Anda di halaman 1dari 19

Pengantar Teori Perkembangan Peserta Didik

2021

Medan : Yayasan Kita Menulis

By Ni Luh Ika Windayani, Ana Widyastuti, Emmi Silvia Herlina, Dina Chamidah, Rini Novianti Yusuf, Ince
Weya, Dede Ajeng Arini, Agung Prihatmojo, Karwanto Karwanto

Teori-Teori yang Memengaruhi

Pertumbuhan dan Perkembangan Adapun loon-seon yang menyangkat tentang perkembung secara
sedertama dapat dischutkan antara lain:

1. Toori Nativiame Pelapor ti ini adalah Arthur Schopenhaue. Teori ini berpendaput bahwa manusia
memiliki sifat-sifat tertentu sejak dilahirkan yang memengaruhi dan menentikan keadaan individu yang
bersangkutan Teori ini menyatakan bahwa perkembangan manusia dipenganti oleh natives atau faktor-
faktor bawaan manusia sejak dilahirkan Toon ini menegaskan bahwa faktor lingkungan dan pendidikan
diabaikan dan dikatakan tidak berpengaruh terhadap perkembangan manusia. Teori ini memiliki
pandangan seolah-olah sifat manusia tidak bisa diubah karena telah ditentukan oleh sifat-sifis
tarunannya Apabila dari keturunan baik maka akan baik dan apa bila diri keturunan jahat maka akan
menjadi jahat. Karena itu, seori ini dalam pendidikan menimbulkan pandangan yang pesimistis, yang
memandang pendidikan sebagai satu usaha yang tidak berdaya menghadapi perkembangan manusia.
Teori ini lebdi jauh dapat menimbulkan suatu pendapat bahwa untuk menciptakan masyarakat yang
baik, langkah yang diambilkan ialah mengadakan seleksi terhadap anggota masyarakat. Toun ini tidak
dapat diterima oleh ahli ahli yang lain (Ahmadi dan Sholch, 2005) Teori empirisme ini juga sering dikenal
dengan toori "tabularasa" (tabula: meja, rasa: lilin), yaitu meja bertutup lapisan lilin putih. Kertas putih
bersih dapat ditulis dengan tinta warna apapun, dan warna tulisannya akan sama dengan warna tinita
tersebut. Hagitu pula halnya dengan meja yang berfilm, dapat dicat dengan tinta warna-warni: Anak
diumpamakan kertas putih yang bersih, sedangkan tinta diumpamakan sebagai lingkungan (pendidikan.
Teori ini memandang keturunan atait pembawaan tidak mempunyai peranan

10

Pengantar Perkarbangan Peserta Didik

2. Teori Konvergensi
Teori ini merupakan teori gabungan (konvergen) dari kedua teori sebelumnya, yaitu suatu teori yang
dikemukakan oleh Willian Stem. Menurut W. Stem (dalam Alex, 2010), baik pembawaan maupun
pengalaman atau lingkungan mempunyai peranan yang penting dalam perkembangun individu.
Perkembangan individu akan ditentukan baik oleh faktor yang dibowa sejak lahir (faktor endogen)
maupun faktor lingkungan (termasuk pengalaman dan pendidikan) yang merupakan faktor eksogen.
Penyelidikan dari W.Stern memberikan bukti tentang kebenaran dari teorinya. W.Stem mengadakan
penyelidikan dengan anak-anak kembar Anak-anak tersebut dipisahkan dari pasangannya dan
ditempatkan pada pengaruh lingkungan berbeda satu dengan yang lain. Pemisahan itu segera
dilaksanakan setelah kelahiran. Akhirnya anak-anak itu mempunyai sifat-sifat yang berbeda satu dengun
yung lain, sekalipun socura keturunan mereka dapat dikatakan relatif meropunyai kesamaan. Perbedaan
sifat yang ada pada anak, dipengaruhi oleh lingkungan. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor
pembawaan tidak menentukan secara mutiak, pembawaan bukan satu-satunya faktor yang menentukan
pribadi atas struktur kejiwaan seseorang. Dari bermacam-macam toori perkembangan seperti tersebut,
toori yang dikemukakan oleh W. Stern merupakan teori yang dapat diterima oleh para ahli pada
umumnya, sehingga teori yang dikemukakan olch W. Stem merupakan salah satu hukum perkembangun
individu di samping adanya hukum-hukum perkembangan yang lain. Di Indonesia, teori konvergensi
inilah yang dapat diterima, seperti yang dikemukakan oleh Ki Hadjar Dewantara.

PERKEMBANGAN BELAJAR PESERTA DIDIK

2020

Malang : Literasi Nusantara

By Dra. Rifda Eliyasni, M.Pd., Dra. Rahmatina, M.Pd., M. Habibi, M.Pd.

