Lapsus 2 Yordi
Lapsus 2 Yordi
Disusun Oleh :
Muhammad Yordi Julmansyah
18002021
Telah diperiksa dan disetujui untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Praktek Kerja
Lapangan I pada Program Studi Diploma III Radiologi
Nama : Muhammad Yordi Julmansyah
NIM : 18002021
Judul Laporan Kasus : “Teknik Pemeriksaan Bariu, Follow Trough di Instalasi
Radiologi RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru”
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan kasus dengan judul ”Teknik Pemeriksaan Knee Joint Pada Kasus
Fraktur Di Instalasi Radiologi RS Awal Bros Sudirman Pekanbaru”.
Laporan Kasus ini disusun untuk memenuhi tugas Praktek Kerja Lapangan (PKL)
1 Semester III Prodi D-III Radiologi STIKes Awal Bros Pekanbaru y ang bertempat di
Instalasi Radiologi RS Awal Bros Sudirman Pekanbaru.
Dalam penyusunan laporan kasus ini tidak akan lepas dari segala bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis juga mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Dra. Wiwik Suryandartiwi A, MM sebagai Ketua STIKes Awal Bros Pekanbaru.
1. dr. H. Nuzelly Husnedi, MARS sebagai Direktur RSUD Arifin Achmad Pekanbaru.
2. dr. Andreas Maknur, SpRad sebagai Kepala Instalasi Radiologi RSUD Arifin Ahmad
Pekanbaru.
2. Roikhan Ardi, AMR sebagai Kepala Ruangan Instalasi radiologi RSUD Arifin Ahmad
Pekanbaru.
3. Para pembimbing Radiologi di RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru.
4. Supervisor Institusi di RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru.
Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam penyusunan laporan kasus ini.
Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran yang membangun dari pembaca, guna
memperbaiki laporan kasus selanjutnya. Penulis juga berharap laporan kasus ini bermanfaat
bagi penulis maupun para pembaca.
Pekanbaru, 25 Februari 2021
Penulis
DAFTAR
ISI
ii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................... i
KATA PENGANTAR....................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan.................................................................................... 2
D. Manfaat Penulisan.................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi................................................................................................. 3
B. Kontra Indikasi ..................................................................................... 4
C. Patologi................................................................................................. 4
D. Teknik Pemeriksaan.............................................................................. 5
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pemeriksaan Laporan Kasus........................................................ 10
1. Identitas Pasien.............................................................................. 10
2. Paparan Kasus................................................................................ 10
3. Persiapan Pasien............................................................................ 10
4. Persiapan Alat................................................................................ 10
5. Teknik pemeriksaan....................................................................... 11
B. Pembahasan........................................................................................... 14
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................... 15
B. Saran..................................................................................................... 15
Daftar Pustaka............................................................................................. 16
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan sinar-x sangat pesat sejak ditemukannya oleh fisikawan asal
jerman Wilhelm Conrad Rontgen pada tahun 1895. Sinar-x memegang peran yang cukup
penting dalam dunia medis, yaitu digunakan untuk melihat bagian dalam tubuh manusia
berupa tulang, persendian antar tulang, organ-organ dalam tubuh, saluran-saluran dalam
tubuh maupun pembuluh darah. Oleh karena itu, sinar-x digunakan sebagai penegak
diagnosa suatu penyakit atau kelainan.
Salah satu sistem penting dalam tubuh manusia adalah sistem pencernaan.
Dalam sistem pencernaan ada usus, salah satunya usus halus. Usus halus atau usus kecil
adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara lambung dan usus besar.
Pada usus dua belas jari terdapat dua muara, saluran usus halus merupakan kelanjutan dari
lambung. Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus
kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum)
Pemeriksaan usus halus dikenal dengan follow through, menggunakan media
kontras (Barium Sulfat). Foto Barium Follow Through adalah pemeriksaan radiologi
untuk melihat gambaran saluran pencernaan makanan.
Berdasarkan teori untuk pemeriksaan pada follow through dapat dilakukan
dengan beberapa proyeksi, yaitu pemeriksaan follow through proyeksi Anteroposterior
(AP) dengan CR tegak lurus atau posterioranterior (PA), juga dengan 3 tingkatan waktu.
Sedangkan di RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru pemeriksaan follow Through
menggunakan teknik radiografi follow through proyeksi AP, lateral dan oblique. Hal
inilah yang membuat penulis tertarik untuk mengangkat menjadi laporan kasus dengan
judul “Teknik Pemeriksaan barium follow through di Instalasi Radiologi RSUD Arifin
Ahmad Pekanbaru”.
B. Rumusan Masalah
Dalam penulisan laporan kasus ini, penulis perlu membatasi masalah-masalah yang
akan dibahas, penulis menyajikan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana teknik pemeriksaan radiografi barium follow throught?
2. Bagaimana teknik Pemeriksaan radiografi barium follow through di
instalasi radiologi RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru?
1
C. Tujuan
Adapun tujuan penulis dari laporan kasus ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana teknik pemeriksaan radiografi barium follow
through.
2. Untuk mengetahui bagaimana teknik Pemeriksaan radiografi pada follow
through di instalasi radiologi RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru.
