Disusun oleh :
a. Elisa Ulfiana, S.SiT., M.Kes selaku dosen mata kuliah Asuhan Kebidanan
Nifas dan Menyusui yang telah memberikan tugas makalah dan bantuan
dalam penyelesaian makalah ini.
b. Teman-teman kelas Sarjana Terapan Kebidanan Semarang yang telah
memberikan motivasi dan saran-saran dalam penyelesaian makalah ini.
c. Orang tua yang tidak pernah lelah memberikan motivasi dan doa dalam
penyelesaian makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
PEMBAHASAN......................................................................................................3
PENUTUP..............................................................................................................10
1.1 Kesimpulan..............................................................................................10
1.2 Saran........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Pada saat nifas, imunologi berperan didalamnya. Fungsi imun dalam nifas
yang pertama adalah untuk pertahanan yaitu pertahanan terhadap antigen dari luar
tubuh seperti invasi mikroorganisme dan parasit kedalam tubuh. Kedua adalah
homeostasis yaitu memenuhi persyaratan umum dari semua organisma
multiseluler yang menghendaki selalu terjadinya bentuk uniform dari setiap jenis
sel tubuh. Ketiga adalah perondaan yaitu memantau pengenalan terhadap sel-sel
yang berubah menjadi abnormal melalui proses mutasi. Respon imun adalah
kemampuan sistem limforetikuler untuk mengenali bahan itu asing atau tidak
(Bellanti,1985: Marchalonis, 1980;Roitt,1993). Respon imun timbul karena
adanya reaksi yang dikoordinasi sel-sel, molekul-molekul terhadap mikroba dan
bahan lainnya. Respon imun sendiri terdiri dari respons imun nonspesifik yang
umumnya merupakan imunitas bawaan (innate immunity), dalam artian bahwa
respons terhadap zat asing dapat terjadi walaupun tubuh sebelumnya tidak pernah
terpapar oleh zat tersebut. Sedangkan respon imun spesifik merupakan respon
1
imun yang didapat (acquired), yang timbul akibat dari rangsangan antigen
tertentu, sebagai akibat tubuh pernah
2
2
1.3 Tujuan
Masa nifas (puerpurium) dimulai sejak plasenta lahir dan berakhir ketika alat-
alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung
kira-kira 6 minggu. Puerpurium (nifas) berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari,
merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan pada keadaan
yang normal (Ambarwati dan Wulandari, 2010, p.1). Masa nifas atau post partum
disebut juga puerpurium yang berasal dari bahasa latin yaitu dari kata “Puer” yang
artinya bayi dan “Parous” berarti melahirkan. Nifas yaitu darah yang keluar dari
rahim karena sebab melahirkan atau setelah melahirkan (Anggraeni, 2010, p.1).
Masa nifas adalah masa setelah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya alat
kandungan sampai kepada keadaan sebelum hamil (Waryana, 2010, p.59). Jadi
masa nifas adalah masa yang dimulai dari plasenta lahir sampai alat-alat
kandungan kembali seperti sebelum hamil, dan memerlukan waktu kira-kira 6
minggu.
Sistem imun merupakan sistem yang sangat komplek dengan berbagai peran
ganda dalam usaha menjaga keseimbangan tubuh. Seperti halnya sistem indokrin,
sistem imun yang bertugas mengatur keseimbangan, menggunakan komponennya
yang beredar diseluruh tubuh, supaya dapat mencapai sasaran yang jauh dari
pusat. Untuk melaksanakan fungsi imunitas, didalam tubuh terdapat suatu sistem
yang disebut dengan sistem limforetikuler. Sistem ini merupakan jaringan atau
kumpulan sel yang letaknya tersebar diseluruh tubuh, misalnya didalam sumsum
tulang, kelenjar limfe, limfa, timus, sistem saluran napas, saluran cerna dan
beberapa organ lainnya. Jaringan ini terdiri atas bermacam-macam sel yang dapat
menunjukkan respons terhadap suatu rangsangan sesuai dengan sifat dan
fungsinya masing-masing (Roitt dkk., 1993; Subowo, 1993; Kresno, 1991).