1 Faktor Genetik

Faktor genetik disebut sebagai faktor tsewaan atau faktor internal. Menurut Rona & Chine (1995) faktor
genetik merupakan Landasan dalam mencapas hoal akhir dari proses pertumbuhan dan perkembangan
anak Sebogat faktue bawaan yang telah ada sajak dalam kandungan, lakter genetik teralies stariji
kašamuxų bawaan, dan ras atau suku bangsa. Perempuan lebih cepat dewasa dibanding laki-laki,
otomatis progrm perkembangan anak perempuan jaga lebih baik dibanding anak laki-laki. Faktor
hawaan at gen akats mewarisi kondisi kualitatif orang tu. Hasil perkembangan anak tidak akan jauh
berbeda dati kondisi psikologis orang tuanya Oleh karena itulah kita wering mendengar anlah "buah tak
jatuh jauh dari pohonnya Keberadaan ran atau suku hangsa juga dapat mempengaruhi perkembangan
anak muna untuk karakteristik yang berlaku umum. Contalunya, anak yang lahir dari soku jawa
menurukkan pembawaan terang lemah lembut, penyabar, sopan, dan mandiri Lain halnya anak yang
terlahir dari suku Batak menunjukkan sikap tegas, teguh pendirian, kasar, pekerja keras, dan cekatan 2.
Faktor Lingkungan

Dalam perjalanannya, faktor lingkungan lebih banyak berkontribusi terhadap perkembangan anak. Hal
ini dikarenakan durasi anak berinteraksi dengan lingkungan lebih lama Maka dari itu lingkungan
memberikan pengaruh lebih besar, sangat menentukan temapar atau tidaknya potensi bawaan
(Soetjaningsih, 2012) Meski demikian keberadaan faktor metik sebagai modal dasar perkembangan juga
tak topat jika diletakkan di tempat kedua Menurut Sortininguh (2012), faktor lingkungan terdiri atas due
bagian yaitu saat dalam kandungan (pranata) dan setelah dilahirkan (postnatal) Paktor lingkungan
pranatal

tendin dari gizi dan nutrisi ibu ketika hamil, mekanis, toksin/ zat kimia, endokrin radias, infula, tingkat
stress ibu, munitas, dan anokaia umbrio. Adapun faktor lingkungan postnatal yaitu lingkungan biologin,
umur, asupan gizi dan nutrisi, kesehatan, perlakuan keluarga. kepekaan terhadap penyakit, metabolisme

tubuh, penyakit kaunis dan homman lidayat 2005) Pendapat lain disampaikan okh Azoru (2019) yang
menyatakan tuhiwa terdapat 10 taktor yang mempengaruh pertumbuhan dan perkembangan anak yaita
(1) may (keturunan), (2) iunt (lingkangan), (3) ser (jenis kelamin), (4) exerce and led (latihan dan
kesehatan. (5) hormones (hormon), (6) mutrition (nutrisi). (7) fanitial inference (pengaruh heluary) (8)
graphical influences (pengaruh peografis), (9) son status (status slal-konomi), dau (10) ag and
reinforcement pembelajaran dan penguatan Kehumunun merupakan transfer karakteristikaminish

orang tua kepada anak melalui transter genetika. Hal ini dapat berimbas pada karakteristik bentuk tubuh
seperti berat tingg muta, tristur rambut, warna kulit, bahkan infektual dan bukat. Linglong memainkan
peran penting dalan mewakili rangsangan Tik dan psikis yang diterima omak Faktor lingkungan yang
mempengaruhi perkembangan anak meliputt lingkungan fisik dan kondisi geogratis tempat anak tinggal
serta lingkungan sodal dan hubungannya dengan keluarga dan

Jis Aetani anak adalah faktor utama lain yang mempengaruhi pertumbuhan fisik dan perkembangan
anak. Anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan secara fndk lebih luut dari pada anak perempuan.
Namun, anak perempuan cenderung lebih cepat dewasa selama masa remaja sementara anak laki laki
dewasa dalam periode waktu yang lebih lama
Lati detair. Kata latihan bukan berarti latihan fisik yang disengaja anak-anak karena menyadari bahwa
latihan membantunya tumbuh menjadi lebih sehat dan kuat. Latihan merujuk pada waktu yang
digunakan anak untuk bermain dan kegiatan olahraga yang membantu tubah meningkatkan Lekuatan
otot dan massa tulang

Harmon memiliki sistem endokrin dim mengontrol berbaga limgsi labuh manusia. Keberadaan hormon
sangat sensial untuk pertumbuhan dan perkembangan jasmani amnak-anak normal. Ketidakseimbangan
hangi kelenjar yang bertugas

mennekred hormon mengakibatkan cacat pertumbuhan,

about, dan berbagai penyakit lainnya.

