Anda di halaman 1dari 6

BAB III

PEMBAHASAN

3.2. Mist Blower

1. Identifikasi Mist Blower


a. Mesin :
a.1. Nama : Mist Blower
a.2. Merk : Tasco
a.3. Tipe/model : MD-150
a.4. Negara Pembuat : Indonesia
a.5. Pabrik Pembuat : PT. Garuda Tasco International
a.6. Tahun Pembuatan :
a.7. Ukuran (dimensi) :
a.7.1. Panjang Total : 500 mm
b.7.2. Lebar Total : 400 mm
c.7.3. Tinggi Total : 650 mm
a.8. Berat bersih : 10,5 mm
a.9. Kapasitas tangki : 14 liter

b. Motor Penggerak (Engine) :


b.1. Nama : Mesin Bensin
b.2. Merk : Tasco
b.3. Tipe/model : MD 150
b.4. Jumlah Silinder :1
b.6. Kecepatan Perputaran : 3500 – 6000 rpm
b.7. Tebaran : > 6 kg /menit
b.8. Semprotan : 2.3 Lt /menit
b.9. Jangkauan : 12 m

2. Kontruksi Mist Blower

8 7
1

2 6
3
4 5

Gambar: Bagian-bagian Mist Blower

Keterangan
01. Tank larutan 02. Tank bahan bakar
03. Tuas penyetel 04. Motor penggerak (Engine)
05. Air Blower 06. Stang Pengendali
07. Pipa Penghembus 08. Nozzle

3. Bagian utama Mist Blower serta fungsinya

a. Unit Tanki, berfungsi sebagai tempat penampungan larutan.


b. Penghembus (Air blower), berfungsi memberikan hembusan udara sehingga
larutan akan terdorong atau tertekan menuju nozzle. Dengan adanya tekanan
maka cairan bias dipecah menjadi butiran halus.
c. Motor Penggerak (bensin), berfungsi untuk menggerakan kipas penghembus.
d. Bagian Perlengkapan (selang, pipa dan nozzle).

4. Mekanisme kerja Mist Blower

Sebelum menghidupkan motor penggerak, perlu memastikan keran bahan bakar


terbuka dan tuas pengatur gas pada posisi “START”, kemudian menarik starter dengan
kuat. Motor akan menghasilkan daya, yang ditransmisikan untuk memutar blower
sesuai dengan gigi yang disetel, angin keluar melalui pipa penghembus, lalu
mendorong air yang dialirkan selang air. Dengan prinsip kerja seperti ini, larutan akan
lebih hemat. Jika menurunkan kecepatan motor, disarankan pipa penghembusan
ditutup terlebih dahulu agar tidak terjadi pemborosan racun yang keluar.

5. Perawatan Mist Blower

Adapun langkah-langkah perawatan nya, yaitu:

a. Pembersihan tangki setelah selesai pemakaian


b. Pembersihan komponen lain seperti pipa dan kepala penghembus
c. Menguras bahan bakar dari tangki dan karburator bila tidak akan dioperasikan
dalam waktu lama
d. Menyimpan ditempat khusus yang kering dan tidak lembab

6. Dokumentasi Praktikum
Gambar : Praktikum di Wilayah Kec. Karangpawitan, Kab. Garut

3.2 Power Weeder

1. Identifikasi Power Weeder

Model JP – 02 /20
Unit mesin penyiang Panjang/ lebar/ tinggi 1330 / 1015 / 540 ( mm)
Kecepatan kerja 2,0 – 2,5 km/jam
Sistem transmisi Kopling sentrifugal, worm
gear
Reduction rasio 37 : 1
Jumlah alur (row) 2 buah
Jarak antar alur (row) 20 cm
Pelumas transmisi Oli SAE 90 – 140 / 0,3 liter
Engine Tipe Motor bakar 2 tak
Volume displacemen 39 cm³
Daya maksimum 1,36 kW (1,85 HP)/ 5000
rpm
Jenis Busi NGK BM6A
Bahan bakar Campur Campur (Bensin 25 : Oli
2T 1)
Kapasitas tangki 1,3 liter
Sistem start Tali tarik (recoil)
Berat Total 19 kg
Kapasitas kerja teoritis 10 – 12 jam/ha (1 arah
penyiangan)

