Anda di halaman 1dari 9

Upaya pencegahan penyakit akibat kerja pada perawat

Rizky Abdau Siregar

Rizkyabdau2001@gmail.com

Abstrak

Rumah sakit adalah satu unit service layanan kesehatan pada penduduk. Agar bisa
mendapatkan kelebihan serta daya saing maka rumah sakit harus mendapatkan perhatian
khusus dalam peningkatan mutu layanannya dengan profesional pada customer, yaitu
pasien yang dirawat atau rawat jalan. Rumah sakit dalam kaca mata publik adalah unit
service fungsional sebagai unit dalam service penyuluhan, mencegah serta perlakuan
beberapa kasus segala jenis penyakit. Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak terduga
dan tidak diharapkan. Kejadian kecelakaan kerja sering terjadi pada tenaga kesehatan
khususnya perawat rumah sakit. Oleh karena itu, diperlukan upaya pembinaan pelaksanaan
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) agar terhindar dari kecelakaan kerja. Selain itu ada
beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi resiko penularan penyakit pada saat
kerja salah satunya adalah patuh terhadap penggunaan alat pelindung diri (APD). Tujuan
dari pengkajian ini adalah untuk mengetahui upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh
perawat sebagai pencegahan penyakit akibat kerja.

Kata Kunci : Upaya Pencegahan Penyakit

LATAR BELAKANG

Keselamatan (safety) saat ini tantangan yang menghadang harus


menjadi topik utama dalam pembahasan diterobos (breaktrough) dengan
di berbagai lingkungan pekerjaan tidak peningkatan mutu dan profesionalisme
terkecuali di pelayanan keperawatan. tenaga kesehatan yang hanya dapat
Pelayanan keperawatan tidak hanya dicapai bila tenaga kesehatan
memberikan asuhan keperawatan yang melakukan pelayanannya sesuai dengan
aman bagi pasien tetapi juga harus Standar Profesinya.
memperhatikan faktor keselamatan
perawat dalam bekerja. Peluang dan
Rumah sakit merupakan tempat Perawat dituntut bertanggung jawab
pengobatan, sarana pelayanan kesehatan menjaga keselamatan klien di rumah
sakit melalui pencegahan penyebaran
yang menjadi sumber infeksi dimana orang
infeksi. Tetapi pencegahan penyakit
sakit dirawat. Rumah sakit juga merupakan juga dilakukan untuk perawat agar
tempat dari berbagai macam penyakit yang perawat dapat melakukan asuhan
keperawatan dengan baik dan tidak
bisa berasal dari pasien, perawat, dokter,
menyebarkan penyakit kepada pasien.
dan pengunjung yang dapat bersifat karier. Beberapa cara yang dapat dilakukan
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi oleh perawat dalam pencegahan yang
efektif terhadap infeksi yaitu dengan
merupakan upaya untuk memastikan
mengharuskan perawat untuk tetap
perlindungan kepada setiap orang terhadap mewaspadai penularan penyakit dengan
kemungkinan tertular infeksi dari sumber cara mengontrolnya. Seperti peralatan
masyarakat umum dan disaat menerima yang terkontaminasi dan benda yang
kotor (Darmadi, 2010)
pelayanan kesehatan pada berbagai
fasilitas kesehatan. Perawat wajib menjaga kesehatan dan
keselamatan dirinya sendiri, disamping
Salah satu profesi dirumah sakit yang memastikan pasien dalam keadaan
terkait langsung dengan pasien adalah aman dan nyaman.Tetapi tak banyak
perawat. perawat merupakan pemberi perawat yang memperhatikan dirinya
layanan dan asuhan kepada pasien sendiri saat ketika bekerja di rumah
selama 24 jam penuh, sehingga perawat sakit. Sehingga banyak perawat yang
akan mempunyai kemungkinan besar mengabaikan keselamatan dirinya
terkena infeksi. Bila perawat seperti tidak menggunakan alat
menjalankan tugas-tugas pelayanannya pelindung diri, tidak mencuci tangan
sesuai dengan SOP, maka tingkat sebelum dan setelah berkontak dengan
infeksi di rumah sakit bisa ditekan pasien, dan masih banyak lagi. Oleh
dibawah standar yang ditetapkan. karena itu diharapkan perawat dapat
Namun bila perawat dalam melakukan bertindak tidak hanya untuk pasien saja,
tindakan dan asuhan tidak sesuai tetapi juga untuk keselamatan dirinya
dengan standar yang ada, maka infeksi sendiri.
akan meningkat, bahkan dapat
menyerang perawat itu sendiri. Peran Pelaksanaan Kesehatan dan
perawat sangat besar dalam proses Keselamatan Kerja (K3) adalah salah
perawatan pasien, memberikan asuhan satu bentuk upaya untuk menciptakan
keperawatan agar dapat mempercepat tempat kerja yang aman, sehat, bebas
kepuihan pasien. Tapi tak hanya itu, dari pencemaran lingkungan, sehingga
perawat di dalam melakukan tugasnnya dapat mengurangi dan atau bebas dari
juga melaksanakan pengendalian dan kecelakaan kerja dan penyakit akibat
pencegahan atau mengurangi resiko kerja yang pada akhirnya dapat
penyebaran infeksi nosokomial. meningkatkan efisiensi dan
produktivitas kerja. Tujuan: untuk
mencegah kecelakaan di rumah sakit.
Pelaksanaan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) adalah salah
satu bentuk upaya untuk menciptakan
tempat kerja yang aman, sehat, bebas
dari pencemaran lingkungan, sehingga
dapat mengurangi dan atau bebas dari
kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja yang pada akhirnya dapat
meningkatkan efisiensi dan
produktivitas kerja.

Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan


korban jiwa maupun kerugian materi bagi
pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat
mengganggu proses produksi secara
menyeluruh, merusak lingkungan yang
pada akhirnya akan berdampak pada
masyarakat luas.

Metode

Metode penulisan yang digunakan ialah


dengan metode deskriptif. Dimana
dilakukan dengan teknik pengumpulan
data atau informasi dengan melakukan
analisis, eksplorasi, kajian bebas (literatur
review) yang relevan yang berfokus pada
tema yaitu bagimana upaya kesehatan
keselamatan kerja dan pencegahan
penyakit akibat kerja pada perawat.

Adapun sumber yang digunakan dalam


penulisan ini menggunakan sumber dari
jurnal dengan memasukkan kata kunci
upaya kesehatan keselamatan kerja dan
pencegahan penyakit akibat kerja pada
perawat. Adapun referensi dari jurnal yang
saya gunakan merupakan jurnal yang
diterbitkan pada 9 tahun terakhir ( dengan
tahun paling tua 2011).
Hasil pemetaan tempat keja
Berdasarkan hasil analisis dan kajian berdasarkan risiko bahayanya.
bebas dari beberapa jurnal yang sesuai 5. Perlu diadakan penyesuaian
denan topik yang di bahas. Maka dapat terhadap peralatan kerja SDM
diperoleh bahwa bahwa pemicu Rumah Sakit seperti
penyakit karena kerja yang dapat mengidentifikasi ergonomi
menyebabkan penyakit akibat kerja terhadap peralatan kerja dan
(PAK) pada perawat yang terjadi di risiko peralatan kerjanya.
Rumah Sakit (RS), umumnya berkaitan
dengan: Seperti yang tercantum dalam
Kepmenkes RI No. 1087 Tahun 2010
1. Faktor biologi tentang standart kesehatan dan
2. Faktor kimia keselamatan kerja (K3) di Rumah Sakit
3. Faktor ergonomi bahwa penyesuaian terhadap peralatan
4. Faktor fisik dalam dosis kecil kerja SDM dikatakan sudah diterapkan
yang terus-menerus apabilah telah melakukan :
5. Faktor psikologis
1. Identifikasi dan penilaian risiko
Upaya pencegahan menurut standar K3 ergonomi terhadap perlatan
yaitu: kerja dan SDM Rumah Sakit.