Natin dapat dianalogikan sebagai bahan bakar pertumbuhan dan perkembangan, sebab hal yang
dibutuhkan tubuh untuk mengkontruksi dan membenahi struktur tubuh yang rusak bersumber dari
makanan yang kita makan. Kekurangan dan cacat nutrisi dapat menimbulkan penyakit

dan gangguan lain yang mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan anak-anak.

Ketera memiliki kedudukan penting dalam menentukan cara anak berkembang dari segi pilulogis dan
sosial. Pertumbuhan positif dan bermakna terjadi ketika keluarga munginvestasikan waktu,
energudancinta dalam perkembangan anak melalui berbagai kegiatan. Keluarga yang mengatakan hal
tersebut, kemungkinan anak-anak mereka akan tumbuh menadi individu dengan keterampilan sosial
baruk dan

kesulitan menjalin ikatan dengan orang lain Angurugngraf hidup dalam komunitas yang mendukung di
setiap aspek akan memainkan peran dalam mengembangkan keterampilan, hukat, dan perilaku anak.
Komantas yang tidak menarik menjadikan anak malas keluar rumah, dan lebih
memilih bermain video game di rumah

Status stalnom keluaga berperan dalam memberikan kepatan pada anak. Belajar di sekolah yang
berkualita dan mendukung pengembangan anak tentu memiliki manfaat jangka panjang Keluarga kaya
mampu memfasilitasi sumber belajar yang lebih baik dan bantuan khures ja anak-anak
membutuhkannya Anak-anak dari keluarga miskin hanya memili sempatan kecil atau bahkan tidak
memiliki peluang untuk mengenain pendidikan dan mitri pertumbuhan yang bericaalites

Pelajaran dan penguatan, pembelajaran berkaitan dengan upaya mengkontrukas anak secara soal-
emosional, intelektual, dan mental sehingga mereka berperan sebagai individu yang bermanfaat di
masyarakat. Penguatan merupakan bagian dari pembelajaran yaitu pengulangan suatu kegiatan dengan
tujuan untuk meningkatkan pemahaman dan menyempurnakan konsep yang dibungun.

Perkembangan Peserta Didik

2020

Yogyakarta : Deepublish Publisher

By Nefri Anra Saputra, Yuniarti Munaf

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERKEMBANGAN

Sebenarnya sudah beberapa abad lalu para ilmuwan dan para pemikir memperhatikan seluk-beluk
kehidupan anak. khususnya dari sudut perkembangannya, untuk memengaruhi berbagai proses
perkembangan, mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan hidup yang didambakan. Anak harus tumbuh
dan berkembang menjadi manusia dewasa yang matang, yang sanggup dan mampu mengurus dirinya
sendiri, dan tidak selalu bergantung pada orang lain, atau bahkan menimbulkan masalah bagi keluarga,
kelompok atau masyarakat.

Sejak abad pertengahan, aspek moral dan pendidikan keagamaan menjadi pusat perhatian dan menjadi
tujuan utama umum dari pendidikan. Pandangan terhadap anak sebagai pribadi yang masih murni, jauh
dari unsur-unsur yang mendorong anak pada perbuatan-perbuatan yang tergolong dosa dan tidak
bermoral, banyak dipengaruhi alch aktivitas-aktivitas keagamaan. Para tokoh agama dan kaum
cendekiawan tentang masalah kemanusiaan, banyak mendorong dan mempengaruhi orang tua untuk
memperlakukan anak secara berbeda dengan orang dewasa. Para teolog, dokter, filsuf, dan ahli
pendidikan memberikan pandangan mengenai anak dan latar belakang perkembangannya, serta
pengaruh-pengaruh keturunan dan lingkungan hidup terhadap kejiwaan anak. Memasuki akhir abad ke-
17. seorang filsuf Inggris bernama John Locke mengemukakan bahwa pengalaman dan pendidikan
merupakan

79

faktor yang paling menentukan dalam perkembangan kepribadian

anak. Meskipun dewasa ini sudah menjadi keyakinan umum

bahwa setiap anak manusia perlu mendapatkan pendidikan,

sekedar untuk menjadi bahan perbandingan, di sini dikemukakan

teori-teori yang memberikan berbagai pandangan, baik yang

menolak maupun yang menerima adanya pengaruh pendidikan

tersebut.