2. Konstruksi Power Weeder (Roda 2)

3. Bagian utama Power Weeder

Secara umum, bagian dari mesin penyiang power weeder adalah sebagai berikut:
 Stang kemudi, berfungsi untuk mengatur arah jalannya mesin penyiang
hubungan kerjanya dengan tuas gas yang mengatur tingginya gas.
 Tuas gas, berfungsi untuk mengatur gas hubungan kerjanya dengan stang
kemudi untuk mengatur jalan mesin penyiang.
 Tangki bahan bakar, berfungsi untuk menyimpan bahan bakar agar selalu
tersedia kalau dalam pemakaiannya. Hubungan kerjanya dengan komponen
yang di transper agar menjadi bahan bakar agar mesin dapat di fungsikan.
 Mesin pengerak, berfungsi untuk menberi daya kepada komponen-komponen
yang ada agar menpermudah pengerjaan dalam penyiangan gulma.
 Pelindung weeder, berfungsi untuk melingdungi petani agar terhindar dari
resiko bahaya.
 Rangka, berfungsi untuk tempat untuk memasang dari suatu sistem.
 Kaki pengapungp, berfungsi untuk menahan saat mesin penyiang selesai di
gunakan.
 Cakar penyiang, merupakan eksekutor dalam mesin ini, cakar terdiri dari roda
yang terbuat dari plat besi, dan cakar sendiri dibuat dari bahan paku baja yang
dibengkokkan di ujungnya. Untuk membuat roda diperlukan plat besi yang
dibentuk menggunakan pahat.

4. Mekanisme kerja power weeder

Setelah engine hidup, daya dihubungkan pada poros cakar untuk memutar piringan
cakar. Perlu diperhatikan juga besaran tuas gas, bilamana gas pada posisi rendah
putaran dari engine tidak diteruskan ke poros utama dan otomatis cakar penyiang tidak
berputar, hal ini dikarenakan pada engine terdapat kopling dengan system sentrifugal,
putaran dari engine akan diteruskan bila rpm engine cukup tinggi.

Bila kondisi Lumpur cukup dalam dan piringan cakar penyiang terbenam naikkan posisi
cakar penyiang, dengan cara menekan stang kebawah (kaki pengapung sebagai
bidang tumpu). Hal ini membuat kaki pengapung sebagai bidang tumpu, serta
adakalanya mengakibatkan cakar berputar ditempat, karena kaki pengapung terbenam
kedalam lumpur, bila hal ini terjadi stang perlu diangkat sampai mesin penyiang dapat
berjalan ke depan. Slip inilah yang mengakibatkan Lumpur padi sawah teraduk dan
diharapkan gulma yang tumbuh diantara alur tanaman akan tercabut dan tergulung.

5. Perawatan Power Weeder

a. Perawatan harian

 Lakukan pengecekan dan pengencangan masing-masing komponen


 Bersihkan saringan udara karburator, dengan cara mencuci memakai minyak
tanah Identifikasian setelah itu celuplah saringan tersebut pada oli mesin.
 Periksalah minyak pelumas pada gear box, apabila kurang tambahkan dengan
minyak pelumas SAE 90-140 sebanyak 0,3 liter

b. Perawatan 50 jam
 Pembersihan dan penyetelan busi
 Setelah pembersihan kotoran karbon pada gap elektroda, atur kerenggangan
elektroda antara 0,6 sampai 0,7 mm
 Bersihkan filter bahan bakar , lepaskan filter bahan bakar dan cucilah dengan
minyak tanah. Jika sudah terlalu kotor gantilah dengan yang baru dan juga
bersihkan tangki bahan bakar.

3.3 Alat Pemupukan/ seeder tipe dorong

1. Identifikasi Alat Pemupukan

Merk Crow
Model CMS 048
Kapasitas Kerja 0,25 Ha/jam
Dimensi Pack 540x253x590 mm
Berat bersih 9 Kg
Jarak keluaran 21,40 Cm
Jumlah keluaran 0-25 Gram
Jumlah baris 1 Cm

2. Konstruksi Alat Pemupuk


3. Bagian Utama Alat Pemupuk

 Tangkai kendali, berfungsi untuk mengendalikan alat supaya jalannya lurus


 Corong pemasukan (hopper), berfungsi untuk menyalurkan pupuk tanah
 Roda penggerak, berfungsi untuk memudahkan jalannya alat dan sebagai
sumber tenaga pemutar bagian ”pengatur” jatuhnya pupuk
 Pengatur penjatuhan pupuk, berfungsi untuk menentukan jumlah pupuk yang
dikeluarkan/dijatuhkan ke atas tanah
 Pembuka alur, berfungsi untuk membuka tanah yang akan ditempati pupuk
 Penutup alur, berfungsi untuk menutup tanah yang telah ditempati pupuk
 Saluran pupuk, berfungsi untuk menyalurkan pupuk agar diperoleh ketepatan
penjatuhan pupuk di atas tanah.

4. Mekanisme Kerja

Dengan mendorong alat pemupuk ini, secara otomatis pupuk akan tersalur ke tanah
melalui pengatur penjatuh ke saluran pupuk agar pupuk yang jatuh tepat. Setelah
pupuk jatuh, alur tersebut akan tertutup oleh penutup alur, sehingga pupuk tidak akan
berkurang unsur hara nya akibat penguapan oleh sinar matahari atau terlarut oleh air
hujan.

Anda mungkin juga menyukai