemeriksaan kondisi fisik sebagai proses justifikasi. Pada proses
tatalaksana dehidrasi akan dilakukan pemberian cairan intravena secara otomatis
menggunakan motor servo yang berperan untuk menggantikan klem infus dalam
mengatur jumlah tetesan setiap menitnya. Dalam meningkatkan keamanan dan
kenyamanan pada pengguna infus dilakukan juga deteksi volume infus, deteksi jika
cairan tersumbat, deteksi gelembung udara pada selang dan deteksi jika terdapat
darah yang naik pada selang. Pada sistem monitoring dilengkapi dengan user
interface berupa LCD dan website, semua hasil pengukuran oleh sensor akan
dikirimkan ke ESP32 menggunakan komunikasi serial dan akan dihubungkan
menggunakan internet of things. Dengan adanya sistem ini diharapkan dapat
mempermudah tenaga medis dalam menentukan derajat dehidrasi dan melakukan
pemantauan kondisi infus serta denyut jantung pasien secara real time dalam jarak
jauh.
2
terus melakukan proses kendali dengan mengatur lebar pulsanya. Namun jika error
sama dengan 0 maka motor servo akan mempertahankan posisinya.
Box 1
next
enter counter
(b) (c)
Sensor
photo
led dioda
Box 2
Load cell
(a) (d) (e)
Gambar 4.1 Desain Gambar 4.2 Bentuk Fisik a. Mekanik Sistem; b.
Sistem Box 2; c. Isi Box 2; d. Penempatan Sensor Tetesan;
e. Isi box 1
Untuk mekanik sistem kendali laju tetesan, deteksi denyut jantung, dan
deteksi darah naik digambarkan pada Gambar 4.3. Desain pada sistem kendali laju
tetesan dan deteksi denyut jantung menggunakan software Fusion 360, sedangkan
desain untuk sistem deteksi tetesan menggunakan CorelDRAW X8.
Roda gerigi
Servo
100
90
Bpm
80
70
60
50
21
9
13
17
25
29
33
37
41
45
49
53
57
61
65
69
73
77
81
85
89
93
97
1
5
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑏𝑒𝑟ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑎𝑛
Akurasi (%) = 𝑥 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
9 (2)
= 𝑥 100%
10
= 90%
Pengujian sistem kendali laju tetesan juga dilakukan di Balai Pengamanan
Fasilitas Kesehatan (BPFK) Surabaya. Pengujian dilakukan dengan
membandingkan hasil laju tetesan yang dikontrol oleh motor servo dengan infusion
pump analyzer. Pengujian dilakukan dengan memberikan setting point sebesar 40
tetesan per menit menggunakan selang infus terumo dan pada infusion pump
analyzer dilakukan pemberian nilai setting point sesuai dengan persamaan (3).
Infusion Terumo = 20 tetesan/ml
𝑡𝑒𝑡𝑒𝑠𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
Laju (ml/h) = 𝑥 60
20 (3)
40
= 𝑥 60
20
= 120
9
Hasil dari pengujian sistem kendali oleh motor servo terhadap infusion
pump analyzer didapatkan rata-rata kesalahan sebesar 2.7% seperti yang
digambarkan pada Gambar 4.5. Hasil dari nilai kesalahan yang didapatkan pada
pengukuran masih dalam batas toleransi nilai kesalahan pada alat medis, hal ini
dikarenakan toleransi kesalahan pada alat medis berkisar antara ±5%.
Gambar 4.6 Tampilan website, (a). Halaman login; (b). Halaman input data
pasien; (c). Halaman pengecekan tingkat dehidrasi lewat denyut jantung; (d).
Halaman justifikasi
Data yang telah terintegrasi akan ditampilkan pada halaman dashboard dan
LCD, yang mana semua data yang tampil pada halaman dashboard merupakan data
yang telah disimpan dalam database MySQL. Halaman dashboard akan
menampilkan data yang meliputi nama pasien, nilai derajat dehidrasi, volume,
deteksi jumlah tetesan, kondisi infus pasien (deteksi darah dan gelembung udara)
dan jumlah cairan yang dibutuhkan berdasarkan berat badan pasien seperti yang
digambarkan pada Gambar A.1.3 dan Gambar A.1.4.