Telah sekian lama para ahli didik, ahli biologi, ahli psikologi, dan lain-lain memikirkan dan berusaha
mencari jawaban atas pertanyaan: sebetulnya, perkembangan manusia itu bergantung pada
pembawaan ataukah pada lingkungan? Atau dengan kata lain, dalam perkembangan anak hingga
menjadi dewasa, faktor-faktor yang menentukan itu, yang di bawa dari keturunan (pembawaan)
ataukah pengaruh-pengaruh lingkungan? Dalam upaya menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut,
perlu dikemukakan disini adanya beberapa pendapat dari berbagai aliran, yaitu:

A.
Aliran Nativisme atau Aliran Pembawaan

Nativisme (nativism) merupakan sebuah dokrin filosofis yang berpengaruh besar terhadap aliran
pemikiran psikologis. Tokoh aliran ini bernama Arthur Schopenhauer (1788-1860). seorang filosof
Jerman. Aliran filsafat nativisme konon dijuluki sebagai aliran pesimistis yang memandang segala
sesuatu dengan "kacamata hitam". Mengapa begitu? Karena para ahli penganut aliran ini berkeyakinan
bahwa perkembangan manusia ditentukan oleh pembawaannya: sedangkan pengalaman dan pendidik
tidak berpengaruh apa-apa. Dalam ilmu pendidikan, pandangan seperti itu disebut "pesimisme
pedagogis" (Syah, 1995).

Aliran Nativisme mengemukakan bahwa manusia yang baru dilahirkan telah memiliki bakat dan
pembawaan, baik

80

karena berasal dari keturunan orang tuanya, nenek moyangnya

maupun karena memang ditakdirkan demikian. Manakala

pembawaannya itu baik, baik pula anak itu kelak. Begitu pula

sebaliknya, andaikata anak itu buruk, buruk pula masa

kedewasaannya. Oleh sebab itu, menurut aliran ini, pendidikan

tidak dapat diubah dan senantiasa berkembang dengan

sendirinya. Dicontohkannya, ada seorang ibu yang melahirkan anaknya di tengah hujan, tetapi si ibu
tersebut meninggal dunia seketika. Bayi tersebut kemudian dipelihara oleh seekor serigala, yang
mengurus, memberi makan, dan lain-lain. Pengurusan itu dapat berarti sebagai suatu pendidikan
(lingkungan) yang berpengaruh kepada anak manusia tersebut. Kita tahu bahwa serigala hanya dapat
berjalan dengan menggunakan keempat kakinya. Akan tetapi, kemudian sang serigala induk angkat itu
merasa aneh ketika mengenai anak peliharaannya, dapat berjalan dengan menggunakan dua kaki saja,
padahal ia mengajar dan memberi contoh keduanya dengan cara empat kaki. Atas dasar contoh ini
pulalah, pendidikan itu tak ada gunanya sama sekali. Dengan demikian, menurut aliran ini, anak manusia
itu tidak perlu untuk diberi pendidikan, karena baik atau buruknya anak tersebut sudah ditentukan oleh
pembawaannya sejak lahir.

Meskipun aliran ini dikatakan sebagai teori kuno. pengaruhnya masih sangat besar sampai abad modern
ini. Dan ini, menurut beberapa literatur, ternyata dimulai dari seorang penulis kurang lebih tahun 1900,
Ellen Key, dalam bukunya De Eeuw van Het Kind (abad anak), yang menulis antara lain, bahwa "Bapak
ataupun ibu tidak boleh memberikan peraturan kepada si anak, seperti juga mereka tidak berhak
berkuasa mengubah peredaran bintang". Sekolah, dikatakannya, tidak lain dari pada pembunuh jiwa
anak yang mencekik pelik sekali pada sesuatu yang berharga bagi seorang anak, yaitu kepribadiannya
(Shaleh & Soerjadinata, 1971).

Jean Jacques Roussau (1717-1778), seorang filsuf Prancis, berpendapat bahwa semua orang ketika
dilahirkan mempunyai dasar-dasar moral yang baik. Rousseau mempergunakan istilah "noble savage"
untuk menerangkan segi-segi moral ini, yakni hal-hal yang mengenai baik atau buruk, benar atau salah,
sebagai potensi pada anak dari kelahirannya. Pandangan Rosseau menjadi titik tolak dari pandangan
yang menitikberatkan faktor dunia dalam atau faktor keturunan sebagai faktor yang penting terhadap isi
kejiwaan dan gambaran kepribadian seseorang Karakteristik yang diperlihatkan seseorang bersifat
instrinsik, dan karena itu, pandangan Rosseau digolongkan pada pandangan yang beraliran nativisme.