1. Melakukan pencatatan kejadian 2. Membuat program pelaksanaan


Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) kegiatan, mengevaluasi dan
sesuai dengan prosedur yang mengendalikan risiko ergonomi.
ditetapkan oleh petugas K3.
2. Perlu dilakukan peningkatan Tujuan diterapkannya K3RS adalah
terhadap penerapan pelayanan terciptanya cara kerja, lingkungan kerja
kesehatan kerja terutama pada yang sehat, aman, nyaman, dan dalam
pemeriksaan kesehatan khusus, rangka meningkatkan derajat kesehatan
pengobatan dan perawatan bagi karyawan RS. Pengetahuan K3RS yang
penderita yang sakit, baik diharapkan mampu menekan angka
pemantauan lingkungan kerja kecelakaan kerja karena individu
serta ergonomi dan evaluasi tersebut dapat menerapakan tindakan
pencatatan serta pelaporan yang sesuai dengan pengetahuan K3
kepada Direktur Rumah Sakit. yang dimilikinya.
3. Perlu diadakan pemeriksaan Berdasarkan hasil pencarian analisis,
kesehatan sebelum bekerja eksplorasi dari berbagai sumber
seperti pemeriksaan paru-paru, didapatkan bahwa tingkat pengetahuan
laboratorium maupun K3 perawat sangat penting dalam
pemeriksaan secara fisik menjaga keselamatan pasien dan diri
terhadap perawat IGD maupun perawat itu sendiri sesuai dengan
tenaga medis yang lain. penelitian terdahulu bahwa
4. Perlu diadakan didapatkannya hubungan bermakna
kegiatansurvelans kerja seperti antara tingkat pengetahuan perawat
dengan tindakan keselamatan terhadap serta diketahui oleh seluruh karyawan
pasien. RS. Manajemen RS mengidentifikasi
dan menyediakan semua sumber daya
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan esensial seperti pendanaan, tenaga K3
RI No.432/MENKES/SK/IV/2007, dan sarana untuk terlaksananya program
Kesehatan Kerja bertujuan untuk K3 di RS.
peningkatan dan pemeliharaan derajat
kesehatan fisik, mental dan sosial yang Bentuk keselamatan dan kesehatan kerja
setinggi tingginya bagi pekerja di semua di rumah sakit (K3RS) meliputi cara
jenis pekerjaan, pencegahan terhadap atau upaya yang dilakukan oleh instansi
gangguan kesehatan pekerja yang rumah sakit maupun tenaga kerja untuk
disebabkan oleh kondisi pekerjaan. mencegah terjadinya penularan penyakit
Perlindungan bagi pekerja dalam oleh pasien. Terutama perawat yang
pekerjaannya dari risiko akibat faktor merupakan tenaga paling dekat dengan
yang merugikan kesehatan; dan pasien. Salah satu upaya perawat untu
penempatan serta pemeliharaan pekerja mencegah adanya penyakit kerja ini
dalam suatu lingkungan kerja yang adalah dengan menggunakan alat
disesuaikan dengan kondisi fisiologi pelindung diri (APD).
dan psikologisnya. Secara ringkas
merupakan penyesuaian pekerjaan APD adalah pakaian atau peralatan
kepada manusia dan setiap manusia khusus yang dipakai oleh pekerja medis
kepada pekerjaan atau jabatannya. untuk melindungi diri dari agen
infeksius. APD ini digunakan memiliki
Upaya K3 di RS menyangkut tenaga dua fungsi, yaitu untuk kepentingan
kerja, caralmetode kerja, alat kerja, penderita dan sekaligus untuk
proses kerja dan lingkungan kerja. kepentingan petugas medis itu sendiri.
Upaya ini meliputi peningkatan, APD bertujuan untuk melindungi dari
pencegahan, pengobatan dan kontak dengan darah, semua jenis cairan
pemulihan. Kinerja setiap petugas tubuh, sekret dan selaput lendir. Selain
kesehatan dan nonkesehatan merupakan melindungi, APD juga mengurangi
resultante dari tiga komponen K3 yaitu penyebaran infeksi dari pasien. Upaya