D. Manfaat
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
B. Kontra Indikasi
Obstruksi usus, obstruksi usus adalah penyumbatan yang membuat
makanan atau cairan tidak bisa melewati usus kecil atau usus besar. Penyebab obstruksi
usus termasuk jaringan fibrosa jaringan (adhesi) di perut yang terbentuk setelah operasi,
usus yang meradang (penyakit Crohn), kantung yang terinfeksi di usus (diverticulitis),
hernia, dan kanker usus besar.
C. Patologi
Ada beberapa patologi diantaranya ileus,enteritis dan neoplasma.
a) Illeus
Enteritis adalah peradangan pada usus halus. Kondisi ini seringkali tidak
muncul sendiri, tapi disertai dengan inflamasi pada lambung (gastroenteritis) atau
usus besar (enterokolitis). Peradangan dapat disebabkan oleh infeksi bakteri
maupun virus.
Beberapa tanda dan gejala yang timbul apabila Anda mengalami kondisi
ini cukup beragam, namun umumnya gejala yang muncul adalah sakit perut,
diare, mual, dan demam. Kondisi ini umumnya tidak memerlukan penanganan
medis yang serius. Pada kasus yang tergolong ringan, infeksi bakteri dan virus
dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu beberapa hari.
4
c) Neoplasma
5
(2) Kontras diminum oleh pasien.
(3) Foto diambil pada menit ke-5, 15, 30, 60, 120 dan untuk seterusnya diambil
setiap jam sampai refluks ke sekum.
(4) Jika sudah terjadi refluks ke sekum, pemeriksaan selesai.
1. Proyeksi AP/PA
Persiapan Alat dan Bahan:
Pesawat X-Ray + Fluoroscopy
Baju Pasien
Gonad Shield
Kaset + film ukuran 30 x 40 cm
Grid
X-Ray marker
Tissue / Kertas pembersih
Bahan kontras Barium Sulfat
Posisi pasien:
Supine atau Prone
Posisi Obyek:
Atur pasien agar MSP berada di pertengahan grid.
Tidak ada rotasi pada pelvis.
Tangan letakkan di samping tubuh.
Central Point :
Umbilikus
Central Ray :
Vertikal/Tegak lurus terhadap kaset
FFD :
100 cm
Kaset :
30 X 40 cm
6
Gambar 2.2. Proyeksi AP
7
Gambar 2.4. Hasil Radiograf 30 menit
8
Gambar 2.6. Hasil Radiograf 120 menit
9
BAB III
PROFIL KASUS DAN PEMBAHASAN
10
Gambar 3.1. Computed Radiografi.
2) Posisi Objek
a) Atur pasien agar MSP berada di pertengahan kaset.
b) Tidak ada rotasi pada pelvis.
c) Tangan letakkan di samping tubuh.
11
3) Central Ray ( CR )
Vertikal tegak lurus terhadap kaset.
4) Central Point (CP)
Umbilikus
5) FFD : 100 cm
6) Hasil Radiograf
12
Gambar 3.5. Hasil Radiografi 2 media kontras
13
Gambar 3.8. Hasil Radiografi Oblique RAO media kontras
B. Pembahasan
Pemeriksaan usus halus dikenal dengan follow through, menggunakan media
kontras (Barium Sulfat). Foto Barium Follow Through adalah pemeriksaan
radiologi untuk melihat gambaran saluran pencernaan makanan..
Berdasarkan teori, pemeriksaan radiografi Follow through menggunakan
teknik radiografi dengan proyeksi AP atau PA serta pengambilannya dengan
interval waktu yang cukup lama hingga media kontras sesuai harapan.
Berbeda dengaan di Instalasi Radiologi RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru,
Pemeriksaan barium follow through dilakukan dengan menggunakan proyeksi
AP,lateral dan oblique serta waktu pengambilan singkat.
Pada pemeriksaan waktu yang lama itu agar media kontras dapat memenuhi
usus halus dan bisa melihat objek dengan jelas. Dan pada pemeriksaan dengan
proyeksi lateral serta oblique untuk melihat media kontras dari sisi gambaran yang
tidak dapat terlihat jelas pada saat posisi AP.
14
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Teknik pemeriksaan radiografi barium follow through, Secara teori
dilakukan dengan proyeksi AP atau PA serta pengambilannya dengan interval
waktu yang cukup lama.
2. Teknik pemeriksaan radiografi barium follow through di Instalsi Radiologi
RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru Pemeriksaan barium follow through dilakukan
dengan menggunakan proyeksi AP,lateral dan oblique serta waktu pengambilan
singkat.
B. Saran
1. Pada pemeriksaan radiologi barium kontras sebaiknya dilakukan dengan
waktu yang cukup agar dapat terlihat objek yang ingin dilihat dan tak terkesan
gambaran maagh duodenum. Buatlah proyeksi lateral dan juga oblique untuk
melihat dari sisi yang tidak dapat terlihat jelas pada posisi AP.
15
DAFTAR PUSTAKA
Freeman AH. The oesophagus. Dalam: Adam A, Dixon AK, Grainger RG,
Allison DJ, penyunting. Grainger & allison’s diagnostic radiology. Edisi ke-5.
Philadelphia: Elsevier Churcill Livingstone; 2008:hlm.609-26.
16