B. Aliran Empirisme atau Aliran Lingkungan Aliran empirisme merupakan kebalikan dari aliran navisme,
dengan contoh utama John Locke (1632-1704). Nama asli aliran ini adalah "The school of british
Empiricism" (aliran empirisme Inggris). Akan tetapi, aliran ini lebih berpengaruh pada para pemikir
Amerika Serikat, sehingga melahirkan sebuah aliran filsafat bernama "environmentalisme" (aliran
lingkungan) dan psikologi bernama "environmental psychology" (psikologi lingkungan) yang relatif masih
baru (Reber, 1988; Syah, 1995).

Aliran empirisme mengemukakan bahwa anak yang baru lahir laksana kertas yang putih bersih atau
semacam tabula rasa (tabula-meja, rasa=lilin), yaitu meja yang tertutup lapisan lilin putih. Kertas putih
bersih dapat di tulis dengan tinta warna apa pun, dan warna tulisannya akan sama dengan warna tinta
tersebut. Begitu juga halnya dengan meja yang berlilin, dapat dicat dengan warna-warni, sebelum
ditempelkan. Anak

82

diumpamakan bagaikan kertas putih yang bersih, sedangkan

warna tinta, diumpamakan sebagai lingkungan (pendidikan) yang

akan berpengaruh terhadapnya; sudah pasti tidak mungkin tidak,

pendidikan pun dapat membuat anak menjadi baik atau buruk.

Pendidikan dapat memegang

peranan penting dalam

perkembangan anak. Sedangkan bakat bawaannya bida ditutup

dengan serapat-rapatnya oleh pendidikan itu.

Teori tabula rasa diperkenalkan oleh John Locke untuk mengungkapkan pentingnya pengaruh
pengalaman dan lingkungan hidup terhadap perkembangan anak. Ketika dilahirkan, seorang anak adalah
pribadi yang masih bersih dan peka terhadap rangsangan yang berasal dari lingkungan. Orang tun
menjadi tokoh penting yang mengatur rangsangan rangsangan dalam mengisi "secarik kertas" yang
bersih itu. Dalam pendidikan, pendapat kaum empiris terkenal dengan nama optimisme paedagogis.
Kaum behavoris pun sependapat dengan kaum empiris.
empiris. Seorang filsuf Barat. Emmanuel Kant, yang memberikan dukungan terhadap aliran ini, pernah
mengemukakan, "Manusia dapat menjadi manusia hanya karena pendidikan". Demikianlah. betapa
besar pengaruh teori ini, sehingga tidak sedikit ahli didik

yang menganutnya. menga Jadi, kesimpulan aliran empirisme adalah perkembangan anak sepenuhnya
tergantung pada faktor lingkungan, sedangkan faktor bakat, tidak ada pengaruhnya. Dasar pikiran yang
digunakan ialah bahwa pada waktu dilahirkan, anak dalam keadaan suci, bersih, seper kertas putih yang
belum ditulis, sehingga bisa ditulisi menurut kehendak penulisnya.

C. Aliran Konvergensi atau Aliran Persesuaian Aliran ini pada intinya merupakan perpaduan antara
pandangan nativisme dan empirisme, yang keduanya dipandang

83

sangat berat sebelah. Aliran ini menggabungkan arti penting hereditas (pembawaan) dengan lingkungan
sebagai faktor yang berpengaruh dalam perkembangan manusia. Tokoh utama aliran konvergensi
adalah Louis William Stern (1871-1983), seorang

filsuf, sekaligus psikolog Jerman. Aliran filsafat yang dipeloporinya disebut "personalisme". sebuah
pemikiran folosofis yang sangat berpengaruh terhadap disiplin ilmu yang berkaitan dengan manusia.
Diantara disiplin ilmu yang menggunakan asas personalisme adalah

"personologi", yang mengembangkan teori komprehensif (luas dan lengkap) mengenai kepribadian
manusia (Reber, 1988). Stern dan para pengikutnya, dalam menetapkan faktor yang memengaruhi
perkembangan manusia, tidak hanya berpegang pada lingkungan/pengalaman, juga tidak berpegang
pada pembawaan saja, tetapi berpegang pada kedua faktor yang sama pentingnya itu. Faktor
pembawaan tidak berarti apa-apa tanpa faktor pengalaman. Demikian pula sebaliknya, faktor
pengalaman tanpa faktor bawaan tidak akan mampu mengembangkan manusia sesuai dengan harapan.

Perkembangan yang sehat akan berkembang jika kombinasi dari fasilitas yang diberikan oleh lingkungan
dan potensialitas kodrati anak bisa mendorong berfungsinya segenap kemampuan anak. Dan kondisi
sosial menjadi sangat tidak sehat apabila segala pengaruh lingkungan merusak. bahkan melumpuhkan
potensi psiko-fisis anak (Kartono, 1982).
Pengaruh yang paling besar selama perkembangan anak pada lima tahun pertama ialah pengaruh orang
tuanya. Pengaruh tersebut lebih mencolok lagi jika terjadi "salah bentuk" apda diri anak akibat "salah
tindak" orang tuanya.