kapasitas kerja, beban kerja dan untuk mencegah kecelakaan kerja
lingkungan kerja. Komitmen dan adalah dengan menghilangkan risiko
Kebijakan Komitmen diwujudkan atau mengendalikan sumber bahaya dan
dalam bentuk kebijakan (policy) usaha perawat adalah mengunakan alat
tertulis, jelas dan mudah dimengerti pelindung diri (APD)
Pembahasan Organisasi Buruh Internasional atau
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) International Labour Organization (ILO)
adalah upaya untuk memberikan jaminan merupakan suatu organisasi yang
keselamatan dan meningkatkan derajat menaungi permasalahan K3 di tingkat
kesehatan pekerja dengan cara pencegahan dunia. Menurut ILO pelaksanaan K3
kecelakaan dan penyakit akibat kerja ditujukan untuk mencegah kecelakaan
(PAK). kerja dan penyakit yang ditimbulkan oleh
suatu pekerjaan. Permasalahan K3 juga
diatur oleh Organisasi Kesehatan Dunia Manajemen rumah sakit bertanggung
atau World Health Organization (WHO). jawab untuk membuat program
manajemen risiko yang berkelanjutan
Penerapan K3 di Indonesia diatur oleh untuk mengurangi dan mengidentifikasi
Undang- Undang Republik Indonesia kejadian yang tidak diinginkan dan risiko-
Nomor 13 Tahun 2003 tentang risiko keselamatan lainnya pada pasien dan
Ketenagakerjaan, sedangkan K3 rumah staf rumah sakit. Perawat seringkali kurang
sakit (K3RS) diatur oleh KEPMENKES RI peduli terhadap bahaya di tempat kerja dan
Nomor 1087/MENKES/SK/VIII/2010. K3 dalam melakukan upaya proteksi diri
pada umumnya bertujuan melindungi meskipun perawat tahu hal tersebut dapat
keselamatan dan kesehatan pekerja membahayakan keehatan dan nyawa
ataupun buruh dalam mewujudkan perawat.
produktivitas kerja yang optimal.
Perilaku perawat dalam bekerja dipandu
Tujuan diterapkannya K3RS adalah melalui pedoman kerja. Selain standar
terciptanya cara kerja, lingkungan kerja operasional prosedur (SOP) dan standar
yang sehat, aman, nyaman, dan dalam asuhan keperawatan (SAK) sebagai
rangka meningkatkan derajat kesehatan pedoman perawat dalam bekerja, panduan
karyawan RS. Pengetahuan K3RS yang keselamatan perawat diperlukan untuk
baik diharapkan mampu menekan angka memandu perawat berperilaku aman dan
kecelakaan kerja karena individu tersebut selamat dalam bekerja. Oleh karena itu,
dapat menerapakan tindakan yang sesuai protokol keamanan untuk perawat dan
dengan pengetahuan K3 yang dimilikinya. pasien harus diikuti dan dipraktikkan
Keselamatan pasien indentik dengan dengan baik.
kualitas pelayanan, semakin baik kualitas Pada hakekatnya Keselamatan dan
layanan maka keselamatan pasien juga Kesehatan Kerja (K3) merupakan suatu
akan semakin baik. usaha untuk menciptakan perlindungan
Tujuan pengembangan program dan keamanan dari berbagai risiko
Keselamatan pasien (patient safety) di kecelakaan dan bahaya, baik fisik, mental
rumah sakit adalah, menciptakan budaya maupun emosional terhadap pekerja,
patient safety, memperbaiki akuntabilitas perusahaan, masyarakat dan lingkungan.
rumah sakit, melakukan pencegahan Disamping itu, keselamatan dan kesehatan
kejadian yang tidak diinginkan tidak kerja diharapkan dapat menciptakan
terulang kembali . kenyamanan kerja dan Keselamatan kerja
Salah satukomponen tenaga pelayan yang tinggi.
kesehatan di rumah sakit adalah perawat.
Perawat berinteraksi langsung terhadap
pasien dengan intensitas yang paling tinggi Pemicu penyakit karena kerja
dibandingkan dengan komponen yang
lainnya. Keselamatan sangat dibutuhkan Bahaya potensial yang dapat menyebabkan