Dengan kemajuan imunologi yang telah dicapai sekarang ini, maka konsep
imunitas dapat diartikan sebagai suatu mekanisme yang bersifat faali yang
3
melengkapi manusia dan binatang dengan suatu kemampuan untuk mengenal
suatu
4
5
zat sebagai asing terhadap dirinya, yang selanjutnya tubuh akan mengadakan
tindakan dalam bentuk netralisasi, melenyapkan atau memasukkan dalam proses
metabolisme yang dapat menguntungkan dirinya atau menimbulkan kerusakan
jaringan tubuh sendiri. Imun memiliki beberapa kegunaan untuk ibu nifas, yaitu :
a. Pertahanan
b. Homeostasis
c. Perondaan
Menurut Boyle (2008, p.45), protein memiliki peran utama dalam fungsi
imun, karena protein dibutuhkan tubuh dalam pembelahan sel normal untuk
menghasilkan komponen seluler. Antibodi dan agen vital lainnya juga menyusun
asam amino. Oleh karena itu defisiensi protein akan mengakibatkan defek sistem
imun. Asam amino penting untuk sintesis dan pembelahan sel yang sangat vital
untuk penyembuhan luka. Kekurangan protein mengakibatkan penurunan
angiogenesis, penurunan proliferasi fibroblast dan sel endotel, serta penurunan
sintesis kolagen dan remodeling. Protein telur dan susu terutama penting untuk
perbaikan jaringan yang rusak (Boyle, 2008, pp.62-63).
pada permukaan fagosit. Untuk mencapai hal ini maka fagosit harus bergerak
menuju sasaran. Hal ini dapat terjadi karena dilepaskannya zat atau mediator
tertentu yang disebut dengan factor leukotaktik atau kemotaktik yang berasal dari
bakteri maupun yang dilepaskan oleh neutrofil, makrofag atau komplemen yang
telah berada dilokasi bakteri (Kresno, 1991; Roitt, 1993).
Merupakan respon imun yang didapat (acquired), yang timbul akibat dari
rangsangan antigen tertentu, sebagai akibat tubuh pernah terpapar sebelumnya.
Respons imun spesifik dimulai dengan adanya aktifitas makrofag atau antigen
precenting cell (APC) yang memproses antigen sedemikian rupa sehingga dapat
menimbulkan interaksi dengan sel-sel imun. Dengan rangsangan antigen yang
8
telah diproses tadi, sel-sel system imun berploriferasi dan berdiferensiasi sehingga
menjadi sel yang memiliki kompetensi imunologik dan mampu bereaksi dengan
antigen (Bellanti, 1985; Roitt,1993; Kresno, 1991).
Pada respons imun humoral juga berlaku respons imun primer yang membentuk
klon sel B memory. Setiap klon limfosit diprogramkan untuk membentuk satu
jenis antibody spesifik terhadap antigen tertentu (Clonal slection). Antibodi ini
akan berikatan dengan antigen membentuk kompleks antigen – antibodi yang
dapat mengaktivasi komplemen dan mengakibatkan hancurnya antigen tersebut.
Supaya limfosit B berdiferensiasi dan membentuk antibody diperlukan bantuan
limfosit T-penolong (T-helper), yang atas sinyal-sinyal tertentu baik melalui MHC
maupun sinyal yang dilepaskan oleh makrofag, merangsang produksi antibody.
Selain oleh sel T- penolong, produksi antibody juga diatur oleh sel T penekan (T-
supresor), sehingga produksi antibody seimbang dan sesuai dengan yang
dibutuhkan.