Banyak penulis menyatakan bahwa semua sumber pangkal dari tindak kriminal dan asusila di dunia ini
adalah perbuatan

orang tua yang buruk, terutama sekali sosok ibu yang berbuat salah asuh, salah didik, salah rawat, salah
santun, sehingga memprodusir anak-anak yang abnormal. asosiasi, asusila, dan patologis. Para teoritisi
yang menganut "environmentalisme," berpendapat, "Tidak ada anak yang sukar, paham yang ada ialah
orang tua yang sukar. "problem children are the product of problem parents.

Tentu saja, pendapat seperti itu tidak seluruhnya benar, karena tidak dilandasi prinsip-prinsip ilmiah;
dan lebih mengekspresikan hukuman moral. Memang benar, pribadi orang tua merupakan faktor yang
besar pengaruhnya pada pembentukan diri anak, sebab kualitas-kualitas kodrati anak dan anak sendiri
ikut menentukan proses angannya. Individualisme dan pembawaan azali anak, menentukan cara
respons anak terhadap segenap pengaruh milieu dan pembawa lingkungan sosial lahirnya. Kualitas
pembawaan anak sering memunculkan perkembangan yang berbeda sekali dengan harapan orang
tuanya.

Seorang psikologi wanita terkenal dan pernah menjabat sebagai presiden American Psychological
Association. Anne Anastasi, pada tahun 1958, mengajukan makalah klasik yang dianggap memuaskan
semua pihak, setidaknya meredakan pertentangan antara empirisme dan nativisme. dalam
memengaruhi perkembangan kepribadian seseorang. Anastasi (dalam Gunarsa, 1983) mengemukakan
bahwa pengaruh pembawaan atau keturunan terhadap tingkah laku, selalu terjadi secara tidak
langsung. Tidak satupun dari fungsi-fungsi psikis yang secara langsung diturunkan oleh orang tua kepada
anak. Pengaruh keturunan selalu membutuhkan perantara atau perangsang yang terdapat dalam
lingkungan, sekalipun

85

kenyataannya memang ada semacam tingkatan yang lebih tinggi dan yang kurang. Hal di atas
dicontohkan dengan kenyataan-kenyataan
berikut:

1. Latar belakang keturunan yang sama mungkin menghasilkan ciri-ciri kepribadian yang berbeda pada
kondisi-kondisi lingkungan yang berbeda pula.

2 Latar belakang keturunan yang berbeda dan pada lingkungan hidup yang berbeda pula, dapat
dihasilkan pola perkembangan yang sama atau hampir sama.

3. Lingkungan hidup yang sama bisa menimbulkan perbedaan-perbedaan ciri kepribadian pada anak-
anak

yang berlainan latar belakang keturunannya. 4. Lingkungan hidup yang tidak sama bisa menimbulkan
persamaan dalam ciri-ciri kepribadian meskipun latar belakang keturunan tidak sama.

Tentang pengaruh lingkungan, anastasi mengemukakan

semacam faktor segmental, yakni ada kalanya berlangsung dalam

waktu yang singkat, ada kalanya berlangsung dalam jangka

waktu yang lama. Ada masa-masa ketika pengaruh lingkungan

sangat kecil dan sebaliknya, ada masa-masa ketika pengaruhnya

sangat besar. Tentang hubungan antara faktor lingkungan dan

faktor keturunan (konstitusi), Anastasi mengemukakan bahwa


(Gunarsa, 1983): a. Faktor lingkungan dan faktor konstitusi menjadi sumber

timbulnya setiap perkembangan tingkah laku. b. Kedua faktor ini tidak bisa berfungsi secara terpisah.

melainkan saling berhubungan. Bentuk interaksi yang terjadi dapat dikonseptualisasikan

sebagai bentuk hubungan yang majemok; artinya suatu

86

Witte redes

erkembangan Peserta Didik

erkembangan peserta

out this trauk

My library

My History

Books on Google Play ms of Service


es displayed by permission of publish. Copyright

hubungan yang terjadi memengaruhi hubungan-hubungan lain yang akan terjadi.

Lantas, sejauh manakah pengaruh pembawaan jika dibandingkan dengan lingkungan terhadap
perkembangan masa depan seseorang? Jawabannya mungkin tidak seragam atau mungkin berbeda
antara orang yang satu dengan orang yang lain. Sebagian orang berpendapat bahwa hal itu mungkin
lebih banyak ditentukan oleh faktor lingkungannya, namun dalam hal pembawaan yang bersifat
jasmaniah, hampir dapat dipastikan bahwa semua orang berpendapat sama, yakni memiliki bentuk
badan, rambut, dan mata yang sama dengan kedua orang.