oleh perawat saat bekerja. Keselamatan penyakit akibat kerja (PAK) yang terjadi di
merupakan salah satu kebutuhan dasar rumah sakit, umumnya berkaitan dengan :
manusia yang harus dipenuhi.
1.faktor biologi (kuman patogen yang Upaya pencegahan
umumnya berasal dari pasien, seperti
bakteri, viral diseases, parasitic diseases 1.Melakukan pencatatan kejadian
dan sebagainya) Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) sesuai
dengan prosedur yang ditetapkan oleh
2. faktor kimia (pemaparan dalam dosis petugas K3. Seperti yang tercantum dalam
kecil namun terus menerus seperti Permenaker No. 03 Tahun 1998
antiseptik pada kulit, gas anestesi pada menyatakan bahwa pengurus atau
hati, debu yang bisa menyebabkan pengusaha wajib melaporkan tiap
pneumoconioses dan sebagaimya, uap kecelakaan yang terjadi di tempat kerja.
serta gas beracun yang bisa mengakibatkan Penyampaian laporan dapat dilakukan
keracunan) secara lisan sebelum dilaporkan secara
tertulis.
3.faktor ergonomi (Tempat kerja, alat kerja
yang tidak ergonomis, langkah kerja yang 2.Perlu dilakukan peningkatan terhadap
salah, konstruksi yang salah hingga bisa penerapan pelayanan kesehatan kerja
mempunyai dampak kelelahan pada tubuh, terutama pada pemeriksaan kesehatan
seperti tata cara duduk, tata cara khusus, pengobatan dan perawatan bagi
mengankat pasien) penderita yang sakit, pemantauan
lingkungan kerja serta ergonomi dan
4.faktor fisik dalam dosis kecil yang terus evaluasi pencatatan serta pelaporan kepada
menerus (suhu udara panas, listrik Direktur Rumah Sakit.
tegangan tinggi, dan radiasi)
3.Perlu diadakan pemeriksaan kesehatan
5.faktor psikologis ( hubungan kerja antar sebelum bekerja seperti pemeriksaan paru-
karyawan atau atasan serta tata cara kerja paru, laboratorium maupun pemeriksaan
di kamar bedah, dibagian penerimaan secara fisik terhadap perawat IGD maupun
pasien, di unit gawat darurat dan ruang tenaga medis yang lain.
perawatan.)
4.Perlu diadakan kegiatansurvelans kerja
Penyakit karena kerja serta kecelakaan seperti pemetaan tempat keja berdasarkan
kerja dikalangan petugas kesehatan serta risiko bahayanya.
non kesehatan di lingkungan rumah sakit
belumlah terselesaikan dengan baik, 5.Perlu diadakan penyesuaian terhadap
hingga berlangsung kecenderungan peralatan kerja SDM Rumah Sakit seperti
penambahan prevalensi. mengidentifikasi ergonomi terhadap
peralatan kerja dan risiko peralatan
Dalam perihal ini perlu mendapatkan kerjanya.
perhatian, sebab seseorang yang bekerja
bila mengalami kecelakaan atau penyakit Seperti yang tercantum dalam Kepmenkes
karena kerja tidak hanya punya pengaruh RI No. 1087 Tahun 2010 tentang standart
pada diri sendiri, tapi ikut produktifitas kesehatan dan keselamatan kerja (K3) di
kerja mengalami penurunan dalam Rumah Sakit bahwa penyesuaian terhadap
pemberian service kesehatan yang optimal peralatan kerja SDM dikatakan sudah
pada pasien. diterapkan apabilah telah melakukan :
1. Identifikasi dan penilaian risiko medis lainnya. Padahal faktor K3 sangat
ergonomi terhadap perlatan kerja dan penting dan harus diperhatikan oleh
SDM Rumah Sakit. perawat dan tenaga medis dan hal ini
menjadi tanggung jawab bersama, perlu
2. Membuat program pelaksanaan adanya kerja sama antara pemerintah,
kegiatan, mengevaluasi dan Rumah Sakit dan pekerja agar terhindar
mengendalikan risiko ergonomi. dari Kecelakaan Akibat Kerja (KAK)
Pentingnya penyesuaian peralatan kerja dan Penyakit Akibat Kerja (PAK).