Kebutuhan yang harus dipenuhi ibu pada masa nifas yang diperlukan tubuh
untuk keperluan metabolisme dan imunologi tubuh ibu salah satunya yaitu dengan
menjaga kebutuhan nutrisi dan cairan ibu. Kebutuhan nutrisi saat ibu menyusui
meningkat sebesar 25%. Ini digunakan untuk memproduksi ASI dan proses
kesembuhan setelah persalinan. Makanan yang dikonsumsi harus sesuai dengan
porsi yang cukup dan teratur, tidak terlalu asin, pedas dan berlemak. Tidak
mengandung alkohol, nikotin serta pengawet dan pewarna. Kandungan gizi yang
terdapat dalam makanan yang dikonsumsi ibu nifas berupa karbohidrat sebagai
sumber energi. Protein untuk pertumbuhan dan penggantian sel-sel yang
11
rusak/mati. Mineral, vitamin dan air berfungsi untuk melindungi tubuh dari
serangan penyakit dan pengatur kelancaran metabolisme dalam tubuh ibu.
BAB III
PENUTUP
a.1 Kesimpulan
Sistem imun merupakan sistem yang sangat komplek dengan berbagai peran
ganda dalam usaha menjaga keseimbangan tubuh. Sedangkan masa nifas adalah
masa yang dimulai dari plasenta lahir sampai alat-alat kandungan kembali seperti
sebelum hamil, dan memerlukan waktu kira-kira 6 minggu. Fungsi Imun pada ibu
nifas adalah sebagai pertahanan, homeostatis dan juga perondaan. Respon imun
timbul karena adanya reaksi yang dikoordinasi sel-sel, molekul-molekul terhadap
mikroba dan bahan lainnya. Respon imun sendiri terdiri dari respon imun non
spesifik dan respon imun spesifik.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa komplikasi masa nifas termasuk
dalam lima penyebab tingginya angka kematian ibu secara global. Komplikasi
yang terjadi pada masa nifas diantaranya adalah infeksi nifas. Infeksi nifas adalah
istilah yang digunakan untuk menjelaskan infeksi mikroba yang terjadi pada
saluran genetalia. Perubahan fisiologis yang dapat menimbulkan infeksi nifas
adalah perlukaan jalan lahir karena proses persalinan. Faktor predisposisi
terjadinya infeksi nifas diantaranya adalah kondisi yang dapat menurunkan
keadaan umum ibu yaitu perdarahan antepartum dan postpartum, anemia saat
hamil, malnutrisi, kelelahan, penyakit infeksi dan faktor imunitas ibu yang
menyebabkan turunnya pertahanan system imun pada masa nifas adalah adanya
infeksi nifas. Hal tersebut juga menyebabkan perubahan respon imun tertentu dan
meningkatkan kerentanan terhadap terjadinya infeksi. Kebutuhan yang harus
dipenuhi ibu pada masa nifas yang diperlukan tubuh untuk keperluan metabolisme
dan imunologi tubuh ibu salah satunya yaitu dengan menjaga kebutuhan nutrisi
dan cairan ibu.
a.2 Saran
12
nifas akan berjalan dan berlangsung secara baik. Penulis menyadari bahwa dalam
penulisan
13
14
makalah masih jauh dari kesempurnaan, segala kritik saran dari pembaca akan
penyusun terima dengan lapang dada untuk perbaikan penyusunan yang lebik baik
lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Diktat Immunologi Dasar Sistem imun oleh Dr. Drh. Ida Bagus Kade Suardana,
M.Si Universitas Udayana Tahun 2017
DIKTAT IMUNOLOGI DASAR SISTEM IMUN OLEH : Dr. Drh. Ida Bagus
Kade Suardana, M.Si
Journal of Issues in Midwifery, Desember 2017 - Maret 2018, Vol. 1 No. 3, 18-28
Wilujeng, SST, M.Kes, Rachel D et all. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas.
Surabaya: Akademi Kebidanan Griya Husada
15