Buku Ajar Pendidikan dan Perkembangan Motorik

2019

By Achmad Afandi, S.Pd, M.Pd

Ponorogo : Uwais Inspirasi Indonesia

E. Faktor-faktor yang mempengaruhi Perkembangan Dalam pokok bahasan sebelumnya sudah dijelaskan
bahwa perkembangan masing-masing individu tidak sama. Maka ini sangat di pengaruhi macam-macam
faktor. Dari penjelasan tersebut fator-faktor tersebut bisa di klarifikasikan atas tiga faktor, yakni 1) faktor
yang berasal dari dalam diri individu, 2) faktor yang berasal dari luar diri individu, dan 3) faktor faktor
umum. Untuk lebih jelasnya ketiga faktor tersebut berikut ini akan penulis uraikan. Faktor-faktor dari
dalam diri individu

Saat dalam kandungan, janin tumbuh dan berkembang

menjadi besar dengan sendirinya, faktor lain juga sangat

berpengaruh pada perkembangan individu yakni: Bakat atau bawaan Anak yang dilahirkan dengan
membawa bakat-bakat tertentu. Yang tentu akan berbeda sastu sama yang lainnya. Bakat ini bisa
diibaratkan sebagai bibit kesanggupan atau
bibit kemungkinana yang terkandung pada diri anak

Sifat-sifat keturunan

Sifat-sifat keturunan dibekali dari orangtua atau nenek moyang bisa berupa fisik dan mental. Dalam
bentuk fisik contohnya bentuk muka, bentuk anggota organ-organ tubuh sedangkan pada mentalnya
contohnya sifat malas, keras kepala, pendiam dan seterusnya. Dari situ sudah jelas bahwa sifat-sifat
keturunan ikut menentukan perkembangan seseorang, akan tetapi ini dipengaruhi oleh faktor
pendidikannya, lingkungannya. Dapat ke arah yang baik maupun buruk.

Dorongan dan instink

Dorongan ialah sebuah hukum alam yang mendorong manusia melaksanakan sesuatu atau berbuat pada
waktunya. Sedangkan instink atau dikatakan naluri ialah kesanggupan atau ilmu tersembunyi yang
menyuruh atau

membisikkan kepada manusia sebagaiamana cara- cara

melakukan dorongan batin. Bisa dikatakan instink ialah

salah satu sifat yang bisa memunculkan perbuatan yang

menyampaikann pada tujuan tidak didahului dengan latihan.

Berikut adalah jenis-jenis tingkah laku manusia yang

golongkan instink ialah:

a. Melarikan diri (flight) karena perasaan takut (Fear)

b. Menolak (repulsion) karena jijik (disgis)

c. Ingin tahu (curiosity) karena menakjubkan sesuatu


(wonder)

d. Melawan (pugnacity) karena kemarahan (anger)

e. Merendahkan diri (self abasement) karena perasaan

mengabdi (subjection)

f. Menonjolkan diri (self assertion) karena adanya harga

diri atau manja (elation)

g. Orangtua (parental)karena perasaan halus budi (tender)

h. Berkelamin (sexual) karena keinginan untuk

mendapatkan sesuatu yang baru.

i. Menarik perhatian oranglain (appeal) karena ingin

diperhatikan oleh oranglain.

Masing-masing anak dilahirkan dengan dorongan-instink

yang tertanan didalam dirinya. Dan juga ada dorongan yang

mempengaruhi perkembangan jiwanya untuk memper

tahankan hidupnya. Yakni contohnya mempertahankan

dirinya, dorongan seksual, serta dorongan sosial. Dorongan


dan insting ini juga dapat sangat berpengaruh dalam

perkembangan individu.

Pertumbuhan dan Perkembangan Motorik: Konsep Perkembangan dan Pertumbuhan ...

2018

Sumedang : UPI Sumedang Press

By Encep Sudirjo, Muhammad Nur Alif

FAKTOR-FAKTOR MEMPENGARUHI

PERKEMBANGAN INDIVIDU MANUSIA

Setiap makhluk hidup yang di lahirkan di BumiAllah memiliki

perbedaan perkembangan yang beragam, mereka di lahirkan dengan

fisik, kelamin, kecerdasan, karakteristik kepribadian, kondisi tubuh yang

berbeda, dan perkembangan itupun berjalan seiring dengan berjalan

waktu dan usia.cara hidup mereka juga berbeda lingkungan, komunitas

pergaulan, hubungan, tempat belajar, dengan cara yang di lakukan dalam

menghabiskan waktu mereka. Dalam prinsip perkembangan terdapat

perbedaan dalam setiap individu dalam berkembang seseorang peria

penyesuaian diri dalam berkembang dalam rentang waktu yang lama

dan memerlukan bimbingan serta perlindungan dalam tahap

perkembanganya, karna perkembangan itu bersifat sistematis saling

ketergantungan meskipun perkembangan itu berjalan sesuai dengan

norma norma yang ada, berikut faktor-faktor yang mempengaruhi

perkembangan individu:
A. HEREDITAS (KETURUNAN ATAU BAWAAN).

