Anda di halaman 1dari 3

Penyimpangan Pancasila Pada Masa Reformasi

Masa Reformasi di Indonesia dimulai pada runtuhnya rezim Orde Baru yaitu sejak tanggal 21 Mei 1998.
Presiden pertama pada era reformasi adalah B.J. Habibie, presiden ke-3 RI. Masa Reformasi terus
berlangsung hingga sekarang. Selama proses reformasi berlangsung, banyak peristiwa-peristiwa yang
tercatat dalam sejarah. Salah satunya adalah peristiwa Trisakti yang menyebabkan empat mahasiswa
tertembak, dan menimbulkan gelombang demonstrasi dimana-mana. Selain itu, proses reformasi ini
juga menyebabkan Presiden Soeharto mundur dari jabatannya, dan digantikan oleh Presiden
B.J.Habibie. Peristiwa tersebutlah melahirkan masa reformasi di Indonesia. Setidaknya dari proses
reformasi yang terjadi, ada tiga tuntutan gerakan reformasi yang diajukan pada masa itu, diantaranya
adalah:

 Berantas KKN
 Turunkan Presiden Soeharto dari kursi pemerintahan
 Hapuskan dwifungsi ABRI

Jika dilihat dari peristiwa reformasi yang terjadi di Indonesia tersebut, sudah menunjukkan adanya
penyimpangan-penyimpangan yang terjadi, sehingga merugikan rakyat maupun negara. Dimana jika
dilihat dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa masa reformasi yang berlangsung di Indonesia
dimulai sejak runtuhnya orde lama dibawah kepemimpinan Presiden Soeharto, dan dipimpinnya
Indonesia oleh Presiden Habibie. Pada masa reformasi, Pancasila sebagai re-interprestasi.Yaitu Pancasila
harus selalu di interprestasikan kembali sesuai dengan perkembangan zaman, berarti dalam
menginterprestasikannya harus relevan dan kontekstual dan harus sinkron atau sesuai dengan
kenyataan pada zaman saat itu.

Berbagai perubahan dilakukan untuk memperbaiki sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara di
bawah payung ideologi Pancasila. Namun, faktanya masih banyak masalah sosial-ekonomi yang belum
terjawab. Eksistensi dan peranan Pancasila dalam reformasi pun dipertanyakan. Pancasila di masa
reformasi tidak jauh berbeda dengan Pancasila di masa orde lama dan orde baru. Karena saat ini debat
tentang masih relevan atau tidaknya Pancasila dijadikan ideologi masih kerap terjadi. Pancasila seakan
tidak memiliki kekuatan mempengaruhi dan menuntun masyarakat. Pancasila tidak lagi populer seperti
pada masa lalu.Pancasila banyak diselewengkan dianggap sebagai bagian dari pengalaman buruk di
masa lalu dan bahkan ikut disalahkan dan menjadi sebab kehancuran.

Pancasila pada masa reformasi tidaklah jauh berbeda dengan Pancasila pada masa orde baru dan orde
lama, yaitu tetap ada tantangan yang harus di hadapi. Tantangan itu adalah KKN yang merupakan
masalah yang sangat besar dan sulit untuk di tuntaskan. Pada masa ini korupsi benar-benar merajalela.
Para pejabat negara yang melakukan korupsi sudah tidak malu lagi. Mereka justru merasa bangga,
ditunjukkan saat pejabat itu keluar dari gedung KPK dengan melambaikan tangan serta tersenyum
seperti artis yang baru terkenal. Selain KKN, globalisasi menjadi racun bagi bangsa Indonesia Karen
semakin lama ideologI Pancasila tergerus oleh ideologI liberal dan kapitalis. Apalagi tantangan pada
masa ini bersifat terbuka, lebih bebas, dan nyata. Menjadikan Pancasila sebagai ideologi tanpa
memperhatikan kerelevannya. Para elite politik cenderung hanya memanfaatkan gelombang reformasi
ini guna meraih kekuasaan sehingga tidak mengherankan apabila banyak terjadi perbenturan
kepentingan politik, pemerintah kurang konsisten dalam menegakkan hukum, menurunnya rasa
persatuan dan kesatuan yang ditandai dengan adanya konflik di beberapa daerah, pergantian presiden
secara singkat di era reformasi. Diantara nya bukti-bukti penyimpangan dari era reformasi, yaitu :

1. Organisasi Gerakan Papua Merdeka

Organisasi Papua Merdeka (OPM) adalah sebuah gerakan nasionalis yang didirikan tahun 1965 yang
bertujuan untuk mewujudkan kemerdekaan Papua bagian barat dari pemerintahan Indonesia. Sebelum
era reformasi, provinsi yang sekarang terdiri atas Papua dan Papua Barat ini dipanggil dengan nama Irian
Jaya.