Pada proses pengujian sistem kali ini kami juga mengunggahnya melalui
halaman YouTube yang dapat diakses menggunakan link sebagai berikut:
https://youtu.be/1JBEO_XQgRM
10
Harga Satuan
Tanggal 1. Jenis Perlengkapan Volume Nilai (Rp)
(Rp)
15 Juni 2021 Toolbox 1 83.800 83.800
Tiang Infus 1 100.000 100.000
16 Juni 2021
Avometer digital 1 175.800 175.800
17 Juni 2021 Project Board 1 25.000 25.000
Solder 30w 1 46.000 46.000
Penyedot timah 1 36.000 36.000
Timah 0.5mm 1 10.500 10.500
Lotfett 50 gram 1 31.000 31.000
Tang crimping 1 80.000 80.000
Stand penyangga
21 Juni 2021 1 76.000 76.000
solder
Tang jepit 1 69.000 69.000
Tang potong 1 32.000 32.000
Obeng set 1 160.000 160.000
Tang kupas 1 79.000 79.000
Korek api 1 4.500 4.500
Bor RYU RDR10-
1 290.000 290.000
10 Juli 2021 3RE
Mata bor 1 75.000 75.000
SUB TOTAL(Rp) 1.373.600,00
Harga Satuan
Tanggal 2. Bahan Habis Volume Nilai (Rp)
(Rp)
Motor servo 1 65.300 65.300
Load cell 1 43.500 43.500
Sensor MAX30102 1 50.000 50.000
15 Juni 2021
Pulse heart rate
1 35.000 35.000
sensor
Sensor TCS34725 1 47.000 47.000
Cairan Ringer Laktat 9 83.250 83.250
Infus Set Terumo 4 25.000 100.000
Kabel jumper male
10 450 4.500
to male 20 cm
16 Juni 2021
Kabel jumper male
5 900 4.500
to male 15 cm
Kabel jumper female
10 375 3.750
to male
17 Juni 2021 Arduino Uno R3 1 65.000 65.000
12
Sasongko Jati)
Paket data Tsel
22 Juli 2021 Internet OMG! 1 106.000 106.000
(Marta Diana)
Publikasi jurnal
(permintaan fast- 1 750.000 750.000
27 Juli 2021
track peer review)
Admin bank 1 6.500 6.500
Paket data VD kuota
31 Juli 2021 nonstop smartfren 1 65.000 65.000
(Utari Sanaba)
Konsumsi
2 Agustus
Koresponden di Dr. 1 100.800 100.800
2021
Soetomo
Konsumsi
10 Agustus
Koresponden di 1 170.000 170.000
2021
BPFK Surabaya
Paket data kuota
13 Agustus
nonstrop smartfren 1 65.000 65.000
2021
(Utari Sanaba)
Publikasi artikel
14 Agustus ilmiah pada Jurnal 1 1.500.000 1.500.000
2021 Rekayasa Elektrika
Admin bank 1 6.500 6.500
Pembelian Paket
26 Agustus
Data Combo Sakti 1 74.000 74.000
2021
(Marta)
Paket Data Tsel
28 Agustus Combo Sakti
1 74.000 74.000
2021 Unlimited (Aji
Sasongko Jati)
Pembelian Paket
6 September
Data Internet Tsel 1 75.000 75.000
2021
(Marta)
11 Paket data kuota
September nonstrop smartfren 1 65.000 65.000
2021 (Utari Sanaba)
Paket Data Tsel
12 Combo Sakti
1 74.000 74.000
September Unlimited (Aji
Sasongko Jati)
15
17 Konsumsi
September Koresponden di 1 183.000 183.000
2021 BPFK Surabaya
SUB TOTAL(Rp) 4.239.800,00
TOTAL 1+2+3+4 7.022.900,00
(Terbilang Tujuh Juta Dua Puluh Dua Ribu Sembilan Ratus Rupiah)
16
Gambar A.1 Proses Pembuatan Sistem Kendali dan Monitoring Cairan Infus
pada Proses Tatalaksana Dehidrasi Berbasis IoT
19
Gambar A.1.2 Halaman Keputusan Tenaga Medis (Sesuai hasil diskusi dengan
Dr. Dina Angelika, Sp.A.)
21
B. Dokumentasi Publikasi
Gambar C.1 Proses Pengujian Alat pada Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan
Surabaya
24
Gambar C.3 Surat Pernyataan dari Tenaga Medis Mengenai Sistem yang akan
Kami Kembangkan
25