Anda di halaman 1dari 2

Pendahuluan : Retardasi Mental Ringan disebut juga moron atau debil.

Kelompok ini memiliki IQ antara


68-52 menurut Binet, sedangkan menurut Skala Weschler (WISC) memiliki IQ 69-55. Anak Retardasi
Mental memiliki beberapa keterbatasan salah satunya masalah gigi dan mulut. Salah satu metode yang
dapat dilakukan untuk mengetahui kemampuan anak dalam menggosok gigi dapat menggunakan
metode individual (bimbingan) agar anak dapat melakukan kebutuhannya secara mandiri.

Tujuan: mengetahui pengaruh metode individual (bimbingan) terhadap kemampuan menggosok gigi
pada anak dengan retardasi mental ringan di SLB Citeureup Cimahi Utara tahun 2017.

Anak yang mengalami retardasi mental ringan bersifat educable atau dapat didik, artinya anak tidak
mampu mengikuti program sekolah biasa, tetapi masih dapat belajar, membaca, menulis, dan berhitung
sederhana (Somantri, 2012). Anak dengan retardasi mental akan terjadi keterbatasan dalam melakukan
perawatan diri salah satunya adalah menggosok gigi, karena hal tersebut menimbulkan dampak yang
berpengaruh pada kesehatan anak yaitu gangguan pada pertumbuhan dan perkembangan anak yang
memerlukan asupan makanan yang baik dan adekut, sehingga anak dengan retardasi mental beresiko
terjadinya malnutrisi dan kesehatan gigi dan mulut yang buruk (Fasalwati, 2016). Upaya peningkatan
kemampuan menggosok gigi pada anak retardasi mental dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti:
metode demonstrasi, metode ceramah (bimbingan), dan metode latihan keterampilan. Kondisi
kesehatan gigi dan mulut yang buruk merupakan masalah yang banyak ditemui pada penderita retardasi
mental karena ketidakmampuan penderita untuk menggosok gigi secara mandiri akibat gangguan fungsi
intelektual dan disertai gangguan fungsi adaptif (Perwidananta, 2014).

Setelah dilakukan intervensi, kelompok subjek dilakukan pengukuran akhir (posttest) menentukan
pengaruh metode individual (bimbingan) terhadap kemampuan menggosok Gigi pada anak retardasi
mental ringan. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa SDLB Retardasi Mental Ringan di SLB
Citeureup sebanyak 19 siswa.

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.3 terlihat kemampuan menggosok gigi pada anak retardasi
mental setelah dilakukan metode individual (bimbingan) sebanyak 3 kali dalam hari berturut-turut
menunjukkan efektifitas metode individual (bimbingan) baik dalam meningkatkan kemampuan
menggosok gigi pada anak retardasi mental ringan.

Promosi kesehatan juga merupakan suatu kegiatan yang mempunyai masukan (input), proses dan
keluaran (Notoatmodjo, 2012). Pendekatan bimbingan perlu meninjau lebih khusus beberapa jenis dan
ciri perbedaan itu, antara lain kecerdasan (Intellegensi), bakat (aptitude), keadaan jasmani (physicial
fitness),penyesuaian sosial dan emosional, latar belakang keluarga, prestasi belajar (academic
achievement). Adapun fungsi pengajaran individual terdiri dari empat tujuan minimum, antara lain
mengajar bertitik tolak dari “kekeliruan” agar tidak melakukan dan tidak mengalami bahaya dari
kekeliruan itu, Instructive error menggunakan kekeliruan untuk meningkatkan pengajaran agar siswa
dapat memahami kekeliruan, Machines programmed for artificial intelegence (Hamalik, 2009).

Keuntungan dari metode individual ini pembelajaran tidak dibatasi waktu, siswa dapat belajar secara
tuntas, perbedaan - perbedaan yang banyak di antara para peserta dipertimbangkan, para peserta didik
dapat bekerja sesuai dengan tahapan mereka dengan waktu yang dapat mereka sesuaikan, gaya-gaya
pembelajaran yang berbeda dapat diakomodasi, hemat untuk peserta dalam jumlah besar, para peserta
didik dapat lebih terkontrol mengenai bagaimana dan apa yang mereka pelajari (Hamzah, 2008). Dari
teori tersebut peneliti melakukan penelitian menggunakan metode individual (bimbingan) dan hasilnya
terdapat pengaruh dalam meningkatkan kemampuan menggosok gigi anak retardasi mental ringan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan penelitian diatas disimpulkan bahwa penggunaan metode individual (bimbingan) memiliki
pengaruh yang positif dalam meningkatkan kemampuan menggosok gigi anak retardasi mental ringan.
Bentuk metode individual (bimbingan) ini sangat di rekomendasikan sebagai pilhan metode
pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus yaitu tuna grahita.

Daftar Pustaka : Tri Wahyuni, Chatarina S., Dewi Umu Kulsum. PENGARUH METODE INDIVIDUAL
BIMBINGAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGOSOK GIGI PADA ANAK DENGAN RETARDASI MENTAL
RINGAN DI SLB CITEUREUP CIMAHI UTARA TAHUN 2017. Jenderal Achmad Yani Cimahi PINLITAMAS 1 |
Vol 1, No.1 | Oktober 2018 | ISSN 2654-5411

Anda mungkin juga menyukai