SDM adalah untuk menghindari Penyakit Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan merupakan upaya perlindungan tenaga
Akibat Kerja (KAK) yang disebabkan kerja dari bahaya, penyakit dan
karena golongan ergonomi (penyakit yang kecelakaan akibat kerja maupun
disebabkan karena prinsip-prinsip lingkungan kerja. Penegakan diagnosis
peralatan kerja, proses kerja dan tempat spesifik dan sistem pelaporan penyakit
kerja) misalnya nyeri otot, kelelahan fisik, akibat kerja penting dilakukan agar
deformitas tulang, dislokasi dan dapat mengurangi dan atau bebas dari
kecelakaan). kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja yang pada akhirnya dapat
Penutup meningkatkan efisiensi dan
Bahaya-bahaya lingkungan kerja baik produktivitas.
fisik, biologis maupun kimiawi perlu
dikendalikan sedemikian rupa sehingga
tercipta suatu lingkungan kerja yang
sehat, aman, dan nyaman. Berbagai cara Daftar Pustaka
pengendalian dapat dilakukan untuk
1. Azizah, N., Setiawan., & Gerry S.
menanggulangi bahaya-bahaya
lingkungan kerja, namun pengendalian (2018). Hubungan Antara
secara teknis pada sumber bahaya itu Pengawasan, Prosedur Kerja Dan
sendiri dinilai paling efektif dan
Kondisi Fisik Dengan Terjadinya
merupakan alternatif pertama yang
dianjurkan, sedangkan pemakaian Alat Kecelakaan Kerja Pada Perawat Di
Pelindung Diri (APD) merupakan Ruang Rawat Inap RUMAH
pilihan terakhir. Salah satu upaya dalam
SAKITPERMATA BUNDA
rangka pemberian perlindungan tenaga
kerja terhadap Keselamatan dan MEDAN TAHUN 2017. Jurnal
Kesehatan Kerja (K3) di rumah sakit Jumantik, 3(2), 125-134.
adalah dengan cara memberikan APD. 2. Hanifa, N D., Titik R., & Yuli S.
Keberhasilan ini sangat dipengaruhi
oleh ketaatan individu pada aturan yang (2017). Hubungan Pengetahuan
berlaku atau kepatuhan. dengan Upaya Penerapan K3 pada
Perawat. 1(1), 144-149.
Pemahaman dan penerapan keselamatan
dan kesehatan kerja (K3) masih kurang 3. Hasugian, A R. (2017). Perilaku
di perhatikan oleh perawat maun tenaga Pencegahan Penyakit Akibat Kerja
Tenaga Kerja Indonesia di
Kansashi, Zambia: Analisis 8. Salawati, L. (2015). Penyakit
Kualitatif. Jurnal Media Akibat Kerja dan Pencegahan.
Litbangkes, 27(2), 111-124. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala
4. Indragiri, S. (2018). Manajemen 15(2), 91-95.
Risilo K3 Menggunakan Hazard
Identification Risk Assessment 9. Simamora, R. H. (2020).
Anda Risk Control (HIRARC). Pelatihan Komunikasi Efektif
Jurnal Kesehatan, 9(1), 39-52. untuk Meningkatkan Efikasi diri
5. Octavia, W R., A.T D N., & Ernita Perawat dalam Pelaksanaan
S. (2018). Penerapan Pelayanan Identifikasi Pasien. JURNAL
Kesehatan Dan Keselamatan Kerja ILMIAH KESEHATAN
Pada Perawat IGD RUMAH MASYARAKAT: Media
SAKIT UMUM DR.WAHIDIN Komunikasi Komunitas
SUDIRO HUSODO Kesehatan Masyarakat,12(1),49-
MOJOKERTO TAHUN 2017. 54.
Jurnal Gema Kesehatan
Lingkungan, 16(1), 101-109.
6. P.I, S M., Joko W., & Erlisa C. 10. Simamora, R. H. (2011). ROLE
(2015). Kejadian Kecelakaan Kerja CONFLICT OF NURSE
Perawat Berdasarkan Tindakan RELATIONSHIP WITH
Tidak Aman. Jurnal Care, 3(2), 9- PERFORMANCE IN THE
17. EMERGENCY UNIT OF
7. Putri,S., Santoso., Rahayu, E. P. HOSPITALS RSD DR.
(2018). Pelaksanaan SOEBANDI JEMBER. The
keselamatan dan kesehatan kerja Malaysian Journal of Nursing,
terhadap kejadian kecelakaan 3(2)
kerja perawat rumah
sakit.Jurnal Endurance, 3(2),
271- 277.

Anda mungkin juga menyukai