Hereditas (heredity) merupakan karakteristik hawaan yang dil

turunkan dari orang tua biologis(papalia olds Feldman-2009), dalam

kata lain hereditas berarti sifat keturunan yang di pengaruhi oleh faktor

genetik yang terdiri dari kromoson ayah dan ibu dari setiap individu,

contoh: seorang ayah dalam keluarga mempunyai kebiasaan yang suka

humoris otomatis kemungkinan besar si anak akan mewarisi

keturunan dari si ayah.

Pendapat lain tentang Hereditas (keturunan atau bawaan) adalah

proses penurunan sifat-sifat atau ciri-ciri tertentu yang ada pada orang

tua atau dari keturunan kerabat-kerabat terdekat. Dimana sifat bawaan

ini sulit untuk dirubah kerena udah menjadi kebiasaan atau keturunan

dari sifat orang tuanya. Pada dasarnya yang diturunkan oleh orang tua

merupakan bentuk atau struktur tubuh pada anak-anak tersebut yang

merupakan hasil dari percampuran gen-gen dari orang tua yang pada

umumnya mencakup sifat, ciri-ciri atau sifat dari orang tua yang di

peroleh dari lingkungan atau dari hasil belajar didalam lingkungan

tersebut. Seperti misalnya Seorang anak terbiasa berjalan tegak atau

menunduk, terbiasa atau cenderung untuk menjadi orang lincah,

pendiam, cerewet dan sebagainya. Ini merupakan contoh dari kebiasaan i

atau sifat-sifat yang diturunkan oleh orang tua kepada anaknya.


kebiasaan ini tidak hanya terdapat selama masa kanak-kanak. melainkan tetap ada pada diri manusia
selama masih hidup. Akan tetapi kebiasaan-kebiasaan ini tidak akan menjadi kenyataan kecuali kita tidak
mendapatkan respon atau kesemptan kita untuk berkembang atau merubah sifat-sifat ini.

B. KONDISI LINGKUNGAN

Dalam psikologi lingkungan adalah segala sesuatau yang ada dalam lingkungan individu meliputi sikap,
perkembangannya. lingkungan itu mencakup segala sesuatu yang ada disekitar manusia, meliputi alam,
benda ataupun kehidupan matria

sikap, tingkah laku dan manusia, lingkungan sendiri bisa mempengaruhi keadaan fisik setiap individu
maupun psikologisnya, pengaruh secara fisiologis meliputi kesehatan lingkungan, kebersihan lingkungan,
udara. yang nantinya berdampak pada keadaan jasmani setiap individu contoh seorang Individu yang
berkembembang di lingkungan yang kumuh dan tidak bersih maka nantinya akan mengganggu
kesehatan individu sehingga menyebabkan sakit kurangnya gizi dan vitamindan menghambat
berkembangan seseorang, begitupun sebalknnya jika seseorang yang hidup di lingkungan yang bersih
maka akan berkembang baik karna

kebutuhan lingkungan yang sehat dan bersih sudah terpenuhi. Faktor lingkungan sendiri terdiri dari
berbagai hal yang meliputi: 1. Keluarga

Keluarga mempunyai peran penting dalam hal perkembgan setiapa individu, keluarga bisa memiliki arti
yang berbeda-beda sesuia dengan masanya. Keluarga ini dalam bukunya papilia di jelaskan bahwa
keluarga ini merupakan sebuah unit keluarga, ekonomi, rumah tangga dua generasi yang terdiri dari satu
atau dua orang tua dan anak anak kandungnya, anak anak angkatnya atau anak-anak tirinya. Sedangkan
keluarga besar terdiri dari banyak generasi dari kakek, nenek, bibi, paman, sepupu, kerabat yang lainnya.
Keluraga memiliki tanggung jawab besar dalam mengasuh anak anak mereka misalnya keluarga yang
berpendidikan juga berpengaruh besar dalam berkembangan individu dalam membentuk karakter
kepribadiaanya. 2. Sekolah

Sekolah merupakan tempat belajar di mana sekolah itu tempat kedua setelah individu mendapat didikan
dari keluarga, sekolah.

Anda mungkin juga menyukai