OPM merasa bahwa mereka tidak memiliki hubungan sejarah dengan bagian Indonesia yang lain
maupun negara-negara Asia lainnya. Penyatuan wilayah ini ke dalam NKRI sejak tahun 1969 merupakan
buah perjanjian antara Belanda dengan Indonesia dimana pihak Belanda menyerahkan wilayah tersebut
yang selama ini dikuasainya kepada bekas jajahannya yang merdeka, Indonesia. Perjanjian tersebut oleh
OPM dianggap sebagai penyerahan dari tangan satu penjajah kepada yang lain.

2. Gerakan Aceh Merdeka

GAM pertama kali di deklarasi pada 4 Desember 1976. Gerakan ini mengusung nasionalisme Aceh secara
jelas. Nasionalisme yang dibangun sebagai pembeda dengan nasionalisme Indonesia yang sebelumnya
telah ada.

3. Bukti adanya pelanggaran terhadap sila keempat pancasila

Ulah memalukan para wakil rakyat kita yang harusnya berjuang untuk rakyat. Sering kali para wakil
rakyat mempertontonkan perilaku yg mencemaskan rakyat ketika menyelesaikan suatu masalah untuk
kepentingan rakyat,perang mulut sampai adu jotos itu diperagakan di depan kamera. itulah yang di
sebut kedewasaan di dalam demokrasi,kebebasan berekspresi dan berpendapat benar-benar di
terapkan oleh anggotra DPR,karena memang DPR itu adalah sebagai Wakil rakyat. itu jelas-jelas
menyimpang dari amanat rakyat.sama halnya dengan anggota DPR dan MPR yang rapat di senayan
dalam pembentukan undang-undang ataupun rapat tahunan selalu banyak yang tidur. Dan biasanya
keputusan yang diambil dewan perwakilan hanya menguntungkan bagi beberapa pihak saja dan tidak
berpihak pada rakyat.

4. Kemiskinan

Indonesia adalah sebuah negara yang penuh paradoks. Negara ini subur dan kekayaan alamnya
melimpah, namun sebagian cukup besar rakyat tergolong miskin. Hal ini sebenarnya didasari oleh
rendahnya kualitas SDM Karena latar belakang pendidikan yang masih tergolong rendah dan kualitas
moral para pemimpin yang tidak baik. Maksudnya adalah ketidak merataan pembangunan dibeberapa
daerah sehingga beberapa wilayah di Indonesia memiliki nilai kemiskinan yang rendah sedangkan
daerah lainnya memiliki angka kemiskinan yang tinggi. Jadi ini adalah bukti tidak adilnya pemerintah
terhadap kehidupan sosial masyarakat Indonesia yang menyebabkan kemiskinan.

5. Ketimpangan dalam Pendidikan

Banyak anak usia sekolah harus putus sekolah karena biaya, mereka harus bekerja dan banyak yang
menjadi anak jalanan. Walaupun sudah diberlakukannya beberapa program untuk mengurangi biaya
sekolah atau bahkan membebaskan biaya sekolah BOS (Biaya Operasional Sekolah) tapi kenyataannya
pembagiannya masih belum merata diseluruh wilayah Indonesia dan masih banyak dipotong oleh pihak-
pihak tertentu. Selain itu program sekolah gratis 9 tahun yang berlaku diwilayah DKI Jakarta juga belum
bisa meratakan pendidikan di wilayah DKI Jakarta.

6. Ketimpangan dalam Pelayanan Kesehatan

Keadilan dalam kesehatan masih belum dirasakan oleh masyarakat miskin Indonesia. Didalam hal ini
maksudnya adalah belum dirasakan manfaat PJKMM (Program jaminan kesehatan masyarakat miskin)
atau ASKESKIN (Asuransi Kesehatan Masyarakat Miskin) sehingga munculnya anggapan “orang miskin
dilarang sakit” karena biaya berobat di Indonesia bisa dikatakan cukup tinggi dan hanya untuk kalangan
menengah ke atas.

Komaruddin Hidayat, Azyumardi Azra, 2012, Pancasila Demokrasi, HAM, dan Masyarakat Madani,
Kencana, Jakarta

P.J Suwarno, Pancasila Budaya Bangsa Indonesia, penerbit Kanisius, 2008

Anda mungkin juga menyukai